PENGARUH KUALITAS BATU BARA TERHADAP EFISIENSI BOILER UNIT UTILITAS BATU BARA PT
PETROKIMIA GRESIK MENGGUNAKAN METODE INDIRECT/ HEAT LOSS MENGACU PADA ASME
PTC 4
Abstrak
PT Petrokimia Gresik dalam memproduksi pupuk organik maupun non organik menggunakan beberapa
sumber energi, salah satunya adalah unit Utilitas Batu Bara (UBB) yang terletak di pabrik III PT
Petrokimia gresik. Pada unit UBB terdapat Pembangkit Listik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas
pembangkitan daya mencapai 32 MW (Net 25 MW). Salah satu peralatan utama dalam PLTU adalah
boiler yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap bertekanan dengan cara pemanasan yang berasal
dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar. Bahan bakar yang digunakan di unit UBB yaitu Batu
bara. Untuk memenuhi kebutuhan listrik maupun Steam di PT Petrokimia gresik, kinerja boiler sangat
diperhatikan baik dari segi bahan bakar maupun parameter operasi supaya tetapa efisien, dengan
menggunakan acuan ASME PTC 4. Penelitian ini menganalisa kualitas batu bara berupa nilai HHV
terhadap efisiensi boiler yang ada di unit UBB PT Petrokimia Gresik menggunakan metode heat loss/
indirect, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kualitas batu bara berupa nilai HHV
terhadap efisiensi boiler. Batu bara yang digunakan memiliki nilai HHV 4.995 kcal/kg, 4.993 kcal/kg, dan
4.986 kcal/kg. Dari perhitungan efisiensi boiler yang mengacu pada ASME PTC 4 dengan data opearasi,
spesifikasi boiler dan data kandungan batu bara, didapatkan hasil bahwa nilai kalor batu bara
mempengaruhi efisiensi boiler. Hasil efisiensi boiler tertinggi yaitu 87,03% pada HHV 4.995 kcal/kg dan
efisiensi terkecil 85,62% pada HHV 4.993 kcal/kg, dengan faktor kerugian panas terbesar yang
mempengaruhi efisiensi batu bara adalah karena gas buang kering, moisture dari pembakaran H 2, dan
moisture dari bahan bakar.
Abstract
PT Petrokimia Gresik in producing organic and non-organic fertilizers uses several energy sources, one
of which is the Coal Utility Unit (UBB) located at PT Petrokimia Gresik's factory III. In the UBB unit,
there is a Steam Power Plant (PLTU) with a power generation capacity of up to 32 MW (Net 25 MW).
One of the main pieces of equipment in a PLTU is a boiler which is used to convert water into pressurized
steam by means of heating from burning fuel in the combustion chamber. The fuel used in the UBB unit is
coal. To meet the needs for electricity and steam at PT Petrokimia Gresik, boiler performance is paid
close attention to both in terms of fuel and operating parameters so that it remains efficient, using the
ASME PTC 4 reference. This study analyzes the quality of coal in the form of HHV values on boiler
efficiency in units UBB PT Petrokimia Gresik using the heat loss/indirect method, the purpose of this
study is to determine the effect of coal quality in the form of HHV values on boiler efficiency. The coal
used has HHV values of 4,995 kcal/kg, 4,993 kcal/kg, and 4,986 kcal/kg. From the boiler efficiency
calculations referring to ASME PTC 4 with operational data, boiler specifications, and coal content data,
the results show that the calorific value of coal affects boiler efficiency. The highest boiler efficiency
results were 87.03% at HHV 4,995 kcal/kg and the smallest efficiency was 85.62% at HHV 4,993 kcal/kg,
with the biggest heat loss factor affecting coal efficiency due to dry flue gas, moisture from burning H2,
and moisture from the fuel.
paling diminati konsumen (Jasa Tirta I, 2020). Produk mempunyai beberapa jenis sesuai dengan kualitas nilai
pupuk yang dihasilakan diantaranya adalah pupuk Urea, kalor yang dimiliki, menurut (Arinaldo & Adiatama,
ZA, NPK Phonska, SP-36, ZK, NPK Kebomas, dan pupuk 2019) total cadangan batu bara di Indonesia adalah 22,6
organik petroganik, sedangkan untuk produk kimia atau miliar ton atau 2,2% dari total cadangan global. Namun,
produk non pupuk PT Petrokimia Gresik memproduksi hingga 60% sumber cadangan batu bara yang ada di
Amoniak (NH3), Asam Sulfat (H2SO4), gas indonesia termasuk dalam kategori kualitas rendah
karbondioksida (CO2), dan Asam Fosfat (P2O5). Untuk (kurang dari 5100 cal/gram) sehingga jarang diekspor dan
menunjang produksinya PT Petrokimia Gresik memiliki 3 hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan lokal
pabrik yang terletak di kabupaten gresik yang saling (Nathanael, 2020). Sedangkan kualitas batu bara sangat
berdekatan, hal ini bertujuan agar proses produksi dapat mempengaruhi kinerja boiler karena parameter nilai kalori
bersinergi dan saling mendukung satu sama lain. yang berbeda-beda, sehingga perlu adanya penelitian
Sumber energi yang digunakan untuk produksi pupuk tentang pengaruh kualitas batu bara terhadap efisiensi
maupun non pupuk di PT Petrokimia berasal dari gas boiler, khususnya boiler di unit UBB PT Petrokimia
turbine generator (GTG), Steam Turbine Generator (STG), Gresik
Utilitas Batubara, dan Gardu Induk PLN. Pada unit Untuk menghitung nilai efisiensi pada boiler dapat
utilitas batubara terdapat pembangkit listrik tenaga uap meggunakan metode diret/ input-output dan indirect/ heat
(PLTU) dengan kapasitas pembangkitan daya mencapai loss yang mengacu pada ASME PTC 4. pada penelitian ini
32 MW (Net 25 MW) menggunakan bahan bakar batu menggunakan metode indirect/ heat loss karena dengan
bara, yang terletak di area pabrik 3. Peralatan utama yang metode ini dapat mengetahui faktor apa saja yang
digunakan pada PLTU adalah, boiler, turbin, kondensor, memengaruhi efisiensi boiler terhadap kualitas batu bara,
dan boiler feed pump. dengan judul penelitian “pengaruh kualitas batu bara
Boiler atau ketel uap merupakan salah satu alat terhadap efisiensi boiler unit utilitas batu bara PT
konversi energi yang mengubah air menjadi uap Petrokimia Gresik menggunakan metode indirect/ heat
bertekanan dengan cara pemanasan, panas tersebut berasal loss mengacu pada ASME PTC 4”.
dari pembakaran bahan bakar pada ruang bakar. pada Diharapkan dengan penelitian ini dapat megetahui
umumnya bahan bakar yang digunakan untuk pengaruh kualitas batu bara terhadapa efisiensi boiler yang
menghsailkan uap pada boiler berasal dari bahan bakar ada di unit utilitas batu bara PT Petrokimia gresik
gas, cair (residu, solar), maupun bahan bakar padat (batu menggunakan metode indirect/ heat loss yang mengacu
bara) (Sugiharto, 2020). Ada 2 boiler yang digunakan pada ASME PTC 4.
pada UBB PT Petrokimia Gresik yang memeiliki
kapasitas 2 X 150 ton/jam, pressure METODE
90kg/cm2 dan temperatur 540 dengan distribusi steam Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif
C̊
ke pabrik 1 mencapai 110 ton/jam, pressure 45kg/cm2, dan deskriptif kualitatif, yang mendeskripsikan pengaruh
temperatur 350 , pada pabrik III mencapai 75 ton/jam, kualitas batu bara terhadap kerugian panas, dan efisiensi
C̊
pressure 36kg/cm2 (g), temperatur 400 C̊ , dan steam boiler, termasuk dalam penelitian kuantitatif karena
ke
pabrik II mencapai 65 ton/jam, pressure 10 kg/cm2 (g) membutuhkan perhitungan pada variabel penelitian yang
dengan temperatur 400 C̊ . hal tersebut mengacu pada aturan ASME PTC 4 metode heat loss serta
menunjukkan
bahwa boiler termasuk salah satu komponen utama PLTU Batu bara termasuk salah satu bahan bakar yang digunakan
yang berperan penting untuk menentukan efisiensi untuk menghasilkan uap pada boiler. Batu bara
pembakaran bahan bakar pada PLTU yang sedang
beroperasi.
Boiler yang terletak di Unit Utilitas Batu bara PT
Petrokimia Gresik menggunakan jenis Pulverized coal,
dimana batu bara akan dihaluskan menggunakan coal mill
kemudian disemprotkan menuju furnace dengan bantuan
primary air fan oleh udara luar serta udara panas dari air
preheater, panas yang dihasilkan akan mengalir meunju
superheater 2 kemudian menuju superheater 3, dari
superheater 3 menuju superheater 1 kemudian melewati
upper economizer menuju air preheater, setelah itu
melewati low economizer kemudian melewati air
preheater kedua Lalu menuju ESP. Dalam air prehater
terdapat FD Fan yang berfungsi untuk menyedot udara
luar (cold air) untuk menurunkan panas pada air
preheater kedua (secondary air heater) menuju ESP
(Santiatma, 2017). Batu bara yang dibakar di dalam boiler
akan menghasilkan udara panas yang sudah bercampur
dengan fly ash, sedangkan batubara yang dibakar didalam
boiler dan dari hasil pembakaran tersebut akan
menghasilkan udara panas yang bercampur dengan fly ash
serta bottom slag .
Pengaruh Kualitas Batubara Terhadap Efisiensi Boiler UBB PT Petrokimia Gresik Dengan Metode Indirect/ Heat Loss
berusaha untuk memberikan rekomendasi supaya
boiler tetap optimal.
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Petrokimia Gresik,
pabrik IIIB Unit Utilitas Batu Bara yang beralamat di
Jl. Jenderal Ahmad Yani, Gresik Jawa Timur 61119.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai pada bulan Agustus-
Desembaer tahun 2022
Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah satu unit
boiler Jenis Water Tube Unit Utilitas Batu bara PT
Petrokimia Gresik.
3
Pengaruh Kualitas Batubara Terhadap Efisiensi Boiler UBB PT Petrokimia Gresik Dengan Metode Indirect/ Heat Loss
Mulai
Identifikasi
Pengumpulan Data
1. Data Operasi dan Data
Spesifikasi Boiler
2. Data Kandungan Batu bara
Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data dapat dilakukan setelah semua data
operasi, data parameter boiler serta data bahan bakar
terkumpul dan dapat dilakukan perhitungan efisiensi
boiler. Peerhitungan efisiensi boiler ini menggunakan
metode heat loss yang mengacu pada ASME PTC 4 yang
Pengolahan Data dapat mengetahui kehilangan energi panas yang terjadi
sebagai indikator heat loss, dengan perhitungan sebagai
berikut:
Analisa dan Pembahasan Perhitungan kerugian panas karena gas buang kering
(QpLDFg)
𝑄𝑝𝐿𝐷𝐹𝑔 = 𝑀𝑞𝐷𝐹𝑔 ∙ 𝐻𝐷𝐹𝑔𝐿𝑣𝐶𝑟 ∙ 100%
Kesimpulan Perhitungan Kerugian Panas karena moisture dari
pembakaran H2 (QpLH2F)
𝑄𝑝𝐿𝐻2𝐹 = 𝑀𝑞𝑊𝐻2𝐹 ∙ (𝐻𝑆𝑡𝐿𝑣𝐶𝑟 − 𝐻𝑊𝑅𝑒) ∙ 100%
Selesai Perhitungan kerugian Panas karena Moisture di
bahan bakar (QpLWF)
𝑄𝑝𝐿𝑊𝐹 = 𝑀𝑞𝑊𝐹 ∙ (𝐻𝑆𝑡𝐿𝑣𝐶𝑟 − 𝐻𝑊𝑅𝑒) ∙ 100%
Perhitungan Kerugian Panas karena Moisture di Udara
Variabel Penelitian
(QpLWA)
𝑀𝐹𝑟𝑊𝐴 ∙ 𝑀𝑞𝐷𝐴 ∙ 𝐻𝑊𝑣𝑙𝑣𝐶𝑟
Variabel Bebas 𝑄𝑝𝐿𝑊𝐴 = ∙ 100%
𝐻𝐻𝑉𝐹
Variabel bebas dari penelitian ini adalah kualitas dari batu Perhitungan kerugian panas akibat karbon yang tidak
bara 4.995 kcal/kg, 4.993 kcal/kg, dan 4.986 kcal/kg. terbakar (QpLUbC)
33
Pengaruh Kualitas Batubara Terhadap Efisiensi Boiler UBB PT Petrokimia Gresik Dengan Metode Indirect/ Heat Loss
kCal/kg, dengan karakteristik ultimate dan Tabel 4.8 Data water and steam system pada saat
proximate batu bara sebagai berikut.
komisioning
Tabel 4.6 Karakteristik Ultimate dan Proximate Nilai
batu bara desain No Keterangan Satuan Sesuai
Kandungan As Received (%) Design
Proximate Analysis Main
Total Moisture 38,0 1 T/h 155,5
Steam Flow
Ash 3,3 Steam
Volatile 32,1 2 Mpa 9,15
Pressure
Fixed Carbon 26,6 Feedwater
Ultimate Analysis 3 ̊C 215
temperature
Moisture 38,0 Design
Ash 3,3 4 pressure kg/cm2 110
Carbon 45,0 (drum)
Hydrogen 3,0 Design
Nitrogen 0,7 temperature
Total Sulfur 0,1 5 steam at ̊C 525
Oxygen 12,9 superheater
outlet
Tabel 4.7 Data water and steam system boiler design Boiler
Nilai Sesuai 6 thermal % 91,46
No Keterangan Satuan
Design efficiency
Main Steam
1 T/h 150
Flow Dari hasil komisioning yang dilakukan terdapat
Steam perbedaan antara tekanan steam saat komisioning adalah
2 Mpa 9,8
Pressure 9,15 Mpa, sedangkan tekanan steam desain adalah 9,8
Feedwater Mpa. Selain itu juga temperature steam juga terdapat
3 ̊C 215
temperature perbedaan pada saat komisioning adalah 525 ̊ C,
Design sedangkan temperature steam desain adalah 540 ̊C. untuk
4 kg/cm2 110
pressure (drum) efisiensi pada saat komisioning sebesar 91,46%
Design dikarenankan terdapat penurunan steam outlet boiler
temperature steam pada tekanan 9 Mpa dan pada temperatur 500 ̊ C.
5 ̊C 540
at superheater Sehingga dapat disimpulkan bahwa boiler kemungkinan
outlet tidak dapat mencapai kondisi desain pada saat normal
Boiler thermal operasi dikarenakan boiler belum dilakukan pengujian
6 % 91
efficiency (LHV) pada kondisi operasi normal, yaitu pada BMCR 100%
Boiler thermal (Steady state) dan MCR 110% (peak load) selama 2-4
7 % 90,2
efficiency (HHV) jam sesuai standar ASME
33
JTM. Volume 11 Nomor 02 Tahun 2023, Hal 29-38
B. Efisiensi Boiler Heat Loss Methode pembakaran H2, dan moisture dari bahan bakar dari 10
kerugian panas yang terhitung. dengan menggunakan
Grafik HHVF batu bara terhadap Efisiensi metode kerugian panas, dapat dilakukan analisa terhadap
Boiler 3 heat loss yang mempengaruhi efisiensi boiler dari
4,995
4,996 4,993 perhitungan kerugian panas, yaitu:
Analisa kerugian panas karena gas buang kering
HHVF (kcal/kg)
kering (%)
6.5
7.00%
6.00% 5.79%
5.00%
4.00% QpLDFg
3.00% QpLH2F
2.00% 4.43% 4.44% 4.47%
3.11% 3.23% 3.35% QpLWF
1.00%
0.00%
4995 4993 4986
HHVF (Kcal/kg)
35
Pengaruh Kualitas Batubara Terhadap Efisiensi Boiler UBB PT Petrokimia Gresik Dengan Metode Indirect/ Heat Loss
140.00 kering pada HHV batu bara 4.993 kcal/kg sebesar 6,87%
karena memiliki temperatur outlet gas buang yang tinggi,
135.00 134.85 meskipun pada HHV batu bara 4.986 kcal/kg memiliki
130.00 nilai excess air inlet air heater yang tinggi. Sehingga
125.00 dapat disimpulkan bahwasannya kerugian panas akibat gas
122.00
120.00 120.85 buang kering berpengaruh terhadap temperature flue gas
115.00 dan juga excess air inlet air heater.
110.00
4,995
Analisa kerugian panas karena moisture dari
4,993 4,986
pembakaran H2
HHVF (kCal/kg) Kerugian panas yang disebabkan oleh moisture dari
dalam pembakaran H2 disebabkan oleh kandungan hidrogen
Gambar 4. Grafik temperatur gas outlet terhadap yang menghambat proses nyala api pada saat pembakaran
HHVF Batu bara bahan bakar batu bara sehingga mengurangi nilai efisiensi
boiler. Semakin tinggi nilai kandungan hidrogen dalam
Berdasarkan gambar 4 menunjukkan bahwa bahan bakar maka, semakin besar kerugian panas karena
parameter outlet gas buang yang tinggi tidak moisture dari pembakaran H2.
berpengaruh terhadap meningkatnya nilai kalor. Dimana
temperatur outlet gas tertinggi terdapat pada nilai kalor Grafik Heat Loss Moisture dari pembakaran
batu bara 4.993 kCal/kg sebesar 134,85°C, sedangkan Heat Loss moisture dari H2 terhadap HHVF batu bara
untuk nilai kalor tertinggi 4.995 kcal/kg memiliki pembakaran H2 (%)
4.48 4.47
tempertatur outlet yang rendah yaitu sebesar 12,85°C.
4.47
penyebab dari tingginya temperatur outlet gas buang
karena ketidakoptimalan proses heat transfer pada setiap/ 4.46
salah satu tingkatan (Superheater, Economizer dan 4.45 4.44
Preheater), selain itu juga tumpukan ash di area 4.44 4.43
economizer juga merupakan faktor penyebab
4.43
terhambatnya perpindahan panas dari economizer menuju
tube (superheater). Selain karena temperatur outlet gas 4.42
buang yang besar, kerugian panas karena gas buang kering 4.41
juga bisa dikarenakan kandungan excess air yang tinggi, 4,995 4,993 4,986
sehingga perlu dilakukan analisa terhadap nilai excess air HHVF (Kcal/kg)
untuk menentukan faktor yang mempengaruhi heat loss
dry flue gas/ kerugian panas karena gas buang kering.
Gambar 6. Grafik heat loss moisture dari
Grafik Excess air inlet Air Heater terhadap pembakaran H2 terhadap nilai HHV batu bara
heat loss gas buang kering
9.3 Pada gambar 4.6 menunjukkan bahwa kerugian panas
Excess air inlet air heater (%)
7
5.79 6.87 6.74
Heat loss gas buang kering (%)
35
JTM. Volume 11 Nomor 02 Tahun 2023, Hal 29-38
4995 4993 4986
Parameter kCal/ kCal/ kCal/
kg kg kg
Heat Loss
Moisture % 4,43 4,44 4,7
Kandungan
Hidrogen wt% 3,730 3,714 3,759
(AR)
Nilai kalori
Batu bara Kcal/kg 4.995 4.993 4.986
Pengaruh Kualitas Batubara Terhadap Efisiensi Boiler UBB PT Petrokimia Gresik Dengan Metode Indirect/ Heat Loss
Grafik Heat loss Moisture dari pembakaran Grafik Moisture di bahan bakar terhadap
H2 terhadap kandungan Hidrogen HHVF Batu bara
5 4.7 3.4 3.35
3.35
4.5 3.3 3.23
4 3.73 3.71 3.75 3.25
3.2
3.5 3.15 3.11
3.1
3
3.05
4995 4993 4986 3
HHVF (kCal/kg) 2.95
4,995 4,993 4,986
Kandungan Hidrogen(AR) (%) HHVF (kcal/kg)
Heat Loss Moisture dari pembakaran H2 (%)
Gambar 8. Grafik heat loss moisture di bahan bakar
Gambar 7. Grafik Grafik Heat Loss moisture dari terhadap HHV Batu bara
pembakaran H2 dan Kandungan hidrogen batu bara
terhadap HHVF Batu bara Pada grafik gambar 8 menunjukkan kerugian panas
karena moisture di bahan bakar terhadap HHV batu bara,
Berdasarkan gambar 4.7 kerugian panas karena kerugian panas terbesar yaitu pada HHV 4.986 kcal/kg
moisture dari pembakaran H2 didapatkan hasil teritinggi dengan nilai 3,35 % dan kerugian panas terkecil yaitu
4.47% dari bahan bakar batu bara dengan nilai HHV pada HHV 4.995 kcal/kg dengan nilai kerugian panas
4.986 kcal/kg dan kandungan hidrogenn pada bahan karena moisture di bahan bakar sebesar 3,11 %. Dengan
bakar sebesar 3,759%. Untuk kerugian panas terendah parameter kandungan moisture pada bahan bakar data
yaitu sebear 4.43 % pada bahan bakar dengan nilai HHV dilakukan analisa kerugian panas karena moisture di
4.995 kcal/kg dan kandungan hidorgen sebesar 3.73 %. bahan bakar lebih lanjut.
Hal tersebut dikarenakan dengan semakin tinggi
kandungan hidrogen yang terkandung dalam batu bara Grafik Heat loss Moisture di bahan bakar
semakin tinggi, maka akan semakin tinggi pula kerugian terhadap kandungan moisture di bahan bakar
panas yang disebabkan oleh moisture dari pembakaran 30
23.44 24.13 25.12
H2.
Persentase Moisture (%)
25
20
Analisa kerugian panas karena moisture di bahan
bakar. 15
Tabel 5. Data Analisa Kerugian panas karena 10
3.11 3.23 3.35
moisture di bahan bakar 5
4995 4993 4986 0
Parameter kCal/ kCal/ kCal/ 4995 4993 4986
kg kg kg HHVF (kCal/kg)
Moisture di
% 3,11 3,23 3,35
bahan bakar
Kandungan Moisture (AR) (%)
Kandungan
wt% 24,18 25,1 30,05 Heat Loss Moisture di bahan bakar (%)
Moisture (AR)
Nilai kalori Gambar 9. Grafik heat loss moisture di bahan bakar
kCal/kg 4.995 4.993 4.986
Batu bara terhadap kandungan moisture di bahan bakar
37
Pengaruh Kualitas Batubara Terhadap Efisiensi Boiler UBB PT Petrokimia Gresik Dengan Metode Indirect/ Heat Loss