Anda di halaman 1dari 10

D.

Dalil Garis Berat (Dalil Appolonius)

1. Definisi Garis Berat

Garis berat adalah garis yang melalui sebuah titik sudut dan membagi
sisi depan sudut menjadi dua bagian sama panjang. Karena segitiga memiliki
tiga sudut, maka terdapat tiga garis berat dalam sebuah segitiga. Ketiga garis
berat ini berpotongan di satu titik yang disebut sebagai titik berat (centroid).
Titik berat ini merupakan pusat keseimbangan segitiga.

Misalnya diberikan segitiga siku-siku PQR sebagai berikut.

Garis PS membagi sisi QR menjadi dua bagian sama panjang, garis QT


membagi sisi RP menjadi dua bagian sama panjang, dan garis RU membagi sisi
PQ menjadi dua bagian sama panjang. Maka, garis PS, garis QT, dan garis RU
merupakan garis berat segitiga PQR.

2. Dalil-Dalil Garis Berat

Dalil-dalil yang berlaku pada garis berat yaitu:

1) Teorema 5.1.
Ketiga garis berat yang ditarik dari tiap-tiap titik sudut akan
berpotongan pada satu titik yang disebut titik berat.

Misalnya diketahui ∆ ABC dengan garis berat AD, BE, dan CF.
Ketiga garis berat tersebut berpotongan di satu titik yang disebut titik
berat segitiga ABC yaitu titik O.

2) Teorema 5.2.
Pada sebuah segitiga, dua buah garis berat berpotongan atas
bagian-bagian yang berbanding 2 : 1.

Tiap garis-garis berat yang berpotongan pada titik berat membagi


masing-masing garis berat menjadi dua bagian dengan perbandingan panjang
2 : 1. Bagian terpanjang adalah bagian garis dari masing-masing titik sudut
ke titik berat.

Misalnya diketahui segitiga ABC berikut.

Perbandingan yang dimaksud adalah AO : OD = 2 : 1, BO : OE = 2 :


1, dan CO : OF = 2 : 1.

Teorema ini dapat dibuktikan salah satunya dengan menggunakan


dalil Menenlaus seperti berikut.

Diketahui: ∆ ABC dengan garis berat AD, BE, dan CF.


AF = FB, BD = DC, CE = EA, dan titik O merupakan titik berat ∆ ABC.
AO BO CO 2
Akan dibuktikan: = = =
OD OE OF 1

Bukti:
AO 2
 Membuktikan =
OD 1
AF BC 2
Karena AF = FB dan BD = DC maka =1 dan =
FB CD 1
Kemudian terapkan dalil Menenlaus.

DO AF BC
∙ ∙ =1
OA FB CD
DO 2
∙ 1∙ =1
OA 1
DO 1
=
OA 2
AO 2
=
OD 1

BO 2
 Membuktikan =
OE 1
BD CA 2
Karena BD = DC dan CE = EA maka =1 dan =
DC AE 1
Kemudian terapkan dalil Menenlaus.

EO BD CA
∙ ∙ =1
OB DC AE
EO 2
∙1 ∙ =1
OB 1
EO 1
=
OB 2
BO 2
=
OE 1

CO 2
 Membuktikan =
OF 1
CD BA 2
Karena CD = DB dan BF = FA maka =1 dan =
DB AF 1
Kemudian terapkan dalil Menenlaus.

FO CD BA
∙ ∙ =1
OC D B A F
FO 2
∙ 1∙ =1
OC 1
FO 1
=
OC 2
CO 2
=
OF 1

AO BO CO 2
Jadi, terbukti bahwa = = = .
OD OE OF 1

3) Teorema 5.3. (Rumus Garis Berat/Teorema Apollonius)


Kuadrat garis berat segitiga sama dengan seperdua dari jumlah
kuadrat sisi pengapit garis berat dikurangi seperempat kuadrat sisi
tempat garis tersebut.

Dalam geometri, teorema Apollonius adalah suatu teorema yang


mengaitkan panjang garis berat pada segitiga dengan panjang sisi-sisinya.
Secara lebih formal, untuk suatu segitiga misalkan segitiga ABC, jika AD
merupakan sebuah garis berat,
maka berlaku rumus:

2 1 2 1 2 1 2
AD = AC + AB − BC
2 2 4

Teorema Apollonius dapat dibuktikan sebagai sebuah kasus khusus


dari teorema Stewart. Misalnya sebagai berikut.

Diketahui: ∆ KLM dengan garis berat KN.


Panjang LM = k , Panjang MK = l , Panjang KL = m , dan Panjang KN = n
1
Panjang LN = NM = p = k
2

2 1 2 1 2 1 2
Akan dibuktikan: l = l + m − k
2 2 4

Bukti:
1
Terapkan dalil Stewart pada ∆ ABC, kemudian substitusikan p = k
2
2 2 2
KN . LM =ln . MK + NM . KL −ln . NM . LM ……. (Teorema Stewart)
2 2 2
l . k = p .l + p . m −p . p . k
2 1 2 1 2 1 1
l .k= k .l + k.m − k . k .k ……..……. (bagi k )
2 2 2 2
2 1 2 1 2 1 2
l= l+ m− k
2 2 4
2 1 2 1 2 1 2
Jadi, terbukti bahwal = l + m − k .
2 2 4
3. Contoh Soal Garis Berat Segitiga

Diketahui: ∆ J KL dengan panjang JK = 5 cm, KL = 7 cm, dan LM = 6 cm.


Garis berat JM dan KN berpotongan di titik O.

Ditanya: Tentukan panjang KN

Penyelesaian:
 Gambar ∆ JKL dengan garis berat JM serta KN.

 Menentukan panjang garis KO

2 1 2 1 2 1 2
KN = ∙ JK + ∙ KL − ∙ LK
2 2 4

2 1 2 1 2 1 2
KN = ∙ 5 + ∙ 7 − ∙ 6
2 2 4

2 25 49 36
KN = + −
2 2 4
2 50 98 36
KN = + −
2 2 4

2 112
KN =
4

2
KN =28
KN =√ 28

KN =2 √ 7

Jadi, panjang garis berat KN adalah 2 √ 7 cm.

4. Cara Melukis Garis Berat Segitiga


Langkah-langkah melukis garis berat segitiga adalah sebagai berikut.
a. Buat segitiga sebarang, misalkan segitiga ABC.
b. Lukislah busur lingkaran dengan pusat titik Y dan jari-jari lebih besar
dari setengah AB.

c. Dengan jari-jari yang sama pada langkah sebelumnya, lukislah busur


lingkaran dengan titik pusat B. Maka, akan diperoleh dua titik, misalnua
yaitu titik P dan titik Q (perpotongan busur lingkaran).
d. Hubungkan titik P dan titik Q sehingga memotong garis AB di satu titik,
misalkan titik D Akan diperoleh titik D.

e. Hubungkan titik C dan titik D.

f. CD adalah garis berat untuk segitiga ABC


Sumber:

https://www.konsep-matematika.com/2016/01/panjang-garis-berat-pada-
segitiga-dan-pembuktiannya.html
https://www.slideshare.net/ShaininguBlue/geometri-bidang-datar-dan-
dalil-dalil-pada-segitiga
https://kumparan.com/kabar-harian/simak-pengertian-garis-berat-segitiga-
dan-cara-membuatnya-1wnmTlZgtAV
https://www.konsep-matematika.com/2016/01/panjang-garis-berat-pada-
segitiga-dan-pembuktiannya.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Teorema_Apollonius
https://idschool.net/smp/langkah-langkah-melukis-garis-istimewa-pada-
segitiga/
https://www.madematika.id/2016/08/cara-melukis-garis-tinggi-bagi-
berat.html

Anda mungkin juga menyukai