Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH TUGAS STRUKTUR 6

“Persamaan Bidang”

Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Geometri Analitik Bidang dan Ruang

Dosen Pengampu: Drs. Sakur, M.Ed.

Disusun Oleh:

KELOMPOK 6

1. Anjli Aulia Putri (2205110911)

2. Aristawidya. R (2205110956)

3. Naufal Alfayyedh Buana (2205110945)

4. Okti Amanda Masruroh (2205110927)

KELAS : 4A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS RIAU

PEKANBARU

TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim...
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya. Sehingga, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul
besar “Persamaan Bidang” ini tepat pada waktunya di semester keempat ini.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Ayahanda Drs. Sakur, M.Ed. pada matakuliah Geometri Analitik Bidang dan Ruang.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda yang telah memberikan
tugas ini sekaligus membimbing dalam proses pengerjaannya. Sehingga, penyusun
dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pemahaman mengenai materi
“Persamaan Bidang” ini.
Dalam penyusunan makalah ini, penyusun merasa masih banyak kekurangan
baik secara teknis maupun materi karena mengingat minimnya kemampuan yang
dimiliki. Maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
dibutuhkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dengan demikian, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini dan penulis
berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan setimpal kepada mereka
yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan semua bantuan itu sebagai amal
ibadah. Aamiin Ya Rabbal Alamiin...
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, 21 April 2024

Penyusun

i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Daftar Simbol iii
Abstrak 1
BAB I Pendahuluan 2
1.1 Sejarah Geometri 2
1.2 Sejarah Perkembangan Persamaan Bidang 2
BAB II Pembahasan “Persamaan Bidang” 4
2.1 Persamaan Vektoris Bidang Rata 4
2.2 Cosinus Arah 5
2.3 Persamaan Parameter dan Persamaan Simetris 7
2.4 Persamaan Umum Bidang Rata 9
2.5 Empat Titik Sebidang 11
BAB III Penutup 15
Kesimpulan 15
Latihan Soal dan Pembahasan 17
Daftar Pustaka 20

ii
Daftar Simbol

No. Simbol Keterangan

1. 𝑃(𝑥, 𝑦, 𝑧) Melambangkan titik P yang terletak pada koordinat


(x,y,z).

2. 𝑎, 𝑏, 𝑐 Sebagai simbol bilanagn tunggl yng nilainya tetap dan


tidak berubah-berubah (konstan) pada persamaan
umum bidang rata.

3. 𝑥, 𝑦, 𝑧 Sebagai bentuk variabel pada persamaan umum bidang


rata.

4. // Sebagai lambang sejajar

5. ⊥ Sebagai lambang tegak lurus

6. >,< Lebih dari, kurang dari

7. ℝ Bilangan Real (bilanagn riil)

8. = Sama dengan

9. ≠ Tidak sama dengan

10. t Skalar t (t sebagai konstanta)

11. 𝜆, 𝜇 Skalar 𝜆, 𝜇 (𝜆, 𝜇 sebagai konstanta)

12. , ,  Dibaca alpha, beta, lamda

13. 𝐴𝐵 Persamaan garis AB (garis dari titik A ke titik B)

14. 𝑣 atau 𝑣⃗ Vektor v

15. 𝑖̂, 𝑗̂, 𝑘̂ Arah vektor i, j, k

iii
Abstrak

Dalam kehidupan sehari-hari persamaan bidang rata dalam ruang tiga dimensi
memainkan peran penting dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari
konstruksi, desain, navigasi, analisis citra, hingga aplikasi medis. Penguasaan konsep ini
memungkinkan pengembangan solusi yang lebih akurat, efisien, dan inovatif.
Persamaan bidang rata dalam ruang tiga dimensi (R3) memiliki banyak penerapan
dalam kehidupan sehari-hari, berikut beberapa contohnya persamaan bidang rata
digunakan untuk merancang dan membangun lantai, dinding, atap, dan komponen
struktural lainnya dalam bangunan.
Selain persamaan bidang rata terdapat juga persamaan vektoris bidng rata yang
dimana kita ketahui bahwa vektor juga memiliki banyak penerapan dalam kehidupan
sehari-hari dan berbagai bidang ilmu. Ada banyak contoh-contoh vektor dalam kehidupan
sehari-hari yang bisa ditemui bila dicermati dengan baik.
Vektor adalah konsep Matematika yang digunakan untuk menggambarkan besaran
dengan arah dan magnitudo (panjang). Vektor biasa digunakan untuk menggambarkan
perubahan posisi atau perpindahan dalam ruang tiga dimensi. Terkadang, penerapannya
juga dilakukan dalam dua dimensi.
Dalam penerbangan, penerapan vektor digunakan untuk menggambarkan arah dan
kecepatan pesawat. Ini akan sangat membantu dalam perencanaan rute, pendaratan, dan
navigasi pesawat. Vektor juga digunakan dalam berbagai olahraga, seperti bola basket,
sepak bola, atau tenis. Pukulan, tendangan, atau lemparan dalam olahraga dianggap
sebagai vektor. Jadi, pemain harus mempertimbangkan arah dan kekuatan ketika bermain.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan tersebut, penyusun menyusun makalah ini
untuk membahas lebih lanjut terkait Persamaan Bidang Rata yang terdiri dari persamaan
vektoris bidang rata, cosinus arah, persamaan parameter dan persamaan simetris dari
persamaan garis lurus, persamaan umum bidang rata dan empat titik sebidang.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Geometri


Kata “geometri” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “ukuran bumi”.
Maksudnya mencakup segala sesuatu yang ada di bumi. Geometri adalah ilmu yang
membahas tentang hubungan antara titik, garis, sudut, bidang dan bangun-bangun ruang.
Mempelajari geometri penting karena geometri telah menjadi alat utama untuk mengajar
seni berpikir. Dengan berjalannya waktu, geometri telah berkembang menjadi
pengetahuan yang disusun secara menarik dan logis. Geometri terutama terdiri dari
serangkaian pernyataan tentang titik - titik, garis - garis, dan bidang - bidang, dan juga
planar (proyeksi bidang) dan benda benda padat. Geometri dimulai dari istilah - istilah
yang tidak terdefinisikan, definisi - definisi, aksioma - aksioma, postulat - postulat dan
selanjutnya teorema - teorema. Berdasarkan sejarah, geometri telah mempunyai banyak
penerapan yang sangat penting, misalnya dalam mensurvei tanah, pembangunan
jembatan, pembangunan stasiun luar angkasa dan lain sebagainya.
Geometri Euclid adalah sebuah sistem matematika yang dipelopori oleh seorang
matematikawan Yunani bernama Euclid dan sering disebut sebagai “Bapak Geometri”. Ia
memiliki karya The Elements yakni buku geometri yang paling berpengaruh dalam
sejarah matematika dan menjadi rujukan hingga abad ke-20. Geomteri Euclid didasari
pada lima asumsi dasar yang dinamakan aksioma atau postulat.
Geometri adalah cabang matematika yang bersangkutan dengan pertanyaan bentuk,
ukuran, posisi relatif tokoh, dan sifat ruang. Geometri muncul secara independen di
sejumlah budaya awal sebagai ilmu pengetahuan praktis tentang panjang, luas, dan
volume.

1.2 Sejarah Persamaan Bidang dalam Geometri


Geometri Analitik merupakan satu cabang ilmu matematika yang
mengkombinasikan antara konsep aljabar dan geometri. Pengkombinasian antara
persamaan matematika secara aljabar dengan tempat kedudukan titik-titik secara
geometrik diperole suatu metode pemecahan masalah geometri yang lebih sistematis dan
bermakna. Masalah-masalah geometri akan diselesaikan secara Aljabar (atau secara
analitik). Sebaliknya gambar geometri sering memberikan pemahaman yang lebih jelas
pada pengertian hasil secara aljabar. Disamping itu juga sangat dimungkinkan
menyelesaikan masalah Aljabar secara Geometri, tetapi model bentuk Geometri jauh lebih
penting daripada sekedar penyelesaian masalah tersebut, khususnya jika bilangan
dikaitkan dengan konsep pokok geometri. Sebagai contoh, panjang suatu segmen garis
atau sudut antara dua garis. Jika garis dan titik secara geometrik diketahui, maka bilangan
yang menyatakan panjang atau besar sudut antara dua garis pada hakikatnya hanyalah
nilai pendekatan dari suatu pengukuran. Tetapi metode aljabar memandang bilangan itu
sebagai perhitungan yang eksak (bukan pendekatan).

2
Geometri Analitik pada dasarnya terbagi menjadi dua bagian, yaitu Geometri
Analitik Bidang dan Geometri Analitik Ruang. Geometri Analitik bidang berkaian dengan
sistem koordinat di ruang dimensi dua, garis, lingkaran, irisan kerucut yang meliputi
parabola, ellips, dan hiperbola. Geometri Analitik Ruang meliputi sistem koordinat di
ruang (dimensi 3), bidang rata, garis di ruang, bola, dan lain-lain. Kedua bagian ini satu
sama lainnya saling berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan.
Garis dan bidang merupakan salah satu contoh dari istilah tak terdefinisikan yang
menjadi pijakan awal dari geometri, sehingga konsep garis dan bidang sering digunakan
dalam geometri. Misalnya adalah perpotongan dari dua bidang akan menghasilkan sebuah
garis yang terletak pada dua bidang yang saling berpotongan. Kubus, balok dan lain
sebagainya merupakan kumpulan dari bidang bidang. Dari contoh di atas dapat
dipahami bahwa garis dan bidang merupakan faktor dasar geometri, tentunya dengan
tidak melupakan bahwa titik juga merupakan dasar dari geometri. Sebuah bidang dapat
dianggap sebagai kumpulan titik yang jumlahnya tak terhingga yang membentuk
permukaan rata yang melebar ke segala arah sampai tak terhingga.

3
BAB II
PEMBAHASAAN
“Persamaan Bidang”

2.1 Persamaan Vektorisasi Bidang Rata


Suatu bidang rata bila diketahui tiga buah titik tertentu (yang tidak segaris) yang
terletak pada bidang rata tersebut. Misalkan, diketahui tiga titik pada bidang rata V:

Titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ), 𝑄(𝑥2 , 𝑦2, 𝑧2 ), dan 𝑅(𝑥3 , 𝑦3, 𝑧3 )

𝑃𝑄 = [𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 ]

𝑃𝑅 = [𝑥3 − 𝑥1 , 𝑦3 − 𝑦1 , 𝑧3 − 𝑧1 ]

Untuk setiap titik sembarang 𝑋(𝑥, 𝑦, 𝑧) pada bidang rata V berlaku

𝑃𝑋 = 𝑃𝑄 + 𝑃𝑅(−∞ <  < ∞, −∞ <  < ∞)

Terlihat jelas pada gambar bahwa 𝑂𝑋 = 𝑂𝑃 + 𝑃𝑋


Atau:
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ] + [𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 ] + [𝑥3 − 𝑥1 , 𝑦3 − 𝑦1 , 𝑧3 − 𝑧1 ] … … … … (1)

(−∞ <  < ∞, −∞ <  < ∞) adalah persamaan vektoris bidang rata melalui tiga titik.
Kedua vector 𝑃𝑄 dan 𝑃𝑅 disebut vektor-vektor arah bidang (setiap dua vector, yang tidak
segaris, pada bidang merupakan vektor-vektor arah bidang tersebut) sehingga persamaan
vektoris bidang rata diketahui melalui satu titik 𝑃(𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) dan diketahui kedua vector
arahnya 𝑎 = [𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 ] dan 𝑏 = [𝑥𝑏 , 𝑦𝑏 , 𝑧𝑏 ] adalah:
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ] + [𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 ] + [𝑥𝑏 , 𝑦𝑏 , 𝑧𝑏 ] ………………….......................(2)

(−∞ <  < ∞, −∞ <  < ∞)


Jadi, didapat bahwa persamaan vektoris bidang rata yang melalui tiga titik pada bidang
R3 adalah:
[𝒙, 𝒚, 𝒛] = [𝒙𝟏 , 𝒚𝟏 , 𝒛𝟏 ] + [𝒙𝒂 , 𝒚𝒂 , 𝒛𝒂 ] + [𝒙𝒃 , 𝒚𝒃 , 𝒛𝒃 ]

Dengan (−∞ <  < ∞, −∞ <  < ∞)

4
Contoh Soal:
1) Tentukan persamaan vektoris bidang rata melalui titik (1,1,2), (2,3,5), dan (1,3,7)!
Penyelesaian:
x, y, z = 1,1,2 + 2 −1,3 −1,5 − 2 + 1−1,3 −1,7 − 2
x, y, z = 1,1,2 + 1,2,3 + 0,2,5

2) Tentukan persamaan vektoris melalui titik A(3,2,1), B(-1,-2,6), dan C(1,7,2)!


Penyelesaian:
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 ] + [𝑥𝑏 − 𝑥𝑎 , 𝑦𝑏 − 𝑦𝑎 , 𝑧𝑏 − 𝑧𝑎 ] + [𝑥𝑐 − 𝑥𝑎 , 𝑦𝑐 − 𝑦𝑎 , 𝑧𝑐 − 𝑧𝑎 ]
x, y, z = 3,2,1 +  − 1 −3, −2 −2,6 − 1 + 1−3,7 − 2,2 − 1
x, y, z = 3,2,1 +  − 4, −4,5 +  − 2,5,1

3) Tentukanlah persamaan-persamaan vektor dan parametrik, untuk garis yang


melalui titik A (2, -3, 5) B(4, 5, -3)!
Penyelesaian:
Sebuah vektor yang sejajar dengan garis AB adalah
V = AB = [4 − 2,5 − (−3), −3 − 5] = [2,8, −8]
Dipilih ro = OA (2, -3, 5) dan r sebarang vektor posisi titik (𝑥, 𝑦, 𝑧) maka
persamaaan vektor garis AB adalah r = ro + tv
(𝑥, 𝑦, 𝑧) = [2, −3,5] + 𝑡[2,8, −8] = [2, −3,5] + [2𝑡, 8𝑡, −8𝑡]

2.2 Cosinus Arah


Yang dimaksudkan dengan sudut arah sebuah bidang rata adalah sudut-sudut arah
garis tegak lurus pada bidang datar itu, cosinus-cosinusnya dinamakan cosinus-cosinus
arah bidang rata itu.
Sudut-sudut arah dari vektor v = [x,y,z] yaitu , ,  adalah sudut antara v dengan i,
j, dan k.
Dalam persamaan-persamaan dari Hesse :
x cos  + y cos  + z cos  − d = 0 dari sebuah bidang datar, maka koefisien-koefisien dari
x, y dan z, yaitu cos , cos , dan cos  adalah cosinus-cosinus arah bidang datar itu.

Jelaslah bahwa:

5
𝐯. 𝐢 x
cos  = |𝐯||𝐢| = |𝐯|, karena i = [1,0,0] dan |𝐢| = 1
𝐯. 𝐣 y
cos  = |𝐯||𝐣| = |𝐯|, karena j= [0,1,0] dan |𝐣| = 1
𝐯 .𝐤 z
cos  = |𝐯||𝐤| = |𝐯|, karena k= [0,0,1] dan |𝐤| = 1
𝑥2 𝑦2 𝑧2
cos 2  + cos2  + cos2  = |𝐯|2 + |𝐯|2 + |𝐯|2 = 1
x y z
cos  + cos  + cos  = |𝐯| + |𝐯| + |𝐯| = 1
Maka vektor [cos , cos , cos ] adalah vektor satuan searah vektor v.
Jika persamaan sebuah bidang datar ditunjukkan dalam bentuk :
Ax + By + Cz + D = 0
Maka, cosinus-cosinus arahnya adalah :
A
• cos  =
 A2 + B 2 + C 2
B
• cos  =
 A2 + B 2 + C 2
C
• cos  =
 A2 + B 2 + C 2

Contoh Soal:
1) Carilah cosinus-cosinus arah dari a = [3,-2,6]!
Penyelesaian :
3 3 3
cos  = |𝐚| = 9+4+36
= 7

−2 2
cos  = |𝐚| = −
7
6 6
cos  = |𝐚| = 7

2) Carilah cosinus-cosinus arah dari b = [6,-4,12]!


Penyelesaian:
6 6 6
cos  = |𝐛| = = 14
√36+16+144
−4 4
cos  = |𝐛| = − 14
12 12
cos  = |𝐛| =
14

3) Carilah cosinus-cosinus arah dari r = [-6,-2,3]!


Penyelesaian:
−6 −6 6
cos  = |𝐫| = =−7
√9+4+36
−2 2
cos  = |𝐫|
=−7

6
3 3
cos = |𝐫| = 7

4) Carilah cosinus-cosinus arah dari a = [2,-2,1] dan cosinus-cosinus arah sebuah


garis yang melalui titik P (2,1,3) dan Q (2,2,3)!
Penyelesaian:
2 2 2
cos  = |𝐚| = =3
√4+4+1
−2 2
cos  = |𝐚| = − 3
1 1
cos  = |𝐚| = 3
Sedangkan garis melalui (2,1,3) dan (2,2,3) akan membawa
PQ = [(2-2)i + (2-1)j + (3-3)k] = [0i + 1j +0k]
0i+1j+0k 0i+1j+0k 0 1 0
cosinus arah = = = 1𝑖+1 j+ 1𝑘
√0+1+0 1
Jadi, cos  = cos  = 0 dan cos  =1
Dapat kita catat bahwa garis tersebut // sumbu Y (vektor arahnya = j)

5) Tentukan cosinus arah dari garis yang melalui titik tersebut P (6,-7,-1) dan Q (2,-
3,1)!
Penyelesaian:
PQ = [(2-6)i + (-3-(-7))j + (1-(-1))k] = [-4i + 4j +2k]
−4i + 4j +2k −4i + 4j +2k −4 4 2
cosinus arah = = = 6 𝑖+6 j+ 6𝑘
√16+16+4 6
−2 2 1
Oleh karena itu, cosinus arahnya adalah ( , ,3)
3 3

2.3 Persamaan Parameter dan Persamaan Simetris


Perhatikan gambar berikut ini!

Pada gambar di atas adalah garis yang melalui titik 𝑃0 (𝑥0 , 𝑦0, 𝑧0 ) dan sejajar dengan
vektor 𝑣 = 𝑎 𝑖 + 𝑏 𝑗 + 𝑐 𝑘. Untuk menentukan persamaan garis l, diambil sembarang titik
P(x,y) pada garis l, maka ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃0 𝑃 //𝑣 dan ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃0 𝑃 = 𝑡𝑣 dengan t adalah bilanagn Real. Jik

7
vektor-vektor posisi titik 𝑃0 dan P terhadap 0 adalah 𝑟0 = [𝑥, 𝑦, 𝑧], maka 𝑃0 P = 𝑟 −
𝑟0 dan karena ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝑃0 𝑃 = 𝑡 𝑣 , maka:
𝑟 − 𝑟0 = 𝑡 𝑣
r = r0 + 𝑡 𝑣
Karena r adalah vektor posisi sebarang titik P pada garis l dan memenuhi persamaan
terakhir, maka setiap titik P pada garis l akan memenuhi persamaan tersebut. Dengan kata
lain, persamaan garis l yang melalui 𝑃0 (𝑥0 , 𝑦0, 𝑧0 ) dan sejajar dengan vektor 𝑣 = (𝑎, 𝑏, 𝑐)
adalah:
𝐫 = 𝐫𝟎 + 𝒕 𝒗 ...... sebagai persamaan vektor garis l

Atau:
(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) + 𝑡(𝑎, 𝑏, 𝑐)
(𝒙, 𝒚, 𝒛) = (𝒙𝟎 + 𝒕𝒂, 𝒚𝟎 + 𝒕𝒃, 𝒛𝟎 + 𝒕𝒄) .... sebagai persamaan vektor garis l

Dengan:
➢ Persamaan Parametik (Kanonik), adalah komponen dari persamaan vektor dalam
bentuk koordinat garis (x, y, z), dimana masing-masing komponen tersebut
menunjukkan nili arah dari garis sebuah vektor.
Adapun persamaan parametik (kanonik) dari persamaan garis l adalah:
• 𝒙 = 𝒙𝟎 + 𝒕𝒂
• 𝒚 = 𝒚𝟎 + 𝒕𝒃
• 𝒛 = 𝒛𝟎 + 𝒕𝒄
➢ Apabila parameter t dari persamaan parametik tersebut dihilangkan, maka diperoleh
persamaan simetris. Persamaan Simetrik adalah mengeliminasi parameter t sehingga
masing-masing komponen dari persamaan parameter tersebut menjadi setara satu
sama lain dan bernilai ∅.
Adapun persamaan simetrik dari garis l dengan bilangan arah a,b,c dan melalui titik
(𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) adalah:
𝒙 − 𝒙𝟎 𝒚 − 𝒚𝟎 𝒛 − 𝒛𝟎
= = = ∅
𝒂 𝒃 𝒄

Contoh Soal:
1) Tentukan persamaan vektor, parameter dan simetris dari titik P(2,3,4) yang sejajar
dengan garis 5𝑥 + 6𝑦 − 7𝑧!
Penyelesaian:
• Persamaan vektor:
(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (2,3,4) + 𝑡 (5𝑥 + 6𝑦 − 7𝑧)
• Persamaan parameter:
𝑥 = 2 + 𝑡 5𝑥
𝑦 = 3 + 𝑡 6𝑦
𝑧 = 4 + 𝑡 7𝑧

8
• Persamaan simetris:
𝑥−2 𝑦−3 𝑧−4
= = = ∅
5𝑥 6𝑦 7𝑧

2) Tentukan persamaan-persamaan vektor, parametik, dan simetrik untuk garis yang


melalui titik A(3, -2, 4) dan B(5, 6, -2)!
Penyelesaian:
Sebuah vektor yang sejajar dengan garis AB adalah 𝑣 = ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐵 = (5 − 3, 6 −
(−2), −2 − 4) = (2, 8, −6). Kemudian, dipilih 𝑟0 = 𝑂𝐴 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = (3, −2, 4) dan 𝑟
sebarang vektor posisi titik (𝑥, 𝑦, 𝑧), maka persamaan vektor garis AB adalah:
r = r0 + 𝑡 𝑣
(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (3, −2, 4) + 𝑡 (2, 8, −6)
Dengan,
• Persamaan parametiknya:
𝑥 = 3 + 2𝑡
𝑦 = −2 + 8𝑡
𝑧 = 4 − 6𝑡
• Persamaan simetriknya:
𝑥−3 𝑦+2 𝑧−4
= = = ∅
2 8 −6

2.4 Persamaan Umum Bidang Rata


Suatu bidang rata akan tertentu bila diketahui tiga buah titik yang tak kolinier (tidak
segaris) yang terletak pada bidang rata tersebut. Misalkan diketahui tiga titik pada bidang
rata V.
V : P(x1, y1, z1), Q(x2, y2, z2), dan R(x3, y3, z3)
̅̅̅̅
𝑃𝑄 = [𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 ]
̅̅̅̅
𝑃𝑅 = [𝑥3 − 𝑥1 , 𝑦3 − 𝑦1 , 𝑧3 − 𝑧1 ]
Untuk setiap titik sembarang X(x, y, z) pada bidang rata V berlaku:
PX = λPQ + µPR (-∞ < λ < ∞, -∞ < µ < ∞)

Perhatikan gambar berikut ini!

9
Dari gambar tersebut tampak bahwa OX = OP + PX atau
[x, y, z] = [x1, y1, z1] + λ[x2 - x1, y2 - y1, z2 - z1] + µ[x3 - x1, y3 - y1, z3-z1]…............ .... (1)
Adalah persamaan bentuk vektor bidang rata yang melalui tiga buah titik. Kedua
vektor ̅̅̅̅
𝑃𝑄 dan 𝑃𝑅̅̅̅̅ disebut juga vektor – vektor arah bidang (setiap dua vektor yang tidak
segaris pada bidang merupakan vektor-vektor arah bidang tersebut).

Suatu bidang yang melalui titik P(x1, y1, z1) dan diketahui vektor – vektor arahnya
𝑎̅ = [𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 ] dan 𝑏̅ = [𝑥𝑏 , 𝑦𝑏 , 𝑧𝑏 ] mempunyai persamaan dalam bentuk vektor:

[x, y, z] = [x1, y1, z1] + λ[xa, ya, za] + µ[xb, yb, zb] ...................................................... (2)

Dengan (-∞ < λ < ∞, -∞ < µ < ∞). Dari persamaan (2) dapat ditulis menjadi tiga
persamaan:

x = x1 + λxa + µxb ……………………………............................................................ (3)

y = y1 + λya + µyb…….………………....................................................................… (4)

z = z1 + λza + µzb ……......................................………….........................…………. (5)

Persamaan tersebut yang disebut sebagai persamaaan parameter bidang rata.

Persamaan bidang rata dapat ditulis dalam bentuk lain. Jika λ dan µ pada persamaan
(3) dan (4) dieliminasi, maka diperoleh :
𝑦𝑏 (𝑥−𝑥1 )−𝑥𝑏 (𝑦−𝑦1 )
𝜆= dan
𝑐
𝑥𝑎 (𝑦−𝑦1 )−𝑦𝑎 (𝑥−𝑥1 )
µ= , misalkan xa yb – ya xb = c
𝑐

Kemudian λ dan µ disubstitusikan ke persamaan (5), maka diperoleh :

𝑧 = 𝑧1 + 𝜆𝑧𝑎 + µ𝑧𝑏

𝑦𝑏 (𝑥 − 𝑥1 ) − 𝑥𝑏 (𝑦 − 𝑦1 ) 𝑥𝑎 (𝑦 − 𝑦1 ) − 𝑦𝑎 (𝑥 − 𝑥1 )
( 𝑧 − 𝑧1 ) = 𝑧𝑎 + 𝑧𝑏
𝑐 𝑐
𝑐(𝑧 − 𝑧1) = 𝑧𝑎 { 𝑦𝑏 (𝑥 – 𝑥1) – 𝑥𝑏 (𝑦 – 𝑦1)} + 𝑧𝑏 { 𝑥𝑎 (𝑦 – 𝑦1) – 𝑦𝑎 (𝑥 – 𝑥1)}

(𝑦𝑎 𝑧𝑏 – 𝑧𝑎 𝑦𝑏)(𝑥 – 𝑥1) + (𝑧𝑎 𝑥𝑏 – 𝑥𝑎 𝑧𝑏)(𝑦 – 𝑦1) + 𝑐(𝑧 − 𝑧1) = 0 . . . . . . . . . . . . . . . . (6)


𝑦𝑎 𝑧𝑎
𝐴𝑚𝑏𝑖𝑙: 𝑦𝑎 𝑧𝑏 – 𝑧𝑎 𝑦𝑏 = |𝑦 𝑧 | = 𝐴
𝑏 𝑏

𝑧𝑎 𝑥𝑎
𝑧𝑎 𝑥𝑏 – 𝑥𝑎 𝑧𝑏 = |𝑧 𝑥 | = 𝐵
𝑏 𝑏

10
𝑥𝑎 𝑦𝑎
𝑥𝑎 𝑦𝑏 – 𝑦𝑎 𝑥𝑏 = |𝑥 𝑦 | = 𝐶
𝑏 𝑏
Maka persamaan (6) menjadi : A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0
Jadi, didapat bahwa persamaan linier (umum) bidang rata adalah:
A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0 atau 𝑨𝒙 + 𝑩𝒚 + 𝑪𝒛 + 𝑫 = 𝑶
Contoh Soal:
1) Tentukan persamaan bidang rata 𝑉2 jika diketahui 𝑉2 melalui titik (0, 2, 1) yang
sejajar dengan bidang rata 𝑉1 = 𝑥 + 𝑦 + 5𝑧 = 9!
Penyelesaian:
𝑉1 = 𝑥 + 𝑦 + 5𝑧 = 9, karena 𝑉1 sejajar 𝑉2 , maka 𝑛1 = 𝑛2 dengan 𝑛1 = (1,1,5),
maka 𝑉2 akan berbentuk 𝑥 + 𝑦 + 5𝑧 + 𝐷2 = 0. Sehingga, bidang rata 𝑉2 yang
melalui titik (0,2,1) menjadi:
𝑉2 = 𝑥 + 𝑦 + 5𝑧 + 𝐷2 = 0
0 + 2 + 5(1) + 𝐷2 = 0
7 + 𝐷2 = 0
𝐷2 = −7
Jadi, persamaan 𝑉2 = 𝑥 + 𝑦 + 5𝑧 − 7 = 0

2) Diberikan tiga titik P(1,1,2), Q(2,3,5) dan R(1,3,7). Persamaan umum bidang yang
melalui tiga titik tersebut adalah?
Penyelesaian:
persamaan vektoris dari ketiga titik tersebut
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ] + 𝜆[𝑥2 − 𝑥1 , 𝑦2 − 𝑦1 , 𝑧2 − 𝑧1 ] + µ[𝑥3 − 𝑥1 , 𝑦3 − 𝑦1 , 𝑧3 − 𝑧1 ]
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [1,1,2] + 𝜆[2 − 1, 3 − 1, 5 − 2] + µ[1 − 1, 3 − 1, 7 − 2]
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [1,1,2] + 𝜆[1, 2, 3] + µ[0, 2, 5]
Vektor normal
𝑛⃗⃗ = [𝐴, 𝐵, 𝐶 ]
𝑛⃗⃗ = [1,2,3] × [0,2,5]
2 3 3 1 1 2
𝑛⃗⃗ = [| |,| |,| |]
2 5 5 0 0 2
𝑛⃗⃗ = [4, −5,2]
Persamaan umum bidang rata
𝐴(𝑥 − 𝑥1 ) + 𝐵(𝑦 − 𝑦1 ) + 𝐶(𝑧 − 𝑧1 ) = 0
4(𝑥 − 1) + (−5)(𝑦 − 1) + 2(𝑧 − 2) = 0
4𝑥 − 4 − 5𝑦 + 5 + 2𝑧 − 4 = 0
4𝑥 − 5𝑦 + 2𝑧 − 3 = 0
Jadi, persamaan umum bidang rata dari ketiga titik tersebut adalah
4𝑥 − 5𝑦 + 2𝑧 − 3 = 0.

11
2.5 Empat Titik Sebidang
Berdasarkan bentuk persamaan umum bidang rata terdapat hal-hal khusus yang
perlu diketahui yaitu sebagai berikut.

Perhatikan gambar berikut ini!

12
Contoh Soal:
1) Apakah empat titik berikut sebidang?. Jika sebidang tentukan persamaan
linearnya! (3, 1, 2) ; (4, -2, -1) ; (1, 2, 4) ; (1, 2, 1)!
Penyelesaian:
Dari soal, dimisalkan:
• (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ) = (3, 1, 2)
• (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 ) = (4, −2, −1)
• (𝑥3 , 𝑦3 , 𝑧3 ) = (1, 2, 4)
• (𝑥4 , 𝑦4 , 𝑧2 ) = (1, 2, 1)
Akan sebidang jika 𝑣 ⃗⃗⃗⃗⃗1 . (𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗2 × ⃗⃗⃗⃗⃗)
𝑣3 = 0
Dengan:
⃗⃗⃗⃗⃗1 = (𝑥2 − 𝑥1 )𝑖̂ + (𝑦2 − 𝑦1 )𝑗̂ + (𝑧2 − 𝑧1 )𝑘̂
𝑣
𝑣2 = (𝑥3 − 𝑥1 )𝑖̂ + (𝑦3 − 𝑦1 )𝑗̂ + (𝑧3 − 𝑧1 )𝑘̂
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣3 = (𝑥4 − 𝑥1 )𝑖̂ + (𝑦4 − 𝑦1 )𝑗̂ + (𝑧4 − 𝑧1 )𝑘̂
⃗⃗⃗⃗⃗
Maka,
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1 𝑧2 − 𝑧1
⃗⃗⃗⃗⃗1 . (𝑣
𝑣 𝑣3 = |𝑥3 − 𝑥1 𝑦3 − 𝑦1 𝑧3 − 𝑧1 |
⃗⃗⃗⃗⃗2 × ⃗⃗⃗⃗⃗)
𝑥4 − 𝑥1 𝑦4 − 𝑦1 𝑧4 − 𝑧1

13
Sehingga,
⃗⃗⃗⃗⃗1 = (4 − 3)𝑖̂ + (−2 − 1)𝑗̂ + (−1 − 2)𝑘̂ = 𝑖̂ − 3𝑗̂ − 3𝑘̂
𝑣
𝑣2 = (1 − 3)𝑖̂ + (2 − 1)𝑗̂ + (4 − 2)𝑘̂ = −2𝑖̂ + 𝑗̂ + 2𝑘̂
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣3 = (1 − 3)𝑖̂ + (2 − 1)𝑗̂ + (1 − 2)𝑘̂ = −2𝑖̂ + 𝑗̂ − 𝑘̂
⃗⃗⃗⃗⃗
Maka,
1 −3 −3 1 −3
⃗⃗⃗⃗⃗1 . (𝑣
𝑣 ⃗⃗⃗⃗⃗2 × ⃗⃗⃗⃗⃗)
𝑣3 = |−2 1 2 | −2 1
−2 1 −1 −2 1
= (1)(1)(−1) + (−3)(2)(−2) + (−3)(−2)(1) − (−3)(1)(−2) − (1)(2)(1) − (−3)(−2)(−1)
= −1 + 12 + 6 − 6 − 2 + 6
= 15 ≠ 0
𝑣1 . (𝑣
Dikarenkan ⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗2 × ⃗⃗⃗⃗⃗)
𝑣3 ≠ 0 , maka keempat titik tersebut tidak sebidang.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa keempat titik berikut: (3, 1, 2) ; (4, -2, -1) ; (1, 2,
4) ; (1, 2, 1) tidak sebidang.

14
BAB III
PENUTUP

“Kesimpulan”

1) Suatu bidang rata bila diketahui tiga buah titik tertentu (yang tidak segaris) yang
terletak pada bidang rata tersebut. Adapun persamaan vektoris bidang rata yang
melalui tiga titik pada bidang R3 adalah:
[𝑥, 𝑦, 𝑧] = [𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 ] + [𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 ] + [𝑥𝑏 , 𝑦𝑏 , 𝑧𝑏 ]
dengan (−∞ <  < ∞, −∞ <  < ∞)

2) Jika persamaan sebuah bidang datar ditunjukkan dalam bentuk :


Ax + By + Cz + D = 0
Maka, cosinus-cosinus arahnya adalah:
A
• cos  =
 A2 + B 2 + C 2
B
• cos  =
 A2 + B 2 + C 2
C
• cos  =
 A + B2 + C 2
2

3) Persamaan garis l yang melalui 𝑃0 (𝑥0 , 𝑦0, 𝑧0 ) dan sejajar dengan vektor 𝑣 = (𝑎, 𝑏, 𝑐)
adalah:
𝐫 = 𝐫𝟎 + 𝒕 𝒗 ...... sebagai persamaan vektor garis l
Atau:
(𝑥, 𝑦, 𝑧) = (𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) + 𝑡(𝑎, 𝑏, 𝑐)
(𝒙, 𝒚, 𝒛) = (𝒙𝟎 + 𝒕𝒂, 𝒚𝟎 + 𝒕𝒃, 𝒛𝟎 + 𝒕𝒄) .... sebagai persamaan vektor garis l
Dengan:
➢ Persamaan Parametik (Kanonik), adalah komponen dari persamaan vektor
dalam bentuk koordinat garis (x, y, z), dimana masing-masing komponen
tersebut menunjukkan nili arah dari garis sebuah vektor.
Adapun persamaan parametik (kanonik) dari persamaan garis l adalah:
• 𝒙 = 𝒙𝟎 + 𝒕𝒂
• 𝒚 = 𝒚𝟎 + 𝒕𝒃
• 𝒛 = 𝒛𝟎 + 𝒕𝒄
➢ Apabila parameter t dari persamaan parametik tersebut dihilangkan, maka
diperoleh persamaan simetris. Persamaan Simetrik adalah mengeliminasi
parameter t sehingga masing-masing komponen dari persamaan parameter
tersebut menjadi setara satu sama lain dan bernilai ∅.
Adapun persamaan simetrik dari garis l dengan bilangan arah a,b,c dan melalui
titik (𝑥0 , 𝑦0 , 𝑧0 ) adalah:

15
𝒙 − 𝒙𝟎 𝒚 − 𝒚𝟎 𝒛 − 𝒛𝟎
= = = ∅
𝒂 𝒃 𝒄

4) Persamaan linier (umum) bidang rata adalah A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0 atau
𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶𝑧 + 𝐷 = 𝑂

5) Jika diketahui terdapat empt buah titik, yang dimisalkan


• (𝑥1 , 𝑦1 , 𝑧1 )
• (𝑥2 , 𝑦2 , 𝑧2 )
• (𝑥3 , 𝑦3 , 𝑧3 )
• (𝑥4 , 𝑦4 , 𝑧2 )
Akan sebidang jika 𝑣 ⃗⃗⃗⃗⃗1 . (𝑣
⃗⃗⃗⃗⃗2 × ⃗⃗⃗⃗⃗)
𝑣3 = 0
Dengan:
⃗⃗⃗⃗⃗1 = (𝑥2 − 𝑥1 )𝑖̂ + (𝑦2 − 𝑦1 )𝑗̂ + (𝑧2 − 𝑧1 )𝑘̂
𝑣
𝑣2 = (𝑥3 − 𝑥1 )𝑖̂ + (𝑦3 − 𝑦1 )𝑗̂ + (𝑧3 − 𝑧1 )𝑘̂
⃗⃗⃗⃗⃗
𝑣3 = (𝑥4 − 𝑥1 )𝑖̂ + (𝑦4 − 𝑦1 )𝑗̂ + (𝑧4 − 𝑧1 )𝑘̂
⃗⃗⃗⃗⃗
Maka,
𝑥2 − 𝑥1 𝑦2 − 𝑦1 𝑧2 − 𝑧1
⃗⃗⃗⃗⃗1 . (𝑣
𝑣 𝑣3 = |𝑥3 − 𝑥1 𝑦3 − 𝑦1 𝑧3 − 𝑧1 |
⃗⃗⃗⃗⃗2 × ⃗⃗⃗⃗⃗)
𝑥4 − 𝑥1 𝑦4 − 𝑦1 𝑧4 − 𝑧1

16
Latihan Soal dan Pembahasan

1) Diketahui bidang rata yang melalui titik – titik (1, 2, 2), (2, 4, 5) dan (1, 2, 6).
Tentukan persamaan liniernya!
Penyelesaian:
[x, y, z] = [1, 2, 2] + λ[2-1, 4-2, 5-2] + µ[1-1, 2-2, 6-2]
[x, y, z] = [x1, y1, z1] + λ[xa, ya, za] + µ[xb, yb, zb]
[x, y, z] = [1, 2, 2] + λ [1, 2, 3] + µ [0, 0, 4]
Vektor normal diperoleh dari [1, 2, 3] x [0, 0 , 4] = [8, -4, 0]
Jadi persamaan linier bidang rata yang melalui ketiga titik tersebut
adalah:
A(x – x1) + B(y – y1) + C(z – z1) = 0
8(x – 1) – 4(y – 2) + 0 (z – 2) = 0
8x – 8 – 4y + 8 = 0
8x – 4y = 0
2x – y = 0

2) Bidang 2x+3y+4z=12 dapat ditulis menjadi x/6+y/(4 )+z/3=1 akan memotong sumbu-
sumbu di (6,0,0),(0,4,0), 𝑑𝑎𝑛 (0,0,3). Gambarkan ilustrasi gambarnya!
Penyelesaian:
Berikut ini adalah ilustrasi gambar yang berkaitan dengan soal yaitu sebagai berikut.

3) Lukislah gambar bidang 𝑥 + 𝑦 – 𝑧 = 0 melalui titik asal (0,0,0)!


Penyelesaian:
Untuk menggambarnya kita tentukan garis-garis potong dengan bidang bidang
koordinatnya:
Garis potong dengan 𝑋𝑂𝑌: z = 0, x + y = 0
Garis potong dengan 𝑋𝑂𝑍: y = 0, x - z = 0
Garis potong dengan 𝑌𝑂𝑍: x = 0, y - z = 0

17
4) Tentukan persamaan bidang datar yang melalui titik P(2, 4, -1), Q(2, 6, 4) dan R(3, -
4, 5)!
Penyelesaian:
Menentukan persamaan bidang datar yang melalui titik P(2, 4, -1), Q(2, 6, 4) dan R(3,-
4, 5).

Vektor normal terhadap bidang tersebut adalah sebagai bilangan bilangan arah pada
n dan titik (x₁, y₁, z₁).Bentuk umum persamaan bidang datar adalah ax + by + cz + d
= 0, yang diperoleh dari a(x - x₁) + b(y - y₁) + c(z - z₁) + d = 0. Tetapkan titik P sebagai
titik (x₁, y₁, z₁) = (2, 4, -1).
Siapkan vektor-vektor 𝑃𝑄 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑃𝑅
⃗⃗⃗⃗⃗⃗

⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑃𝑅
Siapkan vektor normal 𝑛⃗⃗ sebagai hasil kali silang 𝑃𝑄 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗

= 52𝑖̂ + 5𝑗̂ − 2𝑘̂


Jadi, didapat bahwa a = 52, b = 5, dan c = -2.
Substitusikan titik P(2, 4, -1) bersama a, b, dan c, ke dalam:
𝑎(𝑥 − 𝑥₁) + 𝑏(𝑦 − 𝑦₁) + 𝑐(𝑧 − 𝑧₁) + 𝑑 = 0.

18
52(𝑥 − 2) + 5(𝑦 − 4) − 2(𝑧 + 1) = 0
52𝑥 − 104 + 5𝑦 − 20 − 2𝑧 − 2 = 0
Jadi, didapatlah bahwa persamaan bidang datarnya adalah 52𝑥 + 5𝑦 − 2𝑧 −
126 = 0.

5) Tentukanlah apakah bidang – bidang x + 2y – 2z = 5 dan 6x -3y + 2z = 8 sejajar!


Penyelesaian:
Bidang-bidang 𝑥 + 2𝑦 – 2𝑧 = 5 dan 6𝑥 − 3𝑦 + 2𝑧 = 8 memiliki normal 𝑛1 =
(1, 2, -2) dan 𝑛2 = (6, -3, 2). Kedua normal bidang bukan merupakan vektor-vektor
parallel, tak ada nilai k real dan tak nol yang menyebabkan 𝑛1 ≠ 𝑛2 .
Dikrenakan 𝑛1 ≠ 𝑛2 , maka kedua bidang tersebut tidak sejajar.

6) Carilah persamaan bidang yang melalui titik Q(2,4,-1) dengan vektor normal n = 2i +
3j + 4k. Kemudian tentukan titik potongnya dengan sumbu koordinat!
Penyelesaian:
Persamaan bidang melalui titik Q(2,4,-1), vektor normal n = 2i + 3j + 4k adalah:
𝑎(𝑥 − 𝑥𝑜) + 𝑏(𝑦 – 𝑦𝑜) + 𝑐(𝑧 – 𝑧𝑜) = 0
2(𝑥 − 2) + 3(𝑦 − 4) + 4(𝑧 – (−1)) = 0
2(𝑥 − 2) + 3(𝑦 − 4) + 4(𝑧 + 1) = 0
2𝑥 – 4 + 3𝑦 − 12 + 4𝑧 + 4 = 0
2x + 3y + 4z – 4 – 12 + 4 = 0
2x + 3y + 4z – 12 = 0
Titik potongnya dengan sumbu koordinat
• Titik potong dengan sumbu x,y = 0 dan z = 0
2𝑥 + 3𝑦 + 4𝑧 – 12 = 0
2𝑥 + 3(0) + 4(0) – 12 = 0
2𝑥 = 12
𝑥 = 6
Titik potong dengan sumbu x adalah (6, 0, 0)

• Titik potong dengan sumbu y,x = 0 dan z = 0


2𝑥 + 3𝑦 + 4𝑧 – 12 = 0
2(0) + 3𝑦 + 4(0)– 12 = 0
3𝑦 = 12
𝑦 = 4
Titik potong dengan sumbu y adalah (0,4.0)

• Titik potong dengan sumbu z,x = 0 dan y = 0


2𝑥 + 3𝑦 + 4𝑧 – 12 = 0
2(0) + 3(0) + 4𝑧 – 12 = 0
4𝑧 = 12
𝑧 = 3
Titik potong dengan sumbu z adalah (0,0,3)

19
DAFTAR PUSTAKA

Athma, P.R., & Alfiani. (2012). Analytic Geometry. Malang : IKIP Budi Utomo.

Endaryono. (2020). Persamaan Garis dan Bidang di R3. Jakarta Selatan : Universitas
Indraprasta PGRI.

Sakur (2024). Bahan Ajar Materi Perkuliahan Matakuliah Geometri Analitik Bidang &
Ruang. Pekanbaru : Universitas Riau.

Sukirman. (2016). Geometri Analit Bidang dan Ruang Edisi 1. Tangerang Selatan:
Universitas Terbuka.

Susanah. (2016). Geometri Analitika. Unesa University Press.

Sriwasito, P. (2007). Bidang dan Garis. Semarang : Universitas Diponegoro.

Tim dosen matematika. (2014). Geometri Analitik. Medan : Universitas Negeri Medan

Yunita, A., & Hamdunah. (2017). Geometri Analitik. Erka: CV. Rumahkayu Pustaka
Utama.

20

Anda mungkin juga menyukai