Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

Pembuktian dalam Geometri


“ Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur pada Mata Kuliah Geometri
Bidang dan Ruang “

Disusun Oleh :
Kelompok 3
2421079 Siti Noor Diana
2421081 Nurul Syarifa
2421088 Nisa Oktavia
2421098 Azif Gustama

Dosen Pengampu :
Vivi Ramadhani,M.Si

Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi


Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Prodi Pendidikan Matematika
Tahun Ajaran 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pembuktian dalam Geometri” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan penulisan dar makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
ibuk Vivi Ramadhani,M.Si. pada mata kuliah Geometri Bidang dan Ruang.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Garis
Istimewa pada Segitiga bagi para pembaca dan juga penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibuk Vivi Ramadhani,M.Si. selaku


dosen pembimbing yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai bidang studi yang kami tekuni. Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman seperjuangan yang telah mendukung kami
sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari segi
isi maupun penulisan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan
kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
menjadi referensi yang bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan di
masa yang akan datang.

Bukittinggi, 11 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

COVER ...............................................................................................................................

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................1

A. Latar Belakang .......................................................................................................1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................1
C. Tujuan Masalah .....................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................2

A. Pembuktian Menggunakan Definisi-definisi .........................................................2


B. Pembuktian Menggunakan Postulat Kongruen .....................................................7
C. Bukti Tak Langsung ............................................................................................10
D. Pembuktian Tak Langsung dan Hubungan Segitiga............................................12
E. Keantaraan dan Pemisah ......................................................................................13

BAB II PENUTUP .........................................................................................................14

A. Kesimpulan ..........................................................................................................14
B. Saran ....................................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Geometri merupakan cabang matematika yang membahas secara
mendalam konsep-konsep aksioma dasar, definisi, dan teorema atau dalil yang
berkaitan dengan segment garis dan sudut, kekongruenan segitiga, ketegaklurusan
dan kesejajaran dalam bidang, kesebangunan segitiga, lingkaran, dan tempat
kedudukan pada bidang dan ruang. Setiap teorema, dalil, dan pernyataan
matematis dalam Geometri memerlukan suatu bukti yang diperoleh melalui
proses pembuktian. Pembuktian ini merupakan langkah untuk menunjukkan suatu
pernyataan Geometri valid atau tidak (benar atau salah) sehingga kebenarannya
dapat diterima secara umum (general). Oleh karenanya, kemampuan dalam
menyusun bukti matematis sangat diperlukan mahasiswa pada mata kuliah ini.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuktian geometri dengan definisi ?
2. Bagaimana pembuktian geometri dengan postulat ?
3. Bagaimana pembuktian geometri dengan teorema kongruensi segitiga?
4. Bagaimana bentuk bukti tak langsung ?
5. Bagaimana pembuktian tak langsung dan hubungan segitiga ?
6. Bagaimana kentaran dan pemisah ?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pembuktian geometri dengan definisi
2. Untuk mengetahui pembuktian geometri dengan postulat
3. Untuk mengetahui pembuktian geometri dengan teorema kongruensi segitiga
4. Untuk mengetahui bentuk bukti tak langsung
5. Untuk mengetahui pembuktian tak langsung dan hubungan segitiga
6. Untuk mengetahui kentaran dan pemisah

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pembuktian Menggunakan Definisi - Definisi

Definisi dari garis tegak lurus dan definisi dari sudut pembagi, titik tengah,
bagian pembagi dan pembagi tegak lurus sering digunakan dalam pembuktian.

Jika garis AC membagi dua sudut BAD jadi sudut BAC kongruen dengan sudut
CAD.

Example 1 :Titik C adalah titik tengah dari garis BD, jadi garis BC kongruen
dengan garis CD.

Example 2 : Garis AC adalah pembagi tegak lurus dari garis BD jadi titik C adalah
titik tengah dari garis BD.

Example 3 : Garis AC tegak lurus garis BD jadi sudut ACD kongruen dengan
sudut ACB.

B. Pembuktian Menggunakan Postulat Kongruen

Untuk membuktikan dua segitiga yang kongruen kita mulai dengan memberi
informasi dan menggunakan pola alasan deduktif untuk menyimpulkan bahwa
segitig itu memang kongruen.

Bentuk umum postulat SSS :

2
Jika semua sisi dari sebuah segitiga kongruen terhadap semua sisi segitiga lain
maka kedua segitiga tersebut kongruen

Pernyataan yang diberikan :

• sisi PT kongruen dengan sisi QS


• sisi QT kongruen dengan sisi RS
• sisi PQ kongruen dengan sisi QR
• segitiga PQT kongruen dengan segitiga QRS (postulat kongruen SSS)

Contoh 2:

Pernyataan yang diberikan :

Sisi AB kongruen dengan sisi DE, Sudut A kongruen dengan sudut D,


Sudut B kongruen dengan sudut E, Segitiga ABC kongruen dengan segitiga
DEF(postulat kongruen ASA)

Contoh 3 :

3
Pernyataan yang diberikan :

Sisi AB kongruen dengan sisi AD, Sudut BAC kongruen dengan sudut
CAD, Sisi AC kongruen dengan sisi AC (bagian yang kongruen untuk dirinya
sendiri), Segitiga ABC kongruen dengan segitiga ACD (postulat kongruen SAS)

4
5
6
C. Bukti Tak Langsung
Bukti tak langsung adalah alat deduktif ampuh. Beberapa teorema yang
kelihatan jelas benar sukar dibuktikan dengan bukti langsung. Dengan
menggunakan kontrapositif dalam bukti tak langsung sering kesukaran ini dapat
diatasi.

Di dalam bab sebelumnya, definisi sudut siku-siku dan garis-garis tegak


lurus telah diberikan.Jika kamu memilih sebuah titik pada garis dalam sebuah
bidang, kamu dapat membuat garis kedua yang tegak lurus garis pertama di titik
itu.

7
Teorema
Pada sebuah bidang, melalui sebuah titik pada sebuah garis, ada satu dan hanya
satu garis yang tegak lurus garis itu.
Diketahui :
Garis L pada bidang e, dengan P titik pada L.
Buktikan :
Ada tepat satu garis PY tegak lurus dengan L dan P
Keujudan : buktikan ada satu garis yang tegak lurus dengan garis yang diketahui,
pada sebuah titik.
Ketunggalan : buktikan hanya ada satu garis yang tegak lurus sebuah garis pada
sebuah titik yang diketahui.

a) Bukti Keujudan

Pernyataan Alasan
1. P pada garis l di bidang E 1. Diketahui
2. H salah satu bidang setengah di 2. Postulat Pemisah Bidang
E yang ditentukan oleh l.
3. X titik lain di l 3. Postulat Penggaris
4. PY terletak di H sehingga 𝑚∠𝑌 4. Postulat Kontruksi Sudut
PX=90
5. P dan Y menentukan 𝑃𝑌 5. Diberikan dua titik berbeda, ada
tepat satu garis yang memuat
keduanya (Postulat)

6. PY ⊥ l 6. Definisi

8
b) Bukti Ketunggalan
Pernyataan Alasan
7. Misalkan garis m dan n ⊥ 7. Asumsi tak langsung
dengan l di P di E dengan Z di
n dan titik Y di m.
8. ∠𝑍𝑃𝑋 dan ∠𝑌𝑃𝑋 siku-siku 8. Definisi 1
9. 𝑚∠𝑍𝑃𝑋 = m∠𝑌𝑃𝑋 = 90 9. Definisi sudut siku-siku
10. 𝑃𝑌 dan PZ pastilah sinar garis 10. Postulat Kontruksi Sudut
yang sama
11. Garis m dan n sama 11. m dan n memiliki lebih dari
titik potong (Postulat)

Ingatlah bahwa ketunggalan garis tegak lurus data teorema ini berlaku untuk
satu bidang. Tanpa pembatasan itu,dapat diperoleh tak hingga banyak garis
dalam ruang yang tegak lurus sebuah garis di sebuah titik.
Teorema
Garis sumbu, garis sumbu sebuah ruas garis dalam bidang adalah himpunan
semua titik dalam bidang yang berjarak sama dari ujung-ujung ruas garis itu.

Defenisi
A. Garis sumbu
Dalam sebuah bidang, garis sumbu sebuah ruas garis adalah garis yang
tegak lurus garis itu di titik tengahnya. Keujudan dan ketunggalan titik
tengah sebuah garis dan garis tegak lurus sebuah garis ( atau ruas garis )
di sebuah titik dalam bidang menjamin keujudan dan ketunggalan garis
sumbu.
B. Berjarak sama

9
Dua titik berjarak sama dengan titik ke-3 jika kedua titik itu sama
jauhnya dari titik ketiga tersebut.
D. Pembuktian Tak Langsung dan Hubungan Segitiga

Definisi segitiga siku-siku merupakan definisi sederhana tetapi penting.


Sudut siku-siku, dan dengan perluasan segitiga siku-siku, memberikan dasar bagi
banyak aplikasi matematika pada dunia nyata. Sudut siku-siku merupakan dasar
trigonometri dan bidang-bidang lain seperti astronomi, pemetaan dan arsitektur.

Gagasan bahwa segitiga siku-siku ada bergantung pada bukti tak langsung,
seperti ditunjukkan dalam pasal sebelumnya. Teknik-teknik bukti tak langsung
merupakan alat ampuh untuk membuktikan teorema-teorema. Kuncinya adalah
mengetahui kapan alat ini digunakan. Seperti yang kita lihat, kebanyakan bukti
satu dan hanya satu menggunakan pendekatan tak langsung. Bukti tak langsung
juga bermanfaat ketika informasi yang diketahui langka (seperti Akibat 5.2) atau
ketika kita mencoba menunjukkan bahwa sesuatu berbeda dari yang lain, seperti
contoh berikut ini.

Diketahui: segitiga ABC siku-siku; A siku-siku

Buktikan: Bahwa garis berat AC berbeda dengan garis sumbu AC

Bukti:

Pernyataan Alasan
1. Dalam ∆𝐴𝐵𝐶 BD garis berat 1. Diketahui
AC 2. Diandaikan
2. Misal BD garis sumbu AC 3. Definisi garis sumbu
3. ∠𝐵𝐷𝐴 sudut siku-siku 4. diketahui
4. ∠𝐴 sudut siku-siku

Hal ini kontradiksi dengan akibat 5.2 yaitu paling banyak ada satu
sudut siku-siku pada segitiga siku-siku. Jadi pengandaian salah seharusnya
garis berat AC dan sumbu AC adalah ruas garis berbeda.

10
Gambar di atas menyatakan bahwa BD bukan garis sumbu AC. Tentu
tidak tampak tegak lurus. Tetapi karena gambar hanya sebagi model kita harus
hati-hati untuk tidak mendasarkan kesimpulan pasti pada gambar yang terlihat.
Penamaan BD adalah garis sumbu AC bertentangan dengan teorema 5.3, yang
menyatakan bahwa ada tepat satu garis yang tegak lurus AC melalui titik B. Satu-
satunya garis itu adalah AB, sebab segitiga ABO siku-siku.

Meskipun kadang-kadang metode langsung tak langsung tidak akan


membuktikan pernyataan atau teorema sering kita temui bahwa kedua metode tadi
digunakan. Sebagai contoh, pernyataan berikut dapat dibuktikan dengan metode
langsung dan tak langsung sekaligus: “Jika garis berat hipotenusa sebuah segitiga
siku-siku tegak lurus dengan hipotenusa itu, maka segitiga siku-siku itu sama
kaki”.

Diketahui: segitiga ABC siku-siku dengan garis berat AD BC

Buktikan: segitiga ABC adalah sama kaki

Bukti Langsung

Pernyataan Alasan
1. ∠𝐴 siku-siku dengan garis berat 1. Diketahui
AD ⊥ 𝐵𝐶
2. ∠𝐴𝐷𝐶 dan ∠𝐴𝐷𝐵 sudut siku-siku 2. Definisi ketagaklurusan
3. ∠𝐴𝐷𝐶 dan ∆𝐴𝐷𝐵 segitiga siku- 3. Definisi segitiga siku-siku
siku 4. Sifat refleksif
4. AD ≅ 𝐴𝐷 5. Definisi garis berat
5. DC=𝐷𝐵 6. Definisi kongruensi segmen
6. DC≅ 𝐷𝐵 7. Langkah 4 6 dan KK (s.sd.s)
7. ∆𝐴𝐷𝐶 ≅ ∆𝐴𝐷𝐵 8. Akibat kongruensi segitiga
8. 𝐴𝐶 ≅ 𝐴𝐵 9. Definisi segitiga sama kaki
9. ∆𝐴𝐵𝐶 sama kaki

Bukti Tak Langsung

Pernyataan Alasan

11
1. ∆𝐴𝐵𝐶 siku-siku ∠𝐴 siku-siku 1. Diketahui
dengan garis berat AD⊥ 𝐵𝐶
2. Andai ∆𝐴𝐵𝐶 tidak sama kaki 2. Pengandaian tak langsung
3. 𝐴𝐵 ≅ 𝐴𝐶 3. Definisi segitiga siku-siku
4. D sumbu BC 4. Langkah 1 dan definisi garis berat
5. Berjarak sama dari B dan C 5. Definisi garis sumbu
6. 6. Definisi jarak sama
7. 𝐴𝐵 ≅ 𝐴𝐶 7. Definisi segmen kongruen

E. Keantaraan dan Pemisah

Tujuan utama bab ini adalah memperluas dan memperbaiki teknik-teknik


Pembuktian deduktif. Hal ini memungkinkan kita mengisi celah dalam Sistem
deduktif yang dikembangkan hingga saat ini.

Bukti (Teorema 4.6) yang menyatakan bahwa setiap sudut mempunyai tepat satu
garis bagi, mengasumsikan bahwa D terletak di interior sudut ABC. Tentunya ini
menunjukkan bahwa D dalam interior LABC pada gambar. Tetapi gambar hannyalah
hampiran hubungan-hubungan geometris. Bukti. Bukti yang diturunkan dari
hubungan-hubungan ini lebih mudah ditulis dengan sebuah gambar untuk referensi.

Gambar di atas merupakan salah satu representasi yang mungkin, tetapi bukti
harus berlaku untuk sebarang bangun yang memenuhi kriteria yang diketahui.
Meskipun membantu, gambar-gambar itu tidak menyediakan bukti

Teorema 5.4 Jika P di antara X dan Y pada garis l, maka X dan P berada pada setengah
bidang yang sama yang dibentuk oleh sebarang garis yang memuat Y.

Diketahui: Titik P di antara titik X dan titik Y pada I. Garis lain k memuat Y.

Buktikan: X dan P-berada dalam setengah bidang yang sama yang dibentuk oleh k.

12
Bukti: (tak langsung): Diasumsikan X dan P berada pada bidang yang
berlainan pihak yang dibentuk garis k. Garis k dan I sebidang, karena dua garis
berpotongan membentuk sebuah bidang. Selanjutnya k dan 1 berpotongan di titik
Z. Jadi Z adalah titik pada k dan 1, dan Z di antara X dan P. Karena dua garis
berpotongan di tepat satu titik maka Z = Y. Jasi Y di antara X dan P, Hal ini
kontradiksi dengan yang diketahui. Jadi pangandaian salah, seharusnya X dan P
berada setengah bidang yang sama yang dibentuk oleh sebarang garis lain yang
memuat. Y.

Teorema 5.5 Jika D di antara A dan C, dan B adalah sebarang titik tidak
pada AC, maka D berada dalam interior sudut ABC.

Diketahui: Titik D di antara A dan C. B tidak pada AC.

Buktikan: D berada dalam interior sudut ABC

Bukti: Gunakan Teorema 5.4dua kali. Yaitu, A dan D terletak pada pihak yang
sama dari BC, dan D dan C terletak pada pihak yang sama dari AB. Oleh karena
itu, titik D memenuhi definisi titik di interior sebuah sudut.

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Definisi dari garis tegak lurus dan definisi dari sudut pembagi, titik tengah,
bagian pembagi dan pembagi tegak lurus sering digunakan dalam pembuktian.
Jika garis AC membagi dua sudut BAD jadi sudut BAC kongruen dengan
sudut CAD.
Bukti tak langsung adalah alat deduktif ampuh. Beberapa teorema yang
kelihatan jelas benar sukar dibuktikan dengan bukti langsung. Ingatlah bahwa
ketunggalan garis tegak lurus data teorema ini berlaku untuk satu bidang.
Tanpa pembatasan itu,dapat diperoleh tak hingga banyak garis dalam ruang
yang tegak lurus sebuah garis di sebuah titik. Dalam sebuah bidang, garis
sumbu sebuah ruas garis adalah garis yang tegak lurus garis itu di titik
tengahnya. Definisi segitiga siku-siku merupakan definisi sederhana tetapi
penting. Bukti tak langsung juga bermanfaat ketika informasi yang diketahui
langka (seperti Akibat 5.2) atau ketika kita mencoba menunjukkan bahwa
sesuatu berbeda dari yang lain, seperti contoh berikut ini. Hal ini kontradiksi
dengan akibat 5.2 yaitu paling banyak ada satu sudut siku-siku pada segitiga
siku-siku. Meskipun kadang-kadang metode langsung tak langsung tidak akan
membuktikan pernyataan atau teorema sering kita temui bahwa kedua metode
tadi digunakan. Hal ini memungkinkan kita mengisi celah dalam Sistem
deduktif yang dikembangkan hingga saat ini.

B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat. Semoga makalah ini dapat
memberikan pengetahuan bagi kita semua. Pemakalah menyadari bahwa
makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan.
Untuk itu, diharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang membangun demi
kesempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

https://karyatulisilmiah.com/kekongruenan-segitiga/

Susanah dan Hartono,2004.Geometri.Unesa University Press.

15

Anda mungkin juga menyukai