Metode Pemuliaan Tanaman 2024
Metode Pemuliaan Tanaman 2024
PETUNJUK PRAKTIKUM
Acara I Struktur Bunga
METODE PEMULIAAN TANAMAN
Acara II Deskripsi Varietas
Acara III Teknik Persilangan Buatan Pada Tanaman Menyerbuk
Sendiri Dan Menyerbuk Silang
NRP : ……………………………...
OLEH:
MOHAMMAD SYAFII, SP.MSi.
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
ACARA I berasal dari satu bunga atau tanaman. Tanaman dikelompokkan menjadi tanaman
STRUKTUR BUNGA menyerbuk sendiri, jika prosentase penyerbukan sendiri lebih dari 95%. Penyerbukan
silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh penyatuan sel sperma dengan sel telur dari
A. Tujuan Intruksional Khusus
tanaman berbeda. Tanaman dikelompokkan pada tanaman menyerbuk silang, jika
1. Mahasiswa mampu menentukan bagian-bagian bunga dan fungsinya prosentase penyerbukan silang lebih dari 95%.
2. sMahasiswa mampu menentukan jenis bunga menyerbuk endiri dan menyerbuk
silang
B. Pendahuluan
3. Pengamatan:
a. Menggambar atau mendokumentasikan bagian struktur bunga yang diamati dan
memberi keterangan bagian-bagiannya
b. Bagian-bagian penyusun bunga: epicalyx (kelopak tambahan), calyx (kelopak),
stamen (benang sari), Pistilum ( putik).
c. Jumlah bagian-bagian penyusun bunga: Sepal (daun kelopak dan kelopak tambahan
jika ada), Petal (daun mahkota), stamen (benang sari), Stigma.
d. Keadaan masing-masing penyusun bunga: Petal( berlekatan, lepas, tumpang tindih),
Sepal (berlekatan, lepas, tumpang tindih), Stamen( berlekatan, lepas), Putik
(berlekatan,lepas)
e. Bentuk masing-masing penyusun bunga: Petal, sepal, stamen, pistil.
f. Letak masing-masing penyusun bunga terhadap bagian lainnya : berhadapan,
berseling, berselang-seling
Gambar 1. Bunga tanaman menyerbuk sendiri : (a) tanaman tomat, (b) tanaman tembakau; g. Membuat deskripsi mengenai bunga, meliputi:
Bunga tanaman menyerbuk silang : (c) bunga jantan tanaman jagung, (d)
bunga betina tanaman jagung Letak bunga
Warna mahkota bunga
Ekspresi bunga
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pinset, kaca pembesar, dan cawan
petri. Bahan yang digunakan adalah bunga dari tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk
silang.
2. Cara Kerja
ACARA II C. Acara Praktikum
DESKRIPSI VARIETAS Pengamatan tanaman padi dengan karakter pengamatan sebagai berikut:
A. Tujuan Intruksional Khusus Tabel 1. Karakter morfologis Tanaman Padi .................................
1. Mahasiswa mampu memahami karakter penting tanaman Hasil
No. Karakter Klasifikasi Pengama
2. Mahasiswa mampu mengkarakterisasi tanaman yang akan dilepas sebagai varietas
tan
baru Sangat banyak (>25
B. Pendahuluan anakan/ tanaman)
Banyak (20-25
Varietas baru yang dihasilkan oleh Balai Penelitian ataupun Lembaga Penelitian di
Kemampuan anakan/tanam-an)
Perguruan Tinggi baik milik pemerintah maupun swasta, akan mempunyai arti, nilai dan beranak (KB) Sedang (10-19
anakan/tanam-an)
manfaat apabila mendapat tanggapan yang baik dari konsumen, yaitu petani. Untuk itu Sedikit (5-9
varietas yang dihasilkan harus diajukan oleh pemulianya untuk dilepas oleh pemerintah. anakan/tanam-an)
Sangat sedikit (<5
Sebelum proses pelepasan salah satu syarat yang harus dilengkapi adalah deskripsi varietas.
anakan/ tanaman)
Kegiatan ini dimaksudkan juga untuk membedakannya dengan tanaman/varietas lain yang Pendek (sawah: <110
sejenis. cm,
gogo: <90 cm)
Deskripsi varietas digunakan sebagai penciri varietas yang memungkinkan identifikasi Tinggi Sedang (sawah: 110-130
tanaman (TT)
dan pengenalan varietas yang dimaksud, sebagai pegangan dalam proses sertifikasi dan cm,
gogo: 90-125 cm)
pemurnian varietas. Penyusunan suatu deskripsi disesuaikan dengan jenis tanamannya. Tinggi (sawah: >130
Deskripsi dibuat secara tertulis berdasarkan data pengujian dan dilengkapi dengan foto cm,
gogo: >125 cm)
berwarna dari varietas yang dimaksud.
Seluruh malai dan leher
Dalam membuat deskripsi tanaman, misalnya tanaman jagung perlu dicantumkan data keluar
kuantitatif seperti tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), diameter batang (cm), produksi Seluruh malai keluar, leher
sedang
per hektar (kg), kandungan vitamin, protein, dsb. Untuk varietas yang diunggulkan Keluarnya Malai
Malai hanya muncul
ketahanannya terhadap hama dan penyakit atau cekaman lingkungan harus ada uji sebatas leher malai
Sebagian malai keluar
laboratorium/lapangan mengenai hal ini. Data penunjang yang perlu dilaporkan adalah hasil
Malai tidak keluar
uji rasa secara organoleptik dan data agroklimat tempat uji adaptasi/observasi dilakukan. Sangat fertil (>90%)
Fertil (75-89%)
Fertilitas Gabah Sebagian steril (50-74%)
Steril (<50%)
Sangat steril (0%)
Umur Tanaman
B. Pendahuluan
Hibridisasi (persilangan) adalah perkawinan antara berbagai spesies satu atau lebih
organisme yang berbeda secara genetik. Teknik ini banyak dimanfaatkan dalam kegiatan
pemuliaan tanaman untuk merakit varietas unggul baru. Prinsip dasar dalam pemuliaan
adalah adanya keragaman, terutama keragaman genetik. Apabila keragaman dalam suatu
populasi tinggi, maka seleksi yang dilakukan akan lebih efektif. Keragaman tersebut bisa
didapatkan dari koleksi plasma nutfah, melalui introduksi, dan berbagai upaya untuk
memperluas keragaman.
Keturunan hasil hibridisasi akan mengalami segregasi pada F1 atau F2. Jika kedua
tetuanya heterosigot maka segregasi terjadi pada F1. Selanjutnya segregasi terjadi pada F2,
jika kedua tetuanya homosigot. Segregasi ini menyebabkan terjadinya keragaman genetik
yang selanjutnya perlu diseleksi atau dievaluasi sesuai dengan tujuan pemuliaan.
Hibridisasi dipergunakan untuk menghasilkan tanaman inbreeding pada tanaman
menyerbuk silang. Selain itu, hibridisasi pada tanaman menyerbuk silang dipergunakan
untuk menguji potensi satu atau beberapa tetua. Hibridisasi pada tanaman menyerbuk
sendiri merupakan langkah awal pada program pemuliaan tanaman, karena umumnya
pemuliaan untuk tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua
homosigot yang berbeda genotipnya.
Berdasarkan pengelompokan tanaman, hibridisasi di bagi dalam beberapa kelompok,
yaitu : (1) hibridisasi intravarietas, (2) hibridisasi intervarietas, (3) hibridisasi interspesifik,
dan (4) hibridisasi intergenerik. Hibridisasi intravarieras adalah persilangan antara tanaman
yang varietasnya sama, sedangkan hibridisasi intervarietas adalah persilangan antara
tanaman yang varietasnya berbeda dari spesies yang sama. Hibridisasi intravarietas dan
intervarietas mudah dilakukan karena kedua tetua mempunyai genom yang sama sehingga
tidak banyak hambatan. Hibridisasi ini sering dilakukan dalam program pemuliaan
tanaman, terutama hibridisasi intervarietas.
Hibridisasi interspesifik dan intergenerik disebut juga persilangan kerabat jauh.
Semakin jauh hubungan kekerabatan di antara tetua yang akan disilangkan maka semakin
sulit mendapatkan F1 yang hidup atau fertil. Jadi, keberhasilan hibridisasi ini tergantung
pada jauh dekatnya hubungan spesies yang disilangkan. Persilangan kerabat jauh sangat
sulit berhasil karena adanya kendala alami benih hasil persilangan (hibrid) yang lemah,
tidak mampu bertahan hidup, dan tanaman F1 yang diperoleh steril.
Tanaman tetua yang digunakan dalam persilangan, baik sebagai tetua jantan (penyedia
polen) maupun tetua betina, pertumbuhannya harus terjaga, bebas hama dan penyakit. Agar
persilangan dapat dilakukan dengan efektif, waktu penanaman tetua jantan dan betina diatur
sehingga diperoleh waktu berbunga yang tepat, di mana putik bunga tetua betina telah
reseptif dan polen tetua jantan telah masak dan siap diserbukkan. Rendahnya keberhasilan
persilangan dipengaruhi oleh waktu berbunga yang tidak sinkron antar tetua (jantan dan
betina). Selain itu ada beberapa faktor seperti kegagalan tanaman untuk berbunga, kuncup
dan bunga rontok sebelum atau setelah fertilisasi, rendahnya produksi polen, polen tidak
viabel, mandul jantan, dan self incompatibility.
Tahapan persilangan buatan terdiri dari : (1) persiapan, (2) kastrasi, (3) emaskulasi, (4)
pengumpulan polen, (5) penyerbukan, (6) penyungkupan/isolasi, dan (7) labelisasi (Gambar
Gambar 4. Tahapan persilangan pada tanaman padi. (a,b) tanaman padi yang siap
4). disilangkan, (c) kastrasi, (d,e,f) emaskulasi, (g) pengambilan polen, (h)
hasil pengambilan polen, (i) penyerbukan, (j) pelabelan, (k)
penyungkupan/isolasi, (l) hasil persilangan
1. Persiapan yang telah diambil kepala sarinya, sedangkan label digunakan untuk memberi nomor atau
Alat yang digunakan untuk melakukan hibridisasi buatan perlu dipersiapkan terlebih catatan lain yang diperlukan dalam proses pemuliaan.
dahulu. Macam alat yang digunakan untuk melakukan hibridisasi tergantung pada tanaman Tepung sari diambil sebelum bunga mekar. Membukanya mahkota bunga berbeda
yang akan disilangkan. Misalnya untuk tanaman padi, alat yang digunakan adalah kantong setiap tanaman dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pada tanaman padi, mahkota
kertas, kantong persilangan glacine bag, tali, ember besar, sabit bergerigi, gunting, alat bunga membuka secara normal antara jam 8 – 10 pagi. Pada tanaman tebu biasanya
untuk membawa tanaman dan bunga jantan dari lapang, bak plastik, gunting kastrasi, alat mahkota membuka sempurna antara jam 5 – 6 pagi. Beberapa tanaman menunjukkan
isap vacuum pump, klip, serta alat tulis kantor seperti buku, kertas, pensil, pulpen, warna tertentu sebelum membuka, misalnya pada tanaman kapas bunga berwarna putih atau
penggaris, spidol, dan etiket. kuning, tetapi setelah terjadi penyerbukan, warna berubah berangsur-berangsur menjadi
2. Kastrasi merah.
Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang
Secara fisik dan kimia
akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, dan kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai. Emaskulasi menggunakan cara fisik dan kimia biasanya dilakukan apabila emaskulasi
Membuang mahkota dan kelopak bunga termasuk kegiatan kastrasi. Pelaksanaan kastrasi dengan cara mekanis sulit dilakukan. Misalnya pada tanaman yang bunganya kecil-kecil
biasanya menggunakan gunting, pisau, dan pinset. Metode kastrasi setiap tanaman berbeda. seperti sorghum dan rumput-rumputan, pembuangan stamen menggunakan gunting sangat
Pada tanaman padi kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi sulit dilakukan sehingga emaskulasi dilakukan dengan menggunakan air panas. Cara
masak sempurna saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. emaskulasi menggunakan air panas dilakukan dengan cara mencelupkan bunga ke dalam air
3. Emaskulasi hangat yang mempunyai temperatur tertentu, biasanya antara 430 – 530C selama 1 - 10
Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina, menit. Namun cara ini tidak praktis. Hal yang sama bisa dilakukan adalah mencelupkannya
sebelum bunga mekar dan belum terjadi penyerbukan. Pekerjaan emaskulasi dilakukan kedalam air dingin atau alkohol.
pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Tepung sari diambil untuk Emaskulasi secara fisik juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode pompa isap
mencegah terjadinya penyerbukan sendiri. Oleh karena itu, pengambilan tepungsari (sucking method). Teknik ini mudah dilakukan pada tanaman padi dan metode ini
dilakukan sebelum kepala putik masak, sehingga tidak memberi kesempatan masuknya memperkecil rusaknya kepala putik (stigma) dan pecahnya anter serta terjadinya
tepung sari ke kepala putik. Ada beberapa metode yang dilakukan dalam melakukan penyerbukan sendiri sangat kecil. Teknik pengerjaannya adalah ujung bunga dibuka
emaskulasi, yaitu : secara mekanis, fisik dan kimia, serta sterilitas tepung sari. dengan gunting, kemudian antera diisap keluar dengan menggunakan pompa alat isap.
Secara mekanis Emaskulasi secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kima seperti
Emaskulasi secara mekanis dilakukan dengan cara pengambilan tepung sari GA3, sodium dichloroasetat, ethrel, 2,4D, dan NAA. Bahan kimia tersebut jika
menggunakan alat seperti penjepit. Pengambilan dilakukan sebelum tepung sari luruh. disemprotkan pada bunga yang sedang kuncup dengan kosentrasi tertentu akan
Semakin kecil bunga yang akan diambil kepala sarinya, diperlukan alat yang semakin kecil menyebabkan terbentuknya mandul jantan pada tanaman. Selanjutnya, penggunaan alkohol
atau lancip. Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan emaskulasi secara mekanis 57% selama 10 menit dapat mematikan tepung sari pada tanaman lucerune.
adalah gunting kecil, kantung kertas, dan label. Gunting digunakan untuk memotong ujung
Sterilitas tepung sari
bunga sehingga dapat mengambil kepala sari. Kantung digunakan untuk menutup bunga Tanaman dengan tepung sari steril langsung dapat digunakan sebagai induk pada
persilangan tanpa emaskulasi. Kelebihan cara ini adalah persilangan dapat digunakan
secara massal dengan menanam tanaman sumber tepung sari didekatnya. Cara ini dapat Penyimpanan polen dilakukan pada tanaman yang mempunyai umur berbunga antara
digunakan pada program pemuliaan untuk memperoleh varietas hibrida pada tanaman tanaman betina dan jantan berbeda. Selain itu, penyimpanan polen dilakukan karena
menyerbuk sendiri secara besar-besaran. tanaman yang akan disilangkan mempunyai polen sedikit, tetapi apabila tanaman yang akan
4. Isolasi disilangkan mempunyai polen yang berlimpah dan matangnya bersamaan dengan
Isolasi dilakukan dengan tujuan untuk menghindari bunga yang telah diemaskulasi matangnya kepala putik tanaman betina, tidak perlu dilakukan penyimpanan polen.
diserbuki oleh polen asing. Isolasi dilakukan pada bunga jantan atau bunga betina, di mana 6. Penyerbukan
dilakukan dengan cara menyingkup atau mengkerudung bunga menggunakan kantong. Penyerbukan adalah penempelan atau peletakan polen ke kepala putik. Teknik
Kantong bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik, dan isolatif. Ukuran kantong penyerbukan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : (1) menggunakan kuas, pinset, atau
disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman. Selain itu, kantong yang digunakan harus tusuk gigi yang steril. Alat tersebut dimasuk ke dalam kumpulan polen, kemudian
memenuhi kriteria : (1) kuat dan tahan hujan lebat dan panas matahari, (2) tidak ditempelkan ke kepala putik tanaman. Untuk tanaman yang jumlah polennya banyak dan
mengganggu respirasi bunga yang dibungkus, dan (3) jika kena air tidak cepat kering. umur berbunga antara tanaman yang akan disilangkan sama, maka polen dapat pula diambil
Isolasi tidak hanya dilakukan pada saat selesasi melakukan emaskulasi, tetapi juga dari tabung polen menggunakan pinset, (2) mengguncangkan bunga jantan di atas bunga
dilakukan setelah selesai melakukan penyerbukan. Di mana tujuan isolasi setelah selesai betina, sehingga polen jantan jatuh ke kepala putik.
penyerbukan adalah untuk menghindari masuknya tepung sari tanaman lain ke bunga hasil Keberhasilan penyerbukan tergantung pada keahlian pemulia dan tanaman yang
penyerbukan. disilangkan. Pengalaman pemulia sangat menentukan keberhasilan persilangan, semakin
5. Pengumpulan polen berpengalaman pemulia, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan persilangan.
Pengumpulan polen (tepung sari) dilakukan untuk memudahkan dalam penyerbukan. Keberhasilan persilangan juga dipengaruhi oleh jenis tanaman yang disilangkan, ada
Polen dapat diambil beberapa jam sebelum bunga mekar. Penyimpanan polen sebelum tanaman yang sulit untuk disilangkan secara buatan tetapi ada yang mudah untuk
penyerbukan dapat dilakukan dengan cara disimpan pada suhu 2- 80C dan pada kelembaban disilangkan secara buatan. Misalnya : pada tanaman lada tingkat keberhasilan persilangan
udara antara 10% sampai 50%. Metode pengumbulan polen tergantung pada tanaman yang buatan menjadi buah sekitar 6 – 12 %. Pada tanaman tembakau persilangan buatan
akan disilangkan. Misalnya pada tanaman lada, teknik pengumpulan polen dapat dilakukan mempunyai tingkat keberhasilan sampai 90%.
dengan cara : (1) mengambil kotak sari yang belum pecah dengan pinset dan dikumpulkan 7. Pelabelan
dalam suatu tempat (petridish). Kemudian digerus sampai halus dan diberi air steril. Pelabelan dilakukan dengan menggunakan spidol permanen atau pensil. Pada label
Setelah itu, tepung sari siap digunakan untuk persilangan, dan (2) tepung sari ditampung minimal harus dituliskan nama tetua betina, nam tetua jantan dan lambang persilangan serta
dalam botol kecil berdiameter 1,50 cm dan panjang 6 cm. Botol digantung atau dikaitkan tanggal persilangan. Tetua betina ditulis disebelah kiri tetua jantan. Label digantungkan
pada tangkai batang atau tangkai tandan dengan menggunakan perekat, kemudian bagian pada bagian tangkai bunga, bukan pada batang tanaman. Ukuran dan bentuk label relatif
ujung botol ditutup dengan alumuniun foil. Keesokan harinya botol tersebut dikumpulkan. berbeda, tergantung pada jenis tanamannya.
Sebelum dikumpulkan, botol-botol tersebut diketuk-ketuk dengan jari telunjuk agar tepung
sari berjatuhan ke dalam botol. Tepung sari yang sudah tertampung siap digunakan sebagai
bahan persilangan dengan menambahkan air kurang lebih 2 ml.
C. Acara Praktikum
f. Penyerbukan dilakukan dengan menggoyang malai bunga jantan diatas bunga betina
1. Alat dan Bahan
yang sudah diemaskulasi
Alat yang digunakan adalah polybag ukuran 10 kg, pinset, gunting, kaca pembesar, g. Pelabelan dibuat dari kertas tahan air yang disertai tetua jantan dan betina yang
kertas label plastik untuk label persilangan, benang, spidol permanen, kantong kertas 40 x
digunakan, tanggal persilangan, serta kode pemulia.
50 cm untuk menutupi bunga jantan jagung, kantong kertas minyak 10 x 20 cm untuk
menutupi bunga betina, klip dan staples. Bahan yang digunakan adalah benih cabai, padi, Tanaman Menyerbuk Sendiri (Tanaman Cabai)
jagung, pupuk NPK, pestisida, alcohol. Pelaksanaan Tanam
b. Membibitkan benih tomat pada media yang sesuai.
2.Cara Kerja
c. Membuat media untuk transplanting tanaman tomat dari pembenihan ke polybag
Tanaman Menyerbuk Sendiri (Padi) dengan campuran media tanah, pasir dan pupu kandang.
Persiapan d. Setelah bibit cabai sudah siap dipindah, bibit tomat dipindah ke polybag.
a. menyediakan alat dan bahan berupa gunting, pinset, alcohol 75-85% atau spiritus e. Memelihara tanaman hingga siap dilakukan persilangan atau sampai tanaman
serta ember plastik untuk menanam padi. Kertas minyak digunakan sebagai berbunga.
pembungkus bunga yang sudah dikastrasi-emaskulasi dan setelah penyerbukan.
Pelaksanaan Persilangan
Pelaksanaan Persilangan
h. Setelah tanaman sudah mulai berbunga, penyilangan dapat dilakukan setiap hari
a. Kastrasi dilakukan dengan membersihkan daun bendera dan membuang spikelet
tergantung ketersediaan bunga.
ujung yang diduga telah terjadi penyerbukan atau spikelet yang terlalu muda untuk
i. Memilih bunga yang diperkirakan mekar esok harinya dengan ciri-ciri kuncup bunga
dilakukan penyerbukan.
membengkak dan corolla mulai kelihatan muncul sedikit pada kelopaknya. Kelopak
b. Emaskulasi dapat dilakukan sore hari atau pagi sebelum jam 8 pagi. Ketepatan waktu
bunga dibuang dengan pinset. Kemudian buang mahkota bunga dan antera sehingga
kastrasi sangat menentukan keberhasilan kegiatan persilangan
tertinggal kepala putik
c. Pemotongan ujung spikelet dengan sudut 450 C untuk meumudahkan polen jatuh ke
j. Memilih bunga yang mekar sebagai sumber serbuk sari (pejantan), ambil antera yang
kepala putik.
sudah siap untuk diserbukkan kekepala putik atau stigma, kemudian gunakan pinset
d. Emaskulasi pada tanaman padi adalah dengan mengambil antera pada masing-masing
untuk mengambil serbuk sari dari masing-masing antera..
spikelet. Terdapat enam antera/spikelet sehingga harus dipastikan enam anteranya
k. Melakukan pemindahan serbuk sari kekepala putik dengan hati-hati.
terambil saat kegiatan emaskulasi berlangsung
kertas minyak/roti
f. Apabila bunga betina yang dipilih telah siap diserbuki, yaitu pada tongkol yang telah
l. Setelah menyilangkan diberi label yang meggantung pada tangkai atau cabang bunga
keluar rambut diujungnya, maka persilangan telah siap dilaksanakan.
tersebut dengan menulis tetua yang disilangkan (betina dan jantan), tanggal g. Persilangan dilakukan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari) ke
persilangan, nama penyilang (pemulia). bunga betina (putik) dengan meletakkan serbuk sari pada rambut tongkol.
m. Apabila kira-kira satu minggu bunga yang disilangkan masih segar dan hijau berarti h. Menutup kembali tongkol yang telah disebuki. Tulis dan gantungkan label
persilangan pada tongkol tersebut. Catat keberhasilan persilangan yang dilakukan.
persilangan berhasil. Catat keberhasilan persilangan yang dilakukan.
3. Pengamatan
Tanaman Menyerbuk Silang (Jagung)
Menghitung prosentase keberhasilan persilangan buatan pada tanaman menyerbuk
Pelaksanaan Tanam
sendiri dan menyerbuk silang
a. Membuka Lahan dengan ukuran 2 x 3 meter
b. Mencangkul petakan untuk penanaman
c. Mencampurkan Pupuk Kandang
d. Meratakan petakan
e. Menanam benih dan menaburkan furadan.
f. Memelihara tanaman hingga siap dilakukan persilangan atau sampai tanaman
berbunga
Pelaksanaan Persilangan Jagung
a. Setelah bunga jantan (malai) keluar, tutup malai dengan pembungkus secara rapat
untuk menampung serbuk sari.
b. Setelah bunga betina keluar, potong rambut sehingga rata kemudian tutup dengan
plastik.
c. Memilih bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki sebelum rambut pada ujung
tongkol keluar, dibungkus dengan kantong kertas yang sudah disiapkan.
d. Memilih tanaman yang akan dipakai sebagai pejantan (sumber serbuk sari) dengan
tanda-tanda bunga jantan sudah mekar, kemudian bungkus bunga jantan tersebut
sampai rapatdengan kantong kertas, jangan sampai serbuk sari jatuh beterbangan.
e. Setelah satu atau dua hari bunga jantan tersebut telah siap untuk disilangkan. Untuk
memastikan dipeolehnya tepung sari yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang
terbungkus tersebut.
ACARA IV dominan (𝜎D2 ), dan ragam epistasis (𝜎I2 ). Ragam aditif dapat diwariskan pada turunannya
KERAGAMAN GENOTIP DAN HERITABILITAS karena ragam aditif merupakan ragam yang muncul dari genotip yang lokus-lokusnya
homozigot, sehingga turunannya akan mewarisi genotip yang selalu sama dengan tetuanya.
Ragam dominan adalah ragam yang muncul dari genotip dengan lokus-lokus yang
A. Tujuan Intruksional Khusus
heterozigot, sehingga masih terdapat segregasi pada turunannya. Ragam epistasis
1. Mahasiswa mampu memahami penyebab terjadinya keragaman genotip merupakan ragam yang muncul akibat adanya interaksi antar gen atau lokus, sehingga lebih
2. Mahasiswa mampu memahami makna heritabilitas dari karakter-karakter tanaman besar lagi peluang terjadinya segregasi pada turunan yang dihasilkan.
3. Mahasiswa mampu menghitung, menganalisa keragaman genotip dan heritabilitas Nilai berbagai jenis ragam di atas sangat penting diketahui untuk menentukan nilai
4. Mahasiswa mampu memahami kegunaan menghitung keragaman genotip dan heritabilitas suatu karakter tertentu. Nilai heritabilitas adalah nilai yang menjelaskan
heritabilitas dalam pemuliaan tanaman seberapa besar keragaman fenotipe dapat diwariskan pada turunan berikutnya. Nilai
5. Mahasisiwa mampu menginterprestasikan hasil nilai keragaman genotip dan heritabilitas sangat bermanfaat dalam meningkatkan peluang keberhasilan suatu kegiatan
heritabilitas dalam praktikum seleksi. Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu karakter, maka semakin efektif kegiatan
3 . D a t a P e n g a ma t a n terbesar 0.649. Apabila dirata-rata maka diperoleh hasil yang tidak menyimpang jauh dari
sebelumnya yaitu 0.649. Percobaan ini menunjukkan bahwa suatu populasi campuran
tanaman menyerbuk sendiri dapat dipisahkan menjadi galur-galur murni yang berbeda.
Pada pelaksanaan seleksi galur murni, bahan seleksi tanamannya sama dengan
seleksi massa yakni populasi tanaman tertentu dengan beberapa tanaman memiliki sifat
menonjol. Seleksi ini banyak digunakan petani dengan menyeleksi tanaman off-type
(berpenampilan lebih baik) dari hamparan tanaman yang dimilikinya.
Pada seleksi galur murni, family yang berasal dari satu galur diberi kesempatan
untuk memperlihatkan struktur tertentu, apakah sudah homozigot atau masih heterozigot.
Keragaman dalam family harusnya lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar
family. Jika terjadi keragaman dalam family, maka keragaman tersebut disebabkan oleh
lingkungan. Kegiatan seleksi galur murni dapat menghasilkan lebih dari satu varietas. Satu
varietas sendiri tidak selalu berasal dari satu galur, namun dapat berasal dari beberapa galur
murni. Misal dari segi daya hasil beberapa galur sama, namun berbeda dari segi ketahanan
terhadap hama dan penyakit tertentu.
Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan kegiatan seleksi galur murni pada populasi landrace ACARA VI
(heterogen homozigot). SELEKSI MASSA
Alat yang digunakan adalah penggaris, label, dan alat tulis. Bahan yang digunakan
adalah benih tanaman sawi, pupuk urea, SP-36, KCl, dan pestisida.
4. Cara Kerja