Audit Energi Krupuk Putih
Audit Energi Krupuk Putih
Oleh:
Yova Dwi Rismawati F14150032
Indra Sofwan F14150040
Nahda Indah Agtianisa F14150047
Nur Khasan Fatoni F14150112
Dosen:
Ir. Sri Endah Agustina, MS
Tujuan
Tujuan audit energi yang dilakukan pada proses produksi UMKM kerupuk
putih di Ciampea adalah
1. Menghitung kebutuhan energi per satuan produk krupuk di UMKM
kerupuk putih Ciampea.
2. Mengetahui jenis, jumlah, dan sumber energi pada tiap tahapan proses
produksi krupuk.
3. Mencari peluang penghematan energi yang dapat dilakukan.
Sasaran
1. mengetahui bentuk-bentuk energi yang digunakan, serta sumber energi
tersebut
2. Mengetahui pola penggunaan energi dan faktor-faktor yang memengaruhi
3. Menghitung kebutuhan energi yang menghasilkan per satuan produk
4. Identifikasi alat/mesin atau tahapan proses yang kurang efisien atau
beroperasi tidak optimum sehingga menurunkan kinerja sistem
keseluruhan
5. Efisiensi penggunaan energi di masing-masing alat/mesin/unit di setiap
tahapan proses dan keseluruhan sistem.
IDENTIFIKASI SISTEM
Tata Letak Ruangan Produksi
Lokasi produksi kerupuk putih berada di Ciampea dan tata letak ruang
produksi ditunjukkan pada Gambar 3.
Fungsi Ruangan
UMKM kerupuk Ciampea tidak hanya memproduksi krupuk putih, namun
juga memproduksi krupuk kulit (krupuk warna cokelat). Lokasi yang dijadikan
tempat untuk mengaudit adalah tempat produksi kerupuk putih dan lapangan
penjemuran. Kedua tempat tersebut digunakan setiap hari dengan jam kerja yang
menyesuaikan (berubah-ubah) mulai dari jam 05.00 WIB hingga jam 11.00 WIB
untuk proses pembuatan kerupuk dan proses penggorengan kerupuk dari jam
13.30 WIB hingga 21.00 WIB.
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Metode audit yang dipakai pada kegiatan ini adalah tahap walktrough
audit dan dilanjutkan ke tahap audit energi terinci (detailed energy audit).
Kegiatan audit dilakukan pada tanggal 15 Desember 2018 untuk walkthrough
audit dan 25-27 Desember 2018 untuk detailed energy audit yaitu saat proses
produksi dilakukan dari jam 05.00-11.00 WIB dilanjutkan jam 13.00-08.00 WIB
di UMKM kerupuk putih, Ciampea. Tahapan kegiatan audit disajikan pada
Gambar 1. Tahap detailed audit yang dilakukan adalah mulai tahap evaluasi
energi harian, melakukan audit energi, evaluasi data yang dikumpulkan,
mengidentifikasi peluang penghematan energi dan pelaksanaan rekomendasi.
Penentuan batasan sistem
Pre Audit
Audit Rinci
Rekomendasi
perebusan adonan
Proses penyiapan
Pencampuran kerupuk
Penghalusan
pencetakan
Pematangan
Penataan kerupuk
Pengeringan
matahari
Penggorengan Pengemasan
`
12,5 m
`
Pengering(Oven)
12 m
Lapangan
Penjemuran
23 m
10 m
Keterangan:
penghalus
Ventilasi (300 x 80 cm)
Ventilasi (8 m x 40 cm) mixer
Pintu (3 x 3 m) pencetak
Lampu
Boiler
Kipas 1
Tungku penggorengan Kipas 2
Tenaga manusia,
Oven pengeringan Pengeringan bahan bakar LPG,
matahari
Gambar 4 Bagan alir proses, peralatan dan masukan energi pada proses
produksi kerupuk putih
PELAKSANAAN AUDIT
Parameter yang Diukur
Sebelum dilakukan pengumpulan data maka dilakukan penentuan parameter
yang akan diukur. Parameter yang akan diukur meliputi:
a. Kebutuhan bahan bakar
Variabel yang diigunakan meliputi konsumsi bahan bakar, nilai kalor bahan
bakar, jumlah produksi kerupuk yang dihasilkan.
b. Kebutuhan energi listrik
Variabel yang digunakan meliputi jumlah jam pemakaian listrik, efisiensi
pemakaian listrik, tegangan listrik, arus listrik, dan jumlah produksi kerupuk.
c. Energi pengeringan
Variabel yang digunakan meliputi jumlah pekerja, waktu pengeringan, nilai
unit tenaga manusia, dan jumlah pproduksi kerupuk.
d. Tenaga manusia
Variabel yang digunakan meliputi jumlah pekerja, jumlah jam kerja karyawan,
nilai unit tenaga manusia, dan jumlah produksi kerupuk.
Pengumpulan data
Data diperoleh dengan cara pengamatan, wawancara dan pengukuran
langsung. Pengumpulan data proses produksi kerupuk putih dilakukan dari awal
proses pengupasan bahan baku sampai pengemasan.
Keterangan :
Etm = konsumsi energi tenaga biologis manusia dalam kegiatan
pembuatan kerupuk per kerupuk (kJ/buah),
n = jumlah tenaga kerja tiap tahapan produksi,
T = waktu kerja orang per hari (jam/hari),
Nem = nilai kalor manusia (MJ); 0.725 MJ/jam untuk pengolahan di
pabrik (Stout, 1990)
J = jumlah produksi kerupuk per hari (jumlah kerupuk/hari)
Penghalus
1 0.4 900 3.14 220
adonan
Mixer 1 2.15 814 3.02 220
Pencetak
2 2.16 1600 3.61 220
kerupuk 1
Pencetak
2 2.3 1600 3.61 220
kerupuk 2
c. Energi biomassa
Bahan bakar yang digunakan pada proses produksi kerupuk putih saat
perebusan menggunakan panas uap dari boiler yang diperoleh dari energi
biomassa kayu bakar. Sedangkan proses penggorengan diperoleh dari tungku
energi biomassa. Nilai kalor untuk kayu bakar keras adalah sebesar 19.95 MJ/kg
(Cervinka 1980 dalam Indrayana 2001). Rincian penggunaan bahan bakar biomassa
dapat dilihat pada Tabel 4. Total energi yang digunakan dibagi jumlah bahan
baku. Energi bahan bakar dihitung menggunakan Persamaan 2.
Tabel 4 Penggunaan energi biomassa pada produksi kerupuk
d. Energi LPG
Proses pengeringan lanjutan setelah penjemuran kerupuk adalah menggunakan
oven dari panas pembakaran LPG. LPG yang digunakan dalam satu kali
prosesmeggunakan tiga buah tabung LPG 3 kg dengan Nilai kalor LPG per kg
sebesar 48846 kJ/kg dan. Rincian penggunaan bahan bakar LPG dapat dilihat
pada Tabel 5
Tabel 5 Penggunaan energi bahan bakar LPG
Nilai kalor Jumlah Lama Total Total energi
(kJ/kg) pemakaian pemakaian energi (kJ/kg bahan)
(kg/jam) (jam) (kJ)
48846 0.6 3 87922.80 439.61
e. Energi matahari
Pengeringan kerupuk dilakukan dengan pengeringan matahari, data
pengeringan dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Intensitas matahari pada pengeringan kerupuk
Hari ke-1
Waktu mV W/m2
9.00 4.6 0.00066
9.15 5 0.00071
9.30 5.1 0.00073
9.45 5.7 0.00081
10.00 6.1 0.00087
10.15 7.1 0.00101
10.30 3.5 0.0005
10.45 5.8 0.00083
11.00 2.2 0.00031
11.15 3.4 0.00049
11.30 5.2 0.00074
Jumlah 0.00767
Hari ke 2
W/
Waktu mV
m2
0.000
9.00 3
43
0.000
9.15 6.4
91
0.000
9.30 5.8
83
0.000
9.45 6.1
87
0.000
10.00 6.3
9
0.000
10.15 1.7
24
0.000
10.30 2.6
37
0.000
10.45 2.5
36
0.000
11.00 6.8
97
11.15 7 0.001
0.001
11.30 8.2
17
0.001
11.45 8.3
19
0.001
12.00 8
14
12.15 7 0.001
0.001
12.30 7.3
04
0.000
12.45 6
86
0.000
13.00 6.4
91
0.000
13.15 6.2
89
0.000
13.30 5.8
83
0.000
13.45 5.8
83
0.000
14.00 4.9
7
0.000
14.15 5.2
74
0.000
14.30 4.8
69
0.000
14.45 4.2
6
0.000
15.00 1.2
17
0.000
15.15 1.5
21
0.000
15.30 3
43
0.020
Jumlah
29
Dari data hasil pengukuran pada pengeringan kerupuk didapatkan jumlah
energi total sebesar 19.16 Wh dan jika dikonversikan ke kiloJoule / kg bahan
baku sebesar 0.343 kJ/kg bahan.
Energi total
Data jumlah penggunaan energi pada tiap proses produksi dapat dilihat
pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah penggunaan energi pada tiap proses produksi kerupuk putih
Proses Total energi (kJ) kJ/ kg bahan
Perebusan adonan 720147.35 3600.74
Mixer 7849.76 39.25
Penghalusan 995.022 4.98
Pencetakan 25805.96 129.03
Pematangan (uap) 2157890.35 10789.45
Pengeringan 92757.6 463.79
Penggorengan 763901.76 3819.51
Pengemasan 1195.27 5.98
Total 3770543.07 18852.72
HASIL DAN PEMBAHASAN
Proses produksi kerupuk putih dilakukan setiap hari, dengan jumlah bahan
adonan per produksi sebesar 200 kg, akan menghasilkan sekitar 7380 kerupuk
besar dan 6050 kerupuk kecil. Masukan energi listrik pada proses produksi
kerupuk dapat dilihat pada Gambar 5. Konsumsi energi listrik didapatkan dari
PLN dan membutuhkan sumber energi listrik 3 phase untuk menghidupkan mesin
pencetak.
Energi listrik
1; 1%
1.805; 2%
14.765; 12% Penghalus Mixer
4.975; 4%
23.67; 20%
Blower Lampu
Blender
63.76; 54%
0.4
0.2
0
us er 1 2 1 2 er pu de
r
hal ix te a
k
te a
k
pas pas ow m n
ng M
nc nc Ki Ki Bl La Bl
e
Pe P e P e
Alat
manusia
biomassa
matahari
LPG
18154.5; 96%
Perebusan adonan
3819.5088; 20% 3600.73675; 19% Mixer
129.0298; 1%
39.2488; 0% Penghalusan
4.9823865; 0%
463.788; 2%
Pencetakan
Pematangan (uap)
Pengeringan oven
10789.45175; 57%
Penggorengan
Pengemasan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Dokumentasi Kegiatan Audit
Foto foto