Anda di halaman 1dari 20

AUDIT KEBUTUHAN ENERGI UMKM KERUPUK PUTIH

Oleh:
Yova Dwi Rismawati F14150032
Indra Sofwan F14150040
Nahda Indah Agtianisa F14150047
Nur Khasan Fatoni F14150112

Dosen:
Ir. Sri Endah Agustina, MS

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Energi merupakan tulang punggung utama kegiatan ekonomi,
pembangunan dan kegiatan masyarakat lainnya. Akan tetapi, pelaku ekonomi dan
pembangunan lebih memprioritaskan aspek arsitektur bangunan dari pada
efisiensi energi yang di konsumsi. Penghematan energi atau konservasi energi
adalah tindakan mengurangi jumlah penggunaan energi. Penghematan energi
dapat dicapai dengan penggunaan energi secara efisien dimana manfaat yang
sama diperoleh dengan menggunakan energi yang lebih sedikit, ataupun dengan
mengurangi konsumsi dan kegiatan yang menggunakan energi. Penghematan
energi dapat menyebabkan berkurangnya biaya, serta meningkatnya nilai
lingkungan, keamanan negara, keamanan pribadi, serta kenyamanan.
Audit energi adalah salah satu upaya penghematan energi dimulai dengan
cara mengetahui sumber-sumber pemborosan pemakaian energi serta memberikan
analisa dan jawaban mengenai tindakan yang bisa dilakukan untuk pemakaian
energi yang lebih tepat tanpa mengurangi produktifitas. Audit energi adalah
pemeriksaan atas penggunaan energi oleh peralatan atau sistem untuk memastikan
bahwa energi pada sistem digunakan dengan efisien. Manajemen energi adalah
aktifitas dalam menggunakan energi dengan bijaksana dan efektif untuk
memaksimalkan keuntungan (minimize cost) dan meningkatkan (enhance) kondisi
yang kompetitif. Manajemen energi menganalisa dan mengontrol aliran energi
yang ada dalam sebuah sistem sehingga efisiensi penggunaan energi yang
maksimal dapat tercapai. Adapun tujuan dari manajemen energi, diantaranya
mengurangi penggunaan energi agar dapat menghemat biaya operasional pada
bangunan, tanpa melakukan banyak perubahan pada bangunan sehingga tidak
mengeluarkan dana investasi yang besar, memelihara lingkungan kerja yang
nyaman, mengurangi ketergantungan terhadap minyak bumi serta meningkatkan
efisiensi kerja serta memperpanjang umur peralatan.
Audit energi listrik adalah suatu metode untuk mengetahui dan
mengevaluasi efektifitas dan efisiensi pemakaian energi listrik di suatu tempat.
Audit energi listrik didefinisikan sebagai analisa dari perbandingan antara
masukan dan keluaran per satuan output dalam suatu sistem pemanfaatan energi
listrik guna mendapatkan langkah perbaikan-perbaikan untuk dilaksanakan guna
meningkatkan efisiensi pemakaian energi.

Tujuan
Tujuan audit energi yang dilakukan pada proses produksi UMKM kerupuk
putih di Ciampea adalah
1. Menghitung kebutuhan energi per satuan produk krupuk di UMKM
kerupuk putih Ciampea.
2. Mengetahui jenis, jumlah, dan sumber energi pada tiap tahapan proses
produksi krupuk.
3. Mencari peluang penghematan energi yang dapat dilakukan.
Sasaran
1. mengetahui bentuk-bentuk energi yang digunakan, serta sumber energi
tersebut
2. Mengetahui pola penggunaan energi dan faktor-faktor yang memengaruhi
3. Menghitung kebutuhan energi yang menghasilkan per satuan produk
4. Identifikasi alat/mesin atau tahapan proses yang kurang efisien atau
beroperasi tidak optimum sehingga menurunkan kinerja sistem
keseluruhan
5. Efisiensi penggunaan energi di masing-masing alat/mesin/unit di setiap
tahapan proses dan keseluruhan sistem.

PROSES PRODUKSI KERUPUK PUTIH


Kerupuk putih merupakan kerupuk yang terbuat dari bahan baku tepung
tapioka, bawang putih, sarden dan bahan baku bumbu rahasia. Proses pembuatan
kerupuk putih dilakukan melalui beberapa langkah proses, yaitu perebusan
adonan, pencampuran, penghalusan, pencetakan, pematangan, penataan kerupuk
di tray, pengeringan matahari dan oven, penggorengan dan terakhir pengemasan.
Diagram alir proses produksi kerupuk puti dapat dilihat pada Gambar 2. Bahan
baku yang digunakan sebesar 200 kg adonan kerupuk per proses produksi yang
menghasilkan 7380 buah kerupuk besar dan 6050 buah kerupuk kecil.

IDENTIFIKASI SISTEM
Tata Letak Ruangan Produksi
Lokasi produksi kerupuk putih berada di Ciampea dan tata letak ruang
produksi ditunjukkan pada Gambar 3.
Fungsi Ruangan
UMKM kerupuk Ciampea tidak hanya memproduksi krupuk putih, namun
juga memproduksi krupuk kulit (krupuk warna cokelat). Lokasi yang dijadikan
tempat untuk mengaudit adalah tempat produksi kerupuk putih dan lapangan
penjemuran. Kedua tempat tersebut digunakan setiap hari dengan jam kerja yang
menyesuaikan (berubah-ubah) mulai dari jam 05.00 WIB hingga jam 11.00 WIB
untuk proses pembuatan kerupuk dan proses penggorengan kerupuk dari jam
13.30 WIB hingga 21.00 WIB.

METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Metode audit yang dipakai pada kegiatan ini adalah tahap walktrough
audit dan dilanjutkan ke tahap audit energi terinci (detailed energy audit).
Kegiatan audit dilakukan pada tanggal 15 Desember 2018 untuk walkthrough
audit dan 25-27 Desember 2018 untuk detailed energy audit yaitu saat proses
produksi dilakukan dari jam 05.00-11.00 WIB dilanjutkan jam 13.00-08.00 WIB
di UMKM kerupuk putih, Ciampea. Tahapan kegiatan audit disajikan pada
Gambar 1. Tahap detailed audit yang dilakukan adalah mulai tahap evaluasi
energi harian, melakukan audit energi, evaluasi data yang dikumpulkan,
mengidentifikasi peluang penghematan energi dan pelaksanaan rekomendasi.
Penentuan batasan sistem

Penentuan metoda audit

Pre Audit

Audit Rinci

Rekomendasi

Gambar 1 Diagram alir tahapan audit


penyiapan
adonan

perebusan adonan
Proses penyiapan
Pencampuran kerupuk

Penghalusan

pencetakan

Pematangan

Penataan kerupuk

Pengeringan
matahari

Pengeringan oven Produk kerupuk

Penggorengan Pengemasan

Gambar 2 Diagram alir proses produksi kerupuk putih


Dapur Gudang Gudang Pengering(Oven)

`
12,5 m

`
Pengering(Oven)

12 m

Lapangan
Penjemuran
23 m

10 m

Keterangan:

penghalus
Ventilasi (300 x 80 cm)
Ventilasi (8 m x 40 cm) mixer

Pintu (3 x 3 m) pencetak

Lampu
Boiler

Wajan perebusan Oven uap

Kipas 1
Tungku penggorengan Kipas 2

Gambar 3 Tata letak pabrik


PENDEKATAN MASALAH DAN BATASAN SISTEM
Audit yang dilakukan memfokuskan pada variasi input energi yang
digunakan dalam aliran proses produksi untuk menghasilkan kerupuk.
Perhitungan terhadap input energi meliputi energi langsung, energi tidak langsung
yang digunakan dalam aliran proses produksi sebagai satuan sistem. Perhitungan
dan pengukuran terhadap energi masukan yang digunakan dilakukan pada setiap
tahap produksi, dimana setiap masukan energi baik berupa energi langsung dan
tidak langsung dikonversikan kedalam satuan energi yang sama, yaitu kJ (Kilo
Joule). Audit dilakukan pada seluruh bagian proses produksi seperti yang terlihat
pada Gambar 2. Gambar bagan alir proses, peralatan dan masukan energi dapat
dilihat pada Gambar 4.
Alat/Mesin Tahapan proses Masukan energi

Tungku, wajan Perebusan adonan Tenaga manusia, kayu

Mesin pencampur Pencampuran Tenaga manusia, listrik

Mesin penghalus Penghalusan Tenaga manusia, listrik

Mesin pencetak Pencetakan Tenaga manusia, listrik

Oven uap Pematangan Tenaga manusia, uap

Penataan di tray Tenaga manusia

Tenaga manusia,
Oven pengeringan Pengeringan bahan bakar LPG,
matahari

Wajan, tungku Penggorengan Tenaga manusia, kayu

Pengemasan Tenaga manusia

Gambar 4 Bagan alir proses, peralatan dan masukan energi pada proses
produksi kerupuk putih
PELAKSANAAN AUDIT
Parameter yang Diukur
Sebelum dilakukan pengumpulan data maka dilakukan penentuan parameter
yang akan diukur. Parameter yang akan diukur meliputi:
a. Kebutuhan bahan bakar
Variabel yang diigunakan meliputi konsumsi bahan bakar, nilai kalor bahan
bakar, jumlah produksi kerupuk yang dihasilkan.
b. Kebutuhan energi listrik
Variabel yang digunakan meliputi jumlah jam pemakaian listrik, efisiensi
pemakaian listrik, tegangan listrik, arus listrik, dan jumlah produksi kerupuk.
c. Energi pengeringan
Variabel yang digunakan meliputi jumlah pekerja, waktu pengeringan, nilai
unit tenaga manusia, dan jumlah pproduksi kerupuk.
d. Tenaga manusia
Variabel yang digunakan meliputi jumlah pekerja, jumlah jam kerja karyawan,
nilai unit tenaga manusia, dan jumlah produksi kerupuk.

Pengumpulan data
Data diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara dan pengukuran
langsung. Pengumpulan data proses produksi kerupuk putih dilakukan dari awal
proses pengupasan bahan baku sampai pengemasan.

PERHITUNGAN DAN ANALISIS DATA


Perhitungan terhadap masukan energi yang digunakan, dilakukan dengan
memasukkan variabel pada persamaan yang telah ditentukan dan semua satuan
dikonversikan pada satuan kJ (Kilojoule). Persamaan yang dipakai dalam
perhitungan adalah sebagai berikut:
1. Kebutuhan Energi Biologis Manusia
Kebutuhan energi biologis manusia dapat dihitung dengan
persamaan berikut (Mutiara, 2003):
n ×T × Nem
Etm=
J

Keterangan :
Etm = konsumsi energi tenaga biologis manusia dalam kegiatan
pembuatan kerupuk per kerupuk (kJ/buah),
n = jumlah tenaga kerja tiap tahapan produksi,
T = waktu kerja orang per hari (jam/hari),
Nem = nilai kalor manusia (MJ); 0.725 MJ/jam untuk pengolahan di
pabrik (Stout, 1990)
J = jumlah produksi kerupuk per hari (jumlah kerupuk/hari)

2. Kebutuhan Energi Biomassa


Jumlah energi biomassa yang digunakan untuk bahan bakar boiler
dan penggorengan dihitung dengan persamaan:
Ebb=JBB × NK
Keterangan :
Ebb = Energi bahan bakar (kJ)
JBB = Jumlah bahan bakar (kg/jam)
NK = Nilai kalor bahan bakar (kJ/kg)

3. Kebutuhan Energi Listrik


Besarnya energi listrik yang digunakan untuk memproduksi tiap
kerupuk didekati dengan persamaan berikut :
P ×T × η
E=
J
Keterangan :
E = energi listrik yang diukur yang digunakan untuk memproduksi tiap
kerupuk (MJ/buah)
P = daya motor/mesin terukur (kW)
T = waktu pemakaian alat (jam) 1 kWjam = 3.6 MJ
η = efisiensi alat
J = jumlah produksi kerupuk per hari (jumlah kerupuk/hari)

4. Penggunaan Energi Perhitungan pada penggunaan energi adalah sebagai


berikut :
a. Efisiensi riil, perbandingan antara jumlah energi berguna dengan
jumlah energi input, dengan persamaannya:
UE
Eff . riil= ×100 %
IE
Keterangan :
Eff. riil = efisiensi riil penggunaan energi (%)
UE = energi berguna (MJ)
IE = input energi (MJ)

b. Efisiensi teknis, perbandingan antara kapasitas alat terukur dengan


kapasitas alat terpasang, dengan persamaannya:
Eff teknis=kapaasitas alat terukur ×100 %

Analisis data dilakukan dengan melakukan pengamatan dan pengukuran


terhadap jalannya proses produksi kerupuk. Data yang diperoleh dimasukkan ke
dalam persamaan yang telah ditentukan, sehingga diperoleh nilai konsumsi energi
pada tiap tahapan proses produksi. Kebutuhan total energi untuk menghasilkan
tiap buah kerupuk merupakan jumlah konsumsi energi pada tiap tahapan produksi.

DATA PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN


Pengukuran energi listrik dilakukan dengan cara mengukur kuat arus dari
alat dan tegangannya serta dilakukan pencatatan spesifikasi alat, kemudian
dilakukan perhitungan daya penggunaan listrik dari alat. Data pengukuran dan
perhitungan kebutuhan listrik dan efisiensi dapat dilihat pada Tabel 1.
Energi Langsung
a. Energi listrik
Data energi listrik didapatkan dari penggunaan alat dan mesin, sumber
listrik untuk produksi didapatkan dari PLN dengan tegangan 220 V. Total energi
listrik yang dipakai tiap proses produksi kemudian dibagi jumlah total bahan baku
yang digunakan. Bahan baku adonan kerupuk yang digunakan sebanyak 200 kg.
Energi listrik dihitung menggunakan persamaan 3.
Tabel 1 Data hasil pengukuran

Lama Pakai Specs. Arus Tegangan


Alat/mesin Jumlah
(jam) (Watt) (A) (V)

Penghalus
1 0.4 900 3.14 220
adonan
Mixer 1 2.15 814 3.02 220

Pencetak
2 2.16 1600 3.61 220
kerupuk 1

Pencetak
2 2.3 1600 3.61 220
kerupuk 2

Kipas 1 1 5 55 0.19 220


Kipas 2 1 5 75 0.266 220
Blower 1 8 150 0.466 220
Lampu 3 4 32 0.114 220
Blender 1 0.25 350 1.26 220

Tabel 2 Data perhitungan energi listrik

Energi Daya Eff. kJ/ kg


kWh kJ % bahan
penggunaan listrik (Watt)  (%)
Penghalus adonan 690.8 0.276 995 0.77 20.3 4.975
Mixer 391.6 1.315 4734 0.74 18.0 23.67
Pencetak kerupuk 1 794.2 3.431 6176 0.50 23.4 30.88
Pencetak kerupuk 2 794.2 3.653 6576 0.50 23.4 32.88
Kipas 1 41.8 0.209 752 0.76 1.2 3.76
Kipas 2 58.52 0.293 1053 0.78 1.7 5.265
Blower 102.52 0.820 2953 0.68 3.0 14.765
Lampu 25.08 0.301 361 0.78 0.7 1.805
Blender 277.2 0.055 200 0.79 8.2 1
Total 3395 10 23799 100 109.0
b. Tenaga manusia
Tenaga manusia memiliki peranan penting pada setiap proses pembuatan
kerupuk. Perhitungan menggunakan pemakaian energi pengolahan di pabrik yaitu
0.725 MJ/jam (Stout, 1990) sesuai rumus pada Persamaan 1. Data penggunaan
energi tenaga manusia dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3 Data penggunaan energi tenaga manusia
Jumlah Lama bekerja kJ/kg bahan
Proses
pekerja (jam)
Perebusan adonan 4 0.67 9.74
Mixer 2 2.15 15.58
Penghalusan 1 0.4 1.48
Pencetakan 4 4.5 65.27
Pematangan (uap) 2 2.27 16.45
Penataan kerupuk di tray 2 3.5 25.38
Penyiapan pengeringan oven 2 0.3 2.42
Pengeringan oven 2 3 21.76
Penggorengan 4 2 29.01
Pengemasan 3 0.83 5.98
Total 193.06

c. Energi biomassa
Bahan bakar yang digunakan pada proses produksi kerupuk putih saat
perebusan menggunakan panas uap dari boiler yang diperoleh dari energi
biomassa kayu bakar. Sedangkan proses penggorengan diperoleh dari tungku
energi biomassa. Nilai kalor untuk kayu bakar keras adalah sebesar 19.95 MJ/kg
(Cervinka 1980 dalam Indrayana 2001). Rincian penggunaan bahan bakar biomassa
dapat dilihat pada Tabel 4. Total energi yang digunakan dibagi jumlah bahan
baku. Energi bahan bakar dihitung menggunakan Persamaan 2.
Tabel 4 Penggunaan energi biomassa pada produksi kerupuk

Sumber energi Nilai Jumlah Lama Total energi


kalor pemakaian pemakaian (kJ/kg
(kJ/Kg) (kg/jam) (jam) bahan)
Kayu bakar (boiler) 19950 24 6 14364.00
Kayu bakar (goreng) 19950 19 2 3790.50
Total 18154.50

d. Energi LPG
Proses pengeringan lanjutan setelah penjemuran kerupuk adalah menggunakan
oven dari panas pembakaran LPG. LPG yang digunakan dalam satu kali
prosesmeggunakan tiga buah tabung LPG 3 kg dengan Nilai kalor LPG per kg
sebesar 48846 kJ/kg dan. Rincian penggunaan bahan bakar LPG dapat dilihat
pada Tabel 5
Tabel 5 Penggunaan energi bahan bakar LPG
Nilai kalor Jumlah Lama Total Total energi
(kJ/kg) pemakaian pemakaian energi (kJ/kg bahan)
(kg/jam) (jam) (kJ)
48846 0.6 3 87922.80 439.61

e. Energi matahari
Pengeringan kerupuk dilakukan dengan pengeringan matahari, data
pengeringan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Intensitas matahari pada pengeringan kerupuk
Hari ke-1

Waktu mV W/m2
9.00 4.6 0.00066
9.15 5 0.00071
9.30 5.1 0.00073
9.45 5.7 0.00081
10.00 6.1 0.00087
10.15 7.1 0.00101
10.30 3.5 0.0005
10.45 5.8 0.00083
11.00 2.2 0.00031
11.15 3.4 0.00049
11.30 5.2 0.00074
Jumlah 0.00767

Hari ke 2
W/
Waktu mV
m2
0.000
9.00 3
43
0.000
9.15 6.4
91
0.000
9.30 5.8
83
0.000
9.45 6.1
87
0.000
10.00 6.3
9
0.000
10.15 1.7
24
0.000
10.30 2.6
37
0.000
10.45 2.5
36
0.000
11.00 6.8
97
11.15 7 0.001
0.001
11.30 8.2
17
0.001
11.45 8.3
19
0.001
12.00 8
14
12.15 7 0.001
0.001
12.30 7.3
04
0.000
12.45 6
86
0.000
13.00 6.4
91
0.000
13.15 6.2
89
0.000
13.30 5.8
83
0.000
13.45 5.8
83
0.000
14.00 4.9
7
0.000
14.15 5.2
74
0.000
14.30 4.8
69
0.000
14.45 4.2
6
0.000
15.00 1.2
17
0.000
15.15 1.5
21
0.000
15.30 3
43
0.020
Jumlah
29
Dari data hasil pengukuran pada pengeringan kerupuk didapatkan jumlah
energi total sebesar 19.16 Wh dan jika dikonversikan ke kiloJoule / kg bahan
baku sebesar 0.343 kJ/kg bahan.
Energi total
Data jumlah penggunaan energi pada tiap proses produksi dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah penggunaan energi pada tiap proses produksi kerupuk putih
Proses Total energi (kJ) kJ/ kg bahan
Perebusan adonan 720147.35 3600.74
Mixer 7849.76 39.25
Penghalusan 995.022 4.98
Pencetakan 25805.96 129.03
Pematangan (uap) 2157890.35 10789.45
Pengeringan 92757.6 463.79
Penggorengan 763901.76 3819.51
Pengemasan 1195.27 5.98
Total 3770543.07 18852.72
HASIL DAN PEMBAHASAN

Konsumsi Energi Produksi Kerupuk

Proses produksi kerupuk putih dilakukan setiap hari, dengan jumlah bahan
adonan per produksi sebesar 200 kg, akan menghasilkan sekitar 7380 kerupuk
besar dan 6050 kerupuk kecil. Masukan energi listrik pada proses produksi
kerupuk dapat dilihat pada Gambar 5. Konsumsi energi listrik didapatkan dari
PLN dan membutuhkan sumber energi listrik 3 phase untuk menghidupkan mesin
pencetak.

Energi listrik

1; 1%
1.805; 2%
14.765; 12% Penghalus Mixer
4.975; 4%
23.67; 20%

9.025; 8% Pencetak Kipas

Blower Lampu

Blender

63.76; 54%

Gambar 5 Input energi listrik


Input energi listrik terbesar terdapat pada proses pencampuran adonan
sebesar 10.85 kJ/kerupuk, dan efisiensi alat pada proses produksi dapat dilihat
pada Gambar 6.
Efisiensi alat
0.77 0.74 0.76 0.78 0.78 0.79
0.8 0.68
0.6 0.50 0.50
Efisiensi (%)

0.4
0.2
0
us er 1 2 1 2 er pu de
r
hal ix te a
k
te a
k
pas pas ow m n
ng M
nc nc Ki Ki Bl La Bl
e
Pe P e P e

Alat

Gambar 6 Grafik efisiensi alat/mesin produksi


Efisiensi alat/mesin produksi yang terbesar ada pada penggunaan blender
sebesar 79%. Selain energi listrik terdapat energi input lain yaitu energi manusia
dengan total 193.06 kJ/kg bahan dengan energi terbesar ada pada proses
pencetakan kerupuk sebesar 65.27 kJ/kg bahan. Penggunaan energi biomassa
kayu bakar sebesar 18154 kJ/kg bahan dan bahan bakar LPG sebesar 439.61 kJ/kg
bahan. Energi pengeringan sebesar 3819.5 kJ/kg bahan. Total energi input yang
digunakan dalam satu kali proses produksi kerupuk putih sebesar18.85 MJ/kg
bahan dengan jumlah kerupuk yang dihasilkan sebanyak 13430 buah dengan
rincian 7380 kerupuk besar dan 6050 kerupuk kecil. Besarnya energi yang
dibutuhkan dipengaruhi oleh lama pemakaian alat, jumlah pengguna, efisiensi alat
dan kapasitas produksi.
Penggunaan Jenis Energi
439.61; 2%
119; 1%
0.343; 0%193.05625; 1%
listrik

manusia

biomassa

matahari

LPG

18154.5; 96%

Gambar 7 Grafik sebaran penggunaan jenis energi


Energi Proses
5.97635; 0%

Perebusan adonan
3819.5088; 20% 3600.73675; 19% Mixer
129.0298; 1%
39.2488; 0% Penghalusan
4.9823865; 0%
463.788; 2%
Pencetakan

Pematangan (uap)

Pengeringan oven
10789.45175; 57%
Penggorengan

Pengemasan

Gambar 8 Grafik sebaran penggunaan energi tiap proses

Peluang Penghematan Energi dan Rekomendasi

1. Peluang penghematan energi bahan bakar


Dalam proses produksi kerupuk putih bahan bakar yang dibutuhkan yaitu LPG
untuk proses pengeringan dalam oven dan kayu bakar untuk bahan bakar
penggorengan dan boiler. Pada proses ini akan memengaruhi besar kecilnya
tingkat pemborosan bahan bakar, oleh karena itu untuk menghemat energi bahan
bakar. Pada saat pengeringan menggunakan oven, lemari pengering tidak terisi
penuh dengan kerupuk, sehingga masih ada ruang yang kosong. Maka dari itu
sebagai langkah penghematan energi perlu dilakukan peningkatan kapasitas
produksi kerupuk.

2. Peluang penghematan energi listrik


Peluang penghematan energi listrik yang dilakukan terdiri dari penghematan
energi listrik untuk alat pencetak kerupuk dan pencampur adonan. Pada
penghematan pengoperasian alat pencetak kerupuk dilakukan dengan
menghidupkan peralatan ketika beban penuh dan segera memadamkannya ketika
tidak digunakan. Peluang penghematan dapat juga dilakukan dengan penggantian
motor listrik, mengingat usia motor listrik dan mesin sudah tua. Selain itu dapat
dilakukan dengan meningkatka efisiensi alat dengan melakukan penggantian.

3. Peluang penghematan energi boiler


Tidak setiap waktu uap dari boiler termanfaatkan sehingga masih banyak
panas yang terbuang percuma. Maka dari itu, perlu dilakukan managemen
penggunaan boiler, perlu pemanfaatan panas dari boiler untuk oven pengering
dengan pembuatan heat exchanger, pemanfaatan panas untuk pengeringan bahan
bakar kayu agar proses pembakaran biomassa lebih mudah. (Buat kalimat yg
bagus)
KESIMPULAN DAN SARAN
PerbaikiEfisiensi alat/mesin produksi yang terbesar ada pada penggunaan
blender sebesar 79%. Energi manusia sebesar 193.06 kJ/kg bahan dengan energi
terbesar ada pada proses pencetakan kerupuk sebesar 65.27 kJ/kg bahan.
Penggunaan energi biomassa kayu bakar sebesar 18154 kJ/kg bahan dan bahan
bakar LPG sebesar 439.61 kJ/kg bahan. Energi pengeringan sebesar 3819.5 kJ/kg
bahan. Total energi input yang digunakan dalam satu kali proses produksi kerupuk
putih sebesar18.85 MJ/kg bahan dengan jumlah kerupuk yang dihasilkan
sebanyak 13430 buah dengan rincian 7380 kerupuk besar dan 6050 kerupuk kecil
Jumlah input energi terbesar ada pada pematangan kerupuk dengan uap
dari boiler. Jenis energi terbesar yang digunakan terdapat pada penggunaan energi
biomassan sebesar 96% (18154.5 kJ/kg bahan) dari total keseluruhan penggunaan.
Dari hasil pengamatan, usaha penghematan dapat dilakukan dengan meningkatkan
efisiensi alat pada proses produksi dengan melakukan..........(sebutkan semua
rekomendasi)

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Audit
Foto foto

Anda mungkin juga menyukai