Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Lahirnya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang Desa (UU Desa)

telah memberikan keleluasaan kepada Desa untuk menumbuhkan, memperkuat

dan mengembangkan prakarsa lokal, semangat otonomi dan kemandiriannya.

Undangundang itu juga memberikan kewenangan yang lebih besar kepada Desa

untuk menyelenggarakan pemerintahan, melaksanakan pembangunan, melakukan

pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakatnya. Berlakunya UU

Desa membuat posisi desa bergeser dari sekadar wilayah administrasi di bawah

kabupaten menjadi entitas yang berhak untuk mengatur dan mengurus urusan

pemerintahan sendiri termasuk di dalamnya pengelolaan keuangan dan kekayaan

milik desa.

Dalam penyelenggaraan pemerintahan desa tentunya tak terlepas dari

faktor keuangan untuk kelangsungan operasional pemerintahan desa. Dalam

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan

Keuangan Desa pasal 1 ayat 5 dikatakan bahwa Keuangan Desa adalah semua hak

dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa

uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa.

Sedangkan Pengelolaan Keuangan Desa adalah keseluruhan kegiatan yang

meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan

pertanggungjawaban keuangan desa (pasal 1 ayat 6). Keuangan desa dikelola

1
berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel, partisipatif serta dilakukan dengan

tertib dan disiplin anggaran (pasal 2 ayat 1).

Untuk mengentaskan kemiskinan, negara Indonesia menempuh berbagai

strategi, salah satunya adalah pemberdayaan masyarakat dengan memaksimalkan

masyarakat setempat. Salah satu upaya pemerintah dalam pemberdayaan

masyarakat di desa yaitu dengan dibentuknya Badan Usaha Milik Desa

(BUMDes). Dengan adanya BUMDes diharapkan dapat meningkatkan

Pendapatan Masyarakat Desa (PMD) dan Pendapatan Asli Desa (PAD) serta

meningatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemerataan ekonomi dan

pembetulan pelayanan umum. (Ningrum, 2020). Maka dari itu pendirian BUMDes

sangat bermanfaat bagi masyarakat desa.

Menurut (Anggraeni, 2016) salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah

dengan mendorong gerak ekonomi desa melalui kewirausahaan desa, dimana

kewirausahaan desa menjadi strategi dalam pengembangan dan pertumbuhan

kesejahteraan (Ansari, 2016). Kewirausahaan desa ini dapat diwadahi dalam

Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikembangkan oleh pemerintah

maupun masyarakat desa (Prabowo, 2014).

BUMDes adalah suatu unit usaha yang di bentuk oleh pemerintah desa dan

masyarakat desa untuk dapat mengelola sumber- sumber ekonomi sesuai dengan

potensi desa yang ada. BUMDes adalah bentuk partisipasi masyarakat dan

institusi pemerintah desa untuk dapat aktif secara ekonomi dan memenuhi

2
kebutuhan masyarakat desa sesuai dengan peraturan undang –undang yang

berlaku atas kesepakatan antar masyarakat desa (Yudiardi dan Nina, 2017).

Jumlah Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) di Indonesia meningkat

pesat, dari 1.022 BUMDes pada tahun 2014 menjadi 50.199 BUMDes pada tahun

2019 (lokadata.id, 2020). Pada tahun 2021 jumlah BUMDes mencapai 57.273

unit, diantaranya 45.233 BUMDes aktif dan 2.040 BUMDes tidak aktif. Abdul

Halim Iskandar Menteri Pembangunan dan Pemukiman Kembali Daerah

Tertinggal (PDTT) pada tahun 2021 mengatakan 45.233 BUMDes masih aktif

mempekerjakan 20.369.834 orang dengan omset Rp 4,6 triliun selama setahun

terakhir, dari 15.768 BUMDes terdampak negatif dalam usahanya karena

pandemi, sehingga merumahkan sekitar 123.176 pekerja. Selain PHK, selama

pandemi pendapatan yang diterima BUMDes juga menurun (kontan.co.id, 2022).

Sedangkan perkembangan BUMDes di Kabupaten Lombok Timur seiring

dengan jumlah desa yang sudah semuanya telah memilki BUMDes dan salah satu

desa di Kabupaten Lombok Timur menjadi BUMDes percontohan Nasional, ini

berarti Desa di Kabupaten Lombok Timur, telah berhasil memanfaatkan potensi

yang ada di desa. Hal tersebut menjadi acuan pemerintah Kabupaten Lombok

Timur, khususnya pemerintah desa dapat mengembangkan sumber-sumber

ekonomi atau potensi yang dimiliki oleh pemerintah desa melalui partisipatif

masyarakat dan perangkat desa di Kabupaten Lombok Timur. Hal ini sejalan

dengan upaya untuk menyukseskan program desa mandiri dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa.

3
Keberadaan BUMDes ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam

mengelola potensi desa secara kreatif dan inovatif, sehingga dapat membuka

lapangan kerja baru untuk dapat menyerap tenaga kerja di pedesaan. Melalui

penawaran sumberdaya lokal yang bertujuan untuk mencari keuntungan dan

lembaga sosial melalui kontribusi penyediaan pelayanan sosial yang berpihak

pada kepentingan masyarakat dan BUMDes telah memberikan kontribusi positif

bagi penguatan ekonomi di pedesaan dalam mengembangkan perekonomian

masyarakat, dan untuk meningkatkan potensi desa melalui adanya BUMDes tidak

terlepas dari kinerja keuangan BUMDes.

Kinerja keuangan merupakan gambaran suatu kondisi keuangan pada

perusahaan di suatu periode yang menyangkut tentang aspek penghimpunan dan

penyaluran dana dengan melihat beberapa indikator yang mempengaruhinya,

antara lain kecukupan modal, profitabilitas dan liquiditas. Yang mana untuk

mengetahui tingkat pencapaian tujuan perusahaan maka secara periodik

perusahaan melakukan pengukuran kinerja yang telah dicapai atau diperoleh

menggunakan instrument yaitu analisis laporan keuangan (Salim dan Nurbailah

2018).

Dalam melakukan analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja

keuangan tidak hanya semata-mata dilakukan pada perusahaan yang berskala

besar, namun perlu juga dilakukan analisis pada semua skala baik usaha kecil

maupun menengah, termasuk pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang

tersebar diseluruh wilayah Indonesia (Pebriyanti et al. 2018).

4
Dalam pengukuran kinerja keuangan yang menjadi tolak ukur bukan

hanya dilihat dari peningkatan laba perusahaan tetapi dapat dilihat dengan

menganalisis laporan keuangan yang lebih mendalam dengan menggunakan rasio

keuangan, akan tetapi untuk mengetahui kinerja keuangan di BUMDes di

Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur penelitian tidak melihat rasio

keuangan seperti biasanya, akan tetapi kinerja keuangan bisa diketahui dengan

memberika n pertanyaan atau pernyataan kepada para pengurus BUMDes, untuk

itu peneliti dalam penelitian ini menggunakan pernyataan dalam mengetahui

kinerja keuangan BUMDes.

Penelitian yang dilakukan Natalia, Astrid (2018) mengemukakan bahwa

pertama penyertaan modal berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan aktiva

BUMDes di Provinsi DIY. Pengujian kedua menunjukkan bahwa penyertaan

modal tidak berpengaruh terhadap efisiensi BUMDes di Provinsi DIY. Pengujian

ketiga menunjukkan bahwa penyertaan modal tidak berpengaruh terhadap kinerja

keuangan BUMDes.

Menurut Prof. Bakker modal diartikan berupa barang-barang kongkret

yang masih ada dalam perusahaan yang terdapat di neraca sebelah debet, maupun

berupa daya beli atau nilai tukar dari barang-barang itu yang tercatat disebelah

kredit (Dyah,2018). Bisa disimpulkan modal yaitu asset bank berupa barang atau

dana yang dijadikan sebagai pokok menjalankan sebuah usaha atau bisnis, artinya

jika kita bisa mengatur dana modal dengan baik. Maka kita akan mampu

membangun usaha lebih baik karena sejatinya modal adalah pondasi dalam

menjalankan usaha.

5
Modal BUMDes pada unit usaha perdagangan masih kurang dikarenakan

kebanyakan modal diarahkan ke unit usaha lain yang berada di BUMDes salah

satunya unit usaha simpan pinjam, ini dikarenakan BUMDes pada unit usaha

perdagangan masih baru berjalan dibandingkan unit usaha lainnya yang berada di

BUMDes. Modal dapat mempengaruhi produktivitas, dimana penggunaan modal

pada tingkat tertentu yang mengakibatkan produksi marjinal modal lebih tinggi

daripada produksi rata-rata modal maka penggunaan modal pada tingkat tertentu

tersebut dapat meningkatkan produktivitas. Sebaliknya pada penggunaan modal

pada tingkat tertentu yang mengakibatkan produksi marjinal modal lebih rendah

daripada produksi rata-rata modal maka penggunaan modal pada tingkat tertentu

dapat menurunkan produktivitas.

Melinda (2018) yang menyatakan modal berpengaruh positif dan

signifikan terhadap produktivitas semakin banyak modal yang akan mendukung

pekerjaan mereka sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya. Modal

juga dapat mempengaruhi pendapatan, dimana penggunaan modal yang dapat

meningkatkan produktivitas maka akan dapat meningkatkan pendapatan, hal

tersebut dikarenakan biaya perunit menjadi menurun, perusahaan akan

mendapatkan lebih banyak output untuk setiap uang yang dibayarkan untuk

membayar input yang digunakan.

Selain adanya modal yang di luncurkan oleh pemerintah desa ke BUMDes

pemerintah desa juga harus menyiapkan sumberdaya manusia yang berkualitas

agar terciptanya pengelolaan BUMDes yang baik, Bumdes juga dapat

memperkuat peningkatan kesempatan berusaha, mengurangi pengangguran,

6
sekaligus menjadi penggerak perekonomian di desa. BUMdes juga dapat di

tujukan untuk mendorong, memfasilitasi, melindungi dan memberdayakan

kegiatan perekonomian di desa dengan potensi desa yang berkembang

berdasarkan budaya di desa tersebut. Untuk mencapai visi dan misi diperlukan

adanya SDM yang berkualitas agar dapat menciptakan cita-cita dan harapan di

desa pada kecamatan pringgasela.

Meskipun tujuan dari BUMDes salah satunya adalah untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat melalui perbaikan pelayanan umum, pertumbuhan dan

pemerataan ekonomi desa, sertamemberikan kesempatan usaha tetapi kesadaran

masyarakat masih rendah untuk memanfaatkan BUMDes.

Hal ini terlihat dari beberapa fakta yang peneliti temukan dalam pra survei

awal dilapangan berdasarkan wawancara penulis dengan pengurus Badan Usaha

Milik Desa(BUMDes) menyatakan : Masih rendahnya kesadaran masyarakat

dalam memanfaatkan BUMDes karena kurangnya pemahaman masyarakat

tentang BUMDes sebagai salah satu kebutuhan masyarakat terutama dalam

pemenuhan kebutuhan pokok, kemudian pernah juga ada kejadian peminjam yang

mengatakan minjam untuk modal usaha ini, ternyata untuk membayar utang juga

di pinjaman lain, jadi pinjaman dia untuk menutup utang itu, sehingga

menyulitkan kami untuk menagih.

Untuk Usaha Simpan Pinjam BUMDes di desa jurit baru sudah berjalan

dengan baik, namun masih ada kendala yang terjadi yaitu salah seorang dari

pengelola kami yang paling berpengaruh itu izin, jadi beliau gak masuk selama

7
beberapa minggu. Hal ini membuat masyarakat sepele sama pengelola yang lain,

ketika di tagih masyarakat selalu banyak alasan.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti tentang BUMDes di

kecamatan pringgasela dari segi kelancaran unit usaha yang dijalankan, berikut

peneliti sajikan informasi tentang unit usaha BUMDes

Tabel 1.1 Usaha-Usaha Bumdes Di Kecamatan Pringgasela

No Nama Desa Nama Bumdes Jenis Usaha Keterangan


1 Pengadangan barat Mencerit Pamdes Lancar
2 pringgasela selatan Bina permata Penyewaan Lancar
3 desa timbanuh Elen pati breading.
4 Jurit baru Gunung kukus simpan Simpan
pinjam, pinjam
pariwisata, Lancar,
unit barang
dan jasa
5 Jurit Lumbung barokah Laundry dan Simpan
simpan pinjam
pinjam. kurang
Lancar
6 Rempung Kesambik Pamdes dan Lancar
pembiayaan
syariah
7 Aik dewa Bina sejahtera simpan Simpan
pinjam dan pinjam
Pamdes kurang
Lancar
8 Pringgasela Lestari simpan Simpan
pinjam dan pinjam
pamdes kurang
Lancar
9 Pringgasela timur Sari pati simpan Simpan
pinjam dan pinjam
pamdes kurang
Lancar
10 Pengadangan Bao deye mart dan Lancar
industri
vaving block

8
Berdasarkan tabel diatas dari masing-masing unit usaha rata-rata dimiliki

pada usaha simpan pinjam kurang lancar karena dukungan oleh masyarakat yang

kurang patuh dalam proses pembayaran. Melalui catatan-catatan diatas dapat

diketahui bahwa masyarakat di kecamatan pringgasela kurang cukup antusias

dengan adanya unit unit usaha yang dimiliki oleh BUMDes di kecamatan

pringgasela.

Penelitian yang dilakukan Cindi Pramita (2022) mengemukakan bahwa

Variabel Sumber Daya Manusia dan Peran BUMDes secara parsial berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Pengembangan Desa Wisata. (2) Variabel Sumber

Daya Manusia dan Peran BUMDes secara bersamaan (simultan) memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap pengembangan desa wisata. Penelitian Nanda

Anggi (2022) mengemukakan bahwa secara parsial variabel kompetensi sumber

daya manusia berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keungan

BUMDes dan variabel pemanfaatan teknologi informasi tidak berpengaruh positif

terhadap kualitas laporan keungan BUMDes. Sedangkan secara simultan variabel

kompentensi sumber daya manusia dan pemanfaatan teknologi informasi

berpengaruh positif signifikan terhadap kualitas laporan keuangan BUMDes..

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah dari populasi

dan sampel penelitian terdahulu menggunakan satu uni bumdes sedangkan

penelitian ini menggunakan 10 unit bumdes di jadikan sampel, penelitian

terdahulu lebih banyak menganalisis keuangan bumdes sedangkan penelitian ini

mengetahui pengaruh modal dan SDM terhadap kinerja keuangan.

9
Kebaruan penelitian ini adalah tidak banyak penelitian terdahulu mengkaji

modal usaha BUMDes dan hubunganya dengan kinerja keuangan BUMDes,

sehingga penelitian ini mengangkat modal sebagi variabel independen, oleh

karena itu dari hasil pengamatan masih banyak modal BUMDes dengan mayoritas

jenis usaha simpan pinjam rata-rata kurang lancar sehingga modal setiap tahun

menurun dari hasil usaha tersebut, dan pemerintah desa selalu melakukan

pengeluaran pembiayaan dari APBDes untuk penyertaan modal BUMDes.

Penelitian ini juga mengkaji sumberdaya manusia di BUMDes untuk mengetahui

hubungan SDM dengan kinerja keuangan.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas bahwa peneliti tertarik megambil

judul penelitian yaitu Analisis Pengaruh Jumlah Modal Dan Sumberdaya

Manusia Terhadap Peningkatan Kinerja Keuangan BUMDes Di Kecamatan

Pringgasela Kabupaten Lombok Timur Periode 2018-2023.

1.2.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini sesuai dengan fakta sehingga

dirumukan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh jumlah modal terhadap peningkatan kinerja

keuangan BUMDes Di Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur

Periode 2018-2023 ?

2. Apakah terdapat pengaruh sumberdaya manusia terhadap peningkatan kinerja

keuangan BUMDes Di Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur

Periode 2018-2023 ?

10
1.3.Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian menjawab dari permasalahan diatas maka disusun

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh jumlah modal terhadap peningkatan kinerja

keuangan BUMDes Di Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur

Periode 2018-2023.

2. Untuk menganalisis sumberdaya manusia terhadap peningkatan kinerja

keuangan BUMDes Di Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok Timur

Periode 2018-2023

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan kontribusi bagi penulis dan

pihak-pihak yang berkepentingan terhadap penelitian ini. Adapun manfaat dari

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.4.1. Manfaat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dan kajian untuk penelitian

selanjutnya yang akan mengambil penelitian sejenis seperti Pengaruh Jumlah

Modal Dan Sumberdaya Manusia Terhadap Peningkatan Kinerja Keuangan

BUMDes.

b. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan terhadap badan usaha milik desa

yang terdapat pada BUMDes di Kecamatan Pringgasela Kabupaten Lombok

Timur.

11
1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi badan usaha milik desa (BUMDes), sebagai bahan pertimbangan dan

masukan untuk mengelola BUMDes kedepannya dan menjadi bahan evaluasi

bagi pemerintah. Serta untuk melakukan perbaikan terhadap kinerja keuangan

BUMDes.

b. Bagi Peneliti Lain, sebagai bahan acuan atau referensi untuk penelitian

selanjutnya dengan ruang lingkup yang serupa.

12

Anda mungkin juga menyukai