Anda di halaman 1dari 7

Laporan praktikum Hari/Tanggal : Senin/ 19 Maret 2018

Energi dan Listrik Pertanian Dosen : Dr. Muhammad Yuliyanto, ST, MT


Dr. Ir. Dyah Wulandari, M.Si

RADIASI SURYA

Nur Khsan Fatoni F14150112

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2018
PENDAHULUAN

A. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengukur radiasi surya, dan menduga radiasi
surya dengan model matematis sinusoidal.

B. Alat dan Bahan


 Piranometer
 Multimeter
C. Metode
1. Siapkan alat yang digunakan
2. Percobaan dilakukan dengan piranometer 0° dan 6°
3. Letakkan piranometer di atas sebuah bidang yang mana memiliki elevasi sebesar
0° dan 6° dan terkena sinar matahari
4. Sambungkan piranometer ke multimeter
5. Kalibrasi terlebih dahulu piranometer
6. Percobaan dilakukan mulai pukul 10.30 wib sampai 11.30 wib dengan rentang
pencatatan setiap 5 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Hasil pengukuran radiasi surya menggunakan piranometer

Waktu 0o 6o
Jam Desimal(θ x
mV W/m2 mV
) W/m2
10.35 10.583 0.85 4.3 860 5.8 828.5714
10.40 10.667 0.87 4.8 960 6.6 942.8571
10.45 10.75 0.88 4.8 960 6.6 942.8571
10.50 10.833 0.9 4.8 960 6.6 942.8571
10.55 10.917 0.91 4.9 980 6.7 957.1429
11.00 11 0.92 4.9 980 6.7 957.1429
11.05 11.083 0.94 4.9 980 6.8 971.4286
11.10 11.167 0.95 4.9 980 6.8 971.4286
11.15 11.25 0.96 4.9 980 6.8 971.4286
11.20 11.333 0.97 5.1 1020 7 1000
11.25 11.417 0.97 5.2 1040 7 1000
11.30 11.5 0.98 5.2 1040 7.1 1014.286
11.35 11.583 0.99 4.7 940 5.6 800
Contoh perhitungan konversi multimeter :
a) Untuk 0°
 Jam : 10.35
 Desimal : 10 + 35/60 = 10.583
 Radiasi surya : 2.5 mV = 4.3 x (1000/5) = 860 W/m2
b) Untuk 6°
 Jam : 10.35
 Desimal : 10 + 35/60 = 10.583
 Radiasi surya : 5.8 mV = 5.8 x (1000/7) = 828.5714 W/m2

0o : Imin = 860 W/m2 6o : Imin = 800 W/m2

: Imax = 1040 W/m2 : Imax = 1014.2 W/m2

Tabel 2. Hasil perhitungan radiasi surya

Imin + ( Imax-
Waktu x=
Imin)*x
(θ) SIN(π(θ-8)/8)
6o
10.583 0.849 981.97
10.667 0.866 985.58
10.750 0.882 988.98
10.833 0.897 992.19
10.917 0.911 995.19
11.000 0.924 997.97
11.083 0.936 1000.55
11.167 0.947 1002.91
11.250 0.957 1005.06
11.333 0.966 1006.98
11.417 0.974 1008.69
11.500 0.981 1010.17
11.583 0.987 1011.42
Tabel 3. Hasil Perbandingan Intensitas Radiasi pengukuran dan Perhitungan

Waktu(θ Pengukuran
) (W/m2) Perhitungan Error(%)
10.583 828.57 984.30 15.82
10.667 942.86 986.76 4.45
10.750 942.86 989.22 4.69
10.833 942.86 991.68 4.92
10.917 957.14 994.14 3.72
11.000 957.14 996.60 3.96
11.083 971.43 999.06 2.77
11.167 971.43 1001.52 3.00
11.250 971.43 1003.98 3.24
11.333 1000.00 1006.44 0.64
11.417 1000.00 1008.90 0.88
11.500 1014.29 1011.36 0.29
11.583 800.00 1013.81 21.09

Perbandingan Intensitas Radiasi Surya Hasil Pengukuran


dengan Hasil Perhitungan (kemiringan 6o)
1050.00

1000.00 f(x) = 29.510000000001 x + 671.98999999999


Penguku-
950.00 ran
Perhi-
900.00 tungan
W/m2

Linear
850.00 (Perhi-
tungan)
800.00

750.00

700.00
0,010 0,011 0,012
θ

Gambar 1. Grafik Perbandingan Radiasi Pengukuran dengan Perhitungan


Tabel 3. Pendugaan Intensitas Radiasi Surya (y = 707.6x + 672.31)

Jam I pendugaan (W/m2)


672.31
08.00
943.09
09.00
1172.65
10.00
1326.04
11.00
1379.91
12.00
1326.04
13.00
1172.65
14.00
943.09
15.00
672.31
16.00

Pendugaan Intensitas Radiasi Surya


1600

1400

1200
W/m2

1000

800

600

400
8 9 10 11 12 13 14 15 16
θ

Gambar 2. Grafik pendugaan radiasi surya 6o


B. Pembahasan

Radiasi matahari merupakan unsur yang sangat penting dalam bidang


pertanian. Energi matahari tiba dibumi dalam bentuk radiasi elektromagnetik
yang mirip dengan gelombang radio tetapi mempunyai kisaran frekuensi yang
berbeda. Energi dari matahari tersebut dikenal di Indonesia sebagai energi
surya. Rata-rata nilai dari pancaran surya (solar irradiance) diluar atmosfir bumi
adalah 3 W/m. Total energi surya yang sampai ke permukaan bumi disebut sebagai
pancaran global ( global irradiance ). Global irradiance terdiri dari dua
komponen, yaitu radiasi yang langsung memancar dari matahari dan radiasi
baur (diffuse radiation). Radiasi langsung dapat dibagi dua bentuk yaitu radiasi
langsung normal dan horizontal.

Radiasi matahari yang paling banyak diukur pada permukaan datar


(horizontal) disebut radiasi global horizontal. Radiasi Global horizontal adalah
gabungan radiasi langsung dan baur di permukaan horizontal. Radiasi matahari
langsung adalah radiasi yang langsung diterima permukaan dari Surya (matahari itu
sendiri). Radiasi baur adalah radiasi yang sampai dipermukaan akibat dihamburkan
berbagai partikel di atmosfir. Radiasi baur sering juga disebur radiasi langit. Nilai
radiasi global bervariasi karena beberapa faktor, antara lain : perubahan sudut
penyinaran surya, panjang lintasasn sinar yang dilalui diatmosfir, pergantian
musim dan posisi garis lintang.

Praktikum kali ini dilakukan dengan dua perlakuan yaitu piranometer yang
elevasinya diletakkan pada sudut 0o dan 6o. Piranometer 6o memiliki nilai radiasi
surya lebih besar daripada piranometer 0o. Karena piranometer 6o memiliki sudut
radiasi matahari yang lebih baik sehingga cahaya matahari dapat diterima secara
maksimal. Untuk 0o didapatkan nilai radiasi surya maksimal yaitu pukul 11.30
sebesar 1040 W/m2. Pada piranometer 6o didapatkan nilai radiasi surya maksimal
yaitu pukul 12.30 sebesar 1014,29 W/m 2. Metode sinusional diperoleh persamaan
y=707,6x+672,31 dengan nilai eror terbesar 20,9 % dan eror terkecil 0,29 % dari data
piranometer 6o. Pada pendugaan ini didapat nilai maksimum 1379.97 W/m 2 dan nilai
minimum 672.31 W/m2. Penerimaan radiasi surya di permukaan bumi sangat
bervariasi menurut tempat dan waktu. Menurut tempat khususnya disebabkan oleh
perbedaan letak lintang serta keadaan atmosfer terutama awan.

KESIMPULAN

Nilai radiasi surya pada piranometer 6o lebih besar daripada 0o. Metode
sinusional digunakan untuk menduga nilai radiasi yang diperoleh dengan persamaan
yang didapat y=707,6x+672,31 ,nilai eror terbesar 20,9 % dan eror terkecil 0,29 %
dari data piranometer 6o. Menurut pendugaan, radiasi surya maksimal sebesar
1379.97 W/m2 dan nilai minimum 672.31 W/m2.

DAFTAR PUSTAKA

Lakitan, H C, Benyamin. 1994. Dasar Dasar Klimatologi. Jakarta: PT. Rajawali


Grafindo Persada

Wisnubroto, S. 2006. Meteorologi Pertanian Indonesia. Jakarta:Mitra Gama Widya

Anda mungkin juga menyukai