Judul Pengelolaan Sumber Daya Lahan Usahtani Bawang Merah:
Studi kasus di dataran tinggi kabupaten solok, Sumatera
Barat Jurnal Ilmu Bumi Lingkungan Volume 648 Nomor 1 Tahun 2021 Penulis Kiloes, A. M., Mulyono, D., & Syah, M. J. A. Reviewer Akbar Aditia susanto (230321100012) Tanggal 25 Maret 2024
Pendahuluan Kabupaten Solok merupakan salah satu sentra pengembangan
produksi bawang merah baru di Indonesia. Budidaya bawang merah di wilayah ini memiliki ciri khas yang berbeda dengan sentra produksi bawang merah lainnya, yaitu dilakukan di dataran tinggi sepanjang tahun. Bawang merah memiliki peran penting dalam meningkatkan laju inflasi komoditas pangan di Indonesia. Namun, fluktuasi pasokan dan harga bawang merah sering terjadi, salah satunya disebabkan oleh masih terpusatnya produksi di Pulau Jawa. Oleh karena itu, salah satu kebijakan yang dapat diterapkan adalah memperluas areal tanam di daerah dengan musim berbeda untuk menjaga stabilitas pasokan pangan. Kabupaten Solok diidentifikasi sebagai daerah potensial untuk pengembangan sentra produksi baru bawang merah di luar musim. pentingnya kondisi iklim, khususnya curah hujan, dalam menentukan waktu tanam bawang merah. Perubahan suhu dan kondisi iklim dapat mempengaruhi aktivitas hama dan penyakit pada tanaman. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk membandingkan input-output dan biaya usahatani bawang merah pada musim hujan dan musim kemarau di Kabupaten Solok. Hasil penelitian diharapkan dapat mendukung pengambilan kebijakan dalam budidaya bawang merah di luar musim dan penerapan pengelolaan tanaman terpadu pada musim tertentu. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah survei dan pengumpulan data primer dan sekunder. Survei dilakukan pada bulan Mei sampai Desember 2017 di Kabupaten Solok, Provinsi Sumatera Barat. Responden petani dipilih menggunakan teknik cluster stratified random sampling di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lembah Gumanti dan Kecamatan Danau Kembar. Hasil dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa produktivitas bawang Pembahasan merah yang ditanam pada musim kemarau lebih tinggi dibandingkan dengan produktivitas pada musim hujan.Secara umum, produktivitas bawang merah yang dibudidayakan pada musim hujan di dataran tinggi cenderung lebih rendah dibandingkan dengan yang dibudidayakan pada musim kemarau di lokasi yang sama. Meskipun demikian, budidaya bawang merah pada musim hujan di Kabupaten Solok masih dianggap optimal untuk Indonesia dan memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan budidaya di lokasi lain di luar musim. Penelitian yang disajikan pada konferensi IOP mengenai Keimpulan pengelolaan tanah untuk bawang merah di Solok, West Sumatra, menunjukkan perbedaan signifikan dalam penggunaan tenaga, pestisida, dan pupuk antara musim hujan dan musim kemarau. Produktivitas bawang merah terbukti lebih rendah selama musim hujan. Penelitian ini merekomendasikan penggunaan teknologi pengendalian serangga dan penyakit yang disesuaikan dengan musim, serta pemilihan varietas bawang merah yang tepat untuk musim basah. Kesimpulan dari penelitian ini menekankan pentingnya perbaikan strategi dan kebijakan untuk mendukung stabilitas produksi bawang merah dan manajemen tanaman yang lebih baik sesuai dengan kondisi cuaca.