Anda di halaman 1dari 66

GRAPH PLANAR DAN

GRAPH BIDANG
DOSEN PENGAMPU: Dra. Susda Heleni, M.Pd

Kelompok 3:

1. Fattia Mawaddah (2105110859)


2. Fitria Dwinta Sari (2105110484)
3. Novia Syafri Ramadhani (2105112591)
4. Sara Safira (2105112598)
5. Ulfania Julisa (2105112597)
4.1
Pengertian
Graph Planar dan
Graph Bidang
Definisi 4.1.1
Sebuah graph disebut graph planar jika
graph tersebut dapat digambar pada bidang
datar sedemikian sehingga sisi-sisinya
hanya beririsan (berpotongan) titik-titik
Definisi 4.1.2 akhirnya.
Graph planar G digambarkan pada bidang
sedemikian hingga tidak ada sisi-sisinya
yang saling beririsan (berpotongan) kecuali
mungkin pada titik-titik akhir sisi-sisi
tersebut disebut graph bidang (embedding)
G.
Pada gambar 4.1(a) dan 4.1(b) adalah gambar graph bidang dan juga
merupakan graph planar.
Sedangkan gambar 4.1(c) adalah gambar graph planar tetapi bukan
graph bidang.
Definisi 4.1.3:
Misalkan G sebuah graph, graph H disebut
graph subdivisi dari G bila dan hanya bila
graph H dibentuk dari G dengan cara
menambah (menyisipkan) beberapa
(mungkin nol) titik pada beberapa sisi G.

Graph H dan H1 pada gambar 4.3


adalah graph subdivisi dari G
Definisi 4.1.4:
Graph G1 dan graph G2 disebut
Homeomortik jika dan hanya jika
G1 dan G2 dapat diperoleh dari
graph yang sama dengan jalan Contoh 3: pada gambar 4.3 graph H
membubuhkan titik-titik baru Homeomorfik dengan graph H1.

berderajat dua pada sisi-sisinya.


Untuk menentukan sebuah graph merupakan graph
planar atau bukan, kita dapat menggunakan dua
teorema yaitu: Kurva Jordan dan Teorema
Kuratowski.
2 Teorema
Kurva Jordan dan
Kuratowski
Teorema 4.2.1: Teorema kurva Jordan : misalkan j adalah
sebuah kurva tertutup sederhana pada bidang datar D dan titik x
terletak di interior j; titik y terletak di eksterior j. jika dibuat sebuah
kurva yang menghubungkan titik xdan y pada bidang D, maka
kurva tersebut pasti memotong kurva j.
Untuk menunjukkan k_5 adalah graph non planar, kita akan
menggunakan teorema kurva jordan. Perhatikan gambar k_5
berikut:
Pandang graph 𝑲𝟓 , graph tersebut memuat sikel C = 𝑎, 𝑏, 𝑐, 𝑑, 𝑒
seperti tampak ada gambar 4.5 berikut.
Ada beberapa sisi yang belum dihubungkan yaitu 𝒂𝒅, 𝒂𝒄, 𝒃𝒆, 𝒃𝒅 dan 𝒄𝒆

Tanpa menghilangkan sifat keumuman:


• Untuk menghubungkan sisi 𝒂𝒅 terdapat dua kemungkinan yaitu didalam
atau diluar sikel C. Kita misalkan sisi 𝒂𝒅 dihubungkan di dalam sikel C
a

e b

d c
• Sisi 𝒂𝒄 juga ada 2 kemungkinan bisa kita hubungkan di dalam atau di luar sikel
C. Kita misalkan sisi 𝒂𝒄 dihubungkan di dalam sikel C.
a

e b

d c
• Sisi 𝒃𝒅 kita hubungkan di luar sikel C. (*lihat garis putus – putus pada gambar
4.5
a

b
e

d c
• Sisi 𝒃𝒆 kita hubungkan di luar sikel C. (*lihat garis putus – putus pada gambar
4.5)

b
e

d c
• Pandang sikel 𝑪𝟏 = (𝒂, 𝒃, 𝒅, 𝒂)

e b

d
c
Terdapat satu sisi lagi yang belum dihubungkan yaitu sisi 𝒄𝒆. Dengan
menggunakan teorema kurva jordan titik 𝒄 adalah titik interior dan titik 𝒆 adalah titik
eksterior. Bila kita hubungkan titik 𝒄 dengan titik 𝒆 maka sisi 𝒄𝒆 pasti memotong

salah satu sisi dari sikel 𝐶1 yaitu sisi ad

Ini berarti, tidak mungkin


e b menggambarkan graph 𝐾5 pada
bidang sedemikian hingga tidak
ada sisi yang saling
berpotongan. Dengan kata lain
d c graph 𝐾5 adalah graph non
Memotong
planar.
Teorema 4.2.2

Teorema Kuratowski :

Sebuah graph G non planar jika dan

hanya jika G memuat sebuah graph bagian yang homoemorfik

dengan graph 𝑲𝟓
Contoh 5 :
Apakah graph berikut graph planar?
Mengapa?
Contoh 5
Penyelesaian :
Graph tersebut non planar sebab
menurut teorema Kuratowski memuat
sebuah graph bagian homeomorfik
dengan graph k3,3 yaitu :
4.3 Formula Euler
DEFINISI

Defenisi 4.3.1 :
Sebuah graph G membagi bidang menjadi beberapa daerah yang masing-masing disebut
muka (face).
Lambang (notasi) muka disimbolkan dengan f. himpunan semua “muka“ graph bidang
G dinotasikan dengan F(G)

Defenisi 4.3.2 :
Banyaknya sisi G yang membatasi suatu muka f dari G disebut derajat dari muka f
dan dinotasikan dengan (f) atau d(f).
CONTOH

Perhatikan gambar disamping!

Pada gambar
• Terdapat 9 sisi
• Terdapat 14 sisi
• Terdapat 7 muka yaitu
Jadi F(G) = .
• Terdapat 4 sisi yang membatasi muka yaitu ai, hi, gh dan ag, dengan demikian d() = 4.
• Terdapat 3 sisi yang membatasi muka yaitu ai, bi, dan ab, dengan demikian d = 3.
• Terdapat 3 sisi yang membatasi muka yaitu fg, gh, dan fh dengan demikian d = 3
• Terdapat 4 sisi yang membatasi muka yaitu ef, fh, hi, dan ei, dengan demikian d = 4
• Terdapat 4 sisi yang membatasi muka yaitu bc, ce, ei, dan bi, dengan demikian d = 4
• Terdapat 3 sisi yang membatasi muka yaitu cd, de dan ec, dengan demikian d = 3
• Terdapat 7 sisi yang membatasi muka yaitu ab, bc, cd, de, ef, fg, ag, dengan demikian d = 7
Teorema 4.3.1 : Formula Euler

Jika G graph bidang terhubung, maka:


|(V(G)| - |E(G)| + |F(G)| = 2

Bukti:
Pembuktian teorema ini dapat dilakukan dengan induksi pada |E(G)|
• Untuk |E(G)| = 0, diperoleh |(V(G)| = 1 dan |F(G) = 1 sehingga |(V(G)| - |E(G)| + |F(G) = 1 –
0 + 1 = 2 benar
• Asumsikan pernyataan berikut benar: jika G graph bidang terhubung dengan |E(G)| = k >= 1,
Maka |(V(G)| - |E(G)| + |F(G) = 2
• Akan ditunjukkan pernyataan itu juga benar untuk |E(G)| = k + 1 maka |(V(G)| - |E(G)| + |F(G)
= 2 Misalkan G adalah sebuah graph bidang terhubung dengan k + 1 sisi. Terdapat dua kasus,
dalam hal ini: (1) G memuat sikel (2) G tidak memuat sikel.
Kasus 1 : G memuat sikel
Misalkan e adalah sebuah sisi di sikel yang terdapat di G. maka graph Gt = G – e merupakan graph
bidang terhubung dengan k sisi. Berdasarkan asumsi berlaku
|V(G1)| - |E(G1)| + |F(G1)| = 2
Selanjutnya karena :
|V(G1)| = |V(G)|
|E(G1)| = |E(G)| - 1 dan
|F(G1)| = |F(G)| - 1
Maka :
|(V(G)| - |E(G)| + |F(G)| = |V(G1)| - (|E(G1) + 1|) + |F(G1)| + 1
= |V(G1)| - (|E(G1) - 1|) +|F(G1)| + 1
= |V(G1)| - |E(G1)| + |F(G1)|
=2
Kasus 2 : G tidak memuat sikel
Karena G graph terhubung dan tidak memuat sikel maka G graph pohon. Karena pohon maka G
memuat sebuah titik yang berderajat 1. Misalkan u adalah titik yang berderajat 1 di G. Maka, Graph H
= G – u dengan u = titik d, tetap pohon Sehingga, H graph bidang terhubung dengan k sisi.
Berdasarkan asumsi berlaku:
|V(G1)| - |E(G1)| + |F(G1)| = 2 ........(*)

Karena: Maka:

Dengan demikian teorema terbukti.


Contoh
Mungkinkah menggambar sebuah graph bidang terhubung yang
mempunyai 50 titik, 54 sisi, dan 7 muka.

Penyelesaian:

Berdasarkan Formula Euler jika G graph bidang terhubung maka :

 Jadi untuk 50 titik, 54 sisi, dan 7 muka tidak dapat menggambarkan sebuah graph bidang
terhubung.
Catatan: Formula Euler tidak berlaku untuk graph bidang tak terhubung.
Misal : graph bidang tak tehubung G pada gambar berikut

Pada gambar tersebut:


, dan ,
sehingga:
Teorema 4.3.2
Jika G graph sederhana planar dengan , maka .

Bukti :

Kita tinjau dari dua kasus:


1. G terhubung dan
2. G tidak terhubung.
Kasus 1: G Graph terhubung
Misalkan G1 = embedding G. Jelas bahwa dan
. Karena G1 isomorfik dengan G.
Jika , maka (karena G graph sederhana dan terhubung). Sehingga:
.

Jika , maka
Karena G1 sederhana dan , d(f).
Dengan demikian: d(f) ........(*)
Kedua ruas dari pertidaksamaan (*) diberi sigma , maka diperoleh

Karena setiap sisi G1 membatasi paling banyak dua muka,


Kasus 1: G Graph terhubung
Dari (1) dab (2) diperoleh:

Dari teorema 4.3.1 diperoleh:

Kita substitusikan ke (3), menjadi:

Ekivalen dengan :
Karena dan , maka:

Jadi teorema terbukti untuk kasus G graph terhubung.


Kasus 2 : G graph tak terhubung
Misalkan G1,G2,G3,...,Gk adalah komponen-komponen G dimana k2. Karena G planar, G i terhubung dan planar.
Misalkan dari k komponen tersebut, terdapat
k1 komponen yang masing-masing komponen berisi satu titik (nol sisi)

k2 komponen yang masing-masing komponen berisi satu sisi (dua titik)

k3 komponen yang masing-masing berisi lebih dari satu sisi.


Jelas bahwa:
k1 + k 2 + k 3 = k
tanpa menghilangkan keumuman, misalkan:

Selanjutnya kita tinjau dua sub kasus, yaitu k 3=0 dan k3


Subkasus 2.1: k3=0
Dalam hal ini, , dan
Karena k3=0 dan diperoleh:
Subkasus 2.2:
Subkasus 2.2:

Karena (dan ), maka: Karena diperoleh:


maka 3 356
maka 5 35
maka 6
(kedua ruas dikali -1)
+
Sehingga 356 Maka diperoleh:

Jadi,

Dengan demikian lengkaplah bukti teorema. (Terbukti)


Teorema 4.3.3
Jika G graph planar sederhana, maka

Bukti: Sehingga menurut “Lemma Jabat Tangan”


Untuk atau , jelas pernyataan diatas benar, sekarang
misalkan
Karena G planar dan sederhana, maka menurut
teorema 4.3.2.
Berlaku :

Andaikan ini berarti


Jadi pengandaian salah
Dengan demikian haruslah (Terbukti)
4.4 Ketebalan Dari
Sebuah Graph
Definisi 4.4.1

Ketebalan (thickness) dari sebuah graph G adalah


minimum dari bilangan yang menyatakan banyaknya
graph bagian-graph bagian planar dari G yang
gabungannya sama dengan G.
Ketebalan dari sebuah graph G dinotasikan dengan
Definisi 4.4.2
Gabungan dari dua graph G dan H,
ditulis G H, adalah graph yang
himpunan titiknya V(G) V(H) dan
himpunan sisinya E(G) E(H)
Contoh 8 θ(k5) adalah 2

e b


=

d c
Contoh 9 θ(k3.3) adalah 2


=

Subgraph Subgraph
k3.3 planar dari planar dari
k3.3 k3.3
Catatan: Setiap grsph planar G mempunyai ketebalan 1. Menentukan nilai
untuk sebarang graph G, kecuali mungkin untuk graph-graph G tertentu.
Tetapi, dengan menggunakan teorema sebelumnya, dengan mudah dapat
ditentukan bahas bahwa dari , untuk sebarang graph sederhana G.
Teorema 4.4.1

Jika G graph sederhana dengan |V(G)| , maka

Bukti.
Untuk |V(G)|1 diperoleh |E(G) = 0 dan , sehingga

 Untuk |V(G)|3
Karena setiap subgraph dari G mempunyai paling banyak 3 |V(G)|-
6 sisi (teorema 4.3.2), sedangkan banyaknya sisi G adalah , maka
banyaknya graph bagian planar (subgraph planar) dari G yang
gabungannya sama dengan G, Paling sedikit .
Karena bilangan bulat, maka
Terbukti
Catatan:
1. Untuk graph komplit dengan n titik, n2, e,punyai banyak sisi n(n-1)
diperoleh:

2. Untuk , oleh Beineke ditunjukkan bahwa ketebalan dari graph komplit sebagai
berikut,
Catatan:

3. Untuk graph sederhana G yang tidak memuat sikel dengan Panjang 3 memenuhi
hubungan berikut:

, sehingga graph bipartisi komplit memenuhi hubungan berikut,


4.5 Graph Dual
Definisi 4.5.1

Misal G graph bidang konstruksi sebuah graph G* sedemikian hingga :

i. Setiap titik G* berkorespondensi dengan sebuah muka dari G

ii. Jika sebuha sisi e membatasi muka di G maka titik-titik G* yang


berkorespondensi dengan dihubungkan dengan sebuah sisi.

Graph G* yang di konstruksi seperti ini disebut grah dual dari G (graph sejodoh) dari
G.
Berdasarkan uraian di atas, terdapat korespondensi satu-satu antara unsur-unsur
graph G dan G* sebagai berikut.

a) Sebuah muka G berkorespondensi dengan sebuah titik G*


Akibatnya
b) Sebuah sisi G berkorespondensi dengan sebuah sisi G*
Sehingga
c) Sebuah muka berderajat k di G berkorespondensi dengan sebuah titik berderajat
k di G* sehingga :
d) Sebuah sisi yang terkait dengan sebuah titik yang berderajat satu di G,
berkorespondensi dengan sebuah gelung (loop) di G*.
e) Sebuah titik berderajat dua di G, berkorespondensi dengan sepasang
sisi rangkap di G*

Jika G dan H adalah dua graph planar yang isomorfik, maka belum
tentu graph G* dan graph H* isomorfik.
Contoh 11. Graph G dan Graph H berikut isomorfik

Graph G
Graph H

Graph G* Graph H*
Definisi 4.5.2
Sebuah graph planar yang isomorfik dengan dualnya disebut
graph dual diri (self dual graph)
Contoh 12:

G isomorfik terhadap G*
Hubungan antara banyaknya sisi dan banyaknya titik dari sebuah graph dual diri dapat dilihat
pada teorema berikut :

Teorema 4.5.1: Jika G* adalah dual diri graph planar G dan , maka:

Bukti:

Karena , maka G terhubung, karena G graph planar dan terhubung maka menurut teorema
Euler berlaku:

Karena G* adalah dual diri Graph G, maka:


Karena G isomorfik dengan G* () maka:

Persamaan 3 dan 2 disubstitusikan ke persamaan (1) maka diperoleh :

Terbukti
4.6 GRAPH
POLYHEDRAL
KELOMPOK 3 MATEMATIKA DISKRIT 4 B
DEFINISI
DEFINISI 4.6.1 Bangun ruang dimensi 3 yang dibatasi oleh permukaan
permukaan yang berupa bidang datar polygonal (bidang datar
segi n,n ≥ 3) disebut polyhedron.

DEFINISI 4.6.2 Jika setiap dua titik interior polyhedron di hubungkan dengan
sebuah ruas garis dan ternyata keseluruhan ruas garis tersebut
terletak di interior polyhedron tersebut disebut polyhedron
konveks.

DEFINISI 4.6.3 Polyhedron konveks yang setiap permukaannya berupa


bidang-bidang datar polygonal beraturan yang kongruen
disebut polyhedron beraturan
.
CONTOH
Balok adalah polyhedron dan kubus adalah polyhedron beraturan
Titik-titik dan sisi-sisi dari sebuah polyhedron (skeleton) membentuk
sebuah graph sederhana di ruang dimensi 3. Jika polyhedron itu konveks,
maka kerangkanya (skeleton) berupa graph bidang (planar) sederhana dan
terhubung yang disebut graph polyhedral.
CONTOH
Berikut akan diperlihatkan ada 5 macam polyhedron beraturan

Misalkan G adalah graph bidang (planar). Derajat dari setiap titik G adalah dan
serajat dari setiap muka g adalah Menurut lemma jabat tangan di peroleh:

Karena setiap sisi membatasi tepat dua muka, maka :


)
Menurut teorema Euler :

Dari persamaan (1), (3) dan (4) diperoleh:

Karena maka Persamaan (5) menjadi:

Karena k dan m bilangan bulat dengan maka kemungkinan semua nilai-nilai k dan
m yang memenuhi persamaan (6) adalah :
1. k = 3 dan m = 3 atau
2. k = 3 dan m = 4 atau
3. k = 3 dan m = 5 atau
4. k = 4 dan m = 3 atau
5. k = 5 dan m = 3

Karena hanya ada 5 kemungkinan nilai-nilai k dan m, maka terbukti hanya ada 5 graph
polyhedron beraturan.
1. Untuk dan , diperoleh:

, dan
Tetrahedron

Graph Bangun ruang

Sehingga diperoleh polyhedron beraturan yang disebut


Tetrahedron
2. Untuk dan , diperoleh:

Sehingga diperoleh polyhedron beraturan yang disebut kubus.

Kubus
3. Untuk dan , diperoleh:

Sehingga diperoleh polyhedron beraturan yang disebut dodecahedron.

Dodecahedron
4. Untuk dan , diperoleh:

Sehingga diperoleh polyhedron beraturan yang disebut octahedron.

Octahedron
5. Untuk dan , diperoleh:

Sehingga diperoleh polyhedron beraturan yang disebut


isocahedron.

Isocahedron
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai