Anda di halaman 1dari 7

ALGORITMA DIJKSTRA

“Kota Pekanbaru, Provinsi Riau”

Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas proyek dari mata kuliah “Matematika Diskrit”

Dosen Pengampu : Dra. Susda Heleni, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 2 4A:

Al Fazri Efendi (2205110957)

Anjli Aulia Putri (2205110911)

Bilqis Nur Izzati (2205110946)

Fitri Ayu Fadhila (2205110895)

Rice Afda (2205113180)

Zahra Thahira (2205110958)

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Riau

T.A 2023/2024
1. Deskripsi Kegiatan

Lokasi : Kota Pekanbaru, Provinsi Riau

Keterangan :
Seorang manajer logistik di perusahaan pengiriman barang memiliki beberapa
gudang di kota Pekanbaru yang berbeda dan Ia perlu mengirimkan pesanan dari gudang
Rumbai ke gudang Tenayan Raya. Manajer tersebut harus menentukan rute terpendek
untuk mengirimkan barang dengan waktu tempuh yang sesingkat mungkin.
Pak Manajer memiliki gudang A di Rumbai dan gudang B di Tenayan Raya. Ia
perlu mengirimkan kargo dari gudang Rumbai ke gudang Tenayan Raya. Di sini, Ia perlu
menggunakan konsep jarak terpendek untuk memilih rute pengiriman yang optimal yaitu
menggunakan algoritma Dijkstra.

Peta Wilayah Kota Pekanbaru

Untuk memudahkan proses pengiriman barang tersebut, maka perlu dirancang


sebuah graph untuk mencari rute dengan lintasan terpendek dan waktu tempuh sesingkat
mungkin.
Keterangan :
V1 merupakan titik awal gudang pengiriman barang. Sedangkan V6 adalah titik
tujuan dengan bobot setiap wilayah sudah ditentukan pada gambar diatas.

Dalam proses pengiriman barang tersebut, diperlukan sebuah perhitungan dalam


matematika yaitu menggunakan “Algoritma Dijkstra”.

2. Algoritma Dijkstra

Input: Graph bobot dengan s = v 1 dan t = v 6

Step 1:

Titik v1 V2 V3 V4 V5 V6
vi

(vi) 0 ∞ ∞ ∞ ∞ ∞

T v1 V2 V3 V4 V5 V6

Step 2:

Pilih u = v 1, karena u ≠ v 6 pergi ke step 4.

Step 4:

Ada 2 sisi G yang terkait dengan v 1 yaitu v 1 v 2 , v 1 v 4

λ ( v 2) = min { λ ( v 2 ) , λ ( v 1 ) +W( v 1 v 2 ) } = min{ ∞ , 0 + 30 } = 30


λ ( v 4) = min { λ ( v 4 ) , λ ( v 1 ) +W( v 1 v 4 ) } = min{ ∞ , 0 + 3 5 } = 35

Step 5:

Tulis T = T - { v 1 } = { v 2 , v3 , v 4 , v 5 , v 6 }

Step 1:

Titik v1 V2 V3 V4 V5 V6
vi

(vi) 0 30 ∞ 35 ∞ ∞

T - V2 V3 V4 V5 V6

Step 2:

Pilih u = v 2, karena u ≠ v 6 pergi ke step 4.

Step 4:

Ada 3 sisi G yang terkait dengan v 2 yaitu v 2 v 4, v 2 v 3 , v 2 v 6

λ ( v 4) = min { λ ( v 4 ) , λ ( v 2 ) +W( v 2 v 4 ) } = min{ 35 , 30 + 70 } = 35

λ ( v 3) = min { λ ( v 3 ) , λ ( v 2 ) +W( v 2 v 3 ) } = min{ ∞ , 30 + 65 } = 95

λ ( v 6) = min { λ ( v 6 ) , λ ( v 2 ) +W( v 2 v 6 ) } = min{ ∞ , 30 + 20 } = 50

Step 5:

Tulis T = { v 2 , v3 , v 4 , v 5 , v 6 } - { v 2 } = { v 3 , v 4 , v 5 , v 6 }

Step 1:

Titik v1 V2 V3 V4 V5 V6
vi

(vi) 0 30 95 35 ∞ 50

T - - V3 V4 V5 V6
Step 2:

Pilih u = v 4, karena u ≠ v 6 pergi ke step 4.

Step 4:

Ada 2 sisi G yang terkait dengan v 4 yaitu v 4 v 3, v 4 v 5

λ ( v 3) = min { λ ( v 3 ) , λ ( v 4 ) +W( v 4 v 3 ) } = min{ 95 , 35 + 40 } = 75

λ ( v 5) = min { λ ( v 5 ) , λ ( v 4 ) +W( v 4 v 5 ) } = min{ ∞ , 35 + 50 } = 85

Step 5:

Tulis T = { v 3 , v 4 , v 5 , v 6 } - { v 4 } = { v 3 , v 5 , v 6 }

Step 1:

Titik v1 V2 V3 V4 V5 V6
vi

(vi) 0 30 75 35 85 50

T - V2 V3 V4 V5 V6

Step 2:

Pilih u = v 3, karena u ≠ v 6 pergi ke step 4.

Step 4:

Ada 1 sisi G yang terkait dengan v 3 yaitu v 3 v 6

λ ( v 3) = min { λ ( v 6 ) , λ ( v 3 ) +W( v 3 v 6 ) } = min{ 50 , 75 + 60 } = 50

Step 5:

Tulis T = { v 3 , v 5 , v 6 } - { v 3 } = { v 5 , v 6 }
Step 1:

Titik v1 V2 V3 V4 V5 V6
vi

(vi) 0 30 75 35 85 50

T - V2 V3 V4 V5 V6

Step 2:

Karena u = v 6

Step 3:

STOP. Panjang lintasan terpendek dari v 1 ke v 6 adalah λ ( v 6) = 50

Metode telusur balik

λ ( v 6) = 50 = 30 + 20 = λ ( v 2) + w ( v 2 v 6)

λ ( v 2) = 30 = 0 + 30 = λ ( v 1) + w ( v 1 v 2)

Jadi λ ( v 6) = w ( v 1 v 2) + + w ( v 2 v 6)

P = ( v 1, v 1 v 2, v 2, v 2 v 6, v 6)

Dari perhitungan algoritma dijkstra diatas, dapat disimpulkan lintasan terpendek dengan bobot 50
yaitu dari v 1 , v 2 dan v 6 .

Anda mungkin juga menyukai