Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PENGUJIAN HIPOTESIS

DISUSUN OLEH :
1. Fardy Febriawan
2. Melinda Exanti N
3. Cut Khansa Salsabila Z

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” YOGYAKARTA
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2
Statistik dan Penelitian.................................................................................................................... 3
Tiga Bentuk Rumusan Hipotesis .................................................................................................... 5
Hipotesis Deskriptif..................................................................................................................... 5
Hipotesis Komperatif .................................................................................................................. 6
Hipotesis Hubungan (Asosiatif) .................................................................................................. 7
Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis .................................................................................... 8
Dua Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis .................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 12

2
A. Statistik dan Penelitian
Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah. Kebenaran
dari hipotesis itu harus dibuktikan melalui data yang terkumpul. Secara statistik hipotesis
diartikan sebagai pernyataan mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji
kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Statistik
adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada sampel (x̄ = rata-rata, s = simpangan baku, s2 =
varians, r = koefisien korelasi) dan parameter adalah ukuran-ukuran yang dikenakan pada
populasi (µ = rata-rata, σ = simpangan baku, σ2 = varians, ρ = koefisien korelasi). Penelitian
yang didasarkan pada data populasi , atau sampling total, atau sensus dengan tidak
melakukan pengujian hipotesis statistik dari sudut pandang statistik disebut penelitian
deskriptif.
Perbedaan pengertian deskriptif dalam penelitian dan dalam statistik.

 Deskriptif dalam statistik adalah penelitian yang didasarkan pada populasi ( tidak ada
sampel )
 Deskriptif dalam penelitian menunjukkan tingkat eksplanasi yaitu menanyakan tentang
variabel mandiri ( tidak dihubungkan dan dibandingkan )

Contoh : Seberapa tinggi disiplin kerja pegawai negeri, dan lain-lain. Dengan demikian,
penelitian yang didasarkan pada data populasinya dapat dirumuskan hipotesis dan
mengujinya. Pengujian bisa dipakai statistik deskriptif atau tanpa statistik.

3
Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis yaitu :

1. Hipotesis nol (H0)


Hipotesis yang menyatakan tidak ada perbedaan, hubungan, interaksi, atau
pengaruh antara dua variabel. Hipotesis ini selalu diformulasikan untuk ditolak atau
keberadaanya tidak ada. Sehingga rumusan hipotesis nol yaitu:

 Tidak ada perbedaan antara…dengan…dalam


 Tidak ada pengaruh…terhadap

Contohnya:

H0= Tidak ada hubungan antara pemberian pupuk kompos terhadap pertumbuhan kaktus.

2. Hipotesis Alternatif (Ha)


Hipotesis ini menyatakan bahwa terdapat suatu variabel yang mempunyai
pengaruh, hubungan, atau perbedaan dengan variabel lainnya. Hipotesis ini merupakan
harapan berdasarkan teori. Terdapat 2 macam hipotesis alternatif yaitu hipotesis terarah
dan tidak terarah. Hipotesis terarah yaitu hipotesis yang secara tegas sudah
dirumuskan/diprediksi variabel independen oleh peneliti. Sedangkan hipotesis tidak
terarah merupakan kebalikan dari hipotesis terarah. Artinya peneliti tidak
memprediksikan arah hasil penelitian. Rumusan hipotesis alternatif (Ha) yaitu:

 Ada perbedaan antara…dan…dalam…(hipotesis tidak terarah)


 …lebih baik dari…(hipotesis terarah)
 Ada pengaruh…terhadap…
 Jika…maka

Contoh:

 Ha = Pengaruh pemberian konsentrasi X unsur nitrogen pada tanah lebih baik


dibandingkan konsentrasi Y terhadap pertumbuhan kacang tanah (Hipotesis
terarah)

4
 Ha = Ada perbedaan pemberian konsentrasi X unsur nitrogen pada tanah dengan
konsentrasi Y terhadap pertumbuhan kacang tanah (Hipotesis tidak terarah)

Dalam penggunaanya, hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) selalu berpasangan
sehingga dapat ditentukan dengan tegas mana variabel yang nantinya akan ditolak dan
diterima.

B. Tiga Bentuk Rumusan Hipotesis

1. Hipotesis Deskriptif
Hipotesis deskriptif adalah jawaban sementara untuk rumusan masalah deskriptif,
yaitu berkaitan dengan variabel mandiri. Hipotesis juga dapt didefinisikan sebagai
dugaan tentang suatu nilai variable mandiri. Artinya penelitian ini biasanya hanya ada 1
variabel dan tidak terikat dengan variabel lainnya. Hipotesis ini tidak membuat
perbandingan atau hubungan dengan variabel lain. yang dimaksud dengan variabel 1
adalah tidak adanya perbandingan atau hubungan antara variabel dalam hipotesis ini.
Contohnya yaitu :
Dari rumusan masalah :

1. Seberapa tinggi daya tahan lampu merek X?


2. Seberapa tinggi produktivitas padi di Kabupaten Klaten?
3. Seberapa baik gaya kepemimpinan di Lembaga X?

Dapat dijadikan rumusan hipotesis sebagai berikut :

1. Daya tahan lampu merek X = 800 jam.


2. Produktivitas padi di Kabupaten Klaten 8 ton/ha.
3. Gaya kepemimpinan di lembaga X telah mencapai 70% dari yang diharapkan.

Dalam perumusan hipotesis statistik, antara hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (Ha) selalu berpasangan, bila salah satu ditolak, maka yang lain pasti diterima
sehingga dapat dibuat keputusan yang tegas, yaitu kalau H0ditolak pasti Haditerima.
Hipotesis statistik dinyatakan melalui simbol-simbol. Contoh pernyataan yang dapat
dirumuskan hipotesis deskriptif-statistiknya yaitu :

5
 Suatu perusahaan minimum harus mengikuti ketentuan, bahwa salah satu
unsur kimia hanya boleh dicampurkan paling banyak 1%. Dengan demikian
rumusan hipotesis statistik adalah :

𝐻o: 𝜇 ≤ 0,01

𝐻o: 𝜇 > 0,01

 Suatu bimbingan tes menyatakan bahwa murid yang dibimbing di lembaga


itu, paling sedikit 90% dapat diterima di Perguruan Tinggi Negeri. Rumusan
hipotesis statistik adalah :

𝐻o: 𝜇 ≥ 0,90

𝐻a: 𝜇 < 0,90

 Seorang peneliti menyatakan bahwa daya tahan lampu merk A = 450 jam dan B
= 600 jam. Hipotesis statistiknya adalah :
Lampu A :
𝐻o: 𝜇 = 450jam
𝐻a: 𝜇 ≠ 4 5 0 jam
Lampu B :
𝐻o: 𝜇 = 600jam
𝐻a: 𝜇 ≠ 600jam

2. Hipotesis Komperatif
Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dalam
satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif dan hipotesisnya :
a. Apakah ada perbedaan daya tahan lampu merk A dan B?
b. Apakah ada perbedaan produktivitas kerja antara pegawai golongan I, II, dan
III?
Rumusan Hipotesis adalah :
1) Tidak terdapat perbedaan daya tahan lampu antara lampu merk A dan B.

6
2) Daya tahan lampu merk B paling kecil sama dengan lampu merk A.
3) Daya tahan lampu merk B paling tinggi sama dengan lampu merk A.
Hipotesis statistiknya adalah :
𝐻o: 𝜇 1= 𝜇2 Rumusan uji hipotesis dua pihak
𝐻a: 𝜇1≠ 𝜇2

𝐻o: 𝜇 1≥ 𝜇2 Rumusan hipotesis uji satu pihak


𝐻a: 𝜇1< 𝜇2

𝐻o: 𝜇 1≤ 𝜇2 Rumusan hipotesis satu pihak


𝐻a: 𝜇1> 𝜇2
4) Tidak terdapat perbedaan (ada persamaan) produktivitas kerja antara golongan I,
II, dan III.
Rumusan hipotesis statistiknya adalah
- 𝐻o: 𝜇 1= 𝜇2 = 𝜇3
- 𝐻a: 𝜇1≠ 𝜇2 = 𝜇3 (salah satu berbeda sudah merupakan Ha)

Dalam hal ini harga 𝜇 (mu) dapat diganti dengan rata-rata sampel, simpangan baku,
varians, dan proporsi.

3. Hipotesis Hubungan (Asosiatif)

Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukkan dugaan tentang


hubungan antara dua variabel atau lebih. Contoh rumusan masalahnya adalah “Apakah ada
hubungan antara Gaya Kepemimpinan dengan Efektifitas Kerja ?”. Rumus dan hipotesis
nolnya adalah : Tidak ada hubungan antar gaya kepemimpinan dengan efektifitas kerja.
Hipotesis statistiknya adalah ;
𝐻o: 𝜌 = 0
𝐻a: 𝜌 ≠ 0 ( = simbol yang menunjukkan kuatnya hubungan)
Dapat dibaca : hipotesis nol, yang menunjukkan tidak adanya hubungan (nol =
tidak ada hubungan) antara Gaya Kepemimpinan dengan Efektivitas Kerja dalam populasi.

7
Hipotesis alternatifnya menunjukkan ada hubungan (tidak sama dengan nol, mungkin lebih
besar dari nol atau lebih kecil dari nol).

C. Taraf Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

Pada dasarnya menguji hipotesis adalah menaksir parameter populasi berdasarkan


data sampel. Menurut Sugiyono (2008: 224-225) menyatakan bahwa terdapat dua cara
menaksir, yaitu:

1) A Point estimate (titik taksiran) adalah suatu taksiran parameter populasi


berdasarkan satu nilai data sampel.
2) Interval estimate (taksiran interval) adalah suatu taksiran parameter populasi
berdasarkan nilai interval data sampel.

Contohnya yaitu :

1) Saya berhipotesis (menaksirkan) bahwa daya tahan kerja orang Indonesia itu 10
jam/hari [point estimate]Karena daya tahan kerja orang Indonesia ditaksir
melalui 1 nilai yaitu 10 jam/hari.
2) Daya tahan kerja orang Indonesia antara 8 sampai 12 jam/hari [interval
estimate]Nilai intervalnya adalah 8 sampai 12 jam/hari.

Menafsir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (point estimate)


akan mempunyai resiko kesalahan yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang
menggunakan interval estimate. Menaksir daya tahan kerja orang Indonesia 10 jam/hari
akan mempunyai kesalahan yang lebih besar bila dibandingkan dengan nilai taksiran
antara 8 sampai 12 jam/hari. Makin besar interval taksirannya maka akan semakin kecil
kesalahannya. Menaksir daya tahan kerja orang Indonesia 6 sampai 14 jam/hari akan
mempunyai kesalahan yang lebih kecil bila dibandingkan dengan interval 8 sampai 12
jam. Untuk selanjutnya kesalahan taksiran ini dinyatakan dalam peluang yang berbentuk
prosentase. Menaksir daya tahan kerja orang Indonesia dengan interval antara 6 sampai
14 jam/hari akan mempunyai prosentase kesalahan yang lebih kecil bila digunakan
interval taksiran 8 sampai 12 jam/hari. Biasanya dalam penelitian kesalahan taksiran

8
ditetapkan terlebih dahulu, yang digunakan adalah 5% dan 1%. Daerah taksiran dan
kesalahannya dapat digambarkan seperti gambar berikut.

Dari gambar tersebut dapat diberi penjelasan sebagi berikut :

1. Daya tahan kerja orang Indonesia ditaksir 10 jam/hari. Hipotesis ini bersifat point
estimate, tidak mempunyai daerah taksiran, kemungkinan kesalahannya tinggi,
misalnya 100%.
2. Daya than kerja orang Indonesia 8 sampai dengan 12 jam/hari. Terdapat daerah
taksiran.
3. Daya tahan kerja orang Indonesia antara 6 sampai dengan 14 jam/hari. Daerah
taksiran lebih besar dari no. 2. Misalnya 1%.

Jadi makin kecil taraf kesalahan yang ditetapkan, maka interval estimate-nya semakin
lebar, sehingga tingkat ketelitian taksiran semakin rendah.

D. Dua Kesalahan dalam Pengujian Hipotesis

Dalam menaksir parameter populasi berdasarkan data sampel, kemungkinan akan


terdapat dua kesalahan yaitu :
1) Kesalahan Tipe I adalah suatu kesalahan bila menolak hipotesis nol (Ho) yang
benar (seharusnya diterima). Dalam hal ini tingkat kesalahan dinyatakan dengan α
(alpha).
2) Kesalahan Tipe II adalah kesalahan bila menerima hipotesis yang salah
(seharusnya ditolak). Tingkat kesalahan untuk ini dinyatakan dengan β (betha).
9
Berdasarkan hal tersebut, maka hubungan antara keputusan menolak atau
menerima hipotesis dapat digambarkan seperti gambar tersebut.

Keputusan Keadaan Sebenarnya


Hipotesis benar Hipotesis salah
Terima hipotesis Tidak membuat kesalahan Kesalahan Tipe II

Menolak hipotesis Kesalahan Tipe I Tidak membuat kesalahan

Dari tabel tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Keputusan menerima hipotesis nol yang benar, berarti tidak membuat


kesalahan.
2. Keputusan menerima hipotesis nol yang salah, berarti terjadi kesalahan Tipe
II.
3. Membuat keputusan menolak hipotesis nol yang benar, berarti terjadi
kesalahan Tipe I.
4. Keputusan menolak hipotesis nol yang salah, berarti tidak membuat
kesalahan.

Bila nilai statistik data sampel yang diperoleh dari hasil pengumpulan data sama
dengan nilai parameter populasi (berada pada nilai interval populasi), maka hipotesis
yang dirumuskan100% benar. Bila nilai statistik di luar nilai parameter populasi maka
akan terjadi kesalahan.

Tingkat kesalahan ini kemudian disebut level of significant atau tingkat


signifikansi. Dalam prakteknya tingkat signifikansi telah ditetapkan oleh peneliti terlebih
dahulu sebelum hipotesis diuji. Biasanya tingkat signifikansi (tingkat kesalahan) yang
diambil adalah 1% dan 5%. Suatu hipotesis terbukti dengan mempunyai kesalahan 1%
berarti bila penelitian dilakukan pada 100 sampel yang diambil dari populasi yang sama,
maka akan terdapat satu kesimpulan salah yang dilakukan untuk populasi.
10
Dalam pengujian hipotesis kebanyakan digunakan kesalahan tipe I yaitu berapa
persen kesalahan untuk menolak hipotesis nol (Ho) yang benar (yang seharusnya
diterima). Prinsip pengujian hipotesis yang baik adalah meminimalkan nilai α dan β.
Dalam perhitungan, nilai α dapat dihitung sedangkan nilai β hanya bisa dihitung jika nilai
hipotesis alternatif sangat spesifik. Pada pengujian hipotesis, kita lebih sering
berhubungan dengan nilai α. Dengan asumsi, nilai α yang kecil juga mencerminkan nilai
β yang juga kecil. Menurut Furqon (2004:167), kedua tipe kekeliruan tersebut
berhubungan negatif (berlawanan arah). Para peneliti biasanya, secara konservatif
menetapkan sekecil mungkin (0,05 atau 0,01) sehingga meminimalkan peluang
kekelliruan tipe I. Dalam hal ini, mereka beranggapan bahwa menolak hipotesis nol yang
seharusnya diterima merupakan kekeliruan yang serius mengingat akibat yang
ditimbulkannya. Namun perlu diingat dalam menetapkan taraf signifikansi kita harus
melihat situasi penelitian.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://materiipa.com/macam-macam-hipotesis

http://www.karyatulisku.com/2017/09/contoh-hipotesis-penelitian.html

https://www.coursehero.com/file/p27vl8ko/1-Hipotesis-Deskriptif-Hipotesis-deskriptif-adalah-dugaan-
tentang-nilai-suatu/

https://myminsugar.wordpress.com/2018/04/19/pengujian-hipotesis/

http://pitpitgitu.blogspot.com/2012/10/pengujianhipotesis-setelah.html

12

Anda mungkin juga menyukai