Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PKP

REVISI BAB I - III

SUKMAWATI
859417374

UPBJJ MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan diartikan sebagai suatu proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan atau dapat pula diartikan jika Pendidikan
merupakan proses, cara dan perbuatan mendidik.
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok
orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan
atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan orang lain, tetapi juga
memungkinkan secara otodidak.
Menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan Nasional Indonesia), Pendidikan
adalah tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, artinya Pendidikan itu menuntun segala
kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan anggota
masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya.
Dengan adanya UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional telah
memberikan dampak bagi pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini tercermin dengan
diangkatnya membaca dan menulis sebagai kemampuan dasar berbahasa yang secara dini dan
berkesinambungan menjadi perhatian dan kegiatan di sekolah.
Hakikat dari belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran
Bahasa Indonesia diarahkan untuk dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan. Proses belajar mengajar dilaksanakan melalui
komunikasi dua arah dan bukan hanya sekedar pemberian informasi sehingga siswa dapat ikut
serta dan aktif agar dapat mengembangkan gagasan, kreatifitas dan nilai serta keterampilan
yang dimilikinya.
Ada empat aspek dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, yaitu menyimak, berbicara,
membaca dan menulis. Keterampilan membaca memiliki peranan yang sangat penting. Siswa
yang tidak mampu membaca dengan baik akan mengalami kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran yang mengakibatkan kemajuan belajar yang menjadi lambat dibandingkan
dengan siswa yang sudah lancar membaca.
Kelancaran dan ketetapan siswa membaca dipengaruhi oleh keaktifan dan kreativitas
guru yang mengajar di kelas 1. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam
meningkatkan keterampilan membaca siswa.
Berdasarkan hasil observasi menunjukkan jika diantara 20 orang siswa hanya 6 orang
siswa atau 30% siswa yang mencapai nailai KKM dan 14 orang siswa atau 70% siswa yang
memiliki nilai yang dibawah KKM. Hal ini menunjukkan jika kemampuan membaca siswa di
kelas 1 SDI Bertingkat Tabaringan 1 masih rendah , dan masih ditemukannya beberapa siswa
yang belum mampu membedakan huruf-huruf yang memiliki kemiripan seperti huruf b dan d,
p dan q, n dan u, hal ini disebabkan karena kurang menariknya metode dan media yang
digunakan oleh guru. Adapun upaya untuk mengatasi hal tersebut yaitu penggunaan metode
yang efektif dan menggunakan media kartu kata.
Berawal dari permasalahan di atas akhirnya penulis menjadi tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Kemampuan Membaca dengan Menggunakan
Media Kartu Kata pada siswa Kelas 1 SD Inpres Bertingkat Tabaringan I Makassar”.

B. Rumusan Masalah
Dengan berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
“Bagaimana penggunaan media kartun kata dapat meningkatkan kemampuan membaca
siswa pada kelas 1 SD Inpres Bertingkat Tabaringan I Makassar ?”.

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang diharapkan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
penerapan penggunaan media kartu kata dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa
kelas 1 SD Inpres Bertingkat Tabaringan I Makassar

D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian maka manfaat penelitian ini adalah :
1. Bagi Siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa
b. Siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan antusias dan aktif
2. Bagi Guru
Mampu menggunakan media dan metode pembelajaran yang tepat sehingga
kegiatan pembelajaran menjadi menyenangkan dadn siswa dapat termotivasi
dan antusias mengikuti proses pembelajaran
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Membaca
Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat
reseptif, artinya dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, ilmu dan
pengetahuan serta pengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan
memungkinkan seseorang mampu meningkatkan daya pikirnya, mempertajam pandangannya
dan menambah wawasannya Darmiyati Zuchdi dan Budiasih (2001:50).
Menurut Tarigan (2008:17) mengungkapkan bahwa membaca adalah suatu proses yang
dilakukan untuk memperoleh pesan kemudisn disampaikan melalui kata-kata secara lisan
maupun tertulis.
Membaca adalah alat untuk belajar memperoleh kesenangan. Membaca merupakan alat
bagi orang yang melek huruf untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang telah
disimpan dalam bentuk tulisan. Membaca dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan
Mujito (2001:61).
B. Membaca Permulaan
Menurut Juwita (2018:1402) mengungkapkan bahwa membaca permulaan merupakan
suatu proses keterampilan dan kognitif. Proses keterampilan menunjuk pada pengenalan dan
penguasaan lambang fonem, proses kognitif menggunakan lambang fonem untuk memahami
makna suatu kata atau kalimat. Dengan demikian, membaca permulaan buakn hanya
menghapal huruf-huruf, merangkai huruf menjadi kata, dan bukian hanya membunyikan
tulisan dengan nyaring tetapi di dalamnya melibatkan kemampuan berpikir untuk memahami
kata yang dibacanya.
Menurut Djago Tarigan (2005:54) langkah awal yang paling penting di dalam
pembelajaran membaca permulaan adalah bagaimana menarik minat dan perhatian siswa agar
mereka merasa tertarik dengan buku (bacaan) dan mau belajar dengan keinginannya sendiri,
tanpa merasa terpaksa untuk melakukannya. Sedangkan St. Y. Slamet (2009:98) mengatakan
bahwa membaca memerlukan keterampilan karena diperlukan latihan-latihan yang
berkelanjutan, terus menerus dan sungguh-sungguh.
Pembelajaran membaca permulaan merupakan tingkatan proses pembelajaran
membaca untuk menguasai sistem tulisan sebagai representasi visual Bahasa. Tingkatan ini
sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to read).
C. Pengertian Kemampuan Membaca
Kemampuan membaca merupakan salah satu upaya individu dalam memenuhi
kebutuhan mengenai suatu informasi karena pada dasarnya setiap individu mempunyai
dorongan untuk selalu ingin tahu, dengan rasa ingin tahunya itu individu berusaha
memenuhinya melalui Kegiatan membaca. Menurut tampubolon (2008) kegiatan membaca
adalah kegiatan yang melibatkan banyak hal yang berkaitan dengan potensi individu karena
membaca melibatkan berpikir, merasakan dan bertindak melaksanakan apa yang dianjurkan
oleh sebuah buku.
Menurut Dhieni, dkk (2005: 5.5) kemampuan membaca merupakan kegiatan yang
kompleks dan melibatkan berbagai keterampilan. Kegiatan membaca merupakan suatu
kesatuan kegiatan yang terpadu, yang mencakup beberapa kegiatan, seperti mengenali huruf
dan kata, menghubungkannya dengan bunyi, makna serta menarik kesimpulan mengenai
maksud bacaan.
Soetopo (2009: 18) menyatakan bahwa kemampuan membaca anak didahului dengan
proses kemampuan mendengarkan secara benar dan tepat. Kesadaran terhadap bunyi
merupakan prediksi terhadap kemampuan membaca anak dan kesadaran bunyi pada anak usia
dini harus dikembangkan sejak dini dengan menstimulasi pendengaran anak akan bunyi kata.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan membaca
merupakan kesanggupan anak untuk mengenali huruf dan kata, kemudian menghubungkannya
dengan bunyi serta memahami makna dari tulisan yang dibaca yang diawali dengan
kemampuan mendengarkan huruf dengan benar dan tepat.
D. Media Pembelajaran
Kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau
pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk
membuat seseorang melakukan pembelajaran. Jadi media pembelajaran diartikan sebagai alat
dan Teknik yang digunakan untuk perantara komunikasi antara seorang guru dan siswa (Wati,
2016: 3).
Menurut Sanaky (2009: 4) mengartikan bahwa media pembelajaran adalah sarana
Pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara dalam proses pembelajaran untuk
mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pengajaran.
Munadi (2013: 7-8) mengartikan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang
dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara terencana sehingga tercipta
lingkungan belajar yang kondusif di mana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara
efisien dan efektif.
Menurut Suryani, dkk. (2018: 5) menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah
segala bentuk dan sarana penyampaian informasi yang dibuat atau digunakan sesuai dengan
teori pembelajaran, dapat digunakan untuk tujuan pembelajaran dalam menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan dan terkendali.
E. Kartu Kata
Kartu kata adalah kartu yang berisi sebuah kata yang dapat menghasilkan sebuah
kalimat. Dari kartu kata dapat disusun menjadi sebuah kalimat baru dengan beberapa kartu
kata, selain itu dari kata tersebut dapat dipisah-pisah menurut suku kata, kemudian diuraikan
lagi menjadi huruf-huruf. Sadiman (dalam Susanti, 2015: 1259) mengatakan bahwa media
kartu kata adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik
untuk belajar.
Rumidjan, dkk. (2017: 63) media kartu kata ini bertujuan agar siswa lebih tertarik untuk
membaca karena dalam media kartu kata ini tersedia beberapa macam warna untuk menarik
perhatian siswa. Selain itu media kartu kata ini sesuai dengan pembelajaran membaca
permulaan.
Penggunaan media pembelajaran bukan hanya dapat mempermudah dan
mengefektifkan proses pembelajaran, akan tetapi juga bisa membuat proses pembelajaran lebih
menarik (Sanjaya, 2009: 162).
Kartu kata bagian dari media yang digunakan sebagai alat peraga untuk pembelajaran,
kartu kata ini memudahkan siswa untuk belajar membaca tahap awal. Kartu kata merupakan
salah satu jenis media dalam proses pembelajaran membaca. Menurut Rahmat & Heryani
(2014:106) kartu kata termasuk jenis media grafis atau media dua dimensi, yaitu media yang
mempunyai ukuran Panjang dan lebar. Kartu kata dibuat secara sederhana dengan jenis dua
dimensi yang dapat diukur baik panjang maupun lebarnya, dapat dikreasikan sesuai kreatifitas
guru agar kartu kata terlihat menarik. Fungsi kartu kata tidak hanya menumbuhkan motivasi
belajar membaca tapi juga membantu siswa dalam memahami bacaan yang ada pada kartu kata.
Fungsi media kartu kata secara umum adalah sebagai berikut : (a) alat bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif, (b) bagian integral dari keseluruhan situasi
mengajar, (c) meletakkan dasar-dasar yang konkret dan konsep yang abstrak sehingga dapat
mengurangi pemahaman yang bersifat verbalisme, (d) membangkitkan motivasi belajar peserta
didik, (e) mempertinggi mutu belajar mengajar Sadiman (dalam Susanti, 2015).
Media kartu kata memiliki kelebihan, yaitu (1) anak mudah mengenal huruf, (2) dapat
mengenalkan warna-warna, (3) mudah dalam pembuatan atau membeli, (4) berwarna-warni
sehingga warna kartu kata bisa disesuaikan (mudah digunakan, naik untuk kelompok maupun
individu). Sedangkan kekurangan dari kartu kata adalah, (1) ukurannya sangat terbatas untuk
kelompok besar dalam satu kelas, (2) hanya menekankan pada indera penglihatan mata.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom action research) dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian Tindakan kelas (Classroom action
research) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru kelas atau di sekolah di tempat ia
mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses praktis
pembelajaran (Arikunto, 2010: 135). Kemmis Taggart (Sanjaya, 2009: 24) PTK adalah suatu
bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan dalam situasi sosial untuk
meningkatkan penalaran praktik guru.
Bodgan dan Taylor (dalam Moleong, 2007: 4) berpendapat bahwa, penelitian metode
kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.
A. Subjek, Tempat, Waktu Penelitian dan Pihak yang Membantu
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Inpres Bertingkat Tabaringan I
sebanyak 20 orang siswa. Terdiri dari 9 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa
perempuan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2022/2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Inpres Bertingkat Tabaringan I Kec. Ujung Tanah
Kota Makassar.
3. Waktu Penelitian
Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada :
No Mata Pelajaran Kegiatan Hari/Tanggal Supervisor 2
1 Bahasa Indonesia Siklus 1 Rabu, 3 Mei 2023 Subair, S.Pd.,Gr
2 Bahasa Indonesia Siklus 2 Kamis, 11 Mei 2023 Subair, S.Pd.,Gr

4. Pihak yang Membantu


Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini dibantu oleh kepala sekolah,
supervisor 1 yaitu bapak dosen sebagai tutor pada mata kuliah PKP, teman sejawat sebagai
supervisor 2 dan siswa sebagai subjek penelitian.
B. Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Prosedur perbaikan pembelajaran ini terdiri dari dua siklus dan dua kali pertemuan.
Masing-masing meliputi :
1. Perencanaan Kegiatan
Adapun yang dilakukan pada perencanaan kegiatan ini, yaitu :
a. Membuat rencana pelaksaan pembelajaran (RPP)
b. Menyiapkan media pembelajaran yang akan dipergunakan dalam kegiatan
pembelajaran
c. Membuat lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses
pembelajaran
d. Membuat alat evaluasi untuk mengukur keberhasilan siswa dalam pembelajaran
2. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan
Pada tahap ini, peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan perencanaan
yang telah dirumuskan. Setiap Langkah yang telah direncanakan diamati dan
dikumpulkan data-datanya, baik data aktivitas selama proses pembelajaran maupun
data hasil pembelajaran. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui peningkatan
aktivitas dan hasil pembelajaran dari siklus satu ke siklus dua.
3. Pengamatan (Obeservasi)
Pengamatan (Observasi) merupakan salah satu teknik pengumpulan data / fakta
yang cukup efektif untuk mempelajari suatu sistem. Pada tahap pengamatan
(observasi) sebenarnya bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan, yaitu
mengamati aktivitas proses pembelajaran dan hasil belajar siswa serta keaktifan
dan respon siswa selama pembelajaran.
4. Refleksi
Hasil observasi yang dilaksanakan bersama supervisor 2 kemudian di
diskusikan. Berbagai masalah yang muncul selama pelaksanaan tindakan
diidentifikasi dan dianalisis. Hasil identifikasi dan analisis masalah dicari solusinya
untuk perbaikan siklus berikutnya.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan, yaitu :
1. Data kuantitatif
Data kuantitatif berupa hasil belajar kognitif, dianalisi dengan menggunakan
Teknik analisis deskriptif dengan menentukan presentasi ketuntasan belajar.
2. Data Kualitatif
Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas guru dan aktifitas siswa
dalam pembelajaran menggunakan media kartu kata serta hasil catatan lapangan dan
wawancara dianalisis dengan analisis kualitatif.

Anda mungkin juga menyukai