Anda di halaman 1dari 9

COUSE PAPER STATISTIK

“HIPOTESIS”

Disusun oleh :
Khoirun Nadiya (220221100093)
Email ; khoirunnadia468@gmail.c0m

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
TAHUN 2024
I. PENDAHULUAN
Dalam suatu penelitian hipotesis sangat diperlukan terutama untuk penelitian
kuantitatif. Hipotesis merupakan dugaan sementara dalam suatu penelitian. Hipotesis
ini digunakan dalam penelitian dengan pendekatan kuantitatif yang bertujuan
menguji. Dengan adanya hipotesis ini dapat memberikan penjelasan sementara
tentang suatu gejala yang diamati, memudahkan perluasan dalam suatu bidang,
memberikan pernyataan hubungan yang dapat di uji, memberikan arah penelitian, dan
memberikan kerangka untuk laporan penelitian. Hipotesis memiliki tiga jenis yaitu
hipotesis deskriptif, hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif.
Meskipun hipotesis penting untuk arah kerja dan arah penelitian, tidak semua
penelitian perlu memiliki hipotesis. Penggunaan hipotesis dalam penelitian didasarkan
pada masalah atau tujuan penelitian. Masalah atau tujuan penelitian menunjukkan
apakah penelitian tersebut menggunakan hipotesis atau tidak. Hipotesis sangat
membantu penetili dalam memberikan batasan penelitian, bidang penelitian yang
menyusut sehingga tidak akan menyebar kemana-mana, mempertahankan penelitian
pada jalur penelitian, yakni memeriksa fakta dan mengubah hubungan, mefokuskan
penelitian mengarahkan penelitian untuk menguji dan menyesuaikan antar fakta.

II. SUB BAHASAN


A. Pengertian Hipotesis
B. Konsep Hipotesis
C. Kegunaan,ciri-ciri dan manfaat dari Hipoteseis
D. Jenis jenis pengujian hipotesis

III. PEMBAHASAN MATERI


A. Pengertian Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi sementara atau jawaban sementara terhadap
pernyatan masalah atau pertanyaan penelitian yang masih harus diverifikasi
(Muhammad, 2021). Disebut sementara karena jawaban yang diberikan hanya
berdasarkan teori dan tidak menggunakan fakta. Oleh karena itu, setiap
penelitian yang dilakukan mempunyai hipotesis atau jawaban sementara
terhadap penelitian yang dilakukan, berdasarkan hipotesis tersebut maka akan
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah hipotesis tersebut
benar atau tidak. menguji hipotesis penelitia berarti menguji apakah hipotesis
tersebut benarbenar terjadi pada sapel yang diteliti atau tidak. jika hal ini
terjadi berarti hipotesis penelitian terbukti, dan jika tidak berarti belum
terbukti. Selanjutnya, pengujian hipotesis statistic berarti memeriksa apakah
hipotesis penelitian berdasarkan data sampel yang terbukti atau tidak dapat
diterapkan.

B. Konsep hipotesis
C. Keunggulan, ciri-ciri dan manfaat Hipotesis
D. Prosedur pengujian hipotesis
E. Jenis jenis Hipotesis
Jenis jenis hipotesis dibagi menjadi 7 jenis (Ade, 2020) yaitu:
1) Berdasarkan jenis penolakan dibagi menjadi 2 macam:
 Uji hipotesa dua sisi atau two tail
Uji hipotesa dua sisi ditulis bersamaan dengan pernyataan Ho :  =
x dan Ha :  ≠ x, sehinggan Ho tidak sama dengan Ha atau
nilainya lebih besar atau lebih kecil dari batas kritis. Gambar
dibawah ini memiliki dua daerah penolakan untuk hipotesis nol
dan secara statistik disenbut uji dua sisi.

Gambaran uji hipotesis 2arah pada kurva nol.


Gambar di atas menunjukkan “wilayah yang dapat diterima”, yaitu
rentan nilai statistic yang “gagal” menolak hipotesis nol.
Sementara itu “wilayah kritis” disebut juga wilayah penolakan,
yaitu wilayah nilai statistic untuk menolak hipotesis.

 Uji hipotesa satu sisi atau one tail


Uji hiporesa ini dibagi menjadi 2
1) Uji hipotesa satu sisi dengan pernyataan Ho:  = x dan Ha:
 > x, sehingga Ho lebih besar dari Ha atau mempunyai
nilai lebih besar dari batas kritisnya. Disebelah kanan
gambar dibawah ini adalah daerah untuk menolak hipotesis
nol, dan secara statistic disebut uji satu sisi.

Gambaran hipotesis 1 arah (kanan) pada kurva normal.


2) Uji hipotesa satu sisi dengan pernyataan Ho:  = x dan Ha:
 < x, sehingga Ho lebih kecil dari Ha atau nilainya kurang
dari batas kritis. Disebelah kiri gambar ini adalah daerah
penolakan hpotesis nol dan secara statistic disebut uji satu
sisi.
Gambaran uji hipotesis 1 arah (kiri) pada kurva normal.
Petunjuk cara yang bis akita lakukan untuk mendefinisikan
kedua jenis hipotesi yaitu : jika kita tidak mengetahui
keadaan populasi yang diuji, sebaiknya gunakan hipotesis
dua sisi, jika kita mempunyai perkiraan bahwa nilai statistic
sampel lebih besar atau lebih kecil dari batas tertentu, maka
sebaiknya menggunakan hipotesis 1 sisi.
2) Berdasarkan tujuan atau arah penelitian dibagi menjadi 2 macam:
 Directional hypothesis atau hipotesis mengarahkan peneliti
adalah hipotesis yang meramalkan langsung hasil penelitian ke
arah tertantu. Contohnya “pasien diabetes yang menjalani
program terstruktur untuk menurunkan gula darah memberikan
respons lebih baik dibandingkan pasien yang tidak mengikuti
program tersebut.” Hipotesis langsung ditandai dengan
penggunaan frasa.
 Non directional hypothesis atau hipotesis yang tidak
mengarahkan peneliti adalah hipotesis yang menyatakan
adanya korelasi atau perbedaan tetapi tidak mengarahkan
peneliti secara khususs. Misalnya: “ada hubungan antara
jumlah sumber stress yang dilaporkan oleh petugas kesehatan
di afrika Selatan dan minat petugas kesehatan untuk bekerja
sebagai petugas kesehatan professional di afrika Selatan”.

3) Berdasarkan jumlah variabel dibagi menjadi 2 macam:


 Hipotesis sederhana ini juga disebut hipotesis bivariat karena
hanya terdiri dari dua variable, yaitu variable terikat dan
variable bebas. Untuk hipotesis ini, paramenter sebaran
populasi dilaporkan secara lengkap. Hipotesis ini dibagi
menjadi 2
1. Hipotesis tentang hubungan asosiatif sederhana matematis
ditulis dengan variable X dan Y
2. Hipotesis tentang hubungan kausal sederhana matematis
ditulis dengan variable X dan Y
 Hipotesis komplek disebut juga hipotesis multivariat atau
hipotesis gabungan karena hipotesis tersebut memprediksi
hubungan antara tiga variable atau lebih. Hipotesis ini dapat
terdiri dari dua atau lebih variable bebas dan satu variable atau
variable terikat dan sebaliknya. Untuk hipotesis jenis ini
parameter sebaran pendududk tidak sepenuhnya dinyatakan
secara matematis hipotesis kausal komplek antara dua variable
independent X1 dan X2 dengan satu variable Y adalah:

X1

Y
X2
Contoh hipotesis kompleks: “Penurunan berat badan lebih besar
terjadi pada orang dewasa yang mengikuti diet rendah kalori
dan berolahraga setiap hari, dibandingkan dengan orang dewasa
yang tidak. diet kalori dan berolahraga setiap hari”.
4) Berdasarkan terbentuknya hipotesis dibagi menjadi 2 macam:
 Hipotesis nol, ini juga disebut “statistik” untuk melakukan uji
statistik dan menafsirkan hasil secara statistic. Hipotesis ini
dinyatakan “tidak ada perbadadn antara kedua kelompok” atau
“tidak ada hubungan antar variable”. Misalnya dinyatakan
“tidak ada hubungan antara data diare dengan prevaleri diare”,
maka hipotesis nol diterima. Sebaliknya jika “ada hubungan
antara perasan diare dengan kejadiaan diare”, maka hipotesis
nol ditolak.
 Hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa telah terjadi
perbedaan atau hubungan antara dua variable atau lebih. Semua
hipotesis yang disebutkan di atas adalah hipotesis penelitian.

5) Berdasarkan hubungan variable dibagi menjadi 3 macam:


 Hipotesi deskriptif
Hipotesis ini berupa pernataan mengenai nilai variable
independent dan tidak melakukan perbandingan atau asosiasi.
Contohnya:
 Jika masalahnya berapa lama waktu tunggu pelayan apotik?
Dengan demikian rumusan hipotesisnya adalah “waktu
tunggu pelayan apotik mencapai 30 menit”.
 Jika masalahnya berapa tekanan darah pasien? maka
rumusan hiotesisnya adalah “tekana darah pasien mencapai
140 mmHg”.
 Hipotesis komparatif
Hipotesis yang menyatakan perkiraan nilai satu atau lebih
variable dalam sampel berbeda.
Contohnya:
 Jika permasalahannya adalah: apakah ada perbedaan
tekanan darah pekerja antara departemen A dan B? maka
rumus hipotesisnya adalah tidak terdapat perbedaan tekanan
darah karyawan divisi A dan B.
 Hipotesis asosiasi
Hipotesis ini berissi pernyataan yang menunjukkan adanya
hubungan antara dua variable atau lebih.
Contohnya:
 Jika masalahnya apakah ada hubungan antara usia dan
tekanan darah? Dengan demikian rumusan hipotesisnya
adalah “tidak ada hubungan antara umur pasien dengan
tekana darah”.

6) Berdasarkan proses untuk memperolehnya:


 Hipotesis induktif
Hipotesis jenis ini dirumuskan berdasarkan hasil untuk
menciptakan teori baru, biasanya dalam penelitian kualitatif.
 Hipotesis deduktif
Merupakan hipotesis yang didasarkan pada teori teori ilmiah
yang ada, biasa dalam penelitian kuantitatif. Perbedaan
hipotesis induktif dan hipotesis deduktif terdapat pada gambar
dibawah ini.

Gambar perbedaan hipotesis deduktif dan hipotesis induktif


7) Berdasarkan jenis parameternya dibagi menjadi 3 macam:
 Hipotesis tentang mean (rata rata)
Adalah hipotesis tentang rata rata suatu populasi berdasarkan:
informasi dari suatu sampel yang terdiri dari satu hipotesis
tentang mean, hipotesis perbedaan dua mean, dan hipotesis
dalam tig acara berbeda.
 Hipotesis tentang proporsi
Adalah hipotesis tentang proporsi pendududk berdasarkan
informasi yang diperoleh dari suatu sampel, yang terdiri atas:
menghipotesiskan salah satu dari proporsi, hipotesis perbedaan
dua hubungan dan hipotesis perbedaan rangkap tigahubungan.
 Hipotesis tentang varians
Adalah hipotesis tentang varians suatu populasi berdasarkan
data sampel yang tersiri dari: hipotesis satu varians dan
persamaan hipotesis dua varians.

F. Uji hipotesis
Hipotesis bersifat tentatif sehinggan hipotesis bisa saja benar dan bisa saja
salah. Oleh karena itu, nilai asumsi ini harus dibandingkan dengan nilai
statistic sampel. Prosedur perbandingan ini disebut uji hipotesis. Pada
dasarnya pengujian hipotesis adalah metode pengambilan keputusan
berdasarkan analisis data. Analisis data ini bisa berasal dari ekperimen
terkontrol maupun obsrvasi tidak terkontrol. Dengan demikian, pengujian
hipotesis sering disebut sebagai “konfirmasi analisis data”.Pengujian hipotesisi
ini mempunyai 2 persyaratan yaitu:
1) Selisih antara nilai statistic sampel dengan nilai hipotesis cukup besar
untuk menolak hipotesis (atau lebih tepatnya menolak hipotesis)
2) Selisih antara nilai statistic sampel dan nilai hipotesis kecil, maka hipotesis
diterima (atau lebih tepatnya hipotesis tidak ditolak). Masih belum ada
metode statistic untuk menolak hipotesis, sehingga istilah “menerima
hipotesis” sebenarnya berarti “menolak hipotesis”. Istilah peneriman
hipotesis hanyalah sebuah kesepakatan.
Pengujian hipotesis dibagi menjadi dua yaitu:
1) Berdasarkan jumlah sampel
a) Uji hipotesis sampel besar yang menggunakan jumlah sampel > 30
(n > 30)
b) Uji hipotesis sampel yang menggunakan jumlah sampel < 30 (n <
30)
2) Berdasarkan jenis distribusi probabilitas
a) Uji hipotesis dengan distribusi Z, menggunakan table normal
standard
b) Uji hipotesis dengan distribusi T, menggunakan table t student
c) Uji hipotesis dengan distribusi Chi square, menggunakan table
d) Uji hipotesis dengan distribusu F, menggunkan table F ratio.

G. Prosedur Uji Hipotesis


Pengujian hipotesis adalah serangkaian Langkah sistematis yang harus diikuti
peneliti Ketika menyelidiki klaim peneitian. Prosedurnya terdiri dari:
1. Mengembangkan hipotesis penelitian yang tujuannya adalah
menghitung statistik untuk sampel seperti: mean, proporsi dan lain
sebagainya.
a) Bila pengujian dengan satu populasi atau kelompok, rumusnya
sebahai berikut:
Ho: μ = a
Disini a = statistic sampel (rata rata, proporsi, varians,
simpangan baku)
b) Saat pengujian dengan dua populasi, komposisinya dinyatakan
sebagai berikut:
Ho: μ1 = μ2
Disini 1 = rata-rata populasi 1 dan 2 = rata-rata populasi 2.
seperti peneliti akan menguji perbedaan tinggi badan siswa SD
negeri dan swasta.
2. Tentukan nilai α dan β yang akan digunakan
Nilai α disebut juga kesalahan tipe 1 atau tingkat signifikansi
Nilai ini harus ditentukan pada saat merancang penelitian. Nilai 0,05
dan 0,01 biasa digunakan dalam penelitian kesehatan.
Nilai α digunakan untuk menentukan kriteria batas penolakan atau
penerimaan hipotesis nol dinyatakan sebagai luas kurva distribusi
normal, wilayah diluar wilayah yang dapat diterima. Wilayah ini
disebut juga wilayah penolakan atau wilayah kritis. area ini juga dapat
berisi kesalahan saat menerima dan menolak sebuah hipotesis jadi nilai
α sebenarnya menentukan apakah nilai statistic dan parameter populasi
memang berbeda atau hanya karena kebetulan saja.
3. Menentukan metode statistik yang akan digunakan.
Sebelum memilih metode statistik yang sesuai, sebaiknya dilakukan uji
kesesuaian distribusi untuk mengidentifikasi jenis distribusi statistik
pada data, seperti normalitas. Jika hasil statistik menunjukkan
distribusi normal maka uji statisik yang sesuai adalah uji statistik
parametrik. Sedangkan jika data nenunjjukkan tidak berdistribusi
normal maka uji statistikya menggunakan statistik nonparametrik.
4. Tentukan kriteria penolakan dan penerimaan hipotesis nol (Ho) sesuai
denagan nilai α yang ditentukan pada prosedur 2 diatas. Cara
berikutdapat digunakan untuk menolak atau menerima hipotesis:
a) Membandingkan nilai p (p-value) dengan nilai α. Nilai p
adalah nilai probabilitas bahwa nilai sampel berada di luar
interval peneriman atau dalam batas kritis. Jika p lebih kecil
dari α, maka disimpulkan hipotesis nol ditolak atau terdapat
anatara statistic sampel dan parameter populasi.
b) Bandingkan nilai parameter yang dihitung lebih besar dari
nilai table, maka disimpulkan hipotesis nol ditolak atau
terdapat perbedaan antara statistic sampel dengan parameter
populasi.
5. Membuat kesimpulan berdasarkan hasil uji statistik
Seperti yang telah dijelaskan di atas, tujuan pengujian hipotesis bukan
untuk membuktikan kebenaran hipotesis tetapi hanya untuk
memutuskan apakah hipotesis tersebut ditolak atau diterima. Contoh:
uji hipotesis penelitian adalah tidak ada hubungan antara sikap dengan
perilaku berkendara aman. Kesimpulan penelitian tidak menunjukkan
bahwa sikap berhubungan dengan perilaku berkendara aman, namun
kesimpulannya menolak hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara
berkendara aman dengan sikap.

Anda mungkin juga menyukai