Bunyi Pasal Pencemaran Nama Baik KUHP Pasca Putusan MK No
Bunyi Pasal Pencemaran Nama Baik KUHP Pasca Putusan MK No
Saya hanya ingin mengetahui informasi lebih jelas mengenai pencemaran nama baik. Ibu saya
bekerja di salah satu instansi pemerintahan dan menjadi tertuduh kasus kehilangan/pencurian di
kantornya. Tanpa bukti yang kuat, pihak atasan dari ibu saya menuduh ibu saya, dimana isi
tuduhan tersebut ibu saya melakukan pencurian, lalu tuduhan diberitakan kepada orang-orang
secara lisan, dan atasan meminta ganti rugi atas hal-hal yang tidak ibu lakukan.
Yang menjadi pertanyaan saya, apakah hal ini termasuk pencemaran nama baik seseorang atau
tidak, karena telah dituduh mencuri tanpa bukti sama sekali? Sepengetahuan saya, Pasal 310
KUHP tentang pencemaran nama baik diubah oleh Putusan MK No. 78/PUU-XXI/2023. Lantas,
apa bunyi Pasal 310 KUHP pasca Putusan MK No. 78/PUU-XXI/2023?
Mohon penjelasannya.
Artikel ini dibuat berdasarkan KUHP lama dan UU 1/2023 tentang KUHP yang
diundangkan pada tanggal 2 Januari 2023.
Namun dalam perkembangannya, Pasal 310 ayat (1) KUHP telah diubah dan
dinyatakan inkonstitusional bersyarat oleh Putusan MK No.
78/PUU-XXI/2023. Dalam amar putusan tersebut, Pasal 310 ayat (1) KUHP
dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekuatan
hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai:
Kemudian, pasal pencemaran nama baik juga diatur dalam Pasal 433 UU
1/2023 tentang KUHP baru yang berlaku 3 tahun sejak tanggal diundangkan,
[3] yaitu tahun 2026 yang selengkapnya berbunyi:
1. Setiap orang yang dengan lisan menyerang kehormatan atau nama baik orang
lain dengan cara menuduhkan suatu hal, dengan maksud supaya hal
tersebut diketahui umum, dipidana karena pencemaran, dengan pidana penjara
paling lama 9 Bulan atau pidana denda paling banyak kategori II, yaitu Rp10
juta.[4]
2. Jika perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan tulisan
atau gambar yang disiarkan, dipertunjukkan, atau ditempelkan di tempat umum,
dipidana karena pencemaran tertulis, dengan pidana penjara paling lama 1
tahun 6 Bulan atau pidana denda paling banyak kategori III, yaitu Rp50 juta.[5]
3. Perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak dipidana jika
dilakukan untuk kepentingan umum atau karena terpaksa membela diri.
Kemudian, berdasarkan Penjelasan Pasal 433 ayat (1) UU 1/2023, sifat dari
perbuatan pencemaran adalah jika perbuatan penghinaan yang dilakukan
dengan cara menuduh, baik secara lisan, tulisan, maupun dengan gambar,
yang menyerang kehormatan dan nama baik seseorang, sehingga merugikan
orang tersebut. Perbuatan yang dituduhkan tidak perlu harus suatu tindak
pidana. Objek tindak pidana menurut ketentuan dalam pasal ini adalah orang
perseorangan. Sedangkan, penistaan terhadap lembaga pemerintah atau
sekelompok orang tidak termasuk ketentuan pasal ini.
Patut dicatat, baik tindak pidana Pasal 310 KUHP maupun Pasal 433 UU
1/2023 tidak dituntut jika tidak ada pengaduan dari korban tindak pidana.[6]
Dalam hal ini, apabila atasan ibu Anda terbukti dengan sengaja menuduh ibu
Anda melakukan pencurian dan memberitahukan hal tersebut secara lisan
kepada orang banyak sehingga ibu Anda malu atau terserang nama baiknya,
sedangkan belum ada putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap
untuk mendukung tuduhan itu, perbuatan atasan tersebut dapat dikategorikan
sebagai pencemaran nama baik/penghinaan.