Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN PADA ZAMAN TURKI USMANI

Rosmiati Husain
Pascasarjana Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi
Email: rosmiatirosmiati22519@gmail.com

Abstract:
During the Area of the Ottoman Empire, this kingdom was one of the largest Islamic Kingdoms
after the collapse of famous Islamic kingdoms such as the Abbasids, Umayyads, Ayyubids and
the mamluk war. The golden peak of the ottoman empire was during the reign of Sulaiman Al
Qanuni. With the success achieved by the Ottoman empire, is was called the strongest country in
the world, the ottoman empire was a kingdom famous for its political conditions. Good education
and economy in its heyday. The decline and destructions of the ottoman empire stemmed from
its inability to face two challenges. The first came from whitin, namely in the from of a general
decline that hit all aspects of the life of the ottoman empire. Both science, technology and
economics, all of which had resulted in military weakness in the face of various fors of rebellion.
Domestic and attacks from the west. Second, the attack from the west was due to western
progress in the military field which was based on advances in technology, science and economics
far surpassing tukey’s, because it came to attack, the ottoman Turkish empire became helpless.
Finally, the ottoman Turkish caliphate sultanate disappeared by forces from whitin which were
based on western ideology, secular nationalism.
Keywords : Development, Thingking, Ottoman Turkiye.

Abstrak:
Pada zaman kerajaan Turki Usmani kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan islam terbesar
setelah runtuhnya kerajaan islam terkenal seperti Abbasiyah, Umayyah, Ayyubiyah dan Perang
Mamluk. Puncak keemasan kerajaan turki usmani yakni pada periode pemerintahan Sulaiman
Al-Qanuni. Dengan kejayaan yang diperoleh turki usmani mendapat sebutan sebagai Negara
terkuat didunia. Kerajaan Turki Usmani Merupakan kerajaan yang Terkenal dengan Kondisi
Politik, Pendidikan dan Ekonomi yang baik dalam masa kejayaannya. Kemunduran dan
kehancuran kerajaan turki Usmani berakar dari ketidakmampuannya menghadapi dua tantangan.
Pertama datang dari dalam, yaitu berupa kemerosotan umum yang melanda semua segi
kehidupan kerajaan turki Usmani, baik ilmu pengetahuan, tekhnologi maupun ekonomi, yang
semuanya telah mengakibatkan kelemahan militer yang dalam menghadapi berbagai bentuk
pemberontakan dalam negeri dan serangan dari barat. Kedua, adalah serangan dari barat itu
karena kemajuan barat dalam bidang militer yang dilandasi kemajuan ilmu, tekhnologi, dan
ekonomi jauh melampaui turki, karena datang menghantamnya, kerajaan turki Usmani menjadi
tidak berdaya. Akhirnya, kesultanan/ kekhalifahan turki Usmani lenyap oleh kekuatan dari dalam
yang berdasarkan ideologi barat, nasionalisme sekuler.

Kata Kunci: Perkembangan, Pemikiran, Turki Usmani,

I. PENDAHULUAN
Pada zaman kerajaan Turki Usmani kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan islam
terbesar setelah runtuhnya kerajaan islam terkenal seperti Abbasiyah, Umayyah, Ayyubiyah dan
Perang Mamluk. Turki Usmani berhasil tampil berhasil tampil sebagai salah satu kekuatan islam
di Bumi Eropa Bagian timur yang mampu bertahan selama berabad-abad. Turki usmani sebagai
kesultanan islam yang mampu menjadi basis kekuatan umat islam masa itu yang bisa meraih
berbagai kemajuan dan kejayaan. Eksistensi kerajaan Otoman ini patut diakui dan diapresiasi,
karena tidak mudah bisa bertahan selama berabad-abad dibumi bangsa barat (Eropa) bahkan
berkali-kali menggempur pasukan eropa hingga tidak bisa berkutik. Kekuatan dan kestabilannya
lah yang menjadikan kerajaan turki usmani ini bisa berkuasa dalam kurun waktu yang lama
dibelahan bumi eropa dan juga menjadi penguasa Asia Afrika pada masanya khususnya didaerah
Timur Tengah.1
Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik benang merah bahwasanya kesultanan Turki
usmani merupakan kesultanan yang muncul setelah runtuhnya kesultanan islam sebelumnya
yang mana kesultanan ini lebih besar dari pada kesultanan sebelumnya, kesultanan Turki Usmani
juga berperan sebagai kesultanan yang menjadi sebagai kekuatan terbesar agama islam pada
masanya.
Puncak keemasan kerajaan turki usmani ialah pada periode pemerintahan Sulaiman Al-Qanuni.
Dengan kejayaan yang diperoleh turki usmani mendapat sebutan sebagai Negara terkuat didunia.

1
Muvid basyrul, Sejarah Kerajaan Turki Usmani dan Kemajuannya bagi Dunia Islam, Jurnal Tsaqofah & Tarikh
Vol 7( 2022)
Hal itu terjadi sekitar abad ke 16 dan ke 17. Hanya saja pada abad ke 18 sampai abad ke 19
mengalami kemunduran, bertepatan masa itu kostantinopel sebagai pusat ibu kota. Kemunduran
itu menjadi tombak yang berujung masuknya rezim politik baru di Turki. 2
Pengetahun tentang sejarah khususnya sejarah islam sangat penting, karena dari sejarah
banyak pengalaman dan pengetahuan yang bisa kita ambil dan dapat berguna bagi kehidupan
khususnya pada bidang pendidikan. Berkenaan dengan sejarah diatas penulis akan mengulas
secara detail terkait sejarah pertumbuhan dan Pemikiran Pada Masa Turki Usmani sampai pada
masa kejayaan kejayaan kerajaan tersebut yang sangat berpengaruh pada perkembangan
kekuatan islam di dunia khususnya di Negara barat (Eropa) hingga penyebab-penyebab
runtuhnya kerajaan tersebut, yang diharapkan dapat menjadi Sumber pengetahuan islam agar
islam bisa terus maju dan berkembang hingga akhir zaman.

Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah kepustakaan (library research) sebab merupakan
kajian literatur dengan mengkaji buku-buku sejarah dan jurnal-jurnal yang berkaitan dengan
penelitian. Penelitian kepustakaan ialah suatu kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan
data pustaka penelitian yang memanfaatkan sumber pustaka untuk mendapatkan data penelitian,
dengan melakukan kegiatan membaca, mengolah, dan mencatat bahan penelitian. Yang mana
jenis penelitian kepustakaan ini tidak perlu melakukan riset untuk terjun langsung ke lapangan,
hanya mengumpulkan beberapa rujukan buku yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini
menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Deskriptif Kualitatif adalah suatu penelitian,
tentang peristiwa apa saja yang dialami sabyek penelitian contohnya, sikap atau perbuatannya,
motivasi dan lain sebagainya dimana ia memaparkannya berupa kata-kata yang jelas dan bahasa
yang mudah dipahami dengan merujuk atau memanfaatkan berbagai metode alamiah.

II. PEMBAHASAN

Sejarah Berdiri Kerajaan Turki Usmani


2
Rahmida Putri, Haidar Putra Daulay, Zainal Dahlan, “Peradaban dan Pemikiran Islam pada Masa Turki Usmani”,
Jurnal Tazkir: Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman. Vol 7 No 07 (Juni 2021), 36
Kurun waktu abad ke-15 (abad ke-9 H), orang Turki Utsmani membuat debut di
panggung sejarah.Bangsa Turki yang menjadi pencetus berdirinya kerajaan ini yaitu berasal dari
kabilah Oghuz yang berdomisiili di Mongol dan sebelah utara negeri Cina (Badri Yatim, 2001, p.
129). Sepanjang waktu 3 abad, mereka hijrah ke Turkistan, Persia demikian juga Irak. Ketika itu
yang memimpin ialah Ertoghrol, mereka berkhidmah kepada Sultan Alauddin II (sultan Seljuk)
pada saat itu lagi melawan Byzantium. Sultan Alauddin meraih kemenangan atas bantuan
mereka. Dengan demikian, Alauddin memberikan sebuah hibah sebab mengenang jasa yang
mereka berikan yaitu berupa sebidang tanah berdampingan dengan Byzantium. Sekitar tahun
1289 M, wafatlah Ertoghrol, tatkala hal ini Sultan Alauddin menyodorkan cucunya yang
bernama Utsman sebagai pemimpin yang akan memimpin di wilayah berpapasan degan
Byzantium. Masa priode Utsman berkuasa sekitar 1290-1326 M. Rentang waktu yang tidak
begitu singkat, Sultan memperhatikan pemerintah lagi masa tidak ada yang berkuasa, tereskspos
peluang bagi Utsman sehingga menghantarkan martabat yang levelnya paling tinggi. Bersamaan
demikian ini, majunya Utsman sebagai pemimpin, pemerintahan Seljuk pun bubar dan
digantikan dengan kerajaan Utsmani dibawah kekuasaan Utsman memiliki gelar Padisyah al-
Utsman (raja besar keluarga utsman). Turki Utsmani termasuk kerajaan yang paling lama dan
panjang masa kepemimpinan Kerajaan. Turki utsmani itu namanya dinisbahkan kepada nenek
moyang mereka yakni Sultan Utsmani ibn Sauji ibn Ertoghrol ibn Sulaiman Syah ibn Kia Alp.
Kepala kabilah Kab di Asia tengah.3

Bermodalkan wilayah di Anatolia Tengah itulah pemerintahan Usmani dapat


mengembangkan wilayahnya ke tiga benua yakni Asia, Eropa Timur dan Afrika Utara. Dengan
timbulnya daulah Usmani dapatlah Islam kembali menunjukkan kegagah perkasaan yang luar
biasa dan dapat menyambung usaha dan kemegahan yang lama sampai kepermulaan abad ke-20
ini. Menurut Yusran Asmuni bahwa bangsa Turki adalah bangsa pemeberani dan disiplin, bangsa
campuran dari bangsa Mongol dan bangsa lainnya di Asia Tengah. Sebelum mereka memeluk
Islam mereka memeluk agama Majusi, Budha dan agamaagama besar lainnya.Pada tahun 1453,
Dinasti Usmani berhasil mengambil alih Konstantinopel dari kerajaan Byzantium. Kemudian
menjadikan Byzantium sebagai ibu kota Negara dan mengganti nama dengan Istambul.
Imperium ini kemudian menaklukkan Suriah, Mesir dan Arabia Barat pada tahun 1516-1517 M.
kekuatan militer dinasti ini, mencapai puncaknya pada abad ke -16. Namun akhirnya kekuasaan
3
Ibid.37-38
politik dan militer yang hampir tak terkalahkan ini mulai mendapat tantangan pada masa Sultan
Murad IV, memimpin antara 1623-1640 M, dengan munculnya kekuatan Barat. Kekalahan
militernya oleh pasukan Eropa di Eropa dan laut India seakan-akan sebuah konsekuensi yang
harus diterima oleh dinasti ini akibat penyelewengan dari tata aturan lama. Penyebab utamanya
adalah karena kemerosotan agama, penyimpangan dari tradisi dan korupsi serta melemahnya
kekuatan militer yang selama ini menjadi kekuatan utamanya.4

Daulah turki usmani memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan wilayah
kekuasaannya pada saat dinasti usmani berhasil mengambil alih kerajaan konstantinopel dari
kerajaan byzantium, dan menaklukkan beberapa daerah kekuasaan. Dan mulai mengalami
kemerosotan dikarenakan munculnya kekuatan barat dan memiliki penyebab utamanya adalah
adanya korupsi dan memelahnya kekuatan militer yangh akhirnya membuatnya mengalami
kemunduran.

Sultan Kerajaan Turki Usmani

Turki usmani berdiri kurang lebih sekitar 625 tahun (1299 – 1924 M). Terdapat Kurang
Lebih 38-40 Sultan, namun yang terkenal dan berpengaruh pada kerajaan tersebut yaitu:

1. Sultan Usman (1299 - 1326 M )


2. Sultan Urkhan (1326 - 1359 M)
3. Sultan Murad (1359 - 1389 M)
4. Sultan Bayazid (1389 - 1403 M)
5. Sultan Muhammad (1403 -1421 M)
6. Sultan Murad II (1421 - 1451 M)
7. Sultan Salim (1512 - 1520 M)
8. Sultan Sulaiman Al-Qanuni (1520 - 1566 M)5

Pembentukan Pemerintahan

Pendiri daulah ini adalah bangsa turki dari suku oghuz yang mendiami wilayah mongol.
Mereka masuk islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh. Ketika mereka pindah ke asia
tengah dibawah tekanan serangan-serangan mongol pada abad ke 13 M. Sehingga mereka
4
Duriana turki usmani hingga masa modern”, “pemikiran politik
5
Rahmida Putri, Haidar Putra Daulay, Zainal Dahlan, “Peradaban dan Pemikiran Islam pada Masa Turki Usmani”,
Jurnal Tazkir: Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman. Vol 7 No 07 (Juni 2021), 38
melarikan diri dan mencari tempat pengungsian, mereka kemudian menetap ditengah-tengah
saudara mereka di Turki Saljuk didataram tinggi Asia Kecil. Di Asia kecil dibawah pimpinan
Arthogol mereka mengabdikan diri kepada sultan Alauddin II Yang ketika itu sedang berperang
melawan bizantium. Berkat bantuan mereka sultan alauddin mendapat kemenangan, maka atas
jasa baik mereka itu, sultan alauddin menghadiahkan sebidang tanah kepada mereka diAsia Kecil
dekat Bizantium. Sejak saat itu mereka terus membina dan membangun wilayah barunya dan
memilih kota Syukud sebagai ibu kotanya.6

Arthogrol meninggal dunia tahun 1289 M kepemimpinannya dilanjutkan oleh anaknya


Utsman bin Arthogrol, ustman memerintah antara tahun 1290-1326 M, dia juga banyak berhasil
membantu sultan Alauddin II, seperti keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium
yang berdekatan dengan kota Broessa. Setelah usman resmi menyatakan dirinya sebagai raja
besar daulah Usmani pada tahun 699 H/1300 M di daerah tersebut, maka usman mengirim surat
kepada raja-raja tetangganya, mereka diberi kesempatan untuk memilih satu diantara tiga pilihan
yaitu: Pertama, Masuk Islam, Kedua, membayar upeti dan ketiga perang. Segera setelah itu
diantara raja-raja tersebut ada yang langsung tunduk dan bergabung dengannya, sehingga
wilayahnya bertambah luas.7

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan Kesultanan Turki Usmani ini berasal dari
suku Oghuz yang masuk islam sekitar abad ke 9 sampai 20 masehi, mereka meninggalkan
tempat asalnya karena sering diganggu atau diserah oleh suku Mongol yang selanjutnya mereka
mengungsi daerah dataran tinggi asia kecil bersama suku saljuk. Selanjutnya dalam
perkembanganya mereka mengabdikan diri kepada Sultan Alaudin II dan membantu Sultan
berperang melawan Bizantium, kemudian berkat bantuan tersebut Sultan Alaudin II meraih
kemangan dan mereka diberikan sebidang tanah untuk diurus yang disinalah awal dari cikal
bakal berdirinya Kesultanan Turki Usmani tersebut.

Masa Kejayaan Kerajaan Turki Usmani

Puncak kejayaan Turki Usmani dalam memperluas wilayah ekspansi adalah ditangan
sultan Sulaiman 1 (1520-1566) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung dan Sulaiman Al-
Qanun. Dibawah pemerintahannya wilayah kekuasaan turki Usmani, meliputi Afrika utara,
6
Syamsuddin Nasution, “sejarah peradaban islam” Depok:PT RAJAGRAFINDO PERSADA, 2022) Hal .271
7
Ibid, hal 271-272
mesir, hijaz, irak, Armenia, Asia Kecil, Balkan, Yunani, Bosnia, Bulgaria, Hungaria, Rumania
sampai kebatas sungai Danube. Dengan tiga lautan yaitu, laut merah, laut tengah dan laut hitam.
Itulah gambaran luasnya wilayah kekuasaan turki Usmani yang dimulai dari asia, afrika sampai
ke eropa timur berbatasan dengan tiga lautan yang telah mereka sumbangkan kedunia islam,
sehingga turki Usmani adalah daulah yang paling besar dan yang paling lama berdiri
dibandingkan daulah-daulah islam lainnya.8

Sulaiman (King Sulaiman) dikenal oleh rakyatnya dengan sebutan mulia “al-Qanuni”
(pemberi hukum) karena mereka sangat menghormatinya, dan namanya oleh generasi-generasi
berikutnya diabadikan menjadi nama himpunan perundang-undangan. Dia memberikan tugas
kepada Ibrahim al-Halabi (dari Aleppo w. 1549) untuk menyusun sebuah buku hukum yang
berjudul “Mutlaqa alAbhur” (titik pertemuan lautan), yang kemudian tetap menjadi karya standar
menyangkut undang-undang hukum Utsmani hingga terjadinya reformasi pada abad ke-19.27
Keagungan raja Sulaiman tak hanya diakui rakyatnya semata, namun orang-orang Eropa pun
mengenalnya sebagai “Yang Agung”. Istananya ketika itu menjadi salah satu istana paling
megah di Eurasia (Eropa-Asia). Raja Sulaiman adalah sultan yang telah memperindah dan
menyempurnakan ibukota kerjaan Turki Utsmani, serta kotakota lain dengan mendirikan masjid,
sekolah, rumah sakit, istana, musium, jembatan, terowongan, jalur kereta, dan pemandian
umum.9

Kerajaan Turki Utsmani sebagaimana kerajaan Romawi dan kekhalifahan Abbasiyah


yang berkembang sebelumnya, pada umumnya lebih menekankan aspek militer dan
mengembangkan prinsip dinasti dalam organisasinya. Tujuan utamanya tidak jauh dari
kesejahteraan warga negaranya, yang personifikasinya diwakili sosok Khalifah atau Sultan.
Warga negaranya terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda-beda, di antaranya: Arab,
Suriah, Irak, Mesir, Berber, Kurdi, Aremenia, Slavia, Yunani, Albania, dengan bermacam-
macam keyakinan, bahasa, dan cara hidup (budaya), yang semuanya terhimpun di bawah
kekuasaan Turki Utsmani.

Kondisi Sosial Politik

8
Syamruddin Nasution, Op.cit 270
9
Muvid basyrul, Op. cit Hal.7
Kerajaan Turki Usmani memiliki wilayah kekuasaan yang sangat luas. Masyarakat yang
berada dalam wilayahnya tentu jumlahnya banyak pula. Mereka memiliki latar belakang yang
berbeda-beda, mereka adalah rakyat atau penduduk yang menetap di dalam wilayah kekuasaan
kerajaan Turki Usmani. Dalam kacamata sosial politik kerajaan Turki Usmani merupakan
perpaduan antara kebudayaan Persia, Bizantium dan Arab. Dari kebudayaan Persia, mereka
banyak menerima ajaran-ajaran tentang etika dan tata krama dalam kehidupan istana. Organisasi
pemerintahan dan prinsip kemiliteran mereka dapatkan dari kebudayaan Bizantium. Sedang dari
kebudayaan Arab, mereka mendapatkan ajaran tentang prinsip ekonomi, kemasyarakatan . Raja
Ertoghrul meninggal dunia tahun 1289 M. kepemimpinan dilanjutkan oleh puteranya, Usman.
Putera Ertoghrul inilah yang dianggap sebagai pendiri kerajaan Usmani. Usman memerintah
antara tahun 1290 M dan 1326 M. Sebagaimana ayahnya, ia banyak berjasa kepada Sultan
Alauddin II dengan keberhasilannya menduduki benteng-benteng Bizantium yang berdekatan
dengan kota Broessa. Pada tahun 1300 M, bangsa Mongol menyerang kerajaan Seljuk dan Sultan
Alauddin terbunuh. Kerajaan Seljuk Rum ini kemudian terpecah-pecah dalam beberapa kerajaan
kecil. Usman pun memproklamirkan secara de facto dan de jure kemerdekaan wilayahnya
dengan nama al-Sulthanah al-Usmaniyah. Kerajaan ini tergolong memiliki masa penguasaan
yang relatif panjang, yaitu sampai abad ke-20 tepatnya tahun 1924, selama lebih kurang 625
tahun. Kebesaran kerajaan Turki Usmani dicapai pada masa pemerintahan Sultan Muhammad II
yang bergelar al-Fath, gelar ini diperoleh karena ia berhasil menaklukkan Konstatinopel pada 28
Mei 1453 M.9 dengan jatuhnya Konstatinopel yang kemudian beralih nama menjadi Istanbul
merupakan saksi sejarah akan kebesaran kerajaan Usmani (Ottoman Empire). Pada masa Sultan
Salim I (1512-1520) kemajuan semakin pesat, ia berhasil menaklukkan Persia dan Mesir. dan
mencapai puncak keemasannya pada abad ke-16 di bawah pemerintahan Sultan Sulaiman al-
Qanani yang bergelar “Sultan Agung” (1520-1566). Wilayah kekuasaan kerajaan Usmani pada
masa Sultan Sulaiman al- Qanuni meliputi tiga benua, yaitu benua Asia, meliputi Asia Kecil,
Armenia, Irak, Suria, Hujaz serta Yaman. Benua Afrika meliputi Mesir, Libia, Tunis serta
Aljazair, dan benua Eropa meliputi Bulgaria, Yunani, Yugoslapia, Albania, Hongaria dan
Rumania. Setelah masa kejayaan itu, Turki Usmani mengalami kemunduran dengan berbagai
kekalahan perang melawan bangsa Eropa. Kekalahan demi kekalahan membuat para elit politik
berpikir dan menyelidiki sebab kekalahannya. 10 Di antara sebab itu adalah keunggulan lawan

10
Abi Suar, “Pemikiran Ekonomi Islam pada masa Awal turki Usmani” Jurnal Al-Dzahab Vol.1 (1) 2020 hal 60.
dalam bidang sains dan teknologi, sehingga mampu menciptakan peralatan modern. Pada awal
abad ke-17 Turki Usmani mulai memperdebatkan mengenai cara terbaik bagi program restorasi,
integritas politik dan efektifitas kekuatan militer yang dimiliki kerajaan. Para pembaharu pada
awalnya berlandasakan pada aturan yang digariskan Sultan Sulaiman yang menentang pengaruh
kekuatan Kristen Eorpa atas kaum Muslim. Para modernis menganggap perlunya kerajaan Turki
mengadobsi metode yang dimiliki bangsa Eropa dan pendidikan kemiliteran, organisasi
pemerintahan dan administrasi untuk menciptakan suatu perubahan diberbagai bidang yakni
pendidikan, ekonomi, sosial dan kemiliteran yang mendukung terbentuknya negara moderen.
Semenjak abad kedelapan belas penasehat militer Eropa telah mulai dipekerjakan untuk
memberikan latihan kemiliteran bagi pejabat militer kerajaan, selain itu percetakan didirikan
untuk menerbitkan beberapa terjemahan karya Eropa utamanya bidang tekhnik militer dan
geografi Kondisi yang demikian menggelitik pemikiran para golongan terpelajar atau elit
birokrat untuk memperbaharui sistem pendidikan dan pengajaran agar mampu mengangkat
keterpurukan itu. Pembaharuan yang dimaksud adalah mencoba memasukkan pelajaran umum
ke dalam madrasah dan mendirikan sekolah untuk pengetahuan umum. Namun usaha itu tidak
banyak mendapat respon digolongan ulama, sehingga sekolah ini berjalan masing-masing dan
yang kemudian pada akhirnya melahirkan bibit sekuler.11

Kondisi Ekonomi

Turki Usmani lebih memperhatikan kemajuan bidang politik dan militer. Dengan
demikian kondisi ekonomi dan keuangan turut memberikan andil bagi perkembangan lslam di
kerajaan Turki Usmani. Terjadinya peperangan yang berkesinambungan yang menimpa Turki
Usmani baik peperangan yang bersifat ofensif-ekspansif (untuk memperluas wilayah kekuasaan),
defensive (mempertahankan diri dari serangan luar) maupun yang bersifat prefentif (untuk
memadamkan pemberontakan-pemberontakan dari dalam). Berbagai peperangan ini sangat
menguras sumber dana Turki Usmani. Sebagai konsekuensi logis dari peperangan yang
berkepanjangan ini adalah melemahnya sendi-sendi kekuatan kerajaan dibidang militer,
administrasi dan lainnya. Peperangan tersebut juga berdampak pada merosotnya perekonomian
Turki Usmani karena pendapatan negara berkurang secara drastis sementara belanja negara
semakin tinggi untuk biaya perang. Peperangan yang tak kunjung usai dan merosotnya

11
Rahmawati, Mohd Azizuddin, Moh Sani, (Perkembangan Peradaban Islam di Kerajaan Turki Usmani). Jurnal
perekonomian negara maka secara simultan juga berakibat pada terabaikannya kesejahteraan
umum. Penguasa Turki Usmani tidak lagi memikirkan apalagi memperhatikan pola
pembangunan dan rehabilitasi jalan-jalan, rumah sakit, sekolah-sekolah serta prasarana ekonomi
seperti pembangunan sektor pertanian, pengairan atau pemeliharaan bendungan, sehingga para
petani kehilangan harapan untuk mengembangkan taraf hidup mereka. Kondisi demikian
berdampak pada berbagai sektor.12

Kondisi Pendidikan Islam

Pendidikan islam pada masa turki Usmani mengalami perkembangan setelah terjadinya
pembaruan system pendidikan islam yang ada di kerajaan tersebut. Mulai dari Lembaga
Pendidikan, Kurikulum dan metode, dan pendanaan serta sarana dan prasarana lain yang dapat
menunjang terhadap perkembangan Pendidikan Islam, Pembaharuan ini dimulai pada masa
sultan Mahmud II yaitu pada abad pertengahan hingga abad Modern. Adapun Lembaga
Pendidikan Islam yang ada pada masa pembaharuan adalah Sibyan Mektepleri (Sekolah Dasar),
mekteb-i Ma’arif (sekolah pengetahuan umum). Dan Mekteb-i Ulum-u Edebiye (sekolah sastra).
13
Pada periode sebelum berkuasanya Sultan Mehmed II, pendidikan di madrasah ditekankan
pada studi agama. Namun, selanjutnya madrasah juga memasukkan bahan ajaran lainnya selain
agama. Maka, kemudian muncul daftar pelajaran seperti ilmu logika, filsafat, dan matematika
mulai diajarkan oleh para guru di berbagai madrasah. Di madrasah tertentu juga diajarkan ilmu
kedokteran dan astronomi. Ini memantik pendirian rumah sakit dan observatorium.

Pada masa kesultanan Abdul Hamid, berdiri pula berbagai perguruan tinggi, antara lain:
Sekolah Hukum Tinggi, Sekolah Tinggi Keuangan, Sekolah Tinggi Kesenian, Sekolah tinggi
Dagang, Sekolah tinggi Teknik, Sekolah Dokter Hewan, Sekolah Tinggi Polisi, dan Universitas
Istambul.14 Sedangkan pendidiknya diharuskan bagi mereka yang telah lulus dari Madrasah,
adapun masalah pendanaan di hasilkan dari Zakat, Pajak Lokal, Zakat Fitrah dan hasil penjualan
kulit hewan kurban.15

Keruntuhan/Kehancuran Kerajaan Turki Usmani

12
Ibid, 25
13
Mukarom, Pendidikan islam pada masa kerajaan Turki Usmani 1300-1922 M” Jurnal Tarbiya: Vol 1. No 1
(2015) (109-126)
14
Ibid, (117-118)
15
Ibid, (126)
Keruntuhan dan kehancuran dari kerajaan turki Usmani pada dasarnya merupakan titik
akhir dari kemerosostan dan kehancuran yang tidak dapat ditahan oleh usaha modernisasi dan
perbaikan. Kegagalan modernisasi dalam menaham kehancuran tutki Usmani, disamping karena
tantangan para penjaga tradisi, juga karena pembaharuan itu terlalu terlambat dan terlalu sedikit.
Kerajaan turki usmani mengalami kemunduran dan kehancuran sejak pasca pemerintahan Sultan
Sulaiman Al-Qanuni (1566 M) dan kemudian berakhir pada tahun 1924 M. dalam masa yang
Panjang itu, terjadi berbagai pergulatan antara kekuatan penguasa Usmani dan berbagai
tantangan kekuatan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar yang berusaha untuk
menghentikan kerajaan ini.

Kemunduran dan kehancuran kerajaan turki Usmani berakar dari ketidakmampuannya


menghadapi dua tantangan. Pertama datang dari dalam, yaitu berupa kemerosotan umum yang
melanda semua segi kehidupan kerajaan turki Usmani, baik ilmu pengetahuan, tekhnologi
maupun ekonomi, yang semuanya telah mengakibatkan kelemahan militer yang dalam
menghadapi berbagai bentuk pemberontakan dalam negeri dan serangan dari barat. Kedua,
adalah serangan dari barat itu karena kemajuan barat dalam bidang militer yang dilandasi
kemajuan ilmu, tekhnologi, dan ekonomi jauh melampaui turki, karena datang menghantamnya,
kerajaan turki Usmani menjadi tidak berdaya. Akhirnya, kesultanan/ kekhalifahan turki Usmani
lenyap oleh kekuatan dari dalam yang berdasarkan ideologi barat, nasionalisme sekuler.

III. Kesimpulan

Pendiri kerajaan turki Usmani adalah bangsa turki dari suku oghuz yang mendiami
wilayah mongol. Mereka masuk islam sekitar abad kesembilan atau kesepuluh. Ketika mereka
pindah ke asia tengah dibawah tekanan serangan-serangan mongol pada abad ke 13 M. Puncak
kejayaan Turki Usmani dalam memperluas wilayah ekspansi adalah ditangan sultam Sulaiman 1
(1520-1566) yang terkenal dengan sebutan Sulaiman Agung dan Sulaiman Al-Qanun, Kemajuan
dan perkembangan ekspansi kerajaan Turki Utsmani yang demikian luas dan berlangsung
dengan cepat diikuti pula oleh kemajuan-kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan yang lain.
Di antaranya adalah pada bidang Sosial Politik, Pendidikan Islam dan Bidang Ekonomi.

Kemunduran dan kehancuran kerajaan turki Usmani berakar dari ketidakmampuannya


menghadapi dua tantangan. Pertama datang dari dalam, yaitu berupa kemerosotan umum yang
melanda semua segi kehidupan kerajaan turki Usmani, baik ilmu pengetahuan, tekhnologi
maupun ekonomi, yang semuanya telah mengakibatkan kelemahan militer yang dalam
menghadapi berbagai bentuk pemberontakan dalam negeri dan serangan dari barat. Kedua,
adalah serangan dari barat itu karena kemajuan barat dalam bidang militer yang dilandasi
kemajuan ilmu, tekhnologi, dan ekonomi jauh melampaui turki, karena datang menghantamnya,
kerajaan turki Usmani menjadi tidak berdaya. Akhirnya, kesultanan/ kekhalifahan turki Usmani
lenyap oleh kekuatan dari dalam yang berdasarkan ideologi barat, nasionalisme sekuler.

Daftar Pustaka

Abi Suar, “Pemikiran Ekonomi Islam pada masa Awal turki Usmani” Jurnal Al-Dzahab Vol.1
(1) 2020

Duriana turki usmani hingga masa modern”, “pemikiran politik. Jurnal


Mukarom, Pendidikan islam pada masa kerajaan Turki Usmani 1300-1922 M” Jurnal Tarbiya:
Vol 1. No 1 (2015) (109-126)

Muvid basyrul, Sejarah Kerajaan Turki Usmani dan Kemajuannya bagi Dunia Islam, Jurnal
Tsaqofah & Tarikh Vol 7( 2022)

Rahmawati, Mohd Azizuddin, Moh Sani, (Perkembangan Peradaban Islam di Kerajaan Turki
Usmani). Jurnal

Rahmida Putri, Haidar Putra Daulay, Zainal Dahlan, “Peradaban dan Pemikiran Islam pada
Masa Turki Usmani”, Jurnal Tazkir: Penelitian Ilmu-ilmu Sosial dan Keislaman. Vol 7 No 07
(Juni 2021), 36

Syamsuddin Nasution, “Sejarah Peradaban Islam” Depok:PT RAJAGRAFINDO PERSADA,


2022)

Anda mungkin juga menyukai