Marieta Riana
Teknik Pertambangan, Universitas Trisakti, Jakarta
Abstrak
PLTU Suralaya merupakan Unit Pembangkit Listrik Tenaga Uap yang terletak di desa Suralaya, Kecamatan Pulo Merak,
Kota Cilegon, Banten, Indonesia. Dalam melakukan proses pembakaran pada boiler menggunakan batu bara sebagai bahan
bakar untuk menghasilkan uap panas yang akan di konversikan menjadi energi kinetik untuk menghasilkan output berupa
energi listrik yang akan dimanfaatkan untuk mendukung segala kebutuhan aktivitas manusia. Pada proses pembakaran
batubara diperlukan proses pembakaran yang sempurna agar energi kalor yang ada pada batubara dapat dimanfaatkan
secara maksimal, Oleh karena itu, dalam mencapai pembakaran yang sempurna bahan bakar yang digunakan sebagai bahan
bakar harus sesuai dengan kebutuhan boiler agar tercapai pembakaran yang sempurna, serta dapat mencapai nilai efisiensi
yang optimal. Berdasarkan hasil pengujian kualitas batubara dalam basis As Received (Ar) yang dilakukan pada tanggal 27
Maret – 4 April 2019 menunjukkan bahwa batubara yang digunakan sebagai bahan bakar memiliki kandungan Total
Moisture sebesar 29.99% ,Kadar abu sebesar 5.37%, Volatile matter sebesar 33.10%, Fixed Carbon sebesar 31.61%,
Calorific value 4615.86Kcal/kg, Total Sulfur 0.39%, Carbon 48.21%, Hydrogen 5.10%, Nitrogen 0.84%, dan Oksigen
10.09%.Dari hasil pengujian tersebut membuktikan bahwa batubara yang digunakan sebagai bahan bakar belum sesuai
dengan kebutuhan pembakaran pada boiler karena nilai kalor batubara yang digunakan belum mencapai kebutuhan, nilai
kandungan sulfur dan hidrogen nya juga melampaui batas yang dipersyaratkan.
Kata-kata kunci: Batubara, Analisis Proksimat, Total Sulfur, Nilai Kalor, Analisis Ultimat, Efisiensi Boiler
Abstract
Steam Power Plant Unit Suralayalocated in PuloMerak District, Cilegon City, Banten, Indonesia. In carrying out the
combustion process on the boiler using coal as fuel to produce hot steam which will be converted into kinetic energy to
produce output in the form of electrical energy that will be utilized to support all the needs of human activity. In the
process of combustion of coal is needed a perfect combustion process so that the heat energy available in coal can be
utilized to the maximum, therefore, in achieving perfect combustion the fuel used as fuel must be in accordance with the
needs of the boiler in order to achieve perfect combustion, and can achieve optimal efficiency values. Based on the results
of coal quality testing on an As Received (Ar) basis conducted on March 27 - April 4, 2019 showed that coal used as fuel
has a Total Moisture content of 29.99%, Ash content of 5.37%, Volatile matter of 33.10%, Fixed Carbon by 31.61%,
Calorific value 4615.86 Kcal / kg, Total Sulfur 0.39%, Carbon 48.21%, Hydrogen 5.10%, Nitrogen 0.84%, and Oxygen
10.09%. From the results of these tests prove that the coal used as fuel is not in accordance with the needs of combustion
in the boiler because the calorific value of the coal used has not reached the requirement, the value of the sulfur and
hydrogen content also exceeds the required limits.
Keywords: Coal, Proximate Analysis, Total Sulfur, Calorific Value, Ultimate Analysis, Boiler Efficiency.
27
Dalam proses pembakaran salah satu karakteristik 1. Klasifikasi secara umum
sebuah pembangkit listrik ditentukan oleh kualitas
dan jenis batubara yang digunakan., sehingga
batubara yang tidak homogen dapat menimbulkan
dampak berupa tidak sempurnanya proses
pembakaran batubara di boiler.
Oleh karena itu dalam menggunakan batubara
sebagai bahan bakar, perlu dilakukan analisa
kualitas yang tepat agar dapat meminimalisir
kerugian yang dihasilkan pada proses pembakaran Gambar 2. 1Klasifikasi Batubara SecaraUmum
batubara tersebut. (Researchgate.net)
Dari grafik perbandingan antara Total Moisture Gambar 4.3 Grafik Hubungan Efisiensi dengan Ash
menggambarkan perbandingan yang berbanding Content
terbalik, yaitu semakin tingi nilai total moisture
maka semakin rendah nilai efisiensi pembakaran Pada grafik perbandingan antara Ash Content
boiler. Ini disebabkan kandungan air yang berlebih dengan efisiensi menggambarkan perbandingan
dapat mempengaruhi jumlah pemakaian udara yang berbanding lurus, namun seharusnya hubungan
primernya karena akan membutuhkan udara primer yang terbentuk saling berbanding terbalik,
lebih banyak guna untuk mengeringkan batubara dikarenakan pada dasarnya ash / abu tidak dapat
tersebut. menghasilkan panas. Kandungan abu akan terbawa
bersama gas pembakaran melalui ruang bakar
2. Analisa Proksimat dalam bentuk abu terbang dan abu dasar. Namun
a. Inherent Moisture (IM) apabila jumlah kandungan abu yang dihasilkan pada
proses pembakaran memiliki jumlah yang besar ini
menandakan bahwa pada proses pembakaran tidak
mengalami pembakaran yang sempurna atau
efisiensi pembakarannya rendah. Kandungan abu ini
juga dapat mempercepat keausan dan korosi
peralatan yang dilalui jika memiliki kandungan yang
tinggi.
c. Kadar Hydrogen
Pada grafik perbandingan antara total sulfur Gambar 4.8Grafik Hubungan Efisiensi dengan Hydrogen
batubara dengan efisiensi pembakaran menunjukkan
hubungan berbanding lurus yaitu apabila nilai sulfur Berdasarkan grafik antara kadar hydrogen dengan
tinggi maka efisiensi pembakarannya juga naik. efisiensi pembakaran aktual boiler menggambarkan
perbandingan yang berbanding terbalik yaitu berarti
semakin tinggi kandungan hydrogen maka efisiensi terjadinya overheating atau panas yang dihasilkan
yang dihasilkan pun semakin turun. Ini disebakan terbuang sia-sia.
karena hydrogen dapat bereaksi dengan oksigen
menjadi (H2O) sehingga pembentukan oksigen yang 4. Analisa Nilai Kalor
berlebih dapat mengganggu proses pembakaran.
d. Kadar Nitrogen
DAFTAR PUSTAKA
1. Akmal, S. d. (1988). Peranan Kualitas
Batubara Terhadap Operasi PLTU. WEC, 243-
269.
2. Amalia, N. (n.d.). BAB II Genesa Batubara.
Retrieved September 11, 2018, from
Academia:
https://www.academia.edu/6876315/BAB_II_
GENESA_BATUBARA
3. Apriyahanda, O. (n.d.). Sistem Kontrol
Pembakaran Batubara Pada PLTU. Retrieved
September 8, 2018, from Artikel Teknologi
Indonesia: http://artikel-teknologi.com/sistem-
kontrol-pembakaran-batubara-pada-boiler/
4. Fathunnisa, G. (2014). Proximate analysis dan
Nilai Kalor Fine Coal Plant 9-10 PT.
Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan-
Cirebon. Laporan Kerja Praktik, Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan, Universitas
Jendral Soedirman, Fakultas Sains dan Teknik,
Program Studi Kimia, Purwokerto.
5. Haras, S. N. (2017, Maret 20). Klasifikasi
Batubara. Retrieved September 12, 2018, from
SCRIBD:
https://www.scribd.com/document/342448238/
KLASIFIKASI-BATUBARA
6. Permadi, R. (2015). Analisis Batubara dalam
Penentuan Kualitas Batubara untuk
Pembakaran Bahan Baku Semen di PT.
Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk. Palimanan
– Cirebon. Universitas Islam Bandung
Repository, 79-82.
7. Ramadhan, A. (2013). Analisa Kinerja
Pulverized Coal Boiler Di PLTU Kapasitas
3X315 MW. Library UI, 2-3.
8. Sukandarrumidi. (2005). Batubara dan
Gambut. Yogyakarta: Gajah Mada University
Press.
9. Sukandarrumidi. (2006). Batubara Dan
Pemanfaatannya. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press.
10. Syah, R. (2014, Februari 20). Teknologi
Pembakaran PLTU Batubara. Retrieved
September 8, 2018, from Kompasiana:
https://www.kompasiana.com/gaeksyah/54f84c
07a33311f67d8b45b9/teknologi-pembakaran-
pada-pltu-batubara
11. Utami, A. (2014). BAB II TINJAUAN
PUSTAKA. Retrieved September 7, 2018, from
POLSRI REPOSITORY: