Anda di halaman 1dari 7

RUbrik

TRANSFORMASI
MATERI COC NASIONAL
Edisi | Senin 6 Mei 2024

Tahun 2024 ini, setidaknya PLN dihadapkan


pada tiga perkembangan global yang
berpotensi meningkatkan risiko secara
signifikan. Melambatnya pertumbuhan ekonomi
MoonSHot
Manajemen
China berpotensi memperlambat proyek-
proyek investasi. Selain itu, perkembangan
teknologi baterai Lithium Iron Phosphate (LFP)
menggantikan Nickel Manganese Cobalt (NMC)

risiko
berpotensi menurunkan permintaan nikel
produksi Indonesia.

Meningkatnya ketegangan geopolitik di


Timur Tengah menambah dampak konflik
yang berlanjut antara Ukraina dan Rusia,
berpotensi mempengaruhi pasokan minyak
sebagai bahan bakar penyediaan listrik. Selain Navigasi PLN
itu, melemahnya nilai kurs IDR terhadap USD
sebagai dampak penundaan US FED rate cut, di Tengah Gelombang
berpotensi menambah cost akibat cost structure
PLN dalam USD. Ketidakpastian

Untuk itu setiap lini dalam proses bisnis


PLN harus dipetakan. Serta dibangun
strategi mitigasi dalam berbagai skenario.
Berikut adalah penjelasan mengenai
risiko yang terjadi di PLN sekaligus
mitigasi yang sudah dilakukan.
2 Rubrik Transformasi

Risiko pada Lini


Energi Primer
Pecahnya perang di Timur Tengah berdampak
langsung terutama pada peredaran pasokan
energi primer, khususnya pasokan BBM.
Dalam waktu bersamaan kenaikan kurs USD
terhadap IDR langsung mengekspos cost
energi primer PLN yang merupakan 38%
beban usaha.

Kenaikan Indonesian Crude Price (ICP)


secara langsung akan meningkatkan
pengeluaran PLN untuk konsumsi BBM pada
pembangkit-pembangkit diesel. Sementara,
peningkatan nilai kurs USD berdampak pada
kecenderungan penambang batubara untuk
mengekspor batubaranya ke luar negeri
untuk mendapatkan windfall profit.

Sebagai respon mitigasi jangka pendek,


PLN melakukan enforcement pengiriman
pasokan energi primer dengan stakeholder
(pemerintah, sinergi BUMN), optimalisasi
coal funding facility untuk memanfaatkan
pasokan batubara existing sehingga bisa
memenuhi kebutuhan pembangkit.

Untuk mitigasi jangka menengah, PLN


mulai melakukan penguatan kontrak yang
mampu mengakomodir dan merespon
dinamika fluktuasi kurs dengan prinsip
fairness untuk memastikan kesinambungan
pasokan batubara untuk pembangkit PLN.
Materi CoC Nasional 3

Risiko pada Lini


Transmisi dan Perencanaan Sistem
Terjadinya kompetisi industri baterai di tataran global berdampak pada tekanan pada industri
nikel yang merupakan bagian dari additional demand yang akan dilayani oleh PLN. Walaupun porsi
industri nikel tidak menempati posisi yang sangat signifikan dari total pelanggan PLN, tetapi case
fenomena pergeseran investasi internasional ini menjadi lesson learned penting untuk PLN.

Maka, RUPTL ke depan harus dipastikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang mampu
melayani setiap pertumbuhan kebutuhan kelistrikan nasional. Namun tetap membuka ruang untuk
mengakomodir adjustment response dari prioritisasi agenda pembangunan infrastruktur sesuai
dengan kondisi terkini di masa depan.

Risiko pada Lini Demand


Kebijakan pemerintah terkait hilirisasi industri bahan tambang mendorong tumbuhnya kebutuhan
listrik untuk kegiatan Smelter. Dari sisi demand, kondisi geopolitik dan isu ekonomi global saat ini
membuat PLN perlu mewaspadai risiko investasi penyambungan untuk Konsumen Tegangan Tinggi
(KTT).

Untuk itu PLN melakukan langkah mitigasi berupa reformasi New Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik
(New PJBTL). Dari yang sebelumnya tidak mempertimbangkan keberlanjutan pelanggan KTT dan
beban risiko hanya di PLN. Menjadi PJBTL yang lebih fair untuk saling mendukung dan berbagi
risiko antara PLN dan pelanggan KTT tersebut.
4 Rubrik Transformasi

Risiko pada Lini KEUANGAN


Pendapatan usaha PLN sepenuhnya diterima dalam
rupiah. Namun, di sisi pengeluaran, beban biaya
dikeluarkan dalam valuta asing. Hal ini merupakan
mismatch dan menyebabkan keuangan PLN menjadi
sangat rentan terpapar fluktuasi valas. Perubahan
valas akan langsung berdampak signifikan pada
perubahan biaya operasi dan beban keuangan.

Untuk itu PLN melakukan langkah hedging, yaitu


strategi untuk meminimalkan risiko akibat adanya
pergerakan harga yang tidak terduga di pasar.
Sehingga potensi melemahnya nilai rupiah ke
depan, dan risiko kenaikan harga komoditas dapat
dikunci pada nilai terbaik dalam rentang kendali
PLN.

Risiko pada Lini Distribusi


Adanya kondisi krisis global berdampak pada
terhambatnya suplai dan/atau lonjakan harga
dari barang-barang penunjang sistem kelistrikan,
atau yang biasa disebut Material Delivery Unit
(MDU). Seperti trafo, MCB, tiang, kabel, kwh meter,
dsb, yang komponen pokoknya masih didominasi
produk impor.

Sebagai mitigasi kondisi ini, PLN melakukan


manuver pemerataan stok. MDU dari Unit dengan
stok yang melimpah, dikirim ke Unit yang sudah
mulai kehabisan persediaan MDU. Sehingga Unit
tidak perlu mengajukan pengadaan MDU saat
rupiah melemah sekarang.
Materi CoC Nasional 5

Risiko pada Lini


Manajemen Proyek
Melonjaknya harga komoditas barang
sekaligus terdampaknya suplai akan
berpotensi pada gagal lelang serta gagal
eksekusi proyek. Maka untuk memitigasi
risiko potensi gagal lelang dilakukan
renegosiasi.

Sementara perubahan kurs berpengaruh


kepada harga raw material yang mungkin
meningkat dan menyebabkan kenaikan
cost proyek-proyek yang sedang dan akan
berjalan. Sehingga mitigasi yang dilakukan
adalah menetapkan skala prioritas proyek
berdasarkan kebutuhan sistem, komitmen
pelanggan, dan penyesuaian Angka
Kecukupan Investasi (AKI) akibat krisis.

Risiko pada Lini Legal


Dengan dinamika global yang terjadi
sekarang, maka PLN melakukan
penyesuaian dan penguatan di aspek legal
bersama dengan para mitra eksisting/
potensial. Dokumen-dokumen pada
PJBTL, eksekusi proyek, kontrak MDU/
MTU, energi primer, PPA, dan keuangan
dievaluasi serta dilakukan negosiasi ulang
dengan mempertimbangkan risiko terkini
untuk kedua belah pihak
6 Rubrik Transformasi

moonshot leader message


Sebagai salah satu Moonshot Launchpad, Manajemen Risiko
berperan penting sebagai frontliner dari setiap pengambilan
keputusan. Dulu, pemetaan dan perumusan mitigasi risiko
belum menjadi bagian integral dari proses bisnis pengambilan
keputusan di PLN. Sekarang, setiap risiko harus dipetakan,
ditakar, diukur, dalam berbagai modelling dan skenario.

Dulu, sudah ada tim risiko di masing-masing lini bisnis di PLN


namun bekerja secara silo-silo. Risiko yang dipetakan masih
sebatas risiko teknis masing-masing lini. Misalnya hanya risiko
keandalan pembangkit, risiko konstruksi, risiko pembebanan
kelistrikan, risiko keamanan sistem, dan sebagainya. Berbagai
risiko dipetakan hanya sebatas teknis tanpa terhubung satu
sama lain.
Deni Surya Permana
EVP Infrastruktur, Sekarang, manajemen risiko dilakukan terintegrasi. Fokus
Jaminan Kualitas, manajemen risiko bukan hanya per lini, tetapi pada masing-
dan Pelaporan masing tipe risiko. Yaitu risiko 1) operasional, 2) proyek,
Manajemen Risiko 3) kepatuhan, 4) finansial, 5) strategis. Di setiap tipe risiko
(IJP) ini seluruh bagian di PLN berkolaborasi untuk melakukan
pemetaan dan mitigasi risikonya secara borderless.

Moonshot Manajemen Risiko Terintegrasi ini menjadi “The New


Journey of Risk”, sebagai bagian dari tata kelola terintegrasi di
PLN. Ada 3 prongs yang diatur untuk menjadi perhatian BUMN,
yaitu aspek Audit, Risk, dan Compliance.

Namun dengan Moonshot Manajemen Risiko yang terorganisir


lebih baik, perhatian PLN bukan hanya pada 3 prongs, tetapi 10
prongs. Dengan menambahkan aspek Legal-Policy, Operasional,
IT, Safety, Investment, Planning, dan Supply Chain. Di mana pada
setiap aspek tersebut, PLN menjadi lebih siap menghadapi setiap
dinamika karena berbagai faktor eksternal maupun internal.

Dengan perubahan besar ini, pengambilan keputusan di PLN kini


telah benar-benar mempertimbangkan setiap risiko pada setiap
aspek, sekaligus membangun mitigasi dan solusi atas tantangan
tersebut. Sehingga apapun keputusan PLN telah melalui proses
yang matang, memiliki pertanggungjawaban dan kredibel, serta
mampu menguatkan PLN secara berkelanjutan.
Materi CoC Nasional 7

AKHLAK
Implementasi Manajemen Risiko Terintegrasi
di PLN ini merupakan perwujudan penerapan
core values AKHLAK antara lain Kompeten
dengan practical behaviors: (1) Aktif memantau

MOMENT
potensi bahaya terhadap berbagai risiko bisnis
di PLN Group serta membangun mitigasi dan
solusi atas tantangan tersebut, (2) Bertindak
dengan data dalam pemetaan, perumusan dan
pengambilan keputusan secara terukur untuk
berbagai skenario, serta Kolaboratif dengan
practical behaviors: Berkolaborasi melakukan
pemetaan dan mitigasi risiko secara borderless
dan terintegrasi agar PLN menjadi lebih siap
The New PLN 4.0, untuk menghadapi berbagai tantangan dan
Unleashing Energy and Beyond. dinamika bisnis.

Anda mungkin juga menyukai