Anda di halaman 1dari 10

a n K e b i d a n

s u h an
A
Kegawatdaruratan

Yunaida
(202207110002)
Peritonitis
Peritonitis menyerang pada daerah pelvis
(pelvioperitonitis). Gejala klinik antara lain: demam,
nyeri perut
bawah, keadaan umum baik. Sedangkan peritonitis umum
gejalanya: suhu meningkat, nadi cepat dan kecil, perut
kembung dan nyeri, terdapat abses pada cavum douglas,
defense musculair, fasies hypocratica. Peritonitis umum
dapat menyebabkan kematian 33% dari seluruh kamatian
karena infeksi.
Infeksi nifas dapat menyebar melalui pembuluh
limfe di dalam uterus,
lagnsung
mencapai peritoneum dan
menyebabkan peritonitis atau melalui jaringan di
antara
kedua lembar ligamentum latum yang
menyebabkan
parametris
Peritonitis yang tidak menjadi peritonitis umum hanya
terbatas
pada daerah pelvic. Gejala-gejalanya tidak
seberapa berat seperti pada jenis yang umum. Pada
pelvio
peritonitis, terdapat pertumbuhan abses. Nanah yang
biasanya
terkumpul
dalam
cavum
douglas
harus
dikeluarkan dengan kolpotomia posterior untuk mencegah
keluarnya nanah melalui rectum atau kandung kemih.
Pada peritonitis umum, gejala yang
muncul:
- KETIGA
Suhu meningkat menjadi tinggi
-
Nadi cepat dan kecil
-
Perut kembung dan nyeri
-
Ada defense musculair
-
Muka penderita yang mula-mula kemerahan menjadi
pucat, mata cekung, kulit muka dingin, terdapat apa
yang disebut fasies hypocratica
Penanganan Infeksi
Antibiotika memegang peranan yang sangat penting dalam
pengobatan
infeksi
nifas,
asalkan
pemilihan
jenis
antibiotika benar-benar berdasarkan hasil pertimbangan
yang akurat. Pertimbangan dapat dilakukan melalui
pembiakan getah vagina dan serviks sehingga kuman yang
diketahui dapat dipastikan peka terhadap antibiotic
tertentu. Karena pemeriksaan pembiakan ini cukup
memakan waktu, kadang pengobatan dengan antibiotic
Penanganan Infeksi
sudah dilakukan tanpa menunggu hasilnya terlebih dahulu.
Dalam hal ini, dapat diberikan penicillin dalam dosis tinggi
atau antibiotic dengan spectrum luas, seperti tetrasiklin.
Di samping antibiotika, pemberian roborantia untuk
meningkatkan daya tahan tubuh pasien juga sangat perlu
untuk
diberikan. Pada selulitis
pelvika dan pelvio
peritonitis, perlu diamati dengan seksama apakah terjadi
abses atau tidak. Jika terjadi maka abses harus dibuka
untuk menghindari nanah masuk ke dalam rongga
peritoneum dan pembuluh darah yang agak besar supaya
jangan sampai dilukai.
Pencegahan:
1) Perawatan luka post partum dengan teknik aseptik.
2) Semua alat dan kain yang berhubungan dengan
daerah genital harus suci hama.
3) Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya diisolasi
dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu
nifas yang sehat.
4) Membatasi tamu yang berkunjung.
5) Mobilisasi dini.
Referensi
Azizah,Nurul,2019,Buku Ajar Mata Kuliah Asuhan
Kebidanan Nifas DAn Menyusui, Sidoarjo:Umsida
Press

Khasanah,Ayati,Nurun,2017,Buku Ajar Nifas Dan


Menyusui, Surakarta:CV Kekata Group
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai