Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENGERTIAN LINGKUNGAN BELAJAR INDOOR DAN


PEMBEAJARAN EFEKTIF KELAS OUTDOOR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Desain dan Setting
Kelas AUD

Disusun Oleh Kelompok 7:


Aniza Afriyani : 23420711339

Dosen Pengampu:
Suminah, M. Pd. I

PRODI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TAKENGON
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Puji syukur penulis ucapkan Kepada Allah SWT, karena berkat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Pengertian
Lingkungan Belajar Indoor dan Pembelajaran Efektif Luar Kelas Outdoor”.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan kesalahan, hal ini dengan keterbatasan kemampuan dan
kedangkalan ilmu yang penulis miliki. Kesempatan ini penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada teman-teman dan kepada pihak yang membantu
sehingga terselesainya makalah ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata


kuliah Desain dan Setting Kelas AUD yang telah membimbing penulis belajar
banyak hal berkaitan tentang mata kuliah Desain dan Setting Kelas AUD.
Akhirnya kepada Tuhan Yang Maha Esa penulis berharap dan berdoa agar
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri selaku sebagai
penyusun dan bagi para pembaca makalah ini.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu.

Takengon, 04 Mei 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................2
C. Tujuan................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Belajar Indoor..............................................3
B. Karakteristik Lingkungan Belajar Indoor..........................................5
C. Manfaat Lingkungan Belajar Indoor..................................................7
D. Pembelajaran Efektif Luar Kelas (Outdoor)......................................9
E. Perbedaan antara Pembelajaran Indoor dan Outdoor.........................15
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................17
B. Saran..................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lingkungan belajar memainkan peran krusial dalam proses
pendidikan. Salah satu konsep yang mendapat perhatian adalah perbedaan
antara lingkungan belajar di dalam kelas (indoor) dan di luar kelas
(outdoor). Lingkungan indoor sering dikaitkan dengan suasana formal dan
terstruktur, sementara lingkungan outdoor menawarkan kebebasan yang
lebih besar dan kesempatan untuk belajar melalui pengalaman langsung.
Pemahaman yang mendalam tentang kedua lingkungan ini penting untuk
merancang strategi pembelajaran yang efektif yang memanfaatkan
keunggulan masing-masing.
Pengertian lingkungan belajar indoor melibatkan pemahaman
tentang karakteristik ruang kelas, termasuk desain fisiknya, pengaturan
tempat duduk, dan penyediaan sumber daya pembelajaran. Di dalam kelas,
interaksi antara guru dan siswa seringkali terpusat pada pengajaran
langsung dan diskusi kelompok, dengan fokus pada penyampaian konten
kurikulum. Namun, terdapat tantangan tertentu dalam lingkungan ini,
seperti pembatasan ruang gerak dan potensi kebosanan karena kurangnya
variasi.
Di sisi lain, pembelajaran di luar kelas menawarkan peluang yang
unik untuk mengintegrasikan pembelajaran dengan lingkungan alam dan
sosial sekitarnya. Dalam konteks ini, pengalaman langsung menjadi pusat
perhatian, memungkinkan siswa untuk belajar melalui observasi,
eksplorasi, dan percobaan langsung. Lingkungan outdoor seringkali
merangsang kreativitas dan keaktifan siswa, serta meningkatkan
keterlibatan mereka dalam proses pembelajaran. Meskipun demikian,
tantangan seperti manajemen kelompok dan penyesuaian terhadap kondisi
cuaca sering menjadi pertimbangan dalam penggunaan lingkungan belajar
luar kelas ini.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Lingkungan Belajar Indoor?
2. Bagaimana Karakteristik Lingkungan Belajar Indoor?
3. Apa Manfaat Lingkungan Belajar Indoor?
4. Bagaimana Pembelajaran Efektif Luar Kelas (Outdoor)?
5. Apa Perbedaan antara Pembelajaran Indoor dan Outdoor?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Lingkungan Belajar Indoor.
2. Untuk mengetahui Karakteristik Lingkungan Belajar Indoor.
3. Untuk mengetahui Manfaat Lingkungan Belajar Indoor.
4. Untuk mengetahui Pembelajaran Efektif Luar Kelas (Outdoor).
5. Untuk mengetahui Perbedaan antara Pembelajaran Indoor dan
Outdoor.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Belajar Indoor
Lingkungan belajar indoor merujuk pada ruang fisik yang
dirancang khusus untuk kegiatan pembelajaran di dalam gedung atau
bangunan. Lingkungan ini memainkan peran penting dalam proses
pendidikan, karena dapat mempengaruhi motivasi, konsentrasi, dan
interaksi antara guru dan siswa. Pemahaman yang mendalam tentang
konsep ini penting bagi para pendidik dalam merancang ruang kelas yang
memfasilitasi pembelajaran yang efektif.
Secara bahasa, lingkungan belajar indoor mencakup semua aspek
yang berhubungan dengan ruang kelas, termasuk desain fisiknya, tata letak
perabotan, pencahayaan, dan ventilasi. Desain ruang kelas yang baik harus
mempertimbangkan faktor-faktor ergonomi, seperti kenyamanan tempat
duduk dan pengaturan ruang yang memfasilitasi interaksi antara siswa dan
guru. Selain itu, aspek estetika juga penting untuk menciptakan
lingkungan yang menyenangkan dan merangsang minat belajar.
Istilah-istilah yang terkait dengan lingkungan belajar indoor
mencakup konsep seperti "ruang pembelajaran", yang merujuk pada ruang
fisik tempat proses pembelajaran berlangsung. Ruang pembelajaran harus
dirancang agar mendukung berbagai aktivitas pembelajaran, mulai dari
penyampaian materi pelajaran hingga diskusi kelompok. Selain itu,
"pengaturan ruang" mengacu pada cara ruang kelas diatur untuk
memfasilitasi interaksi dan kolaborasi antara siswa dan guru. Pengaturan
yang efektif dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Pengertian lingkungan belajar indoor juga mencakup konsep
"sumber daya pembelajaran", yang mencakup segala hal dari materi ajar
hingga peralatan dan teknologi yang digunakan dalam proses
pembelajaran. Sumber daya pembelajaran yang baik harus sesuai dengan
kebutuhan siswa dan mendukung pencapaian tujuan pembelajaran.
Penggunaan teknologi seperti proyektor, komputer, atau papan tulis

3
interaktif juga dapat meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran.1
Dalam konteks lingkungan belajar indoor, "pola interaksi" merujuk
pada hubungan antara guru dan siswa, serta antara siswa satu sama lain.
Pola interaksi yang efektif memungkinkan terjadinya komunikasi yang
baik, pertukaran ide, dan kolaborasi antara semua pihak yang terlibat
dalam proses pembelajaran. Faktor seperti ukuran kelas, jumlah siswa, dan
gaya pengajaran guru dapat memengaruhi pola interaksi ini.
Aspek lain yang relevan dalam pengertian lingkungan belajar
indoor adalah "pemantauan dan evaluasi". Ini mencakup proses
pemantauan perkembangan siswa dan penilaian hasil pembelajaran.
Pemantauan dan evaluasi yang sistematis membantu guru dalam
mengidentifikasi kebutuhan siswa, menyesuaikan metode pengajaran, dan
mengevaluasi efektivitas pembelajaran.
Dalam konteks pengajaran bahasa dan istilah, lingkungan belajar
indoor juga melibatkan konsep "rekayasa ruang belajar", yang merujuk
pada proses merancang ruang kelas agar sesuai dengan kebutuhan siswa
dan tujuan pembelajaran. Rekayasa ruang belajar melibatkan pemilihan
perabotan, pencahayaan, akustik, dan elemen desain lainnya yang
memengaruhi pengalaman belajar siswa.
Pengetahuan tentang konsep-konsep ini menjadi penting bagi para
pendidik untuk merancang lingkungan belajar indoor yang memfasilitasi
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Dengan
memperhatikan berbagai aspek yang terkait dengan lingkungan belajar
indoor, guru dapat menciptakan ruang kelas yang mendukung
perkembangan akademik dan sosial siswa secara optimal.2

1
Hadisusanto, N. (2017). Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning) Sebagai Sarana
Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi. Vol 6 No 2. Hal 131-140.
2
Setyawati, N. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Lingkungan Hidup
pada Pembelajaran Outdoor. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia. Vol 4 No 1. Hal 1-9.

4
B. Karakteristik Lingkungan Belajar Indoor
Lingkungan belajar indoor memiliki sejumlah karakteristik yang
mempengaruhi efektivitas pembelajaran dan pengalaman siswa di dalam
ruang kelas. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari lingkungan
belajar indoor:
1. Desain Fisik yang Ergonomis: Lingkungan belajar indoor harus
dirancang dengan memperhatikan kenyamanan fisik siswa. Hal ini
meliputi pemilihan perabotan yang nyaman seperti kursi dan meja,
serta pengaturan ruang yang memungkinkan gerak bebas tanpa
menghambat interaksi antar siswa.
2. Pencahayaan yang Cukup: Pencahayaan yang baik sangat penting
dalam menciptakan lingkungan belajar yang optimal. Pencahayaan
yang cukup dapat meningkatkan konsentrasi siswa dan membantu
mengurangi kelelahan mata. Ruang kelas juga harus memungkinkan
masuknya cahaya alami sebanyak mungkin.
3. Ventilasi yang Baik: Sirkulasi udara yang baik sangat penting untuk
kesehatan dan kenyamanan siswa. Lingkungan belajar indoor harus
dilengkapi dengan sistem ventilasi yang efektif untuk menghindari
terjadinya penumpukan panas dan pengap di dalam ruangan.
4. Aksesibilitas Teknologi: Dalam era digital, aksesibilitas terhadap
teknologi menjadi kunci dalam pembelajaran. Lingkungan belajar
indoor harus dilengkapi dengan fasilitas teknologi seperti proyektor,
komputer, dan akses internet yang memadai untuk mendukung
pengajaran dan pembelajaran yang interaktif.
5. Estetika yang Menyenangkan: Aspek estetika juga berperan penting
dalam menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan dan
merangsang minat belajar. Penggunaan warna-warna cerah, dekorasi
yang menarik, dan tata letak ruangan yang menarik dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar.

5
6. Tata Letak yang Fleksibel: Ruang kelas harus dirancang dengan tata
letak yang fleksibel sehingga dapat disesuaikan dengan berbagai jenis
aktivitas pembelajaran. Misalnya, meja dan kursi yang dapat
dipindahkan atau disusun ulang untuk mendukung diskusi kelompok
atau kerja sama tim.
7. Ketersediaan Sumber Daya Pembelajaran: Lingkungan belajar indoor
harus dilengkapi dengan berbagai sumber daya pembelajaran seperti
buku, materi ajar, alat tulis, dan perangkat audiovisual. Ketersediaan
sumber daya ini penting untuk mendukung berbagai metode
pengajaran dan gaya belajar siswa.
8. Keamanan dan Kebersihan: Lingkungan belajar indoor harus aman dan
bersih agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan fokus. Fasilitas
seperti tangga darurat, pemadam kebakaran, dan sanitasi yang baik
harus tersedia dan mudah diakses oleh siswa dan staf.
9. Aturan dan Norma: Setiap lingkungan belajar indoor memiliki aturan
dan norma yang harus dipatuhi oleh semua orang yang berada di
dalamnya. Aturan ini mencakup hal-hal seperti tata tertib kelas,
penggunaan fasilitas, dan etika dalam berinteraksi.
10. Fasilitas Pendukung: Selain ruang kelas, lingkungan belajar indoor
juga dapat mencakup fasilitas tambahan seperti perpustakaan,
laboratorium, ruang multimedia, dan ruang diskusi. Fasilitas ini dapat
digunakan untuk melengkapi pengalaman belajar siswa dan
mendukung berbagai aktivitas pembelajaran.
Karakteristik-karakteristik ini menjadi penting bagi pendidik dalam
merancang dan mengelola lingkungan belajar indoor yang memfasilitasi
pembelajaran yang efektif dan menyenangkan bagi siswa. Dengan
memperhatikan aspek-aspek tersebut, lingkungan belajar indoor dapat
menjadi tempat yang inspiratif dan produktif bagi siswa untuk belajar dan
berkembang.3

3
Hidayat, D. (2019). Model Pembelajaran Berbasis Outdoor Learning untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS. Jurnal Ilmiah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol 3 No 2. Hal 77-83.

6
C. Manfaat Lingkungan Belajar Indoor
Lingkungan belajar indoor memberikan sejumlah manfaat yang
signifikan bagi proses pendidikan dan pengembangan siswa. Berikut
adalah beberapa manfaat utama dari lingkungan belajar indoor:
1. Pembelajaran Terstruktur: Lingkungan belajar indoor menyediakan
kerangka yang terstruktur untuk proses pembelajaran. Ruang kelas
yang terorganisir dengan baik memungkinkan guru untuk
menyampaikan materi pelajaran secara sistematis dan efisien kepada
siswa.
2. Fokus dan Konsentrasi: Ruang kelas yang terpisah dari gangguan
eksternal dapat membantu siswa untuk mempertahankan fokus dan
konsentrasi selama proses pembelajaran. Lingkungan yang tenang dan
teratur dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran dan
memungkinkan siswa untuk mencapai tingkat pemahaman yang lebih
baik.
3. Interaksi Sosial: Lingkungan belajar indoor menyediakan platform
untuk interaksi sosial antara siswa dan guru. Diskusi kelompok, kerja
sama tim, dan pertukaran ide dapat meningkatkan keterlibatan siswa
dalam pembelajaran dan memperluas pemahaman mereka tentang
materi pelajaran.
4. Fasilitas Teknologi: Ruang kelas indoor sering dilengkapi dengan
fasilitas teknologi seperti proyektor, komputer, dan papan tulis
interaktif. Teknologi ini memungkinkan guru untuk menyajikan materi
pelajaran secara visual dan interaktif, meningkatkan daya tarik dan
pemahaman siswa terhadap materi.
5. Kenyamanan Fisik: Lingkungan belajar indoor dapat dirancang untuk
menciptakan kenyamanan fisik bagi siswa. Pengaturan yang
ergonomis, pencahayaan yang cukup, dan ventilasi yang baik dapat
meningkatkan kesejahteraan siswa dan memungkinkan mereka untuk
belajar dengan lebih efektif.

7
6. Keamanan dan Privasi: Lingkungan belajar indoor memberikan tingkat
keamanan dan privasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan
lingkungan luar ruangan. Siswa dapat belajar tanpa khawatir akan
gangguan eksternal atau gangguan dari lingkungan sekitar.
7. Aksesibilitas Sumber Daya: Ruang kelas indoor biasanya dilengkapi
dengan berbagai sumber daya pembelajaran seperti buku, materi ajar,
dan perangkat audiovisual. Siswa dapat dengan mudah mengakses
sumber daya ini untuk mendukung pembelajaran mereka dan
memperluas pengetahuan mereka tentang subjek yang dipelajari.
8. Kesempatan Pemecahan Masalah: Lingkungan belajar indoor sering
kali menantang siswa untuk memecahkan masalah dan menyelesaikan
tugas yang diberikan. Aktivitas seperti diskusi kelompok, proyek
kolaboratif, dan latihan praktis dapat membantu siswa untuk
mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan berpikir kritis.
9. Pengaturan Pembelajaran yang Terkelola: Lingkungan belajar indoor
memungkinkan pengaturan pembelajaran yang terkelola dengan baik
oleh guru. Guru dapat mengelola waktu, ruang, dan sumber daya
dengan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
10. Pemantauan dan Evaluasi: Lingkungan belajar indoor memungkinkan
guru untuk secara langsung memantau perkembangan siswa dan
mengevaluasi kemajuan mereka dalam pembelajaran. Hal ini
memungkinkan guru untuk memberikan umpan balik yang tepat waktu
dan memperbaiki strategi pengajaran sesuai dengan kebutuhan siswa.
Dengan memperhatikan manfaat-manfaat tersebut, lingkungan
belajar indoor dapat menjadi lingkungan yang efektif dan produktif bagi
proses pembelajaran dan pengembangan siswa.4

4
Khoiriyah, E. (2018). Pengembangan Model Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor
Learning) pada Mata Pelajaran IPA untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Dasar
Indonesia. Vol 3 No 2. Hal 89-98.

8
D. Pembelajaran Efektif Luar Kelas (Outdoor)
1. Pengertian Pembelajaran Luar Kelas
Pembelajaran luar kelas (outdoor learning) adalah konsep yang
mengacu pada pengalaman belajar yang terjadi di luar ruangan kelas,
biasanya di lingkungan alam atau sosial sekitar. Konsep ini
menekankan penggunaan lingkungan luar sebagai sumber belajar yang
potensial, yang memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan
dan keterampilan melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan
dunia nyata.
Secara bahasa, pembelajaran luar kelas melibatkan eksplorasi,
observasi, dan interaksi dengan lingkungan alam atau sosial sekitar
sebagai sarana pembelajaran. Lingkungan luar memberikan konteks
yang berbeda dari ruang kelas, yang memungkinkan siswa untuk
belajar secara holistik dan menyeluruh tentang topik tertentu,
seringkali melalui pengalaman langsung yang mendalam.
Pengertian pembelajaran luar kelas mencakup pemanfaatan
berbagai jenis lingkungan luar, termasuk taman, hutan, pantai,
museum, atau tempat-tempat sejarah dan budaya. Lingkungan ini
menjadi sumber belajar yang beragam, memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pemahaman yang lebih luas tentang berbagai konsep
dan topik pelajaran.
Dalam konteks pembelajaran luar kelas, istilah "pembelajaran
berbasis lingkungan" (environment-based learning) sering digunakan
untuk menekankan pentingnya lingkungan alam dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran berbasis lingkungan memungkinkan siswa
untuk mengamati, memahami, dan menghargai keanekaragaman hayati
dan ekologis di sekitar mereka.

9
Pembelajaran luar kelas juga sering dikaitkan dengan konsep
"pembelajaran berbasis pengalaman" (experiential learning), di mana
siswa belajar melalui pengalaman langsung dan refleksi atas
pengalaman tersebut. Konsep ini menekankan pentingnya pengalaman
nyata dalam memahami konsep-konsep pelajaran.5
Salah satu aspek penting dari pembelajaran luar kelas adalah
penggunaan "metode pembelajaran aktif" yang mendorong partisipasi
aktif siswa dalam proses pembelajaran. Metode ini melibatkan siswa
secara langsung dalam eksplorasi, penelitian, dan pembuatan hipotesis,
yang meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka terhadap
materi pelajaran.
Pengertian pembelajaran luar kelas juga mencakup konsep
"pembelajaran kolaboratif" di mana siswa bekerja sama dalam
kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas dan proyek-proyek
tertentu. Kolaborasi antar siswa memungkinkan pertukaran ide dan
pengetahuan yang lebih luas, serta pengembangan keterampilan sosial
dan kerjasama.
Konsep "pembelajaran sepanjang hayat" (lifelong learning)
juga terkait dengan pembelajaran luar kelas, karena pengalaman
belajar di luar kelas dapat membentuk sikap belajar sepanjang hayat
pada siswa. Melalui pembelajaran luar kelas, siswa dapat
mengembangkan minat dan apresiasi terhadap pembelajaran yang
berkelanjutan dan berkelanjutan.
Dalam konteks pengajaran bahasa dan istilah, pembelajaran
luar kelas juga dapat disebut sebagai "outdoor education" atau
"adventure learning", yang menekankan penggunaan lingkungan alam
sebagai sarana pembelajaran. Istilah-istilah ini menyoroti pentingnya
petualangan dan eksplorasi dalam proses pembelajaran.
Secara keseluruhan, pengertian pembelajaran luar kelas
mencakup beragam konsep dan metode yang bertujuan untuk
memanfaatkan lingkungan luar sebagai sumber belajar yang potensial.

5
Surakhmad, W. (2016). Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Hal 67.

10
Melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan alam
atau sosial, siswa dapat memperoleh pemahaman yang mendalam dan
keterampilan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan di dunia
nyata.6
2. Keunggulan Pembelajaran Luar Kelas
Pembelajaran luar kelas menawarkan sejumlah keunggulan
yang membedakannya dari pembelajaran di dalam kelas. Berikut
adalah beberapa keunggulan utama dari pembelajaran luar kelas:
a. Pengalaman Langsung: Salah satu keunggulan utama pembelajaran
luar kelas adalah pengalaman langsung yang diperoleh siswa dari
interaksi dengan lingkungan alam atau sosial. Melalui pengalaman
ini, siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran dengan lebih
nyata dan mendalam.
b. Koneksi dengan Alam: Pembelajaran luar kelas memungkinkan
siswa untuk terhubung dengan alam secara langsung. Mereka dapat
mengamati flora dan fauna, mempelajari ekosistem, dan
memahami dampak manusia terhadap lingkungan alam. Hal ini
dapat meningkatkan kesadaran lingkungan dan kepedulian siswa
terhadap keberlanjutan lingkungan.
c. Stimulasi Visual dan Sensori: Lingkungan luar memberikan
rangsangan visual dan sensori yang beragam, yang dapat
meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk belajar.
Pemandangan alam yang indah, suara alam, dan aroma alami dapat
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan
menginspirasi.
d. Pengembangan Keterampilan Hidup: Melalui pembelajaran luar
kelas, siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan hidup
seperti keterampilan survival, orientasi, dan navigasi. Mereka juga
dapat belajar cara bekerja sama dalam tim, mengatasi tantangan,
dan mengambil risiko dengan bijaksana.

6
Suharsimi, A. (2017). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal
77.

11
e. Pengembangan Keterampilan Sosial dan Emosional: Pembelajaran
luar kelas memungkinkan siswa untuk berinteraksi dengan teman
sebaya dan guru dalam konteks yang lebih santai dan alami. Hal ini
dapat meningkatkan keterampilan sosial, komunikasi, kerjasama,
dan empati siswa.
f. Peningkatan Kesehatan dan Kesejahteraan: Aktivitas di luar
ruangan sering kali melibatkan gerakan fisik yang lebih banyak
daripada pembelajaran di dalam kelas. Ini dapat membantu
meningkatkan kesehatan fisik dan kesejahteraan siswa, serta
mengurangi stres dan kelelahan yang terkait dengan pembelajaran
yang monoton di dalam kelas.
g. Keterlibatan Aktif: Pembelajaran luar kelas memungkinkan siswa
untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran. Mereka
dapat melakukan eksplorasi, penelitian lapangan, percobaan, dan
proyek langsung di lingkungan luar, yang memungkinkan mereka
untuk mengambil peran aktif dalam pembelajaran mereka.
h. Memperluas Ruang Belajar: Lingkungan luar memberikan ruang
yang lebih luas daripada ruang kelas tradisional, yang
memungkinkan siswa untuk memperluas pandangan mereka
tentang dunia dan mempelajari berbagai konsep pelajaran dalam
konteks yang lebih luas dan bervariasi.
i. Memupuk Rasa Keingintahuan dan Rasa Akan Kemanusiaan:
Melalui pengalaman langsung dengan alam dan masyarakat, siswa
dapat memupuk rasa keingintahuan yang tinggi dan rasa akan
kemanusiaan. Mereka dapat memahami berbagai budaya, nilai, dan
cara hidup yang berbeda, serta mengembangkan toleransi dan
penghargaan terhadap keragaman.
j. Memperkuat Koneksi Antara Teori dan Praktik: Pembelajaran luar
kelas memungkinkan siswa untuk melihat dan merasakan secara
langsung konsep- konsep teoritis yang mereka pelajari di dalam
kelas diterapkan dalam konteks nyata. Hal ini dapat memperkuat

12
pemahaman mereka tentang materi pelajaran dan meningkatkan
relevansi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari.7
3. Strategi Pembelajaran Luar Kelas yang Efektif
Terdapat beberapa strategi pembelajaran luar kelas yang efektif
untuk memaksimalkan potensi pengalaman belajar di luar ruangan.
Berikut adalah beberapa strategi tersebut:
a. Perencanaan yang Matang: Langkah awal yang penting dalam
strategi pembelajaran luar kelas adalah perencanaan yang matang.
Guru perlu mempertimbangkan tujuan pembelajaran, lokasi yang
akan dikunjungi, kegiatan yang akan dilakukan, serta persiapan
logistik dan keamanan yang diperlukan.
b. Keterlibatan Siswa dalam Perencanaan: Melibatkan siswa dalam
perencanaan kegiatan luar kelas dapat meningkatkan rasa
kepemilikan dan motivasi mereka. Guru dapat mengajak siswa
untuk memberikan masukan tentang tempat tujuan, aktivitas yang
ingin dilakukan, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
c. Penggunaan Rencana Pembelajaran Struktur: Meskipun
pembelajaran luar kelas lebih fleksibel, guru tetap perlu memiliki
rencana pembelajaran yang struktur untuk memastikan bahwa
tujuan pembelajaran tercapai. Rencana ini dapat mencakup urutan
aktivitas, waktu yang dialokasikan untuk setiap kegiatan, dan
metode evaluasi pembelajaran.
d. Maksimalkan Pengalaman Langsung: Salah satu keunggulan
pembelajaran luar kelas adalah pengalaman langsung yang
diperoleh siswa. Guru perlu merancang kegiatan yang
memungkinkan siswa untuk berinteraksi langsung dengan
lingkungan alam atau sosial, seperti eksplorasi, observasi, dan
percobaan lapangan.

7
Rusman. (2017). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hal 78.

13
e. Pemanfaatan Teknologi: Teknologi dapat menjadi alat yang
berguna dalam pembelajaran luar kelas. Guru dapat menggunakan
aplikasi peta, perangkat mobile, atau perangkat lunak pembelajaran
interaktif untuk meningkatkan pengalaman belajar siswa di luar
ruangan.
f. Keterlibatan Kegiatan Kolaboratif: Kegiatan kolaboratif, seperti
diskusi kelompok, proyek tim, atau permainan peran, dapat
meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran luar kelas.
Kolaborasi memungkinkan siswa untuk bertukar ide, memecahkan
masalah bersama, dan belajar satu sama lain.
g. Refleksi dan Pembahasan: Setelah kembali ke ruang kelas, guru
dapat memfasilitasi sesi refleksi dan pembahasan tentang
pengalaman luar kelas. Diskusi ini dapat membantu siswa untuk
menguraikan apa yang telah dipelajari, memahami hubungan
antara pengalaman lapangan dan konsep teoritis, serta
merencanakan tindak lanjut.
h. Pemanfaatan Materi Tindak Lanjut: Setelah pengalaman luar kelas,
guru dapat menggunakan materi tindak lanjut seperti bahan bacaan
tambahan, proyek penelitian, atau tugas tulisan untuk
memperdalam pemahaman siswa tentang topik yang dipelajari di
luar ruangan.
i. Evaluasi Pembelajaran: Evaluasi pembelajaran luar kelas penting
untuk memastikan bahwa tujuan pembelajaran tercapai dan untuk
mengevaluasi efektivitas kegiatan. Guru dapat menggunakan
berbagai metode evaluasi seperti observasi, tes, proyek, atau
portofolio untuk mengukur pemahaman dan pencapaian siswa.
j. Keterlibatan Orang Tua dan Masyarakat: Melibatkan orang tua dan
masyarakat dalam pembelajaran luar kelas dapat meningkatkan
dukungan dan partisipasi siswa. Guru dapat mengajak orang tua
untuk menjadi pendamping atau sukarelawan dalam kegiatan luar

14
kelas, atau mengundang ahli lokal untuk memberikan wawasan
tambahan tentang topik yang dipelajari.8
E. Perbedaan antara Pembelajaran Indoor dan Outdoor
Perbedaan antara pembelajaran indoor dan outdoor mencakup
sejumlah faktor yang memengaruhi pengalaman pembelajaran siswa serta
pendekatan pengajaran yang digunakan. Berikut adalah beberapa
perbedaan utama antara keduanya:
1. Lingkungan Fisik: Pembelajaran indoor terjadi di dalam ruang kelas
yang biasanya terstruktur dan terkontrol dengan baik, sementara
pembelajaran outdoor terjadi di luar ruangan seperti taman, hutan, atau
museum. Lingkungan indoor sering kali lebih terbatas dan terstruktur,
sementara lingkungan outdoor menawarkan ruang yang lebih luas dan
beragam.
2. Sumber Daya Pembelajaran: Lingkungan indoor biasanya dilengkapi
dengan berbagai sumber daya pembelajaran seperti buku, papan tulis,
dan teknologi, sementara lingkungan outdoor menyediakan sumber
daya alami seperti tumbuhan, binatang, dan objek alam lainnya.
Pembelajaran outdoor memungkinkan siswa untuk memanfaatkan
lingkungan alam sebagai sumber belajar yang langsung.
3. Pengalaman Langsung vs. Pengajaran Langsung: Pembelajaran indoor
sering kali didasarkan pada pengajaran langsung oleh guru, dengan
fokus pada penyampaian materi pelajaran secara verbal atau visual. Di
sisi lain, pembelajaran outdoor menekankan pengalaman langsung, di
mana siswa belajar melalui observasi, eksplorasi, dan interaksi
langsung dengan lingkungan sekitar.
4. Stimulasi Sensori: Lingkungan outdoor menyediakan rangsangan
sensori yang lebih beragam dan alami daripada lingkungan indoor.
Siswa dapat merasakan sentuhan tanah, mendengarkan suara alam,
melihat pemandangan alam, dan mencium aroma alami, yang dapat
meningkatkan minat dan keterlibatan mereka dalam pembelajaran.

8
Sanjaya, W. (2018). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal 86.

15
5. Kegiatan Fisik: Pembelajaran outdoor sering melibatkan aktivitas fisik
seperti berjalan, mendaki, atau menjelajah alam, yang dapat
meningkatkan kesehatan fisik siswa dan mengurangi stres. Di sisi lain,
pembelajaran indoor cenderung kurang melibatkan aktivitas fisik,
kecuali jika terdapat kegiatan olahraga atau senam yang terjadwal.
6. Interaksi Sosial: Interaksi sosial dalam pembelajaran indoor sering
terjadi antara siswa di dalam ruang kelas atau dalam kelompok kecil,
sementara pembelajaran outdoor memungkinkan interaksi yang lebih
luas antara siswa, guru, dan lingkungan sekitar. Kegiatan luar ruangan
seperti diskusi kelompok atau kerja sama dalam tim dapat memperkuat
hubungan sosial di antara siswa.
7. Keterlibatan Emosional: Pembelajaran outdoor sering kali
menimbulkan respons emosional yang lebih kuat daripada
pembelajaran indoor karena pengalaman yang mendalam dan
merangsang di alam terbuka. Siswa dapat merasa terhubung secara
emosional dengan lingkungan alam dan mengembangkan rasa
keterkaitan dan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.
8. Keselamatan dan Keamanan: Lingkungan indoor sering dianggap lebih
aman dan terkendali daripada lingkungan outdoor, yang mungkin
memiliki risiko yang lebih tinggi seperti cuaca buruk, hewan liar, atau
medan yang tidak rata. Oleh karena itu, perlu perencanaan dan
pengawasan yang ekstra ketika melaksanakan kegiatan luar ruangan
untuk memastikan keselamatan dan keamanan siswa.9

9
Dimyati, M. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal 67.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemahaman tentang lingkungan belajar indoor dan pembelajaran
luar kelas (outdoor) menyoroti peran penting lingkungan dalam proses
pendidikan. Lingkungan belajar indoor memberikan kerangka yang
terstruktur dan terkontrol untuk penyampaian materi pelajaran secara
langsung, sementara pembelajaran luar kelas memungkinkan siswa untuk
belajar melalui pengalaman langsung dan interaksi dengan lingkungan
alam atau sosial. Meskipun keduanya memiliki keunggulan dan keunikan
masing-masing, kombinasi dari kedua lingkungan pembelajaran ini dapat
menciptakan pengalaman pembelajaran yang holistik dan mendalam bagi
siswa, memungkinkan mereka untuk mengembangkan pemahaman yang
luas dan keterampilan yang beragam.
Dengan memanfaatkan keunggulan masing-masing lingkungan
belajar, pendidik dapat merancang pengalaman pembelajaran yang
beragam dan menyeluruh bagi siswa. Pembelajaran indoor dapat
memberikan fondasi yang kuat dalam pemahaman konsep-konsep
pelajaran, sementara pembelajaran luar kelas dapat menghadirkan konteks
nyata dan pengalaman langsung yang memperdalam pemahaman siswa.
Melalui integrasi kedua pendekatan ini, siswa dapat mengembangkan
pemahaman yang holistik, keterampilan praktis, dan apresiasi terhadap
lingkungan yang beragam, yang semuanya merupakan aspek penting
dalam pendidikan yang komprehensif dan berkelanjutan.
B. Saran
Menerapkan strategi pembelajaran yang kreatif dan beragam di
dalam ruang kelas dapat membangun fondasi yang kokoh bagi
pemahaman konsep-konsep pelajaran, sementara kegiatan luar kelas yang
dirancang dengan baik dapat memberikan pengalaman langsung yang
mendalam dan kontekstual.

17
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati, M. (2016). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hal 67.
Hadisusanto, N. (2017). Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning) Sebagai
Sarana Pendidikan Karakter. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi.
Vol 6 No 2. Hal 131-140.
Hidayat, D. (2019). Model Pembelajaran Berbasis Outdoor Learning untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran
IPS. Jurnal Ilmiah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Vol 3 No
2. Hal 77-83.
Khoiriyah, E. (2018). Pengembangan Model Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor
Learning) pada Mata Pelajaran IPA untuk Siswa Sekolah Dasar. Jurnal
Pendidikan Dasar Indonesia. Vol 3 No 2. Hal 89-98.
Rusman. (2017). Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme
Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada. Hal 78.
Sanjaya, W. (2018). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Hal 86.
Setyawati, N. (2018). Pengembangan Bahan Ajar Tematik Berbasis Lingkungan
Hidup pada Pembelajaran Outdoor. Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia.
Vol 4 No 1. Hal 1-9.
Suharsimi, A. (2017). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka
Cipta. Hal 77.
Surakhmad, W. (2016). Psikologi Sosial: Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga. Hal
67.

18

Anda mungkin juga menyukai