Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

PETUNJUK PRAKTIKUM
Acara I Struktur Bunga
METODE PEMULIAAN TANAMAN
Acara II Deskripsi Varietas
Acara III Teknik Persilangan Buatan Pada Tanaman Menyerbuk
Sendiri Dan Menyerbuk Silang

Acara IV Keragaman Genotip dan Heretabilitas


Acara V Seleksi Galur Murni
Acara VI Seleksi Massa

Nama Praktikan :………………………………

NRP : ……………………………...

digunakan untuk kalangan sendiri

OLEH:
MOHAMMAD SYAFII, SP.MSi.
LABORATORIUM BIOTEKNOLOGI
PRODI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
ACARA I berasal dari satu bunga atau tanaman. Tanaman dikelompokkan menjadi tanaman
STRUKTUR BUNGA menyerbuk sendiri, jika prosentase penyerbukan sendiri lebih dari 95%. Penyerbukan
silang adalah penyerbukan yang terjadi oleh penyatuan sel sperma dengan sel telur dari
A. Tujuan Intruksional Khusus
tanaman berbeda. Tanaman dikelompokkan pada tanaman menyerbuk silang, jika
1. Mahasiswa mampu menentukan bagian-bagian bunga dan fungsinya prosentase penyerbukan silang lebih dari 95%.
2. sMahasiswa mampu menentukan jenis bunga menyerbuk endiri dan menyerbuk
silang

B. Pendahuluan

Pengetahuan tentang sifat-sifat bunga tanaman serta faktor-faktor yang mempengaruhi


pembungaan, penyerbukan dan pembuahan dibutuhkan bagi pemulia tanaman apabila akan
melakukan penyerbukan silang buatan pada tanaman tertentu. Bunga merupakan organ
reproduksi pada tanaman angiospermae. Bunga dibentuk oleh maristem pucuk khusus,
yang berkembang dari ujung batang dan dipengaruhi oleh faktor dalam maupun luar.

Gambar 1. Bagian-bagian bunga sempurna


Bunga terdiri atas sekelompok daun khusus yang disebut sepala, petala, stamen dan
karpela. Sepala biasanya berwarna hijau, dan seluruh sepala disebut kelopak bunga
(kaliks). Petala biasanya berwarna dan menarik, keseluruhannya disebut mahkota bunga
(korola). Tiap stamen mempunyai sebuah tangkai sari (filamen), yang di bagian ujungnya
terdapat ruang sari (antera) dan di dalamnya berisi butir serbuk sari. Butir serbuk sari berisi
gamet jantan atau sel sperma. Karpela ada yang tunggal, ada yang berkelompok. Karpela
secara keseluruhan disebut putik (pistilum), yang dapat dibedakan menjadi tiga bagian,
yaitu : bagian basal adalah bakal buah (ovarium), bagian tengah merupakan tangkai yang
disebut tangkai putik (stilus), dan bagian ujung disebut kepala putik (stigma). Di dalam
ovarium terdapat ruang yang disebut lokulus, di dalamnya berisi ovulum yang merupakan
gamet betina atau sel telur.
Cara perkembangbiakan tanaman secara seksual dibagi menjadi dua, yaitu : melalui
penyerbukan sendiri dan penyerbukan silang. Pengetahuan tentang perkembangbiakan
secara seksual sangat penting bagi pemulia tanaman untuk memperoleh varietas baru pada
program pemuliaan. Penyerbukan sendiri adalah penyatuan sel telur dan sel sperma yang
Menyediakan bunga dari beberapa spesies tanaman pangan dan hortikultura dari
tanaman yang menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang yang mekar atau hampir mekar.
Cabang atau dahan tempat melekatnya bunga diikutkan dalam pengambilan sampel bunga.

3. Pengamatan:
a. Menggambar atau mendokumentasikan bagian struktur bunga yang diamati dan
memberi keterangan bagian-bagiannya
b. Bagian-bagian penyusun bunga: epicalyx (kelopak tambahan), calyx (kelopak),
stamen (benang sari), Pistilum ( putik).
c. Jumlah bagian-bagian penyusun bunga: Sepal (daun kelopak dan kelopak tambahan
jika ada), Petal (daun mahkota), stamen (benang sari), Stigma.
d. Keadaan masing-masing penyusun bunga: Petal( berlekatan, lepas, tumpang tindih),
Sepal (berlekatan, lepas, tumpang tindih), Stamen( berlekatan, lepas), Putik
(berlekatan,lepas)
e. Bentuk masing-masing penyusun bunga: Petal, sepal, stamen, pistil.
f. Letak masing-masing penyusun bunga terhadap bagian lainnya : berhadapan,
berseling, berselang-seling
Gambar 1. Bunga tanaman menyerbuk sendiri : (a) tanaman tomat, (b) tanaman tembakau; g. Membuat deskripsi mengenai bunga, meliputi:
Bunga tanaman menyerbuk silang : (c) bunga jantan tanaman jagung, (d)
bunga betina tanaman jagung  Letak bunga
 Warna mahkota bunga
 Ekspresi bunga

C. Acara Praktikum  Distribusi bunga pada tanaman

1. Alat dan Bahan  Jenis bunga

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah pinset, kaca pembesar, dan cawan
petri. Bahan yang digunakan adalah bunga dari tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk
silang.

2. Cara Kerja
ACARA II C. Acara Praktikum

DESKRIPSI VARIETAS Pengamatan tanaman padi dengan karakter pengamatan sebagai berikut:
A. Tujuan Intruksional Khusus Tabel 1. Karakter morfologis Tanaman Padi .................................
1. Mahasiswa mampu memahami karakter penting tanaman Hasil
No. Karakter Klasifikasi Pengama
2. Mahasiswa mampu mengkarakterisasi tanaman yang akan dilepas sebagai varietas
tan
baru Sangat banyak (>25
B. Pendahuluan anakan/ tanaman)
Banyak (20-25
Varietas baru yang dihasilkan oleh Balai Penelitian ataupun Lembaga Penelitian di
Kemampuan anakan/tanam-an)
Perguruan Tinggi baik milik pemerintah maupun swasta, akan mempunyai arti, nilai dan beranak (KB) Sedang (10-19
anakan/tanam-an)
manfaat apabila mendapat tanggapan yang baik dari konsumen, yaitu petani. Untuk itu Sedikit (5-9
varietas yang dihasilkan harus diajukan oleh pemulianya untuk dilepas oleh pemerintah. anakan/tanam-an)
Sangat sedikit (<5
Sebelum proses pelepasan salah satu syarat yang harus dilengkapi adalah deskripsi varietas.
anakan/ tanaman)
Kegiatan ini dimaksudkan juga untuk membedakannya dengan tanaman/varietas lain yang Pendek (sawah: <110
sejenis. cm,
gogo: <90 cm)
Deskripsi varietas digunakan sebagai penciri varietas yang memungkinkan identifikasi Tinggi Sedang (sawah: 110-130
tanaman (TT)
dan pengenalan varietas yang dimaksud, sebagai pegangan dalam proses sertifikasi dan cm,
gogo: 90-125 cm)
pemurnian varietas. Penyusunan suatu deskripsi disesuaikan dengan jenis tanamannya. Tinggi (sawah: >130
Deskripsi dibuat secara tertulis berdasarkan data pengujian dan dilengkapi dengan foto cm,
gogo: >125 cm)
berwarna dari varietas yang dimaksud.
Seluruh malai dan leher
Dalam membuat deskripsi tanaman, misalnya tanaman jagung perlu dicantumkan data keluar
kuantitatif seperti tinggi tanaman (cm), panjang daun (cm), diameter batang (cm), produksi Seluruh malai keluar, leher
sedang
per hektar (kg), kandungan vitamin, protein, dsb. Untuk varietas yang diunggulkan Keluarnya Malai
Malai hanya muncul
ketahanannya terhadap hama dan penyakit atau cekaman lingkungan harus ada uji sebatas leher malai
Sebagian malai keluar
laboratorium/lapangan mengenai hal ini. Data penunjang yang perlu dilaporkan adalah hasil
Malai tidak keluar
uji rasa secara organoleptik dan data agroklimat tempat uji adaptasi/observasi dilakukan. Sangat fertil (>90%)
Fertil (75-89%)
Fertilitas Gabah Sebagian steril (50-74%)
Steril (<50%)
Sangat steril (0%)
Umur Tanaman

Panjang daun Sangat pendek (<21 cm)


kuning jerami
Pendek (21-40 cm) Garis-garis coklat pada
Sedang (41-60 cm) latar berwarna kuning
Panjang (61-80 cm) jerami
Sangat panjang (>80 cm) Coklat (oranye
Lebar Daun kecoklat-coklatan)
Kemerahan sampai
Sudut Daun ungu muda
Berbercak ungu pada
Tegak latar berwarna kuning
Sudut Daun Sedang (+45o) jerami
bendera Mendatar Garis-garis ungu pada
Terkulai latar berwarna kuning
Warna leher Hijau muda jerami
daun Ungu Ungu
Hijau Hitam
Warna buku Kuning emas Putih
daun Bergaris ungu Keberadaan Licin
Ungu rambut pada Rambut pada lekukan
Hijau muda lemma dan lemma
Hijau palea (RbLP) Rambut pada bagian atas
Hijau tua ga-bah
Warna helai Ungu pada bagian ujung Rambut-rambut pendek
daun Ungu pada bagian pinggir Rambut-rambut panjang
Campuran ungu dengan Putih
hijau Kuning jerami
Ungu Coklat (oranye kecoklat-
Panjang lidah Warna ujung coklatan)
daun gabah Merah
Apex berwarna merah
Jumlah anakan
Ungu
Hijau Apex berwarna ungu
Warna ruas Kuning emas
batang Bergaris ungu Tidak berbulu
Ungu Pendek dan hanya
Kuning jerami sebagian berbulu
Kuning emas dan garis- Bulu Ujung Pendek dan semua
garis berwarna emas Gabah berbulu
Warna lemma dengan latar berwarna Panjang dan hanya
dan palea kuning jerami sebagian berbulu
Bercak coklat Panjang dan semua
pada latar berbulu
berwarna Warna bulu Tidak berbulu
Gabah Kuning jerami
Kuning emas
Coklat (oranye kecoklat- ACARA III
coklatan)
Merah TEKNIK PERSILANGAN BUATAN PADA TANAMAN MENYERBUK SENDIRI
Ungu DAN MENYERBUK SILANG
Hitam
Panjang bulu
A. Tujuan Intruksional Khusus
Panjang Biji
1. Mahasiswa mampu memahami metode persilangan buatan pada tanaman menyerbuk
Lebar Biji
sendiri dan menyerbuk silang.
Ketebalan Biji 2. Mahasiswa mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
persilangan buatan pada tanaman menyerbuk sendiri dan menyerbuk silang.
3. Mahasiswa mampu mempraktekkan persilangan buatan pada tanaman menyerbuk
sendiri dan silang dengan tingkat keberhasilan yang tinggi.

B. Pendahuluan

Hibridisasi (persilangan) adalah perkawinan antara berbagai spesies satu atau lebih
organisme yang berbeda secara genetik. Teknik ini banyak dimanfaatkan dalam kegiatan
pemuliaan tanaman untuk merakit varietas unggul baru. Prinsip dasar dalam pemuliaan
adalah adanya keragaman, terutama keragaman genetik. Apabila keragaman dalam suatu
populasi tinggi, maka seleksi yang dilakukan akan lebih efektif. Keragaman tersebut bisa
didapatkan dari koleksi plasma nutfah, melalui introduksi, dan berbagai upaya untuk
memperluas keragaman.
Keturunan hasil hibridisasi akan mengalami segregasi pada F1 atau F2. Jika kedua
tetuanya heterosigot maka segregasi terjadi pada F1. Selanjutnya segregasi terjadi pada F2,
jika kedua tetuanya homosigot. Segregasi ini menyebabkan terjadinya keragaman genetik
yang selanjutnya perlu diseleksi atau dievaluasi sesuai dengan tujuan pemuliaan.
Hibridisasi dipergunakan untuk menghasilkan tanaman inbreeding pada tanaman
menyerbuk silang. Selain itu, hibridisasi pada tanaman menyerbuk silang dipergunakan
untuk menguji potensi satu atau beberapa tetua. Hibridisasi pada tanaman menyerbuk
sendiri merupakan langkah awal pada program pemuliaan tanaman, karena umumnya
pemuliaan untuk tanaman menyerbuk sendiri dimulai dengan menyilangkan dua tetua
homosigot yang berbeda genotipnya.
Berdasarkan pengelompokan tanaman, hibridisasi di bagi dalam beberapa kelompok,
yaitu : (1) hibridisasi intravarietas, (2) hibridisasi intervarietas, (3) hibridisasi interspesifik,
dan (4) hibridisasi intergenerik. Hibridisasi intravarieras adalah persilangan antara tanaman
yang varietasnya sama, sedangkan hibridisasi intervarietas adalah persilangan antara
tanaman yang varietasnya berbeda dari spesies yang sama. Hibridisasi intravarietas dan
intervarietas mudah dilakukan karena kedua tetua mempunyai genom yang sama sehingga
tidak banyak hambatan. Hibridisasi ini sering dilakukan dalam program pemuliaan
tanaman, terutama hibridisasi intervarietas.
Hibridisasi interspesifik dan intergenerik disebut juga persilangan kerabat jauh.
Semakin jauh hubungan kekerabatan di antara tetua yang akan disilangkan maka semakin
sulit mendapatkan F1 yang hidup atau fertil. Jadi, keberhasilan hibridisasi ini tergantung
pada jauh dekatnya hubungan spesies yang disilangkan. Persilangan kerabat jauh sangat
sulit berhasil karena adanya kendala alami benih hasil persilangan (hibrid) yang lemah,
tidak mampu bertahan hidup, dan tanaman F1 yang diperoleh steril.
Tanaman tetua yang digunakan dalam persilangan, baik sebagai tetua jantan (penyedia
polen) maupun tetua betina, pertumbuhannya harus terjaga, bebas hama dan penyakit. Agar
persilangan dapat dilakukan dengan efektif, waktu penanaman tetua jantan dan betina diatur
sehingga diperoleh waktu berbunga yang tepat, di mana putik bunga tetua betina telah
reseptif dan polen tetua jantan telah masak dan siap diserbukkan. Rendahnya keberhasilan
persilangan dipengaruhi oleh waktu berbunga yang tidak sinkron antar tetua (jantan dan
betina). Selain itu ada beberapa faktor seperti kegagalan tanaman untuk berbunga, kuncup
dan bunga rontok sebelum atau setelah fertilisasi, rendahnya produksi polen, polen tidak
viabel, mandul jantan, dan self incompatibility.
Tahapan persilangan buatan terdiri dari : (1) persiapan, (2) kastrasi, (3) emaskulasi, (4)
pengumpulan polen, (5) penyerbukan, (6) penyungkupan/isolasi, dan (7) labelisasi (Gambar
Gambar 4. Tahapan persilangan pada tanaman padi. (a,b) tanaman padi yang siap
4). disilangkan, (c) kastrasi, (d,e,f) emaskulasi, (g) pengambilan polen, (h)
hasil pengambilan polen, (i) penyerbukan, (j) pelabelan, (k)
penyungkupan/isolasi, (l) hasil persilangan
1. Persiapan yang telah diambil kepala sarinya, sedangkan label digunakan untuk memberi nomor atau
Alat yang digunakan untuk melakukan hibridisasi buatan perlu dipersiapkan terlebih catatan lain yang diperlukan dalam proses pemuliaan.
dahulu. Macam alat yang digunakan untuk melakukan hibridisasi tergantung pada tanaman Tepung sari diambil sebelum bunga mekar. Membukanya mahkota bunga berbeda
yang akan disilangkan. Misalnya untuk tanaman padi, alat yang digunakan adalah kantong setiap tanaman dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Pada tanaman padi, mahkota
kertas, kantong persilangan glacine bag, tali, ember besar, sabit bergerigi, gunting, alat bunga membuka secara normal antara jam 8 – 10 pagi. Pada tanaman tebu biasanya
untuk membawa tanaman dan bunga jantan dari lapang, bak plastik, gunting kastrasi, alat mahkota membuka sempurna antara jam 5 – 6 pagi. Beberapa tanaman menunjukkan
isap vacuum pump, klip, serta alat tulis kantor seperti buku, kertas, pensil, pulpen, warna tertentu sebelum membuka, misalnya pada tanaman kapas bunga berwarna putih atau
penggaris, spidol, dan etiket. kuning, tetapi setelah terjadi penyerbukan, warna berubah berangsur-berangsur menjadi
2. Kastrasi merah.
Kastrasi adalah kegiatan membersihkan bagian tanaman yang ada di sekitar bunga yang
Secara fisik dan kimia
akan diemaskulasi dari kotoran, serangga, dan kuncup-kuncup bunga yang tidak dipakai. Emaskulasi menggunakan cara fisik dan kimia biasanya dilakukan apabila emaskulasi
Membuang mahkota dan kelopak bunga termasuk kegiatan kastrasi. Pelaksanaan kastrasi dengan cara mekanis sulit dilakukan. Misalnya pada tanaman yang bunganya kecil-kecil
biasanya menggunakan gunting, pisau, dan pinset. Metode kastrasi setiap tanaman berbeda. seperti sorghum dan rumput-rumputan, pembuangan stamen menggunakan gunting sangat
Pada tanaman padi kastrasi dilakukan sehari sebelum penyerbukan agar putik menjadi sulit dilakukan sehingga emaskulasi dilakukan dengan menggunakan air panas. Cara
masak sempurna saat penyerbukan sehingga keberhasilan penyilangan lebih tinggi. emaskulasi menggunakan air panas dilakukan dengan cara mencelupkan bunga ke dalam air
3. Emaskulasi hangat yang mempunyai temperatur tertentu, biasanya antara 430 – 530C selama 1 - 10
Emaskulasi adalah pembuangan alat kelamin jantan (stamen) pada tetua betina, menit. Namun cara ini tidak praktis. Hal yang sama bisa dilakukan adalah mencelupkannya
sebelum bunga mekar dan belum terjadi penyerbukan. Pekerjaan emaskulasi dilakukan kedalam air dingin atau alkohol.
pada tanaman berumah satu yang hermaprodit dan fertil. Tepung sari diambil untuk Emaskulasi secara fisik juga dapat dilakukan dengan menggunakan metode pompa isap
mencegah terjadinya penyerbukan sendiri. Oleh karena itu, pengambilan tepungsari (sucking method). Teknik ini mudah dilakukan pada tanaman padi dan metode ini
dilakukan sebelum kepala putik masak, sehingga tidak memberi kesempatan masuknya memperkecil rusaknya kepala putik (stigma) dan pecahnya anter serta terjadinya
tepung sari ke kepala putik. Ada beberapa metode yang dilakukan dalam melakukan penyerbukan sendiri sangat kecil. Teknik pengerjaannya adalah ujung bunga dibuka
emaskulasi, yaitu : secara mekanis, fisik dan kimia, serta sterilitas tepung sari. dengan gunting, kemudian antera diisap keluar dengan menggunakan pompa alat isap.
Secara mekanis Emaskulasi secara kimia dapat dilakukan dengan menggunakan bahan kima seperti
Emaskulasi secara mekanis dilakukan dengan cara pengambilan tepung sari GA3, sodium dichloroasetat, ethrel, 2,4D, dan NAA. Bahan kimia tersebut jika
menggunakan alat seperti penjepit. Pengambilan dilakukan sebelum tepung sari luruh. disemprotkan pada bunga yang sedang kuncup dengan kosentrasi tertentu akan
Semakin kecil bunga yang akan diambil kepala sarinya, diperlukan alat yang semakin kecil menyebabkan terbentuknya mandul jantan pada tanaman. Selanjutnya, penggunaan alkohol
atau lancip. Perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan emaskulasi secara mekanis 57% selama 10 menit dapat mematikan tepung sari pada tanaman lucerune.
adalah gunting kecil, kantung kertas, dan label. Gunting digunakan untuk memotong ujung
Sterilitas tepung sari
bunga sehingga dapat mengambil kepala sari. Kantung digunakan untuk menutup bunga Tanaman dengan tepung sari steril langsung dapat digunakan sebagai induk pada
persilangan tanpa emaskulasi. Kelebihan cara ini adalah persilangan dapat digunakan
secara massal dengan menanam tanaman sumber tepung sari didekatnya. Cara ini dapat Penyimpanan polen dilakukan pada tanaman yang mempunyai umur berbunga antara
digunakan pada program pemuliaan untuk memperoleh varietas hibrida pada tanaman tanaman betina dan jantan berbeda. Selain itu, penyimpanan polen dilakukan karena
menyerbuk sendiri secara besar-besaran. tanaman yang akan disilangkan mempunyai polen sedikit, tetapi apabila tanaman yang akan
4. Isolasi disilangkan mempunyai polen yang berlimpah dan matangnya bersamaan dengan
Isolasi dilakukan dengan tujuan untuk menghindari bunga yang telah diemaskulasi matangnya kepala putik tanaman betina, tidak perlu dilakukan penyimpanan polen.
diserbuki oleh polen asing. Isolasi dilakukan pada bunga jantan atau bunga betina, di mana 6. Penyerbukan
dilakukan dengan cara menyingkup atau mengkerudung bunga menggunakan kantong. Penyerbukan adalah penempelan atau peletakan polen ke kepala putik. Teknik
Kantong bisa terbuat dari kertas tahan air, kain, plastik, dan isolatif. Ukuran kantong penyerbukan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : (1) menggunakan kuas, pinset, atau
disesuaikan dengan ukuran bunga tanaman. Selain itu, kantong yang digunakan harus tusuk gigi yang steril. Alat tersebut dimasuk ke dalam kumpulan polen, kemudian
memenuhi kriteria : (1) kuat dan tahan hujan lebat dan panas matahari, (2) tidak ditempelkan ke kepala putik tanaman. Untuk tanaman yang jumlah polennya banyak dan
mengganggu respirasi bunga yang dibungkus, dan (3) jika kena air tidak cepat kering. umur berbunga antara tanaman yang akan disilangkan sama, maka polen dapat pula diambil
Isolasi tidak hanya dilakukan pada saat selesasi melakukan emaskulasi, tetapi juga dari tabung polen menggunakan pinset, (2) mengguncangkan bunga jantan di atas bunga
dilakukan setelah selesai melakukan penyerbukan. Di mana tujuan isolasi setelah selesai betina, sehingga polen jantan jatuh ke kepala putik.
penyerbukan adalah untuk menghindari masuknya tepung sari tanaman lain ke bunga hasil Keberhasilan penyerbukan tergantung pada keahlian pemulia dan tanaman yang
penyerbukan. disilangkan. Pengalaman pemulia sangat menentukan keberhasilan persilangan, semakin
5. Pengumpulan polen berpengalaman pemulia, maka semakin tinggi tingkat keberhasilan persilangan.
Pengumpulan polen (tepung sari) dilakukan untuk memudahkan dalam penyerbukan. Keberhasilan persilangan juga dipengaruhi oleh jenis tanaman yang disilangkan, ada
Polen dapat diambil beberapa jam sebelum bunga mekar. Penyimpanan polen sebelum tanaman yang sulit untuk disilangkan secara buatan tetapi ada yang mudah untuk
penyerbukan dapat dilakukan dengan cara disimpan pada suhu 2- 80C dan pada kelembaban disilangkan secara buatan. Misalnya : pada tanaman lada tingkat keberhasilan persilangan
udara antara 10% sampai 50%. Metode pengumbulan polen tergantung pada tanaman yang buatan menjadi buah sekitar 6 – 12 %. Pada tanaman tembakau persilangan buatan
akan disilangkan. Misalnya pada tanaman lada, teknik pengumpulan polen dapat dilakukan mempunyai tingkat keberhasilan sampai 90%.
dengan cara : (1) mengambil kotak sari yang belum pecah dengan pinset dan dikumpulkan 7. Pelabelan
dalam suatu tempat (petridish). Kemudian digerus sampai halus dan diberi air steril. Pelabelan dilakukan dengan menggunakan spidol permanen atau pensil. Pada label
Setelah itu, tepung sari siap digunakan untuk persilangan, dan (2) tepung sari ditampung minimal harus dituliskan nama tetua betina, nam tetua jantan dan lambang persilangan serta
dalam botol kecil berdiameter 1,50 cm dan panjang 6 cm. Botol digantung atau dikaitkan tanggal persilangan. Tetua betina ditulis disebelah kiri tetua jantan. Label digantungkan
pada tangkai batang atau tangkai tandan dengan menggunakan perekat, kemudian bagian pada bagian tangkai bunga, bukan pada batang tanaman. Ukuran dan bentuk label relatif
ujung botol ditutup dengan alumuniun foil. Keesokan harinya botol tersebut dikumpulkan. berbeda, tergantung pada jenis tanamannya.
Sebelum dikumpulkan, botol-botol tersebut diketuk-ketuk dengan jari telunjuk agar tepung
sari berjatuhan ke dalam botol. Tepung sari yang sudah tertampung siap digunakan sebagai
bahan persilangan dengan menambahkan air kurang lebih 2 ml.
C. Acara Praktikum
f. Penyerbukan dilakukan dengan menggoyang malai bunga jantan diatas bunga betina
1. Alat dan Bahan
yang sudah diemaskulasi
Alat yang digunakan adalah polybag ukuran 10 kg, pinset, gunting, kaca pembesar, g. Pelabelan dibuat dari kertas tahan air yang disertai tetua jantan dan betina yang
kertas label plastik untuk label persilangan, benang, spidol permanen, kantong kertas 40 x
digunakan, tanggal persilangan, serta kode pemulia.
50 cm untuk menutupi bunga jantan jagung, kantong kertas minyak 10 x 20 cm untuk
menutupi bunga betina, klip dan staples. Bahan yang digunakan adalah benih cabai, padi, Tanaman Menyerbuk Sendiri (Tanaman Cabai)
jagung, pupuk NPK, pestisida, alcohol. Pelaksanaan Tanam
b. Membibitkan benih tomat pada media yang sesuai.
2.Cara Kerja
c. Membuat media untuk transplanting tanaman tomat dari pembenihan ke polybag
Tanaman Menyerbuk Sendiri (Padi) dengan campuran media tanah, pasir dan pupu kandang.
Persiapan d. Setelah bibit cabai sudah siap dipindah, bibit tomat dipindah ke polybag.
a. menyediakan alat dan bahan berupa gunting, pinset, alcohol 75-85% atau spiritus e. Memelihara tanaman hingga siap dilakukan persilangan atau sampai tanaman
serta ember plastik untuk menanam padi. Kertas minyak digunakan sebagai berbunga.
pembungkus bunga yang sudah dikastrasi-emaskulasi dan setelah penyerbukan.
Pelaksanaan Persilangan
Pelaksanaan Persilangan
h. Setelah tanaman sudah mulai berbunga, penyilangan dapat dilakukan setiap hari
a. Kastrasi dilakukan dengan membersihkan daun bendera dan membuang spikelet
tergantung ketersediaan bunga.
ujung yang diduga telah terjadi penyerbukan atau spikelet yang terlalu muda untuk
i. Memilih bunga yang diperkirakan mekar esok harinya dengan ciri-ciri kuncup bunga
dilakukan penyerbukan.
membengkak dan corolla mulai kelihatan muncul sedikit pada kelopaknya. Kelopak
b. Emaskulasi dapat dilakukan sore hari atau pagi sebelum jam 8 pagi. Ketepatan waktu
bunga dibuang dengan pinset. Kemudian buang mahkota bunga dan antera sehingga
kastrasi sangat menentukan keberhasilan kegiatan persilangan
tertinggal kepala putik
c. Pemotongan ujung spikelet dengan sudut 450 C untuk meumudahkan polen jatuh ke
j. Memilih bunga yang mekar sebagai sumber serbuk sari (pejantan), ambil antera yang
kepala putik.
sudah siap untuk diserbukkan kekepala putik atau stigma, kemudian gunakan pinset
d. Emaskulasi pada tanaman padi adalah dengan mengambil antera pada masing-masing
untuk mengambil serbuk sari dari masing-masing antera..
spikelet. Terdapat enam antera/spikelet sehingga harus dipastikan enam anteranya
k. Melakukan pemindahan serbuk sari kekepala putik dengan hati-hati.
terambil saat kegiatan emaskulasi berlangsung

e. Isolasi dilakukan dengan menutup malai yang telah diemaskulasi menggunakan

kertas minyak/roti
f. Apabila bunga betina yang dipilih telah siap diserbuki, yaitu pada tongkol yang telah
l. Setelah menyilangkan diberi label yang meggantung pada tangkai atau cabang bunga
keluar rambut diujungnya, maka persilangan telah siap dilaksanakan.
tersebut dengan menulis tetua yang disilangkan (betina dan jantan), tanggal g. Persilangan dilakukan dengan cara memindahkan bunga jantan (serbuk sari) ke
persilangan, nama penyilang (pemulia). bunga betina (putik) dengan meletakkan serbuk sari pada rambut tongkol.

m. Apabila kira-kira satu minggu bunga yang disilangkan masih segar dan hijau berarti h. Menutup kembali tongkol yang telah disebuki. Tulis dan gantungkan label
persilangan pada tongkol tersebut. Catat keberhasilan persilangan yang dilakukan.
persilangan berhasil. Catat keberhasilan persilangan yang dilakukan.
3. Pengamatan
Tanaman Menyerbuk Silang (Jagung)
Menghitung prosentase keberhasilan persilangan buatan pada tanaman menyerbuk
Pelaksanaan Tanam
sendiri dan menyerbuk silang
a. Membuka Lahan dengan ukuran 2 x 3 meter
b. Mencangkul petakan untuk penanaman
c. Mencampurkan Pupuk Kandang
d. Meratakan petakan
e. Menanam benih dan menaburkan furadan.
f. Memelihara tanaman hingga siap dilakukan persilangan atau sampai tanaman
berbunga
Pelaksanaan Persilangan Jagung
a. Setelah bunga jantan (malai) keluar, tutup malai dengan pembungkus secara rapat
untuk menampung serbuk sari.
b. Setelah bunga betina keluar, potong rambut sehingga rata kemudian tutup dengan
plastik.
c. Memilih bunga betina (tongkol) yang akan diserbuki sebelum rambut pada ujung
tongkol keluar, dibungkus dengan kantong kertas yang sudah disiapkan.
d. Memilih tanaman yang akan dipakai sebagai pejantan (sumber serbuk sari) dengan
tanda-tanda bunga jantan sudah mekar, kemudian bungkus bunga jantan tersebut
sampai rapatdengan kantong kertas, jangan sampai serbuk sari jatuh beterbangan.
e. Setelah satu atau dua hari bunga jantan tersebut telah siap untuk disilangkan. Untuk
memastikan dipeolehnya tepung sari yang cukup, maka tepuklah bunga jantan yang
terbungkus tersebut.
ACARA IV dominan (𝜎D2 ), dan ragam epistasis (𝜎I2 ). Ragam aditif dapat diwariskan pada turunannya

KERAGAMAN GENOTIP DAN HERITABILITAS karena ragam aditif merupakan ragam yang muncul dari genotip yang lokus-lokusnya
homozigot, sehingga turunannya akan mewarisi genotip yang selalu sama dengan tetuanya.
Ragam dominan adalah ragam yang muncul dari genotip dengan lokus-lokus yang
A. Tujuan Intruksional Khusus
heterozigot, sehingga masih terdapat segregasi pada turunannya. Ragam epistasis
1. Mahasiswa mampu memahami penyebab terjadinya keragaman genotip merupakan ragam yang muncul akibat adanya interaksi antar gen atau lokus, sehingga lebih
2. Mahasiswa mampu memahami makna heritabilitas dari karakter-karakter tanaman besar lagi peluang terjadinya segregasi pada turunan yang dihasilkan.
3. Mahasiswa mampu menghitung, menganalisa keragaman genotip dan heritabilitas Nilai berbagai jenis ragam di atas sangat penting diketahui untuk menentukan nilai
4. Mahasiswa mampu memahami kegunaan menghitung keragaman genotip dan heritabilitas suatu karakter tertentu. Nilai heritabilitas adalah nilai yang menjelaskan
heritabilitas dalam pemuliaan tanaman seberapa besar keragaman fenotipe dapat diwariskan pada turunan berikutnya. Nilai
5. Mahasisiwa mampu menginterprestasikan hasil nilai keragaman genotip dan heritabilitas sangat bermanfaat dalam meningkatkan peluang keberhasilan suatu kegiatan
heritabilitas dalam praktikum seleksi. Semakin tinggi nilai heritabilitas suatu karakter, maka semakin efektif kegiatan

B. Pendahuluan seleksi dilakukan pada karakter tersebut.


Heritabilitas suatu karakter dapat didefinisikan sebagai proporsi besaran keragaman genetik
Seringkali kita melihat adanya perbedaan dari populasi suatu tanaman. Pada
(𝜎𝐺2 ) terhadap besaran total keragaman genetik ditambah dengan keragaman lingkungan
populasi yang berasal dari perbanyakan vegetatifpun seringkali dijumpai setelah ditanam
(𝜎𝐸2 ). Heritabilitas menyatakan perbandingan keragaman genetik terhadap keragaman total
pada lokasi tertentu. Perbedaan-perbedaan itulah yang disebut ragam.
(ragam fenotip), yang biasanya dinyatakan dengan persen (%).
Ragam dibedakan menjadi ragam fenotipe (𝜎P2 ), ragam genetik (𝜎𝐺2 ), ragam lingkungan
Heritabilitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu : heritabilitas dalam arti luas (broad
(𝜎E2 ) dan ragam interaksi genetik dan lingkungan (𝜎GXE
2
). Ragam fenotip (𝜎P2 ) merupakan
sense heritability) dan heritabilitas dalam arti sempit (narrow sense heritability). Pada
penjumlahan antara ragam genetik, ragam lingkungan dan ragam interaksi genetik x
heritabilitas dalam arti luas genotipe dianggap sebagai unit dalam kaitannya lingkungan
lingkungan (𝜎P2 = 𝜎𝐺2 + 𝜎E2 + 𝜎GXE
2
). Nilai ragam lingkungan dapat diperoleh melalui
sehingga heritabilitas dalam arti luas memperhatikan keragaman genetik total dalam
penanaman populasi dengan genotipe yang sama (galur, P1, P2, F1) pada suatu lokasi.
kaitannya dengan keragaman lingkungan. Heritabilitas dalam arti sempit yang diperhatikan
Perbedaan atau ragam yang muncul pada populasi tersebut disebut ragam lingkungan. Nilai
adalah keragaman akibat dari peran gen aditif yang merupakan bagian dari keragaman
ragam fenotipe dapat diperoleh dengan menanam populasi dengan genotip yang berbeda
genetik total. Dengan demikian, nilai heritabilitas dalam arti sempit dari suatu karakter
(masih bersegregasi, F2, F3) pada suatu lokasi. Perbedaan atau keragaman yang muncul
tidak akan melebihi nilai heritabilitas dalam arti luas karakter tersebut. Apabila nilai
pada populasi tersebut adalah ragam fenotip. Nilai ragam genetik dapat diperoleh dengan
heritablitas dalam arti sempit suatu karakter sama dengan nilai heritabilitas dalam arti
mengurangi nilai ragam fenotip dengan ragam lingkungan. Pada perhitungan nilai ragam
luasnya, maka peran gen yang mengendalikan karakter tersebut dalam populasi yang
diasumsikan bahwa ragam genetik x lingkungan sama dengan nol.
diamati semuanya adalah aditif, sehingga dianggap peran gen dominan dan epistasis tidak
Bagi pemulia, ragam genetik sangat penting diketahui nilainya karena ragam inilah
ada.
yang dapat diwariskan kepada keturunannya. Namun tidak semua ragam genetik dapat
Heritabilitas dituliskan dengan huruf H atau h2, sehingga heritabilitas dalam arti luas
diwariskan, karena ragam genetik merupakan penjumlahan antara ragam aditif (𝜎A2 ), ragam
mempunyai rumus sebagai berikut :
H atau h2 = (𝜎G2 ) / (𝜎P2 ) Berdasarkan kuadrat tengah dan nilai harapan pada Tabel 5.1, penguraian
= (𝜎G2 ) / (𝜎G2 + 𝜎E2 ) komponen ragam dapat dilakukan sebagai berikut:
= (𝜎G2 ) / (𝜎A2 + 𝜎D2 + 𝜎I2 + 𝜎E2 ) 𝜎e2 = M1
𝜎e2 +r 𝜎g2 = M2
Selanjutnya heritabilitas dalam arti sempit mempunyai rumus sebagai berikut :
M1 + r𝜎g2 = M2
H atau h2 = (𝜎A2 ) / (𝜎A2 + 𝜎D2 + 𝜎I2 + 𝜎E2 ) r𝜎g2 = M2-M1
M2−M1
Heritabilitas dalam arti sempit banyak mendapatkan perhatian karena pengaruh aditif 𝜎g2 =
r
dari tiap allelnya yang diwariskan oleh tetua kepada keturunannya dan kontribusi
𝜎p2 = 𝜎g2 + σ2e /r
penampilan karakter tidak tergantung pada interaksi antar allele. Penghitungan heritabilitas
dalam arti sempit ditujukan untuk memperlihatkan bagian dari perbedaan-perbedaan fenotip 2
ℎ(BS) = 𝜎g2 /𝜎P2 X 100%
di antara tetua, di mana perbedaan tersebut dapat diperoleh kembali pada keturunannya.
2
Dalam pemuliaan tanaman dengan karakter-karakter yang dikendalikan oleh gen aditif Keterangan : ℎ(BS) = Heritabilitas arti luas

dapat diharapkan kemajuan seleksi yang besar dan cepat.


Nilai heritabilitas dikatakan tinggi apabila nilai h2> 50%, sedang apabila nilai h2
Heritabilitas dapat diduga menggunakan (1) metode analisis ragam (2) percobaan
terletak antara 20% - 50%, dan rendah bila nilai h2< 20%. Penentuan luas dan sempitnya
menggunakan populasi F1 dan F2, (3) percobaan menggunakan populasi F2, BC1(back cross
keragaman genetik ditentukan berdasarkan ragam genetik dan standar deviasi ragam genetik
1) dan BC2 (back cross 2) dan (4) berdasarkan struktur kekerabatan. Pada praktikum ini,
(Pinaria et al. 1995) yaitu:
mahasiswa diharapkan dapat menghitung heritabilitas dalam arti luas menggunakan metode
analisis ragam. 2 M22 M12
σσ2g = √ 2 [ + ]
Pada metode analisis ragam, sejumlah genotipe ditanam di lapang dan masing-masing r dbg + 2 dbe + 2
Dimana: σ2g > 2σσ2g = keragaman genetik luas
genotipe ditempatkan dalam satu petak. Dengan menggunakan rancangan percobaan dan
σ2g < 2σσ2g = keragaman genetik sempit
ulangan tertentu maka ragam genotip dapat diduga. Tabel analisis ragam pengujian a
genotip yang dirancang dalam Rancangan Acak Kelompok dengan r ulangan adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Analis ragam satu lokasi satu musim
Sumber Keragaman db KT KT harapan
Ulangan (r) r–1
Genotipe (g) g–1 M2 𝜎e2 + r(𝜎𝑔2 + 𝜎gl2 + 𝜎gm+
2 2
𝜎glm )
2
Galat (e) (r-1) (g-1) M1 𝜎e
Total n-1
Keterangan: 𝜎e2 = ragam lingkungan
𝜎g2 = ragam genetik
𝜎gl2 = ragam genetik-lokasi
2
𝜎gm = ragam genetik musim
2
𝜎glm = ragam genetik-lokasi-musim
C. Acara Praktikum
ACARA V
1. Alat dan Bahan
SELEKSI GALUR MURNI
Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah data pengamatan Pendahuluan
karakterisasi tanaman padi hasil penggaluran populasi F8 terseleksi. Tanam di tanam pada Seleksi galur murni merupakan seleksi tanaman tunggal pada populasi
awal musim penghujan, pada satu lokasi. Percobaan menggunakan rancangan kelompok heterogen homozigot. Genotipe baru terbentuk melalui kegiatan seleksi pada populasi
lengkap teracak (RKLT). Perhitungan analisis ragam dilakukan menggunakan bantuan heterogen homozigot. Seleksi ini berdasarkan pada teori bahwa keragaman suatu populasi
program Statistical Tools For Agriculture Reaserach (STAR) (IRRI 2014). heterogen homozigot disebabkan oleh genetik dan lingkungan, sedangkan keragaman dalam
galur murni disebabkan karena lingkungan.
2. Cara Kerja
Seleksi galur murni pertama kali dikembangkan oleh seorang botanis yaitu
1. Hitung nilai ragam lingkungan, ragam genetik, dan ragam fenotip berdasarkan Johansen pada tahun 1903. Johansen menyeleksi tanaman kacang merah Phaseolus vulgaris
hasil analisis ragam yang dilakukan menggunakan program STAR var Princess bean berupa populasi campuran. Dari populasi tersebut kemudian dilakukan
2. Hitung nilai heritabilitas arti luas (broad sense heritability) berdasarkan masing- pemilihan biji berukuran besar dan kecil sebanyak 19 biji secara acak. Galur no 1 kemudian
masing komponen ragam sudah dihitung ditanam, turunannya menghasilkan rerata biji sebesar 0.6426. Biji yang terbesar dan terkecil
3. Tentukan luas atau tidaknya keragaman genetik pada populasi dari galur no 1 ditanam kembali kemudian menghasilkan biji terkecil beratnya 0.631 dan

3 . D a t a P e n g a ma t a n terbesar 0.649. Apabila dirata-rata maka diperoleh hasil yang tidak menyimpang jauh dari
sebelumnya yaitu 0.649. Percobaan ini menunjukkan bahwa suatu populasi campuran
tanaman menyerbuk sendiri dapat dipisahkan menjadi galur-galur murni yang berbeda.
Pada pelaksanaan seleksi galur murni, bahan seleksi tanamannya sama dengan
seleksi massa yakni populasi tanaman tertentu dengan beberapa tanaman memiliki sifat
menonjol. Seleksi ini banyak digunakan petani dengan menyeleksi tanaman off-type
(berpenampilan lebih baik) dari hamparan tanaman yang dimilikinya.
Pada seleksi galur murni, family yang berasal dari satu galur diberi kesempatan
untuk memperlihatkan struktur tertentu, apakah sudah homozigot atau masih heterozigot.
Keragaman dalam family harusnya lebih kecil dibandingkan dengan keragaman antar
family. Jika terjadi keragaman dalam family, maka keragaman tersebut disebabkan oleh
lingkungan. Kegiatan seleksi galur murni dapat menghasilkan lebih dari satu varietas. Satu
varietas sendiri tidak selalu berasal dari satu galur, namun dapat berasal dari beberapa galur
murni. Misal dari segi daya hasil beberapa galur sama, namun berbeda dari segi ketahanan
terhadap hama dan penyakit tertentu.
Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan kegiatan seleksi galur murni pada populasi landrace ACARA VI
(heterogen homozigot). SELEKSI MASSA

A. Tujuan Intruksional Khusus

1. Mahasiswa mampu memahami konsep dan tujuan seleksi massa

Acara Praktikum 2. Mahasiswa mampu mengetahui tentang metode-metode seleksi massa


3. Mahasiswa mampu menguasai cara-cara penentuan tanaman yang akan diseleksi
1. Alat Dan Bahan
berdasarkan penampilan fenotip
Alat yang digunakan adalah penggaris, label, dan alat tulis. Bahan yang digunakan
B. Pendahuluan
adalah benih tanaman padi, pupuk urea, SP-36, KCl, dan pestisida.
Seleksi adalah kegiatan memilih atau memisahkan tanaman dari suatu populasi
2. Cara Kerja
campuran berdasarkan penampilannya dengan tujuan untuk memperbaiki varietas tanaman
a. Tentukan Karakter yang digunakan untuk seleksi ( misal : warna beras) dari varietas yang telah ada atau membentuk varietas baru dengan sifat sperti yang telah
b. Amati seluruh individu dalam populasi lokal (landraces) berdasarkan karakter (misal dikehendaki. Tujuan dari seleksi massa adalah peningkatan populasi melalui peningkatan
: warna beras dan bentuk biji) yang telah dipilih. frekuensi gen-gen yang diinginkan. Seleksi didasarkan pada fenotip tanaman dan seleksi
c. Catat bila tanaman tersebut memiliki ciri khusus atau perbedaan dari tanaman yang massa bisa dilakukan sekali atau beberapa kali ( seleksi massa berulang). Peningkatan
lainnya frekuensi gen terbatas pada keragaman genetik yang ada pada populasi awal (keragaman
d. Lakukan analisa dari data tersebut baru tidak terbentuk selama proses seleksi). Tujuan akhir dari seleksi massa adalah
e. Lakukan seleksi pada populasi tersebut berdasarkan karakter yang telah dipilih peningkatan penampilan rata-rata dari populasi dasar.
f. Beri tanda pada individu tersebut Seleksi yang dilakukan langsung terhadap karakter yang diinginkan maka disebut
g. Setiap tanaman terpilih masukkan dalam kantong seleksi massa langsung, sedangkan seleksi yang dilakukan terhadap karakter yang
h. Setiap kantong merupakan representasi satu galur murni berhubungan secara genetik dengan karakter yang diinginkan disebutkan seleksi massa
tidak langsung. Misalkan korelasi genetik antara karakter produksi dengan karakter tinggi
tanaman adalah positif dan bernilai tinggi, maka seleksi terhadap terhadap karakter tinggi
tanaman akan memperbaiki karakter produksi.
Pada pemuliaan modern, seleksi massa mempunyai beberapa manfaat, yaitu:
a. Digunakan untuk menjaga kemurnian populasi tanaman yang terkontaminasi atau yang
mengalami segregasi. Tipe menyimpang (sifat yang tidak diinginkan) dibuang,
sedangkan tanaman yang tersisa dipanen bersama dan dicampur untuk digunakan
sebagai bahan tanaman pada musim berikutnya. Penyebab tidak murninya kultivar
adalah adanya beberapa proses alami (outcrossing dan mutasi) dan kesalahan manusia akan maksimal. Untuk mendapatkan varietas yang mampu bertahan pada lahan marginal
(benih tercampur pada saat panen dan tahap produksi tanaman). maka seleksi dilakukan pada lingkungan yang tercekam (sesuai dengan keinginan). Seleksi
b. Seleksi massa juga bisa digunakan untuk mengembangkan kultivar yang dihasilkan dari akan efektif jika dilakukan pada tanaman yang ditanam pada lingkungan target.
proses hibridisasi.
c. Seleksi massa bisa digunakan untuk mempertahankan identitas kultivar yang akan
dilepas menjadi kultivar baru. Pemulia menseleksi beberapa ratus tanaman (200-300
tanaman) dan membandingkan dengan tanaman pembanding. Baris tanaman yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan baris lainnya dibuang, sedangkan
sisanya dicampur sebagai breeder seed. Tanaman sampel yang diambil setiap baris
disimpan untuk digunakan untuk memproduksi kultivar asli.
d. Ketika tanaman baru diperkenalkan ke daerah produksi baru, pemulia dapat
menyesuaikan dengan wilayah baru dengan memilih faktor utama yang dibutuhkan
untuk memproduksi tanaman baru tersebut dengan baik. Hal ini menjadi cara untuk
meningkatkan kultivar baru untuk wilayah produksi baru. Gambar 5. Prosedur seleksi massa pada tanaman menyerbuk sendiri
e. Seleksi massa bisa digunakan untuk menyisipkan ketahanan terhadap penyakit ke Pada musim pertama, tanaman ditanam pada jarak renggang sehingga
dalam kultivar. Pemulia memberikan kepadatan rendah inokulum penyakit (untuk memudahkan seleksi. Tanaman dipilih berdasarkan karakter yang diinginkan. Apabila
merangsang perkembangan penyakit) sehingga efek genetik kuantitatif (bukan efek gen seleksi bertujuan untuk memurnikan varietas yang tercampur maka tanaman yang dibuang
utama) dapat dinilai. Dengan cara ini, tanaman cukup toleran terhadap penyakit, lebih sedikit daripada yang terseleksi. Pada musim tanam kedua, benih-benih yang berasal
sehingga hasil panen stabil. dari satu tanaman ditanam pada baris yang sama untuk memastikan tidak ada segregasi
f. Beberapa pemulia menggunakan seleksi massa sebagai bagian dari program sehingga diperoleh beberapa baris tanaman sesuai dengan jumlah tanaman yang terseleksi.
pemuliaannya untuk membuang tanaman yang tidak diinginkan, sehingga akan Tanaman diseleksi berdasarkan beberapa baris tanaman yang mempunyai karakter sama
mengurangi bahan yang terlalu banyak, waktu dan biaya dalam program pemuliaan. sesuai keinginan. Beberapa baris tanaman yang terseleksi dicampur untuk dipergunakan
Prosedur umum seleksi massa adalah membuang tanaman tipe menyimpang atau pada uji pada musim berikutnya. Pada musim ketiga sampai keenam, dilakukan pengujian
tanaman yang mempunyai sifat yang tidak diinginkan. Hal ini disebut oleh beberapa multilokasi, pengujan daya hasil dan daya adaptasi. Kontrol yang digunakan adalah
pemulia sebagai seleksi massa negatif. Seleksi massa negatif banyak dilakukan untuk varietas lokal, varietas asal atau keduanya. Kemudian dilakukan pelepasan varietas
memurnikan varietas unggul yang tercampur atau untuk memurnikan varietas unggul yang (Gambar 5).
tercampur, sehingga dihasilkan benih yang terjamin kemurnian genetiknya. Pada seleksi Keunggulan seleksi massa adalah :
massa positif, tanaman yang mempunyai penampilan yang sesuai dengan keinginan diambil a. Seleksi ini berlangsung cepat, sederhana, tidak membutuhkan biaya yang mahal dan
dan dipisahkan dari populasi, sedangkan yang tidak terseleksi dibiarkan di lapang. mudah dikerjakan.
Untuk mendapatkan varietas komersial unggul yang membutuhkan input tinggi,
tanaman yang akan diseleksi ditanam pada lingkungan optimum sehingga fenotip tanaman
b. Seleksi massa sering digunakan untuk meningkatkan varietas campuran. Melalui n. Beri tanda pada individu tersebut
seleksi massa, varietas yang dihasilkan biasanya masih mempunyai kemampuan o. Kumpulkan benih dari seluruh individu terpilih dalam satu kantong untuk ditanam
adaptasi dan penampilan yang tidak berbeda dengan varietas campuran. pada musim berikutnya
c. Varietas yang berasal dari seleksi massa tidak seseragam varietas yang dihasilkan dari
seleksi galur murni, tetapi lebih mempunyai ketahanan terhadap perubahan lingkungan
atau lingkungan ekstrim.
Kelemahan seleksi massa adalah :
a. Seleksi berdasarkan fenotip sehingga keberhasilannya sangat tergantung dari nilai
heritabilitas. Karakter yang mempunyai heritabilitas tinggi akan lebih berhasil
dibandingkan dengan karakter yang mempunyai heritabilitas rendah.
b. Untuk seleksi massa tidak langsung, korelasi antara karakter seleksi dengan karakter
tujuan harus tinggi. Dianjurkan tidak melakukan seleksi terhadap karakter yang
berkorelasi negatif terhadap hasil.
c. Seleksi massa hanya efektif untuk karakter-karakter yang dikendalikan oleh gen-gen
aditif.
d. Tanaman homosigot dominan dan heterosigot mempunyai fenotip yang sama sehingga
sulit dibedakan dan harus dilanjutkan pada generasi berikutnya.
C. Acara Praktikum

3. Alat Dan Bahan

Alat yang digunakan adalah penggaris, label, dan alat tulis. Bahan yang digunakan
adalah benih tanaman sawi, pupuk urea, SP-36, KCl, dan pestisida.

4. Cara Kerja

i. Tentukan Karakter yang digunakan untuk seleksi ( misal : warna beras)


j. Amati seluruh individu dalam populasi berdasarkan karakter (misal : warna beras dan
bentuk biji) yang telah dipilih.
k. Catat bila tanaman tersebut memiliki ciri khusus atau perbedaan dari tanaman yang
lainnya
l. Lakukan analisa dari data tersebut
m. Lakukan seleksi pada populasi tersebut berdasarkan karakter yang telah dipilih

Anda mungkin juga menyukai