DI SDN SAPEKEN 3
Oleh :
Robi Herman Felani
717720131
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIRARAJA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. Tingkat Prakonvensional
Dalam tingkat ini anak tanggap pada aturan-aturan budaya dan terhadap
ungkapan-ungkapan budaya mengenai baik atau buruk, benar atau salah. Namun,
hal ini semata-mata ditafsirkan dari sudut pandang sebab akibat fisik atau
kenikmatan perbuatan (hukuman, keuntungan, pertukaran dan kebaikan).
2. Tingkat Konvensional
Dalam tingkat ini, anak hanya menurut pada harapan keluarga, kelompok
ataupun bangsa. Ia memandang bahwa hal tersebut penting bagi dirinya sendiri,
tanpa mengindahkan akibat yang segera dan nyata.
3. Tingkat Pasca-konvensional
Dalam tingkatan ini ada usaha yang jelas untuk merumuskan nilai-nilai
serta prinsip moral yang dimiliki keabsahan dan dapat diterapkan, lepas dari
otoritas kelompok atau orang yang berpegang terhadap prinsip-prinsip tersebut
dan terlepas pula dari identifikasi individu sendiri dengan kelompok itu.
Tapi, pada kenyataan banyak ditemukan remaja yang belum dapat mencapai tahap
pasca-konvensional tersebut, dan pernah juga ditemukan remaja yang baru
mencapai tahap prakonvensional.
Fenomena itu banyak dijumpai dalam Siswa yang pada umumnya mereka
masih duduk di bangku kelas 6 SD seperti:
1. Berperilaku tidak terpuji, meremehkan peraturan dan disiplin sekolah yang ada
Jika ditanyakan kepada mereka, apa yang menyebabkan mereka bisa berbuat
kekerasan sesama remaja, dan apa masalahnya sehingga peristiwa yang
memalukan itu bisa terjadi, banyak yang menjawab bahwa mereka tidak tahu,
tidak sadar mengapa mereka secepat itu menjadi marah dan ikut berkelahi.
Menurut Rice (1999), masa remaja yakni masa peralihan, ketika individu
yang mempunyai kematangan. Pada masa tersebut, terdapat dua hal penting yang
menyebabkan remaja melakukan pengendalian diri.
Dua hal itu adalah, pertama hal yang bersifat eksternal, yakni adanya
perubahan dalam lingkungan. Pada tahap ini, masyarakat dunia sedang mengalami
banyak perubahan dengan begitu cepat yang dapat membawa berbagai dampak,
baik dampak positif maupun dampak negatif bagi siswa.
kedua adalah hal yang bersifat internal, adalah karakteristik dalam diri
remaja yang membuat relatif lebih bergejolak dibanding dengan masa
perkembangan lainnya (storm and stress period).
Salah satu peran konselor yakni sebagai pembimbing dalam tugasnya yaitu
mendidik, guru harus membantu murid-muridnya supaya mencapai tahap
kedewasaan secara optimal.
Dalam hal ini di samping orang tua, konselor di sekolah juga memiliki
peranan penting dalam membantu remaja untuk mengatasi kesulitanya,
keterbukaan hati konselor di dalam membantu kesulitan yang dialami oleh remaja,
akan menjadikan remaja sadar akan sikap serta tingkah lakunya yang kurang baik.
B. FOKUS MASALAH
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN PENELITIAN
Berdasar pada latar belakang masalah dan fokus penelitian, maka Tujuan
Penelitian yang ingin digapai adalah:
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat praktis
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Tiga langkah orang dewasa untuk membangun kontrol diri pada anak,
berikut:
1. Langkah pertama yakni memperbaiki perilaku anda, sehingga dapat
memberi contoh control diri yang baik untuk anak dan menunjukkan
bahwa hal tersebut merupakan prioritas utama.
2. Langkah kedua yaitu membantu anak menumbuhkan sistem regulasi
internal sehingga bisa menjadi motivator bagi diri mereka sendiri
khususnya.
3. Langkah ketiga yaitu mengajarkan cara membantu anak menggunakan
kontrol diri ketika menghadapi masalah dan stres, mengajarkan untuk
berfikir dahulu sebelum bertindak sehingga mereka akan memilih sesuatu
yang aman dan baik untuk dirinya maupun orang lain.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. METODE DAN ALASAN MENGGUNAKAN METODE
Pada penelitian ini digunakan Metodologi dengan pendekatan
kualitatif, yang mempunyai karakteristik alami (natural setting) sebagai
sumber data langsung, deskriptif, proses lebih dipentingkan dari pada
hasil, analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara
analisa induktif serta makna merupakan hal yang esensial.
Terdapat 6 (enam) macam metodologi penelitian yang
menggunakan pendekatan kualitatif, yakni: etnografis, studi kasus,
grounded theory, interaktif, partisipatories, serta penelitian tindakan
kelas.
Dalam hal ini penelitian yang digunakan yakni penelitian studi kasus
(case study), yaitu: suatu penelitian yang dilaksanakan untuk mempelajari
secara intensif tentang latar belakang keadaan sekarang, serta interaksi
lingkungan suatu unit sosial: individu, kelompok, lembaga, atau
masyarakat.
B. TEMPAT PENELITIAN
Penelitian ini berlokasi diSDN SAPEKEN 3 karena di dasarkan
pada beberapa pertimbangan:
SD adalah Sekolah Dasar yang mempunyai konotasi perilaku yang
tidak begitu baik menurut pandangan masyarakat. sehingga Konselor di
SD sangat berperan dalam memantau penyimpangan perilaku para siswa.
C. INSTRUMEN PENELITIAN
pada penelitian ini, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti
sendiri.
D. SAMPEL SUMBER DATA
Sumber data utama dalam penelitian ini yaitu kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah tambahan, seperti dokumen dan lainnya. Dengan
demikian sumber data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan
sebagai sumber utama, sedangkan sumber data tertulis.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah wawancara.
Sebab bagi peneliti kualitatif fenomena dapat di mengerti maksudnya
secara baik, jika dilakukan interaksi dengan subyek melalui wawancara
mendalam dan observasi pada latar, dimana fenomena tersebut terjadi, di
samping itu untuk melengkapi data diperlukan dokumentasi (tentang
bahan-bahan yang ditulis oleh atau tentang subyek).
Wawancara yaitu percakapan dengan maksud tertentu. Maksud
digunakannya wawancara antara lain:
a) mengkonstruksi mengenai orang, kejadian, kegiatan organisasi, perasaan,
motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain,
b) mengkonstruksikan kebulatan-kebulatan demikian yang dialami masa lalu.
Pada penelitian ini teknik wawancara yang digunakan peneliti adalah
wawancara mendalam maksudnya peneliti mengajukan beberapa
pertanyaan secara mendalam yang berhubungan dengan fokus
permasalahan. Sehingga data-data yang dibutuhkan dalam penelitian bisa
terkumpul secara maksimal sedangkan subjek peneliti dengan teknik
Purposive Sampling yakni pengambilan sampel bertujuan, sehingga
memenuhi kepentingan peneliti.
Mengenai jumlah informan yang diambil terdiri dari:
1. Kepala Sekolah SDN SAPEKEN 3;
2. Guru kelas SDN SAPEKEN 3;
3. Seluruh Wali Kelas di SDN SAPEKEN 3;
Teknik Observasi, dalam penelitian kualitatif observasi diklarifikasikan
menurut 3 cara. Pertama, pengamat bisa bertindak sebagai partisipan atau
nonpartisipan. Kedua, observasi dapat dilaksankan secara terus terang
atau penyamaran. Ketiga, observasi yang menyangkut latar penelitian dan
dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi yang pertama di mana
pengamat bertindak sebagai partisipan.
Teknik Dokumentasi, menggunakan teknik ini untuk mengumpulkan data
dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan rekaman.
“Rekaman" sebagai setiap tulisan/pernyataan yang dipersiapkan oleh
atau untuk individual atau kelompok dengan tujuan membuktikan adanya
suatu peristiwa. Sedangkan “Dokumen" digunakan untuk mengacu atau
bukan selain pada rekaman, yakni tidak dipersiapkan secara khusus untuk
tujuan tertentu, seperti: surat-surat, buku harian, catatan khusus, foto-
foto dan lain sebagainya.
F. TEKNIK ANALISIS DATA
Setelah semua data terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah
pengelolahan dan analisa data. Yang di maksud dengan analisis data ialah
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara
mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkannya kedalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusunnya ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan akan dipelajari, serta membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh dirinya sendiri atau orang lain.
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis data
kualitatif, jadi dalam analisis data selama di lapangan peneliti
menggunakan model spradley, yaitu tehnik analisa data yang di sesuaikan
dengan tahapan dalam penelitian, adalah:
1. Dalam tahap penjelajahan dengan teknik pengumpulan data grand tour
question, yaitu pertama dengan memilih situasi sosial (place, actor,
activity),
2. Kemudian setelah memasuki lapangan, dimulai dengan menetapkan
seorang informan “key informant" yang merupakan informan, berwibawa
dan dipercaya dapat “membukakan pintu" kepada peneliti untuk
memasuki obyek penelitian.Kemudian peneliti melakukan wawancara
kepada informan tersebut, dan mencatat hasil wawancara yang dilakukan.
Setelah itu perhatian peneliti pada obyek penelitian dan memulai untuk
mengajukan pertanyaan deskriptif, dilanjutkan dengan analisis terhadap
hasil wawancara. Berdasarkan hasil dari analisis wawancara berikutnya
peneliti melakukan analisis domain.
3. Dalam tahap menentukan fokus (dilakukan dengan observasi terfokus)
analisa data dilakukan menggunakan analisis taksonomi.
4. Dalam tahap selection (dilakukan dengan cara observasi terseleksi)
kemudian peneliti mengajukan pertanyaan kontras, yang dilakukan dengan
analisis komponensial.
5. Hasil dari analisis komponensial, melalui analisis tema peneliti
menemukan tema-tema budaya. Berdasar pada temuan tersebut,
selanjutnya peneliti menuliskan laporan penelitian kualitatif.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.damandiri.or.id/file/mnurgufronugmbab2.pdf