BAB 1
PENDAHULUAN
Didalam proses produksi pada PLTU batu bara. Coal Handling system merupakan
salah satu system yang sangat penting. Coal handling merupakan system penanganan
batubara dari kapal tongkang sampai coal bunker. PLTU unit Rembang menggunakan batu
Transportasi batubara
dari tongkang dibongkar dengan alat ship unloader kapasitas 1750 ton/jam dan perangkat
lainnya yaitu belt conveyor, dimana terbagi menjadi 10 line sistem belt conveyor yang saling
berkaitan
berkaitan dan dengan spesifikasi
spesifikasi yang berbeda pula.
pula.
Penyimpanan batubara
Batubara yang telah dibongkar kemudian disimpan di coal yard (stock pile area) atau
tempat penimbunan batubara. Di PLTU rembang terdapat 2 coal yard yaitu coal yard 1 yang
berkapasitas 59.200 ton dan coal yard 2 berkapasitas 341.320 ton. Untuk proses reclaiming
di coal yard 2 bisa menggunakan stacker reclaimer atau dengan menggunakan reclaim
hopper yang kemudian didorong dengan menggunakan alat berat seperti bulldozer.
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
BAB 2
FUNGSI DAN BAGIAN – BAGIAN PERALATAN
e. Moto
Motorr untuk penggerak utama dari belt conveyor
conveyor .
g. Co
Counte
unterr Weig
W eight
ht untuk memberi atau menjaga ketegangan belt.
h. Bend Pully untuk membelokkan arah belt .
i. S
Snu
nub
b Pul
Pully untuk memperbesar sudut lilitan kontak antara pully dengan belt.
j. Tail pully untuk memutar kembali belt conveyor menuju kearah drive pully.Tail
pully dilengkapi dengan belt cleaner yang berfungsi untuk mencegah batu bara
k. S
Sccrapp
rapper untuk membersihkan material yang menempel pada belt.
l. Reducer untuk mereduksi putaran dari motor agar putaran output dari motor
dapat di kurangi
m. Dr
Drii ve pulley
pulley untuk memutar belt menuju ke depan. 3
n. Head pulley pulley terahir yang berada pada ujung depan conveyor. Tidak semua
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
o. Rubber skirt untuk mencegah agar material tidak tumpah keluar dari belt pada
saat muat.
p. Plough scrapper untuk membersihkan material yang tertumpah pada arah balik
belt conveyor.
conveyor.
Totalizer Coal dari tongkang ke coal yard atau ke coal bunker dengan sistem digital
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
2.1.11 Scrapper Conveyor
conveyor
Tripper merupakan salah satu peralatan coal handling system yang berfungsi hampir
sama seperti stacker reclaimer untuk mengarahkan batubara dari conveyor ( scrapper
conveyor) menuju ke coal bunker. Tripper ini bisa pula disebut tripper car karena bisa
bergerak / berjalan menuju ke masing-masing coal bunker.
Metal detector ini dipasang di bagian atas dan bagian bawah BC 2 secara
secara melintang.
mill. Pada masing-masing coal bunker terdapat 2 vibrator dan 2 sensor. Dimana
vibrator ini berfungsi untuk menggetarkan batubara yang tersumbat dalam coal
bunker. Letak dari vibrator ini yaitu di bagian bawah coal bunker. Sedangkan sensor
ini merupakan sensor level yang berguna untuk mengetahui level dari batubara yang
ada dalam coal bunker. Terletak di bagian bawah dan bagian atas coal bunker.
2.2 SHIP UNLOADER
UNLOADER
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Bagian – bagian Ship Unloader :
Digunakan saat Ship Unloader dalam kondisi standby untuk safety jika terjadi cuaca
Digunakan untuk menghentikan (rem)laju ship unloader saat bergerak maju atau
mundur.
2.2.5 Hopper
Digunakan untuk menampung batu bara yang telah di unloading batu bara dari
tongkang.
Digunakan untuk mengumpankan batu bara yang ada di hopper ke belt conveyor.
2.2.7 Telephone
Digunakan untuk berkomunikasi di area ship unloader dengan cara tekan tanda pagar
Electrical room: #2
Machine room: #3
Cabin operat
o perator:#4
or:#4
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
2.2.11 Machine room berisi motor, gearbox, wire drum dll
Digunakan untuk
untuk mengurangi bahaya polusi debu pada
pada saat unloading.
2.3 ST
STACKER
ACKER RECLAIMER
Keterangan Gambar :
D. Hopper
K. Take Up
E. Kabin Operator
7
F. Boom Bu cket
cket
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Penjelasan :
panel-panel
panel-pan el CB dan relay
relay..
B. Boom tripper
Boom tripper adalah lengan conveyor bagian belakang stacker reclaimer. Boom
tripper ini bisa diubah posisi sesuai kondisi kerja dari stacker reclaimer, saat stacker
reclaimer ( SR ) digunakan untuk stacking maka boom tripper posisi ujungnya diatas
hopper, jika SR digunakan untuk reclaiming maka boom tripper posisi ujungnya
dubawah hopper. Pergerakan tripper dilakukan dengan mengubah switch ke posisi
stacking / reclaim.
C. Counter weight
Counter weight berfungsi sebagai stabilizer saat boom bucket bergerak keatas (luffing
up) maupun bergerak ke bawah (luffing down) agar kerja dari sistem hidrolik tidak
berat.
D. Hopper
Hopper adalah wadah (chute) yang menghubungkan ujung boom tripper dan boom
conveyor bisa sama atau rata sehingga bisa meminimalisir batubara yang tumpah.
E. Cabin Operator
Operating cabinet adalah ruang kabin tempat operator mengendalikan Stacker
Reclaimer. Di kabin ini terdapat panel-panel kemudi / panel control dan monitor
sebagai indikator dari status kerja Stacker Reclaimer.
F. Boom Bucket
Boom bucket adalah lengan yang menghubungkan Bucket wheel dengan Hopper.
Boom bucket ini bisa digerakkan luffing up, luffing down, slewing kanan maupun kiri
mundur.
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
H. Cable reel
Cable reel adalah gulungan kabel yang bisa berputar sesuai pergerakan SR maju dan
mundur agar kabel tertata rapi. Kabel ini terdiri dari kabel power dan kabel
I. Bucket wheel
Bucket wheel adalah roda pengambil batubara di coal yard. Prinsip kerja
J. Ta
Tanki
nki water spray
Tanki ini berisi air yang digunakan untuk spray / menyirami material / coal yang jatuh
di boom conveyor agar material tidak mudah terbakar dan juga mengurangi debu
yang berterbangan.
K. Take Up
Take Up adalah alat yang digunakan untuk mengatur ketegangan dari belt conveyor.
A. EXCAVATOR
EXCAVATOR 385C
385 C
Komponen –komponen.
a.Track
a.Track shoe j.fuel tank
b.Track
b.Track ling k.Battrey
k.Batt rey
i.Disconec switch
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
B. DOZER D9R
Komponen-komponen
a. Tr
Track
ack shoe j. Fuel tank
b. Tr
Track
ack ling k. Battrey
c. Final drive l. Wipper
d. Idleer m.Radiator
e. Sigmen n. Ruang engine
f. Roller o.Turbo
o.Turbo charge
g. Arm dan push arm
h. Blade
Bl ade
i. Cutting blade
10
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
BAB 3
PROSES OPERASI
3.1 Persiapan
Persiapan Pengoperasian Coal Handling System
System
3.1.1 Pengecekan Device Lokal Sebelum Operasi.
1. Mengkondisikan area sekitar Belt Conveyor dan Junction Tower agar aman
sebelum running.
2. Cek kondisi oli Gearbox, Fluid Coupling, Belt Coveyor, Drive Pulley, Tail Pulley.
3. Periksa kondisi Dust Supresion apakah berfungsi dengan baik.
4. Periksa level water spray pada SR dan SUL bila dalam pengoperasian Stream
1 . Perhatikan apakah
apakah Fluid Coupling oil pump dan air
air cooler bekerja.
bekerja.
4 . Perhatikan laju Belt Conveyor (Kondisi Sway atau tidak, apabila belt conveyor
5 . Periksa apabila
apabila terdapat tumpahan batubara
batubara yang dapat mengganggu proses
proses
operasi (Biasanya daerah sekitar rail SR dan SU yang dapat mengaktifkan Limit
Switch)
6 . Pengecekan B
Belt
elt Conveyor waktu
wakt u runnin
runningg ,apabila
,apabi la terjadi kondisi yang
membahayakan belt conveyor harus dihentikan secara emergency darurat
2. Klick tombol STREAM yang dipilih pada layar monitor menggunakan pointer.
pointer.
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
3. Klick Mode operasi AUTO
5. Klick START
AUTO/MANUAL Mode
Mo de Ind i cato r
AUTO Mod e Se
Selec
lec to
torr B ut to n
MANUAL
MANUAL Mode Se
Selector
lector Button
NotReady/Re
NotReady/ Ready/S
ady/Starting/Runnin
tarting/Runnin g/
Stopping Status Indicator
AUTO START
START Bu
Butt
tt on
AUTO STOP
STOP But to n
1. Klick Stop
3.2.3 Cara Menjalankan STREAM dengan Mode MANUAL:
1. Pilih Stream yang akan digunakan. Bila menggunakan Unloading Stream 1 maka SR
harus dijalankan terlebih dahulu.
2. Klick tombol STREAM yang dipilih pada layar monitor menggunakan pointer.
6. Klick START Motor pada Conveyor paling akhir dari alur laju batubara.
7. Ulangi langkah tersebut pada Conveyor di depannya sampai Conveyor paling depan.
1. Klick STOP Motor pada Conveyor paling awal dari alur laju batubara.
2. Klick STOP Brake pada Conveyor paling awal dari alur laju batubara.
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
3. Ulangi langkah tersebut pada Conveyor di belakangnya sampai Conveyor paling
belakang.
13
Option 1:
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3A→DG5A→VS1→CR1→BC9A→DG6A→BC10A→
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3A→DG5A→VS1→CR1→BC9A→DG6A→BC10A→SC1A
SC1A
Option 2:
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3B→DG5B→VS2
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3B→DG5B→VS2→CR2→BC9B→DG6B→
→CR2→BC9B→DG6B→ BC10B→SC1B
Option 3:
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3A/B→DG5A/→VS1/2→CR1/2→BC9A/B→DG6A/B→BC10A/B
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3A/B→DG5A/→VS1/2→CR1/2→BC9A/B→DG6A/B→BC10A/B
→SC1A/B
14
SUL→B
SUL→BC1
C1→BC2→DG1→BC3A→DG5A→VS1→CR1→BC9A→DG6A→BC10A→SC1A
→BC2→DG1→BC3A→DG5A→VS1→CR1→BC9A→DG6A→BC10A→SC1A
Option 2:
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3B→DG5B→VS2
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3B→DG5B→VS2→CR2→BC9B→DG6B→
→CR2→BC9B→DG6B→ BC10B→SC1B
Option 3:
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3A/B→DG5A/→VS1/2→CR1/2→BC9A/B→DG6A/B→BC10A/B
SUL→BC1→BC2→DG1→BC3A/B→DG5A/→VS1/2→CR1/2→BC9A/B→DG6A/B→BC10A/B
→SC1A/B
LiveStockPile→SRC→BC6→DG3→BC3A/B→DG5A/B→VS1/2→CR1/2→BC9A/B→DG6A/B
LiveStockPile→SRC→BC6→DG3→BC3A/B→DG5A/B→VS1/2→CR1/2→BC9A/B→DG6A/B
→BC10A/B→SC1A/B
BC9A/B→DG6A/B→BC10A/B→SC1/2
BC9A/B→DG6A/B→BC10A/B→SC1/2
15
Reclaiming Stream
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Keterangan:
BC : Belt Conveyor
MS : Magnetic
M agnetic Separator
DG : Diverter Gate
FC : Fluid Coupling
MD : Metal detector
T.Chute : Telescopic Chute
CR : Crusher
SC : Scrapper Conveyor
Pemantauan dan pengaturan semua operasi coal handling system dapat dilakukan
secara jarak jauh (remote) melalui CHCB menggunakan operator station maupun enginer
station. Namun dalam kondisi tertentu misalnya ada protection device yang terpaksa harus
unloading (JUS 1, 2 & 3), sampling proses (AS 1& 2), dust suppression system dan status –
status seperti totalizer, conveyor status, MCC status, PLC status, trend dan alarm. Selain itu
operator station juga dapat digunakan setting operasi namun tidak dapat digunakan untuk
Engineer station digunakan oleh engineer untuk melakukan setting – setting control
dan bypass device yang tidak dapat dilajukan pada operator station.
16
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
3.6 Pengoperasian Ship Unloader
Sebelum mengoperasikan ship unloader operator harus check jika ada penghalang
(sampah,besi,batu bara,tumpahan oli dll) di area track ship unloader,check pelumasan pada
semua bagian-bagian yang bergerak,check level oli pada semua oil box apakah sudah sesuai
level yang di tentukan jika level turun segera lakukan penambahan oli dan periksa alat
tersebut dari kebocoran-kebocoran oli,check kondisi wire rope dan pulley dari
Semua handle atau switch operasi harus berada di posisi off.Jika kita mulai
menyalakan power ship unloader operator harus terus memantau kondisi tegangan pada
voltmeter dan arus listrik di ampere meter harus dalam kondisi normal,check apakah
benar.
motor untuk up-down harus berputar bersamaan.PLC akan menghitung posisi grab dari data
yang di simpan oleh photoelectric encoder yang akan menyeimbangkan muatan dan arus
dari motor,jika grap dalam kondisi open (buka) PLC akan secara otomatis menyeimbangkan
posisi grab dalam kondisi tetap open saat posisi naik atau turun.
3.6.3 Kontrol operasi open-close grab
Pada awal pengoperasian open-close (buka-tutup) grab harus di setting saat proses
initialization.operator bisa men setting bukaan open-close grab pada kondisi maximum.PLC
secara otomatis menambah kecepatan motor pada kecepatan rata-rata dan akan
mengurangi kecepatan motor sebelum grab mencapai posisi maximum/minimum open atau
close dan secara otomatis menghentikan putaran motor tanpa melakukan pengaturan
17
manual saat posisi grab open atau close berdasarkan berdasarkan data yang tersimpan pada
photoelectric encoder.
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
3.6.4 Emergency stop
Pada saat ship unloader stop beroperasi dalam keadaan normal,maka kembalikan
semua switch ke kondisi off. Tetapi jika pada saat operasi mengalami trouble (gangguan) ship
unloader dapat di stop melalui tombol emergency yang terdapat di panel operasi sebelah
lain,setelah gangguan teratasi dan ship unloader siap beroperasi kembali maka sebelumnya
1. Tekan tombol POWER ON pada panel operasi sebelah kanan di cabin operator.
3. Hidupkan water spray terutama saat kondisi batu bara kering atau banyak debu.
4. Tutup grab.
5. Setelah grab tertutup tekan tombol Close Grab Initialize pada panel kanan.
6. Buka grab
7. Setelah grab terbuka tekan tombol Open Grab Initialize pada panel kanan.
9. Geser grab kearah landside secara pelan-pelan sampai menyentuh limit switch.
10. Geser cabin operator pada posisi yang tepat dengan memutar selector left/right
12. Jika batu bara sudah terkumpul di hopper dan bel conveyor 1 sudah ber operasi
maka nyalakan feeder dengan menekan tombol Feeder On pada panel sebelah kiri. 18
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
2. Arahkan grab ke posisi yang diinginkan (sebagai set point),jangan terlalu dekat
dengan dermaga.
4. Turunkan grab sampai mendekati garis diagonal pada layar monitor sebelah kanan.
9. Setelah ada bunyi buzzer kedua lepaskan joystick maka grab akan bergerak menuju
hopper kemudian membuka,lalu kembali kearah kanan sesuai posisi setting awal
secara otomatis
10. Ulangi langkah-langkah diatas sampai proses unloading batu bara selesai.
Selasai pengoperasian :
1. Arahkan grab ke posisi tepat diatas hopper dengan posisi grab terbuka.
2. Turunkan grab sampai menyentuh
m enyentuh hopper secara
secara berlahan-lahan.
b erlahan-lahan.
3. Pastikan hooper telah kosong dari batu bara,kemudian tekan tombol Feeder off.
4. Setelah mendapat konfirmasi dari personel CHCB bahwa proses unloading batu bara
5. Sebelum meninggalkan cabin operator check terlebih dahulu kondisi cabin pastikan
aman.
6. Check kondisi peralatan yang terdapat di Machine room saat akan turun dari ship
unloader.
7. Pastikan semua pintu telah terkunci sebelum meninggalkan ship unloader.
8. Pasang Anchor pada tempatnya dan jika ship unloader tidak beroperasi dalam waktu
kerja stacking adalah dengan menggerakkan konveyor pada Boom tripper dan Boom bucket
ke arah Live stock area. Bucket wheel tidak digerakkan karena tidak mempunyai peran untuk
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
proses stacking. Prinsip kerja reclaiming adalah dengan menggerakkan conveyor boom
tripper dan boom bucket ke arah coal bunker, dan juga dengan memutar Bucket wheel guna
mengambil coal dari tumpukan untuk diteruskan diangkut melalui konveyor sampai masuk
ke Coal bunker.
bunker.
beam. Untuk Stacking, posisi depan tripper beam adalah di atas Hopper. Sedangkan untuk
Reclaiming, posisi depan tripper beam adalah di bawah Hopper. Pergeseran pergerakan
Tripper boom ini dengan menggunakan sistem hidrolik . Di sistem hidrolik ini terdapat
control box yang digunakan untuk mengoperasikan mengubah sudut elevasi bagian depan
tripper beam utama dan menyambung / melepas hook tripper pada platform tripper. Untuk
bergerak maju, tripper amplitude oil cylinder naik / terangkat, large-car (gantry) bergerak
20
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Saat reclaiming, 2 pengunci dilepas, gantry bergerak maju, 2 tripper amplitude oil
apakah ada kondisi yang tidak normal terutama dari peralatan utama. Periksa kondisi minyak
pelumas juga, jika semuanya normal maka proses operasi siap dimulai. Saat awal akan
beroperasi bunyikan bel (klakson) terlebih dahulu untuk memberi sinyal kepada lingkungan
beroperasi. Selama beroperasi, selain operator tidak boleh berada di SR baik melakukan
pekerjaan ataupun standby, hal ini untuk menghindari jika ada hal-hal yang tidak diinginkan.
Urut-urutan operasi :
1. Pastikan power utama telah menyala, dengan merubah switch ke posisi “open”
3. Proses Stacking ataupun Reclaiming bisa dimulai. Pergerakan Slewing dan maju-
slewing). 21
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
3.7.2 Pengoperasian Stacking
Pengoperasian Stacking bisa dilakukan secara manual dan otomatis. Secara manual,
operator dapat menentukan bucket point berdasar travel point atau metode slewing.
Pengoperasian Stacking ini tidak meggunakan putaran bucket, material coal yang di angkut
membunyikan alarm bel (ring bell) dan mengatur posisi kerja Stacker Reclaimer. Atur guide
chute dari bucket wheel unit ke posisi Reclaiming. Mekanisme roda dan slewing unit juga
dan proses reclaiming pun bisa dimulai. Ketinggian dari tumpukan material coal jangan
melebihi ½ dari diameter bucket wheel, hal ini untuk menghindari material longsor saat
proses reclaiming.
diposisikan sejajar dengan rel lintasan (tidak membentuk sudut slewing). Matikan mesin dan
power utama kemudian lepaskan clamp (pengunci roda). Jangan lupa memeriksa kembali
kondisi peralatan, apakah ada kebocoran oli atau kondisi tidak normal lainnya.
3.8.1.1 Engine
Cek tensen V-belt AC
Cek tensen V-belt altenator
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Membersihkan filter udara
3.8.1.2 Transmission
Drain semua kotoran dalam tangki dan filter
Bersihkan swict atau sensor monitor
3.8.1.4 Batteray
Yakinkan
Yakinkan pool aki (-dan+) dalam ke
keadaan
adaan bersih
Cek keadaan kabel aki.
3.8.1.5 Hydraulic pump
3.8.1.6 Cabin
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Test lamou alert dan alrmnya.
Jangan gerakkan
gerakkan unit hingga indikator break dan contras warning off
24
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
BAB 4
SISTEM PROTEKSI
Belt conveyor system diproteksi dengan memasang alat proteksi dilokal dan
menerapkan interlock system.
Pull Cord Switch : Suatu proteksi device yang ber fungsi untuk menghentikan laju
sistem belt conveyor jika keadaan bahaya.
Belt Sway Switch : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk menghentikan laju
sistem jika belt conveyor bergeser melebihi batas setting.
Belt Rip switch : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk menghentikan laju
sistem jika belt conveyor mengalami sobek, belt rip wire yang terlepas akan
mengaktifkan sinyal menghentikan sistem.
Chute block switch: memberikan alarm dan secara otomatis akan mematikan
Water Spray Conveyor/Stock Pile : mengurangi polusi debu batubara dan juga
sebagai safety jika sewaktu waktu batubara terbakar di atas belt conveyor/stock pile.
Grab over load : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk menghentikan operasi
grab (up-down) jika batubara melebihi kapasitas batas setting
Hopper over weight : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk menghentikan
Wire rope over travel : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk menghentikan
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Anemometer : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk mengukur kecepatan
angin.
Door Cabin interlock : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk menghentikan
Safety Hook
Anchor
Gantry moving alarm : Suatu proteksi device yang berfungsi untuk memberikan
peringatan.
angin.
Chute Block : memberikan alarm dan secara otomatis akan mematikan konveyor
sebelumnya supaya tidak terjadi sumbatan pada chute
Long Travel Forward Backward Limit Switch : memberikan alarm dan secara otomatis
Slewing Over Travel Limit Switch : memberikan alarm dan secara otomatis akan
menghentikan laju slewing. (baik kanan/kiri)
Luffing Over Travel Limit Switch : memberikan alarm dan secara otomatis akan
26
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
BAB 5
TROUBLESHOOTING
troubleshooting
troubl eshooting operasi setiap peralatan yang berpotensi
berpotensi mengalami kegagala
kegagalann saat fase
operasi dengan memahami Standard Operation Procedur (SOP)
Misalnya.
5.1 Trobleshooting Belt Conveyor System :
Potensi kegagalan pada belt conveyor: Belt conveyor berlubang karena terbakar,
Potensi kegagalan pada idler: Idler macet, bearing rusak ,Idler berkarat, keropos
Potensi kegagalan pada pully: Rubber lagging pulley sobek karena batubara terjepit,
Potensi kegagalan drive pulley sistem: Rubber joint pecah , kebocoran Oil sealing fluid
Potensi kegag
kegagalan
alan magnetic separator: Magnet tidak berfungsi,
berfungsi, material asing lolos
ke Silo
Potensi kegagalan EBS: EBS gagal pembacaan karena kotor, baut longgar, putusnya
koneksi sehingga totalizer tidak dapat mencatat tonase transfer batu bara.
diinginkan..
Potensi kegagalan coal crusher : Bearing rusak,ukuran batu bara tidak sesuai yg
Potensi kegagalan dust collector dan sillo ventillation: Gangguan collector, filter
blocked . 27
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Potensi kegagalan Pull cort switch : Pull cord wire putus karena lifetime atau rusak,
Potensi kegagalan Chute Block Switch: Sensitifitas berkurang, blocking tidak tepat
pada sensor
Potensi kegagalan water spray conveyor/stock pile : Korosif, pipa pecah tergilas alat
Potensi kegagalan Limit Switch adalah kotor atau terganjal benda asing.
Wire rope Ship Unloader potensi putus karena pola operasi yang tidak tepat
berakibat
berakibat bucket tidak bisa beroperasi.
beroperasi.
Potensi kegagalan vibrating feeder: bearing rusak, batu bara besar masuk coal
bunker, signal
Gantry motor tidak bekerja akibat sinyal palsu dari gantry moving alarm.
Cable power dan komunikasi ke cabin kusut akibat terbentur atau tersangkut
Wiper
Wi per cabin SU tidak bek
bekerja
erja
Slewing limit switch terganjal batubara berakibat slewing tidak maksimal atau sama
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Luffing up or luffing down limit switch terganjal batubara berakibat SR tidak bisa
luffing boom.
hari.
terhalang.
Water spray tidak bekerja akibat hose lepas, pompa rusak dll
Wiper
Wi per tidak bekerj
bekerja
a
Fuel pump tidak bekerja akibat masuk angin
Seal rusak
Enggine low power akibat bahan bakar bermutu jelek atau terjadi kerusakan pada
engine
Air filter
fil ter kotor
kotor
Hidrolic filter
fil ter kotor
kotor
Operator wajib memperhatikan faktor-faktor keselamatan dan kesehatan kerja guna proses
2. Tersengat listrik.
29
3. Kebakaran.
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
Pencegahan bahaya/resiko yang mungkin terjadi :
1. Sepatu safety
2. Helm
3. Masker
4. Kacamata
5. Sarung tangan
6. Pelindung telinga
3. Penanggulangan polusi udara dari debu batu bara dengan mengoperasika water
spray.
anti-spill plate.
BAB 6
KESIMPULAN
Sebelum kita mengoperasikan suatu sistem maka kita di haruskan memeriksa semua
keadaan dalam kondisi siap operasi atau sistem itu masih dalam proses perbaikan, selain itu 30
kita juga harus ke lapangan untuk memastikan bahwa tempat itu aman dari segala kegiatan
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices
MESIN II
COAL HANDLING SYSTEM
LAPORAN OPERASI COAL HANDLING
(CHCB,SU,SR,ALAT BERAT)
PENDAHULUAN
PROSES OPERASI
TROUBLE SHOUTING
KESIMPULAN
31
Management
Manageme nt Trainee
Trainee | PT PJB Serv
Services
ices