Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU

DISUSUN
O
L
E
H
KELOMPOK 1

NAMA KELOMPOK :
1. FAJRI ATULLAH ALIVIA (E1B019053)
2. INDAH SAFITRI WIBAWA (E1B019072)
3. ISDIANTO (E1B019078)
4. ISNA SEPTINA (E1B019080)
5. IVAN KUSNAINI (E1B019082)

UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN AKADEMIK 2019 / 2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta

karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang berjudul

“KOMPTENSI KEPRIBADIAN GURU”

Makalah ini berisikan pembahasan tentang KOMPETENSI KEPRBADIAN GURU.

Diharapkan makalah ini dapat memberikan motivasi bealajar kepada kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik

dan saran teman-teman yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan

makalah selanjutnya.

Mataram, 11 September 2019


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1. Latar Belakang ………………..................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................................................1
1.3. Tujuan ………….............................……..................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN……. ................................................................................2

2.1. Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru …………………………………………………..2

2.2. Kompetensi Kepribadian Guru Menurut UU ….……………………….…………………….2

2.3. Aspek-Aspek Kompetensi Kepribadian………….…………………………………..……….2

2.4. Upaya Meningkatkan Kompetensi Kepribadian………………….....………………………..8

BAB III PENUTUP.................................................................................................9


3.1. Kesimpulan…………………………………………………………………...………………9
3.2. Saran…………………………………………………………...……………………………..9
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada zaman modern seperti sekarang ini masyarakat berlomba-lomba dalam hal persaingan
kualitas atau mutu, hal itu menuntut semua pihak dalam berbagai bidang untuk senantiasa
meningkatkan kompetensi. Dan salah satunya adalah pada profesi guru. Guru sebagai main
person harus memiliki kompetensi yang tinggi dan mengembangkan kompetensi yang di miliki,
terutama kompetensi kepribadian.

Guru memegang peran utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan
secara formal di sekolah. Guru sangat menentukan keberhasilan peserta didik, terutama pada
proses belajar mengajar. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap
terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.

Oleh karena itu, upaya perbaikan yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan akan
memberikan kontribusi yang signifikan jika didukung oleh guru yang profesional dan
berkualitas. Dalam hal mendidik, guru harus memiliki kompetensi kepribadian yang tinggi
karena pribadi guru juga sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didiknya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kompetensi keperibadian guru?

2. Bagaimana kompetensi kepribadian guru menurut UU?

3. Apa saja aspek-aspek kompetensi kepribadian guru?

4. Apa saja upaya meningkatkan kompetensi kepribadian guru?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kompetensi kepribadian guru.

2. Untuk mengetahui bagaimana kompetensi kepribadian guru menurut UU.

3. Untuk mengetahui aspek aspek kompetensi kepribadian guru.

4. Untuk mengetahui upaya peningkatan kompetensi kepribadian guru.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kompetensi Kepribadian Guru


Kompetensi kepribadian guru menurut Echols dan Shadily (2002:132) adalah kumpulan
pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang harus dimiliki guru untuk mencapai tujuan
pembelajaran dan pendidikan. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan belajar
mandiri dengan memanfaatkan sumber belajar.

Sedangkan kompetensi kepribadian guru menurut Mulyasa (2013: 38) adalah semua
keterampilan yang ada, pengetahuan dan kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah
menjadi bagian dari dirinya sehingga ia dapat melaksanakan perbuatan-perbuatan yang bersifat
kognitif, memiliki sifat afektif dan psikomotorik dengan baik.

2.2 Kompetensi Kepribadian Guru Menurut UU


Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir b dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap,
stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, berakhlak mulia,
mengevaluasi kinerja sendiri, dan mengembangkan diri.

2.3 Aspek-Aspek Kompetensi Kepribadian


Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang
mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Secara rinci kompetensi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:

1) Mantap, stabil, dan dewasa

Mantab berarti tetap, kukuh, kuat. Pribadi mantab berarti memiliki suatu kepribadian
yang tidak tergoyahkan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, profesional dan
bertanggung jawab.

Stabil berarti kokoh, tidak goyah. Jadi pribadi stabil merupakan suatu kepribadian yang
kokoh. Sedangkan dewasa secara bahasa sampai umur; akil; balig. Memiliki kepribadian
yang mantab dan stabil, yang indikatornya bertindak sesuai dengan norma hukum, norma
sosial. Memiliki kepribadian dewasa dengan ciri-ciri, menampilkan kemandirian dalam
bertindak sebagai pendidik yang memiliki etos kerja. dapat melaksanakan tugasnya
dengan baik, profesional dan dapat dipertanggung jawabkan, guru harus memiliki
kepribadian yang mantab, stabil dan dewasa.
Seorang pendidik bukan hanya melatih manusia untuk hidup, maka karakter guru
merupakan hal yang sangat penting. Itu sebabnya meskipun murid pulang ke rumah
meninggalkan sekolah atau kampus, mereka tetap akan mengenangnya dalam hati dan
pikiran mereka, kenangan tentang kepribadian yang agung di mana mereka pernah
berinteraksi dalam masa tertentu dalam hidup mereka.

Hal ini sangat penting bagi kepribadian guru, karena banyak faktor kepribadian guru
yang kurang stabil, mantab dan kurang dewasa. Kondisi kepribadian yang demikian
sering membuat guru melakukan tindakan-tindakan yang tidak profesional, tidak terpuji,
bahkan tindakan yang tidak senonoh yang akan merusak citra seorang guru.

2) Arif dan Berwibawa

Arif dapat berarti bijaksana, cerdik, pandai, berilmu, mengetahui. Memiliki kepribadian
arif, yang ditunjukan dengan tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan
masyarakat serta menunjukan keterbukaan dalam berfikir dan bertindak. Guru bukan
hanya menjadi seorang manusia pembelajar tetapi menjadi pribadi bijak, seorang saleh
yang dapat mempengaruhi pikiran generasi muda.

Kemudian yang dimaksud berwibawa berarti mempunyai wibawa (disegani dan


dipatuhi). Kinerja seorang pendidik akan lebih efektif apabila didukung dengan
penampilan kualitas kewibawaan. Secara umum kewibawaan pada seseorang dapat
membuat pihak lain menjadi tertarik, bersifat mempercayai, menghormati, dan
menghargai.

3) Menjadi teladan

Guru merupakan teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang beranggapan dia
sebagai guru. Pribadi guru sangat berperan dalam membentuk pribadi peserta didik. Ini
dapat dimaklumi karena manusia merupakan makhluk yang suka mencontoh, termasuk
mencontoh pribadi gurunya dalam membentuk pribadinya. Secara teoritis, menjadi
teladan merupakan bagian integral dari seorang guru, sehingga menjadi guru berarti
menerima tanggung jawab menjadi teladan.

Menjadi teladan merupakan sifat dasar kegiatan pembelajaran, dan ketika seorang guru
tidak mau menerima ataupun menggunakannya secara konstrutif maka telah mengurangi
keefektifan pembelajaran. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan
guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang di sekitar lingkunganya yang
menganggap atau mengakuinya sebagai guru.

4) Berakhlak mulia

Guru harus berakhlak mulia, karena ia adalah seorang penasihat bagi peserta didik,
bahkan bagi orang tua. Dengan berakhlak mulia, guru dalam keadaan bagaimanapun
harus memiliki sifat istiqomah dan tidak tergoyahkan. Guru yang berakhlak mulia akan
menjadi panutan bagi siswa dalam menghadapi berbagai situasi apapun.

Garder dan Cowell menyatakan, “Satu karakteristik sekolah yang baik ialah bahwa
kondisi moral gurunya tinggi. Kondisi moral tinggi berarti guru mempunyai rasa percaya
diri dan antusiasme. Percaya diri berarti bahwa guru mengetahui ia dapat bekerja baik.
Antusiasme berarti bahwa guru sungguh-sungguh ingin bekerja baik”.

Kompetensi kepribadian guru yang dilandasi dengan akhlak mulia, tentu tidak tumbuh
dengan sendirinya begitu saja, tetapi memerlukan ijtihad yang mujahadah, yakni usaha
sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa mengenal lelah dengan niat ibadah tentunya.
Melalui guru yang demikianlah, berharap pendidikan menjadi ajang pembentukan
karakter bangsa.

5) Mengevaluasi kinerja sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik, demikian dalam pepatah tersebut mengingatkan


pengalaman mengajar merupakan modal besar guru unruk meningkatkan mengajar di
kelas. Pengalaman di kelas memberikan wawasan bagi guru unruk memahami karakter
anak-anak, dan bagamana cara terbaik untuk menghadapi keragaan tersebut. Guru jadi
tahu metode apa yang terbaik bagi mata pelajaran apa, karena telah mencoba berkali-kali.

Pengalaman bisa berguna bagi guru jika ia senantiasa melakukan evaluasi pada setiap
selesai pengajarannya. Tujuan evaluasi kinerja diri adalah untuk memperbaiki proses
pembelajaran di masa mendatang. Umar bin Utbah berkata kepada guru anaknya:

Hal pertama yang harus anda lakukan dalam mendidik anakku adalah memperbaiki
dirimu sendiri, karena matannya melihatmu. Kebaikan baginya asalah apa yang lakukan,
dan keburukan adalah apa yang tinggalkan.”

Guru dapat mengetahui mutu pengajarannya dari respos atau umpan balik yang diberikan
para siswa saar pembelajaran berlangsung atau setelahnya, baik di dalam kelas mupun
luar kelas. Guru dapat menggunakan umpan balik tersebut sebagai bahan evaluasi
kinerjanya. Serta merta guru siap menerima saran dari kepala sekolah, rekan sejawat,
tenaga kependidikan, termasuk dari para siswa.

6) Mengembangkan diri

Di antara sifat yang harus dimiliki guru ialah pembelajar yang baik atau pembelajar
mandiri, yaitu semangat yang besar untuk menuntut imu. Sebagai contoh kecil yaitu
kegemarannya membaca dan berlatih keterampilan yang dapat menunjang peofesinya
sebagai pendidik. Berkembang dan bertumbuh hanya dapat terjadi jika guru mampu
konsisten sebagai pembelajar mandiri, yang cerdas memanfaatkan fasilitas pendidikan
yang ada di sekolah dan lingkungannya.
2.4 Upaya Meningkatkan Kompetensi Kepribadian
Kepribadian guru pada saat ini dianggap “kurang hidup”. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan kepribadian guru yang kurang hidup saat ini , antara lain :

1. Proses rekruitmen guru yang mengedepankan kemampuan teknis (hardskills) tanpa


memperhatikan kemampuan non teknis (softskills) seperti kemampuan manajemen diri
dan orang lain. Tidak sedikit lembaga pendidikan merekrut guru dengan tidak
memperhatikan kedua ketrampilan tersebut.

2. Pendidikan dan pelatihan guru yang menekankan pada kemampuan guru menguasai
kurikulum.

3. Tidak dipahaminya profesi guru sebagai profesi panggilan hidup, artinya guru
merupakan pekerjaan yang membantu mengembangkan orang lain dan mengembangkan
guru tersebeut sebegai pribadi.

Berkaitan dengan masalah tersebut maka dalam perekrutan tenaga kerja guru hendaknya juga
memperhatikan kemampuan non teknis (softskills) yang terkait dengan aspek kepribadian guru.
Selain itu juga perlu pemahaman yang lebih terhadap profesi guru. Profesi guru harus dipahami
sebagai panggilan hidup karena tidak hanya kemampuan teknis saja melainkan kemampuan non
teknis perlu ditekankan. Selain itu dalam pelatihan-pelatihan yang dilaksanakan untuk guru,
tidak hanya aspek materi saja melainkan juga penekanan pada aspek kepribadian.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kompetensi diartikan sebagai kumpulan pengetahuan, perilaku dan keterampilan yang harus
dimiliki guru untuk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan. Sedangkan yang dimaksud
dengan kompetensi kepribadian adalah semua keterampilan yang ada, pengetahuan dan
kemampuan yang dikuasai oleh seseorang yang telah menjadi bagian dari dirinya sehingga ia
dapat melaksanakan perbuatan-perbuatan yang bersifat kognitif, memiliki sifat afektif dan
psikomotorik dengan baik

Aspek aspek kompetensi kepribadian yang harus dimiliki oleh seorang guru diantaranya adalah
mantap, stabil dan dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan, berakhlak mulia, mengevaluasi
kinerja sendiri dan mengembangkan diri.

3.2 Saran
Guru adalah sosok panutan bagi peserta didik yang tentunya segala sikap yang ditunjukkan pada
peserta didik nantinya akan di contoh. Oleh karena itu, kita sebagai calon guru harus melatih dan
mempersiapkan diri untuk menjadi pribadi yang berkompeten sebagai seorang guru yang
nantinya dapat membimbing peserta didik agar memiliki kepribadian yang baik.

Anda mungkin juga menyukai