Anda di halaman 1dari 2

Bareskrim Sita Dokumen RUPSLB Terkait Dugaan Pemalsuan Dokumen Bank Sumsel

Babel

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus (Dittipideksus) Bareskrim


Polri menyita sejumlah dokumen terkait kasus pemalsuan dokumen risalah Rapat Umum Pemegang
Saham Luar Biasa (RUPSLB) Bank Sumsel Babel (BSB). Dalam kasus ini, salah satu yang disita
merupakan dokumen minuta akta RUPSLB Bank Sumsel Babel. "Untuk minuta akta RUPSLB sudah
disita oleh penyidik," ujar Kepala Sub-Direktorat (Kasubdit) II Direktorat Tindak Pidana Ekonomi
Khusus Bareskrim Polri Kombes Chandra Sukma Kumara kepada wartawan, Senin (29/4/2024).
Baca juga: Bareskrim Selidiki Dugaan Eks Gubernur Sumsel dan Komisaris BSB Palsukan
Dokumen RUPSLB Adapun penyitaan ini dilakukan dalam rangka menemukan titik terang serta
menetapkan tersangka dalam kasus ini. Namun, Chandra belum mau mengungkapkan rincian
barang bukti lain yang disita oleh penyidik. Sebelumnya diberitakan, kasus ini dilayangkan oleh
korban bernama Mulyadi Mustofa. Dalam laporan nomor LP/B/342/X/2023/SPKT/Bareskrim Polri
tertanggal 26 Oktober 2023 itu, Mulyadi melaporkan eks Gubernur Sumsel Herman Daru dan
Komisaris BSB Eddy Junaidy. Bareskrim juga telah memeriksa sejumlah saksi di antaranya eks
Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman dalam kasus dugaan pemalsuan dokumen RUPSLB
BSB. Pemeriksaan dilakukan pada Rabu (24/4/2024). Di pemeriksaan itu, Erzaldi menjelaskan
proses pengajuan korban, Mulyadi Mustofa, sebagai Direktur BSB dalam RUPSLB saat itu. "Iya
betul diperiksa sebagai saksi, seputar pengajuan Pak Mulyadi sebagai Direktur BSB dalam
RUPSLB," kata Erzaldi.

Erzaldi mengatakan saat itu merupakan pemegang 28.081 lembar saham BSB. Ia mengaku turut
mengajukan sosok Mulyadi sebagai calon Direktur pada RUPSLB tahun 2020. Dia menyebut
pencalonan terhadap Mulyadi dan Saparudin sebagai calon Komisaris Independen Perseroan juga
telah disepakati oleh seluruh peserta RUPSLB. "Benas Pak Mulyadi telah diajukan dan disetujui
sebagai Direktur BSB dalam RUPSLB," ucap dia. Diketahui, Bareskrim telah meningkatkan perkara
dugaan pemalsuan dokumen RUPSLB BSB ke tahap penyidikan usai melakukan gelar perkara,
pada Rabu (20/3/2024) lalu. Pengacara korban, Yudhistira Atmojo mengatakan laporan dibuat
karena kliennya merasa dirugikan akibat adanya dugaan aksi pemalsuan dokumen risalah RUPSLB.
"Mempersoalkan mengenai adanya perbedaan pada 2 produk Akta Risalah RUPSLB tanggal 9
Maret 2020. Terdapat 2 Akta Risalah dengan tanggal dan nomor yang sama, namun salah satu Akta
Risalah menghapuskan nama Mulyadi Mustofa," ujar Yudhistira.
Terpisah, Direktur Tindak Pidana Khusus Bareskrim Polri Brigjen Whisnu Hermawan menyebut
pihaknya menduga terjadi pelanggaran tindak pidana. Tindak pidana dimaksud terkait Pasal 49 ayat
1 dan/atau Pasal 50 dan/atau Pasal 50A UU Nomor 10 Tahun 1996 tentang Perbankan jo Pasal 264
KUHP dan/atau Pasal 266 KUHP tentang Pemalsuan dokumen otentik. "Penyidik akan melakukan
serangkaian tindakan dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam KUHAP untuk mencari serta
mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang benderang tindak pidana yang terjadi
dan guna menemukan tersangkanya," tutur Whisnu.

Anda mungkin juga menyukai