Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Hari/tgl: Kamis, 13 September 2018

Teknik Konversi Energi Terbaharukan Dosen : Ir. Sri Endah Agustina, MS

UJI PERFORMA TUNGKU BAHAN BAKAR ARANG TEMPURUNG


KELAPA

Di susun oleh:
Praditya Ariyadi F14150007
Pradanti Nadilla W F14150018
Nuraliza F14150059
Mutiara Herisda F14150071
A Henang Wicaksono F14150087
Abdul Jamil F14150116
Nur Khasan Fatoni F14150112

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2018
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Rumah tangga merupakan salah satu sektor pengguna energi terbesar
ketiga setelah sektor industri dan transportasi. Menurut data distribusi persentase
pemakaian energi final, pemakaian energi untuk rumah tangga mencapai 23% dari
total pemakai energi di Indonesia (Handbook Statistik Ekonomi Energi Indonesia
2005). Hal ini berarti pemenuhan kebutuhan energi rumah tangga merupakan hal
terpenting yang harus diperhatikan. Kebutuhan dasar energi rumah tangga
merupakan jumlah energi yang efektif untuk menghasilkan tenaga yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti memasak,
penerangan, dan lain-lain yang berasal dari berbagai sumber energi yang tersedia.
Salah satu kegiatan yang memerlukan energi untuk rumah tangga adalah
memasak. Berdasarkan penelitian Hadi (1979) dalam Amaru (2004) konsumsi
energi untuk memasak di pedesaan Indonesia adalah sebesar 822.13 x 103
kkal/kapita per tahun.
Menurut Handbook Statistik Ekonomi Energi Indonesia dalam neraca
energi Indonesia tahun 2004, penggunaan BBM sebagai sumber energi untuk
rumah tangga sebesar 60 856 SBM (Setara Barel Minyak). Sebagian besar energi
yang digunakan oleh rumah tangga di Indonesia saat ini adalah minyak tanah.
Penggunaan minyak tanah sebagai sumber energi untuk rumah tangga atau
industri kecil, yang masih perlu mendapatkan subsidi. Konsumsi minyak tanah
yang tinggi tidak diimbangi dengan cadangan minyak yang dimiliki Indonesia.
Oleh sebab itu pemerintah harus mengembangkan berbagai macam sumber energi
termasuk sumber energi yang dapat diperbaharui. Salah satu sumber energi
terpenting untuk negara berkembang adalah biomassa atau limbah biomassa.
Pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi merupakan salah satu alternatif
penggadaan energi terbarukan untuk masyarakat yang murah dan ramah
lingkungan.
Energi biomassa merupakan energi yang murah dan ramah lingkungan.
Biomassa dianggap murah karena jumlahnya cukup banyak tersedia dan terus
berkelanjutan. Potensi biomassa di Indonesia mencapai 32.654 MW dengan
kapasitas terpasang baru mencapai 1.716 MW (ESDM 2014). Berdasarkan data
tersebut bahan baku biomassa telah termanfaatkan akan tetapi belum optimal atau
efisiensi sistem pemanfaatannya masih rendah. Pemanfaatan limbah biomassa
dapat dilakukan dengan cara mengempa limbah biomassa tersebut menjadi bahan
bakar padat (briket) melalui proses densifikasi. Penggunaan briket sebagai bahan
bakar memiliki beberapa keuntungan, antara lain lebih mudah dalam proses
pembakaran dan penyimpanannya.
Penggunaan briket biomassa perlu disertai dengan pengadaan kompor atau
tungku yang harus disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Tungku briket
biomassa perlu dibuat berdasarkan standar teknis dan ergonomis agar
penggunaannya tidak membahayakan masyarakat yang menggunakan tungku
tersebut. Persyaratan kompor atau tungku adalah memiliki ruang bakar untuk
briket, aliran udara (oksigen) dari lubang bawah menuju lubang atas dengan
melewati ruang bakar briket yang terdiri dari aliran udara primer dan sekunder,
dan ada ruang untuk menampung abu briket yang terletak di bawah ruang bakar
briket.
Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk melakukan uji unjuk kerja tungku briket
biomassa untuk rumah tangga dengan pertimbangan aspek teknis seperti efisiensi
yang tinggi, keamanan, serta aspek ergonomis atau kemudahan dan kenyamanan
pemakaian.

METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Praktikum dilaksanakan pada hari Kamis, 13 September 2018 pukul 10.00
– 13.00 WIB. Praktikum dilaksanakan di laboratorium Energi Terbarukan dan
laboratorium Pascapanen dan Energi, laboratorium lapangan Siswadi Soepardjo,
Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Institut Pertanian Bogor.

Alat dan bahan


Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum adalah timbangan 50
kg, gelas ukur, panci, thermocouple tipe, recorder digital, tungku tipe UB Fan
Stove, air 2000 mL, arang tempurung kelapa.
Gambar 1 tungku tipe UB Fan Stove

Metode
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Ukur dimensi dari panci dan kompor yang akan digunakan.
3. Timbang panci kosong tanpa air dan setelah diisi air, panci ditimbang
kembali.
4. Timbang kompor kosong tanpa arang dan setelah diisi arang, kompor
ditimbang kembali.
5. Nyalakan kompor sampai panas yang dihasilkan stabil.
6. Pasang termokopel di panci, dinding kompor, dan sumber api.
7. Sambungkan termokopel ke recorder.
8. Catat dan amati perubahan suhu pada recorder setiap 5 menit sekali.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Desain Tungku


Tungku/stove dirancang dengan panjang sisi 27 cm, tinggi 31.1 cm,
diameter ruang pembakaran dalam 10 cm dan luar 15 cm, kedalam ruang
pembakaran 27.2 cm. Desain tungku yang dirancang terdiri dari ruang
pembakaran utama, ruang udara/saluran udara pembakaran, tempat meletakkan
alat masak, lubang inlet udara sekaligus sebagai dudukan tungku dan blower pada
bagian bawah tungku. Ruang pembakaran utama berbentuk silinder dan terdapat
rongga-rongga udara di dinding silinder bagian atas dan bagian bawah silinder
yang berfungsi sebagai inlet udara pada ruang pembakaran. Rongga udara
didesain untuk meneruskan aliran udara dari ruang inlet udara ke dalam ruang
pembakaran utama (primary air inlet) di bagian bawah silinder dan pembakaran
sekunder (secondary air inlet) di bagian atas silinder.
Pengatur
blower

Lubang
udara

Gambar 1. Tungku tampak samping Gambar 2. Ruang pembakaran

Ruang
pembakaran
Ruang
udara
Blower

Gambar 3. Tungku tampak atas Gambar 4. Ruang pembakaran


Ruang pembakaran utama berfungsi sebagai tempat pembakaran bahan
bakar untuk menghasilkan gasifikasi. Ruang saluran udara berlapis-lapis yang
menyelimuti ruang pembakaran berfungsi untuk menyalurkan udara dari blower
sekaligus sebagai insulator yang efektif. Dinding 3 lapis diharapkan dapat
mengurangi heat losses akibat konveksi karena udara merupakan isolator yang
sangat baik. Lubang udara padi bagian atas ruang pembakaran berfungsi sebagai
pembakaran kedua dari gas yang dihasilkan pada pembakaran pertama yang
diharapkan akan menghasilkan pembakaran sempurna. Suplay udara dihasilkan
penuh dari hembusanan blower pada bagian bawah tungku dengan tenaga listrik
batu baterai yang dipasang di body tungku. Selain itu kecepatan udara dari blower
juga bisa diatur sesuai keinginan dengan cara memutar pengatur blower.
Tungku rancangan ini bersifat portabel sehingga dapat dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lainnya dan ukurannya tidak terlalu besar. Tungku ini juga
dilengkapi dengan rancangan kait pada ruang pembakaran untuk pembuangan abu
hasil pembakaran. Perpindahan panas yang terjadi akibat pembakaran bahan bakar
terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi. Kehilangan panas dari hasil
pembakaran terjadi melalui permukaan dinding tungku dan melalui saluran udara
dan gas hasil pembakaran.
Tungku tersebut didesain untuk bahan bakar briket kayu, tetapi
penggunakan bahan bakar lain masih memungkinan dilakukan pembakaran
didalam tungku tersebut. Selain pegujian teknis tungku dengan metode water
boiling test, pengujian juga dilakukan dengan mengamati kinerja tungku secara
visual. Pengamatan visual dilakukan selama praktikum. Pengamatan ini meliputi
waktu penyalaan, keamanan dan kenyamanan. Waktu penyalaan merupakan
waktu yang dibutuhkan untuk menyalakan bahan bakar (fire up) sampai bara
menyala stabil. Pengamatan waktu penyalaan dimulai dari memercikan api ke
bahan bakar sampai bara menyala stabil. Penyalaan bahan bakar dibantu dengan
pernambahan sedikit minyak tanah.
Penyalaan bahan bakar cukup lama, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu blower tidak berfungsi dengan baik akibat kehabisan daya baterai,
bahan bakar arang yang terlalu padat menyebabkan sulitnya proses kontak O2 dan
partikel bahan bakar, dan kurangnya keterampilan pengguna dalam menyalakan
bahan bakar. Akibat dari blower yang tidak berfungsi baik, pemasukan udara
terkendala karena design tungku untuk primary air inlet tidak memungkinkan
udara secara alami masuk ke dalam ruang pembakaran yang ditunjukkan pada
Gambar 4.
Faktor keamanan dan kenyamanan dapat ditinjau dari performa tungku.
Faktor ini bersifat kualitatif sesuai pengamatan sewaktu praktikum. Parameternya
adalah keselamatan dari pengguna, seperti tidak adanya ledakan sewaktu
pembakaran, warna api dan warna asap pada saat pembakaran. Tungku tipe UB
Fan Stove dilengkapi dengan gagang besi untuk mengangkat ruang pembakaran
sehingga dapat diangkat untuk membuang hasil sisa pembakaran walaupun dalam
keadaan suhu tinggi.

Efisiensi Tungku
Efisiensi pada analisis panas pembakaran untuk tungku dibedakan atas
efisiensi pembakaran, efisiensi tungku, efisiensi pemasakan, dan efisiensi total
sistem. Efisiensi sistem merupakan perbandingan jumlah panas yang untuk
menaikkan suhu air dan untuk penguapan terhadap panas bahan bakar terpakai.
Panas bahan bakar terpakai adalah selisih massa bahan bakar awal dengan massa
bahan bakar sisa dikali dengan nilai kalornya.
Hasil pengukuran dan perhitungan :
Tabel 1 Data parameter perhitunganError! Not a valid link.Tabel 2 Data hasil
pengukuran tungku Error! Not a valid link.

Tabel 3 Data hasil pengukuran panciError! Not a valid link.Tabel 4


Data hasil pengukuran blower
Blower
Diameter 8 cm
RPM 2600 rpm
Luas 0.005024 m2
Kecepatan angin 0.218 m/s
h blower (konveksi paksa) 1.3 W/m℃

Tabel 5 Data hasil pengukuran uji tungku


∆t Tair Tdinding panci Tkaki tungku Tdinding tungku
t
(menit) (C) (C) (C) (C)
11.55 5 31.9 34.9 123.1 36.8
12.00 5 34.9 36.5 139.7 37.8
12.05 5 37.7 38.3 146.7 38.0
12.10 5 40.3 40.8 145.0 39.1
12.15 5 42.5 39.9 138.2 39.9
12.20 5 44.3 42.8 121.9 40.3
12.25 5 46.3 46.1 137.2 39.7
12.30 5 47.6 47.5 142.0 40.1
12.35 5 48.7 46.3 124.4 39.1
12.40 5 50.2 49.2 140.3 39.1

Table 6 data hasil perhitungan uji performa tungku


Parameter Hasil
Qin (kj) 3633.60
Qout (kj) 145.76
η total (%) 4.01
Qe (kj) 149.34
η pindah panas (%) 67.5
η pembakaran (%) 5.94

Contoh Perhitungan :
 Ql (Heat loss dari tungku dan panci)
Diameter dinding bb tungku = 10 cm

Tinggi dinding bb tungku = 19.5 cm

Tebal dinding bb tungku = 5 mm

Diameter Panci = 20 cm

Tinggi panci = 11 cm

Tebal panci = 1 mm

Luas Cerobong =3.14(0.24)(0.1)


= 0.075 m2
Luas pindah panas tungku = 3.14 (0.1) (0.195)
= 0.0612 m2
Luas pindah panas panci = 3.14 (0.2) (0.11) + (3.14) (0.2)2
= 0.10048 m2
QKonveksi Cerobong = h x Acerobong x(Tt-Tling)
= 11 J/s
QRadiasi Cerobong = esteel x σ x Acerobong x (Tt- Tling)
=14.57 J/s
QKonduksi Cerobong = ksteel x Acerobong x(Tt –Tling)/t
= 64901 J/s
Qloss conv tungku = h x Atungku x (Tt-Tling)

= 1.3 x (0.0612) x ((42.43)-25)


= 0.069 J/s
Qloss cond tungku = ksteel x Atungku x (Tt-Tling)/L

= 202 x (0.0612) x ((42.43)-25)/0.084


= 4163.293 J/s
Qloss rad tungku = esteel x σ x Atungku x (Tt4-Tling4)
= 0.17 x (5.678x10-8) x (0.0612) x ((42.43+273)4-(25+273)4)
= 11.8535 J/s
Qloss tungku = Qconvtungku + Qcondtungku + Qradtungku

= 0.069 + (4163.293) + (11.8535)

= 1.657 kJ

Qloss panci = Qconvpanci + Qcondpanci + Qradpanci


= 27.7 + (4163.293) + (0.6)
= 4.192 kJ
Ql = Qloss tungku + Qloss panci + Qloss Cerobong
= 1.657 + (4.192) + 64.927
= 70.12 kJ
 Q Input
Nilai kalor tempurung kelapa = 18168 kJ/kg
Qin = marang hilang x nilai kalor arang
= 0.2 x 18168
= 363.6 kJ/s

 Q Output
Qout = mpanci x Cpair x (Takhir – Tawal)
= 1.99 x (4.2) x ((42.44)-25)
= 145.764 kJ

 Qe
Qe = Qout + Ql
= 145.764 + (70.12)
= 215.884 kJ

 ɳtotal

ɳtotal = (Qout / Qin) x 100


= (145.764 / (363.6)) x 100
= 4.01 %

 ɳpindah panas
ɳpindah panas = (Qout/Qe) x 100
= (145.764/(215.884)) x 100
= 67.5 %

 ɳpembakaran
ɳpembakaran = (Qe/Qinput) x 100
= (215.884/(3633.6)) x 100
= 5.94%

Pembahasan

Pembakaran adalah reaksi suatu zat dengan oksigen (O 2). Pembakaran


adalah salah satu konversi energi biomassa yang paling banyak dipakai karena
menghasilkan energi panas langsung. Pada awal proses pembakaran, unsur lain
seperti sulfur (S) dan hidrogen (H) berperan penting dalam mempercepat proses
pembakaran, utamanya pada bahan Karbon (C) pada bahan bakar (White et al.
2008). Tungku yang digunakan tungku tipe UB Fan Stove yang dilengkapi dengan
blower. Bahan bakar yang digunakan dalam praktikum adalah arang tempurung
kelapa. Nilai kalor bahan bakar arang tempurung kelapa adalah 18168 kJ/kg
(................)
Suhu yang diukur pada praktikum ini terdapat 5 titik pengukuran yaitu
yang terletak pada dalam air, dinding panci, kaki tungku, dan dinding panci.
Pengukuran dilakukan menggunakan sensor termokopel tipe K atau CA dengan
digital recorder.

Perpindahan panas pada sistem tungku terjadi secara konduksi, konveksi, dan
radiasi. Pada keadaan mantap (steady state), kehilangan panas dari hasil
pembakaran terjadi melalui permukaan dinding tungku dan melalui saluran udara
dan gas hasil pembakaran. Sedangkan untuk gabungan aliran kalor konduksi dan
konveksi dinyatakan dalam koefisien pindah panas menyeluruh (Holman 1981
dalam Febriyantika 1998). Pada keadaan mantap, kehilangan panas dari hasil
pembakaran terjadi melalui permukaan dinding tungku secara konveksi dan
radiasi.

Efisiensi pembakaran pada suatu tungku tergantung pada kesempurnaan


pembakaran bahan bakar. Suatu pembakaran bahan bakar yang efisien menjadi
dasar pencapaian efisiensi tungku (Braunbeck dan Muhlbauer dalam Kratzeisen
dan Muller 2009). Suatu pembakaran yang efisien akan menghemat penggunaan
bahan bakar.
Efisiensi tungku merupakan salah satu parameter yang penting dalam
pengujian kinerja tungku biomassa. Efisiensi tungku merupakan perbandingan
antara besarnya energi yang digunakan untuk mendidihkan air dan energi yang
tersedia dari bahan bakar. Energi untuk mendidihkan air diperoleh dengan
menjumlahkan energi untuk menaikkan suhu air dan energi untuk menguapkan
air. Sedangkan energi bahan bakar diperoleh dari massa bahan bakar yang
terbakar dikalikan dengan nilai kalor bahan bakar.

Selain pegujian teknis tungku dengan metode water boiling test, pengujian
juga dilakukan dengan mengamati kinerja tungku secara visual. Pengamatan
visual dilakukan selama praktikum. Pengamatan ini meliputi waktu penyalaan,
keamanan dan kenyamanan. Waktu penyalaan merupakan waktu yang dibutuhkan
untuk menyalakan bahan bakar (fire up) sampai bara menyala stabil. Pengamatan
waktu penyalaan dimulai dari memercikan api ke bahan bakar sampai bara
menyala stabil. Penyalaan bahan bakar dibantu dengan pernambahan sedikit
minyak tanah dan dilakukan konveksi paksa dengan bantuan blower.
Penyalaan bahan bakar cukup lama, hal ini disebabkan oleh beberapa
faktor yaitu blower tidak berfungsi dengan baik akibat kehabisan daya batrei,
bahan bakar arang yang terlalu padat menyebabkan sulitnya proses kontak O2 dan
partikel bahan bakar, dan kurangnya keterampilan pengguna dalam menyalakan
bahan bakar. Akibat dari blower yang tidak berfungsi baik, pemasukan udara
terkendala karena design tungku untuk primary air inlet tidak memungkinkan
udara secara alami ke dalam ruang pembakaran.
Faktor keamanan dan kenyamanan dapat ditinjau dari performa tungku.
Faktor ini bersifat kualitatif sesuai pengamatan sewaktu praktikum. Parameternya
adalah keselamatan dari pengguna, seperti tidak adanya ledakan sewaktu
pembakaran, warna api dan warna asap pada saat pembakaran. Tungku tipe UB
Fan Stove dilengkapi dengan gagang besi untuk mengangkat ruang pembakaran
(selonsong), sehingga dapat diangkat dalam keadaan suhu tinggi.

PENUTUP
Simpulan
Tungku merupakan alat atau instalasi yang dirancang sebagai tempat
pembakaran. Tungku yang digunakan adalah tunggu UB fan stove yang
merupakan tungku berbahan bakar biomassa dan dilengkapi dengan blower
sebagai komponen untuk mempermudah pemasukan udara. Tungku ini di uji
menggunakan biomassa arang dari tempurung kelapa yang mempunyai nilai kalor
18168 kJ/kg. Dari hasil pembakaran yang dilakukan selama 45 menit, suhu yang
semula 31.9oC dinaikkan menjadi 50.2 oC. Perpindahan panas terjadi pada saat
pembakaran secara konduksi, konveksi, dan radiasi serta terjadi kehilangan panas
melalui dinding tungku dan saluran udara. Efisiensi pembakaran pada tungku ini
terbilang rendah dengan nilai 4.17 %. Namun, efisiensi pindah panas cukup besar
yaitu 96.14% dan efisiensi total yang didapat hanya 4.01%. Hal ini disebabkan
bahan bakar yang tidak terbakar dengan sempurna karena blower pada tungku
tidak berfungsi dengan baik dan desain untuk pemasukan udara yang kurang
memadai pada tungku sehingga ketika blower mati, pemasukan udara secara
manual tidak akan optimal karena terhalang oleh blower dan lubang pemasukan
udara yang ada pada bagian bawah tungku berukuran terlalu kecil. Hal lain yang
menyebakan bahan bakar tidak terbakar sempurna adalah kurangnya keterampilan
pengguna dalam pengoperasian tungku.
Saran
Desain blower pada tungku perlu diperbaiki dengan cara memindahkan
posisi blower agar tidak menghalangi udara yang masuk ketika blower tidak
berfungsi. Desain ulang pada lubang pemasukan udara untuk memudahkan
pemasukkan udara dari luar secara manual.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad AM, dkk. 2011. RANCANG BANGUN DAN UJI PERFORMANSI
TUNGKU KERAMIK BERPIPA SPIRAL DENGAN BAHAN BAKAR
PADAT. Jurnal Teknologi Pertanian Vol. 12 No. 3 181-186
Amaru, Kharistya. 2004. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Biodigester Plastik
Polyethilene Skala Kecil (Studi Kasus Desa Cidatar Kecamatan Cisurupan
Kabupaten Garut) (skripsi). Program Studi Teknik Pertanian, Jurusan
Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Padjajaran. Bandung.
[ESDM] Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. 2012. Outlook Energi
2012. Jakarta (ID): ESDM.
Febriyantika. 1998. Studi Kelayakan Kulit Kakao Sebagai Bahan Bakar Alternatif
Pada Tungku Biomassa (Skripsi). Jurusan Mekanisasi Pertanian, Fakultas
Teknologi Pertanian, IPB. Bogor.
Holman, J.P. 2010. Heat Transfer 10th Ed
Jamilatun S. 2008. Sifat-Sifat Penyalaan dan Pembakaran Briket Biomassa, Briket
Batubara
dan Arang Kayu. Jurnal Rekayasa Proses, vol 2, No. 2.
White JDE, Simpson AH, Steinberg AS, and Mukasyan AS. 2008. Combustion
joining of refractory materials: carconcarbon materials. Journal Material
Resources 23 (1)

LAMPIRAN

Gambar 6 Digital recorder Gambar 7 Pemasakan air

Gambar 8 Pengukuran dengan anemometer

Anda mungkin juga menyukai