Chapter 2
Chapter 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
suplai darah ke jaringan otak akan tersumbat. Darah yang pecah bisa
kebutuhan oksigen dan nutrisi yang dibawa oleh darah ke otak tidak
2. Klasifikasi
8
9
(Junaidi, 2018).
mortalitas yang lebih besar daripada stroke iskemik (Garg & Biller,
sebab dari luar tetapi sepertiga kasus terkait dengan stres mental
3. Etiologi
hipertensi terjadi pada stroke bagian otak dalam yang diperdarahi oleh
serebral (10% hingga 20%), talamus (15%), pons dan batang otak
(10% hingga 20%), dan serebelum (10 %), stroke lobaris yang terjadi
10
11
dan atau oleh stress psikis berat. Peningkatan tekanan darah yang
sebagainya.
4. Faktor Resiko
Menurut (Haryono & Sari Utami, 2019) banyak faktor yang dapat
2) Ketidakaktifan fisik
metamfetamin
b. Faktor medis
3) Kolesterol tinggi
4) Diabetes
hemoragik yaitu:
kronis.
rendah.
12
13
f. Usia tua dan jenis kelamin laki-laki. Insiden ICH meningkat setelah
hemangioblastoma.
5. Patofisiolgi
infark, selain itu, darah yang keluar selama ekstravasasi memiliki efek
perdarahan yang cepat, penanganan yang cepat dan menjadi hal yang
pada jaringan sel otak, dengan adanya darah yang menggenangi dan
kontrol pada otak. Genangan darah bisa terjadi pada otak sekitar
(subarachnoid hemoragik) dan bila terjadi stroke bisa sangat luas dan
darah akibat tertimbun plak atau arteriosclerosis bisa akan lebih parah
14
15
2021).
6. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis Stroke hemoragik:
2019):
3) Penurunan kesadaran
3) Gangguan penglihatan
mendadak.
8) Kehilangan kesadaran
9) Vertigo, mual, muntah, nyeri kepala terjadi karena peningkatan
stroke hemoragik:
otak.
perdarahan thalamic.
quadriparesis.
16
17
nilai kurang dari 15 mmHg untuk anak dan dewasa, sedangkan bila
lebih dari 20 mmHg dan sudah menetap dalam waktu lebih dari 20
(2017) yaitu:
kepala terjadi karena traksi atau distorsi arteri dan vena dan
duramater akan memberikan gejala yang berat pada pagi hari dan
intrakranial.
motorik.
pertumbuhan tumor.
f) Bila peningkatan TIK berlanjut dan progresif berhubungan dengan
level cedera.
8. Pemeriksaan Diagnostik
2020)
a. Angiografiserebral
penyumbatan arteri.
pemindaian CTScan).
18
19
d. MRI
subarachnoid.
e. Elektroencefalography
f. Sinar X tengkorak
perdarahan subarchnoid.
g. Ultrasonography doopler
inflamasi.
hiperglikemia.
cepat dan tepat. Jika penanganan stroke diberikan lebih dari rentang
sebagai berikut:
20
21
3) Terapi Hemostatik
22
23
4) Terapi Antiepilepsi
5) Pembedahan
dianjurkan.
Andrianti, 2021)
24
25
10. Komplikasi
a. Hipoksi Serebral
vascular.
c. Emboli Serebral
Dapat terjadi setelah infark atau fibrilasi atrium, atau dapat terjadi
d. Disritmia
lokal.
Sedangkan komplikasi pada masa pemulihan atau lanjut yaitu:
bowl.
otak.
kepala clauster.
1. Pengkajian
a. Identitas Klien
pekerjaan, alamat).
26
27
b. Keluhan Utama
kesadaran
kegemukan.
g. Pemeriksaan Fisik
gaya gravitasi.
3) Tanda-tanda Vital
28
29
4) Saraf Kranial
mata
dalam
30
31
2. Diagnosa Keperawatan
6) Resiko jatuh
3. Intevensi Keperawatan
2018).
Observasi
perawatan kegawatan.
32
33
Terapeutik
Edukasi:
mobilitas
Observasi
Terapeutik
dekubitus
kering
sensitif
iritasi Edukasi
pasien.
sehat.
diluar rumah
34
35
matahari.
PPNI, 2018):
keperawatan selanjutnya.
keperawatan selanjutnya
keluarga.
kontraindikasi
memperlancar defekasi
Obsevasi:
36
37
mobilisasi
Terapeutik
aman
Edukasi:
Observasi
keperawatan selanjutnya
pasien
38
39
Terapeutik
Edukasi
6) Resiko Jatuh
jatuh klien menurun, dengan kriteria hasil jatuh dari tempat tidur
Observasi
keperawatan selanjutnya
b) Identifikasi risiko jatuh setidaknya sekali setiap shift atau sesuai
Terapeutik
e) Pastikan roda tempat tidur dan kursi roda selalu dalam kondisi
terkunci.
Edukasi
perawat
neuromuskular
40
41
Observasi
Terapeutik
individu.
f) Berikan dukungan
Edukasi
4. Implementasi Keperawatan
42
43
5. Evaluasi Keperawatan
6. Dokumentasi Keperawatan
pulang.
pelaksana pengkajian.
yaitu:
masalah keperawatan.
perumusan
Intervensi
yang ada.
44
45
perhatian.
perencanaan.
46
Intervensi:
Manajemen Peningkatan TIK
Arteri carotis interna Arteri vertebra basilaris Aretri cerebri mediaPemantauan TIK
47
Penurunan kemampuan retina untuk menangkap Penurunan fungsi motorik dan muskuskeletal
Intervensi: Manajemen
Proses menelan
tidak efektif Gangguan Komunikasi VerbalIntervensi:
Promosi Fisik Tirah baring lama
Gangguan Mobilitas
Komunikasi:
Intervensi: Dukungan Mobilisasi
Penurunan fungsi Defisit Bicara
N.X (vagus), N.IX (glosofaringeus)
Gangguan integritas kulit/jaringan
Luka dekubitus