Pemantauan Gizi Pada Remaja
Pemantauan Gizi Pada Remaja
Tim Pengabdi
Ketua :
Anggota:
Pekanbaru,Desember 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBARAN PENGESAHAN.......................................................................................................2
DAFTAR ANGGOTA.....................................................................................................................3
RINGKASAN RENCANA KEGIATAN.......................................................................................4
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................5
DAFTAR ISI....................................................................................................................................6
BAB I................................................................................................................................................7
PENDAHULUAN............................................................................................................................7
A. Analisis Situasi......................................................................................................................7
B. Identifikasi & Perumusan Masalah....................................................................................8
C. Tujuan kegiatan....................................................................................................................8
D. Manfaat kegiatan..................................................................................................................8
BAB II...............................................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................................................9
A. Gizi Remaja...........................................................................................................................9
1. Pengertian..............................................................................................................................9
2. Faktor Yang Memicu Terjadinya Masalah Gizi Remaja.................................................9
B. Status Gizi Remaja.............................................................................................................12
C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Status Gizi..............................................................14
BAB III...........................................................................................................................................18
METODE PENERAPAN.............................................................................................................18
A. Langkah langkah kegiatan................................................................................................18
B. Teknik Penyelesaian Masalah...........................................................................................18
C. Alat Ukur Ketercapaian.....................................................................................................19
BAB IV...........................................................................................................................................20
HASIL DAN KETERCAPAIAN KEGIATAN...........................................................................20
A. Gambaran Umum Khalayak Sasaran..............................................................................20
B. Tingkat Ketercapaian Sasaran..........................................................................................20
BAB V.............................................................................................................................................21
PENUTUP......................................................................................................................................21
A. Kesimpulan..........................................................................................................................21
B. Saran....................................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Analisis Situasi
Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa, ditandai dengan perubahan fisik
dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan berfungsinya alat reproduksi seperti mimpi basah untuk
remaja pria dan menstruasi untuk remaja wanita. Pada masa remaja pertumbuhan fisik terjadi sangat
cepat. Hal lain seperti perilaku, gaya hidup, tidak terkecuali pengalaman dalam menentukan makanan
apa yang akan dikonsumsi, inilah yang akan berpengaruh pada keadaan gizi seorang remaja. Gizi
penting untuk meningkatkan kecerdasan manusia, menyehatkan fisiknya serta menguatkan mental
dan perilaku manusia Indonesia. Menurut Almatsier bahwa gizi merupakan salah satu faktor penting
untuk menentukan kualitas sumber daya manusia (Dahlia, Rusilanti, Sachriani, & Riska, 2016). Pola
makan remaja yang tergambar dari data Global School Health Survey tahun 2015, antara lain: Tidak
selalu sarapan (65,2%), sebagian besar remaja kurang mengonsumsi serat sayur buah (93,6%) dan
sering mengkonsumsi makanan berpenyedap (75,7%). Di antara remaja itu juga kurang melakukan
aktifitas fisik (42,5%). Apabila cara konsumsi ini berlangsung terus menerus dan menjadi kebiasaan
pola makan tetap para remaja, maka akan meningkatkan resiko terjadinya penyakit tidak menular.
Pola makan sehari-hari seseorang sangat berpengaruh terhadap status gizi. Pola makan yang
didasarkan dengan menu seimbang, sehat dan alami akan mempengaruhi status gizinya. Makanan
cepat saji atau jajanan di sekolah yang sering dikonsumsi oleh remaja dalam jumlah yang banyak
tetapi tidak tahu komponen apa saja yang ada dalam makanan tersebut apakah itu baik bagi tubuh
atau tidak. Kondisi seseorang pada masa dewasa ditentukan oleh keadaan pada masa remaja. Pada
dasarnya faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang ada dua faktor yaitu faktor eksternal
dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berpengaruh diluar diri seseorang anatara lain
konsumsi makan, tingkat pendidikan, pengetahuan gizi, kebersihan lingkungan dan latar belakang
sosial budaya. Sedangkan faktor olah raga, bermain, sekolah, membantu orang tua, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu, sangat penting bagi mereka untuk mendapatkan asupan gizi yang sesuai
dengan kebutuhan mereka (Arisman, 2009). Menu seimbang adalah menu yang disusun
menggunakan sesuai golongan bahan makanan dan penggantinya sehingga susunan makanan tersebut
lengkap dan memenuhi kebutuhan akan semua zat-zat gizi untuk mencapai kesehatan optimal.
B. Identifikasi & Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan pemberian penyuluhan kepada reaja
bagaimana cara menjaga keseimbangan gizi dalam tubuh karena pengaruhnya yang besar terhadap
pertumbuhan dan perkembangan saat dewasa.
C. Tujuan kegiatan
Untuk memberikan pengetahuan kepada remaja bahwa pola makan remaja berpengaruh terhadap gizi
dalam tubuh.
D. Manfaat kegiatan
Diharapkan dapat memberi informasi mengenai pola makan yang baik dan informasi tentang status
gizi para siswa.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gizi Remaja
1. Pengertian
Gizi secara etimologi berasal dari bahasa arab “Ghidza” yang artinya makanan. Menurut dialek
mesir “Ghidza” dibaca “Ghizi” atau popular di Indonesia disebut “Gizi”. Gizi atau makanan
didefinisikan sebagai subtansi organic yang dibutuhkan makhluk hidup untuk bertahan hidup,
menjaga fungsi normal darisistemtubuh, pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan dan melakukan
aktivitas (wardhani & Retno, 2018). Masa remaja amat penting diperhatikan karena merupakan
masa transisi antara anak-anak dan dewasa. Berdasarkan tahapan perkembangan individu dari
masa bayi hingga masa tua akhir menurut Erickson, masa remaja dibagi menjadi tiga tahapan
yakni masa remaja awal, masa remaja pertengahan, dan masa remaja akhir. Adapun kriteria usia
remaja awal pada perempuan yaitu 13-15 tahun, dan pada laki-laki yaitu 15-17 tahun (Thalib,
2010). Pada masa remaja banyak aktivitas yang dapat dilakukan dalam usaha pengembangan diri
dan kepribadian. Mereka mempunyai kegiatan untuk mengisi waktu dari hari kehari, sehingga
menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya membentuk pola kegiatan. Masa ini merupakan masa
pertumbuhan dan perkembangan, baik secara fisik, mental, maupun aktivitas yang semakin
meningkat, maka kebutuhan akan makanan yang mengandung zat-zat gizi pun menjadi cukup
besar (Sumanto, 2009). Cukup banyak masalah yang berdampak negatif terhdap kesehatan dan
gizi remaja. Dalam beberapa hal, masalah gizi remaja serupa atau merupakan kelanjutan dari 6
masalah gizi serupa atau merupakan kelanjutan dari masalah gizi pada usia anak, yaitu anemia
defisiensi besi serta kelebihan dan kekurangan berat badan (Arisman, 2010).
2. Faktor Yang Memicu Terjadinya Masalah Gizi Remaja
a. Kebiasaan makanan yang buruk Kebiasaan makanan yang buruk yang berpangkal pada
kebiasaan makan keluarga yang juga tidak baik sudah tertanam sejak kecil akan terjadi
pada usia remaja. Mereka akan makan seadanya tanpa mengetahuinya kebutuhan zat gizi
tersebut terhadap kesehatan mereka (Moehji, 2017).
b. Pemahaman gizi yang keliru Tubuh yang langsing sering menjadi idaman bagi para
remaja terutama wanita remaja. Hal itu sering menjadi penyebab masalah, karena untuk
memelihara kelangsingan tubuh mereka menerapkan pengaturan pembatasan makanan
secara keliru. Sehingga kebutuhan gizi mereka terpenuhi. Hanya makan sekali sehari, atau
makan makanan seadanya, tidak makan nasi merupakan penerapan prinsip pemeliharaan
gizi yang keliru dan mendorong terjadinya gangguan gizi (Moehji, 2017).
c. Kesukaan yang berlebihan terhadap makanan tertentu Kesukaan yang berlebihan terhadap
makanan tertentu saja menyebabkan kebutuhan gizi tak terpenuhi. Keadaan seperti itu
biasanya terkait dengan “mode” yang tengah marak dikalangan remaja. Di tahun 1960 an
misalnya remaja-remaja di Amerika Serikat sangat menggandrungi makanan berupa hot
dog dan minuman Coca Cola. Kebiasaan ini kemudian menjalar ke remaja-remaja
diberbagai negara lain termasuk di Indonesia (Moehji, 2017).
d. Promosi yang berlebihan melalui media masa Usia remaja merupakan usia dimana mereka
sangat mudah tertarik pada halhal yang baru. Kondisi ini dimanfaatkan oleh pengusaha
makanan dengan mempromosikan produk makanan mereka, dengan cara yang sangat
memengaruhi para remaja. Lebih-lebih jika promosi itu dilakukan dengan menggunakan
bintang film yang menjadi idola mereka (Moehji, 2017).
e. Masuknya produk-produk makanan baru Produk-produk makanan baru yang berasal dari
negara lain secara bebas membawa pengaruh terhadap kebiasaan makan para remaja.
Jenis-jenis makanan siap santap (fast food) yang berasal dari negara barat seperti hot dog,
pizza, hamburger fried chicken & french fries, berbagai jenis makanan berupa kripik (junk
food) sring dianggap sebagai gimbal kehidupan modern oleh para remaja. Keberatan
terhadap berbagai jenis fast food itu terutama karena kadar lemak jenuh dan kolesterol
yang tinggi disamping kadar garam (Moehji, 2017).
f. Screen Time .Perkembangan teknologi saat ini ikut andil dalam perkembangan obesitas.
Menonton TV serta menggunakan media elektronik atau gadget membuat remaja dapat
duduk tenang dalam waktu yang lama (Van , 2015). Gaya hidup sedentary, dimana
aktivitas fisik yang dilakukan individu tergolong rendah dapat mendukung terjadinya
kegemukan. Aktivitas fisik yang rendah, akan menyebabkan energi yang masuk dari
asupan makanan tidak 9 terpakai dan menumpuk dalam bentuk lemak tubuh. Jika keadaan
ini terjadi dalam waktu yang lama, maka akan terjadi peningkatan resiko kegemukan,
termasuk pada anak-anak (Sari, 2015).
3. Anjuran Asupan Komposisi Zat Gizi Remaja
Kebutuhan tenaga pada remaja sangat tergantung pada tingkat kematangan fisik dan aktivitas
yang dilakukan. Energy merupakan salah satu hasil, metabolism karbohidrat, protein, lemak
(Almatsier, 2011).Berikut ini adalah anjuran asupan komposisi asupan zat gizi remaja :
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia, yaitu menyediakan 50-60%
dari total energi yang dibutuhkan (Murdiati, Amaliah, 2013). Makanan sumber
karbohidrat adalah beras, jagung, terigu, singkong, umbi jalar, kentang, talas. Bila
kecukupan energi 2400 kalori , energi yang dibutuhkan dari karbohidrat orang remaja
adalah = 60% x 2400 kalori = 1440 kalori. Bila di konversi ke berat karbohidrat adalah 1
gram karbohidrat = 4 kalori, jadi 1440 kalori yang di butuhkan = 360 gram karbohidrat.
Dengan demikian, dalam satu hari harus mengkonsumsi nasi, singkong, atau roti dengan
total 360 gram (Devi, 2010).
b. Protein
Kebutuhan protein sehari yang direkomendasikan untuk remaja yaitu 10%- 15% (Murdiati
& Amaliah, 2013). Makanan sumber protein dibedakan menjadi 2 yaitu protein hewani
dan protein nabati. Protein hewani juga banyak dalam daging, telur, ikan, keju, kerang,
udang, susu. Adapun protein nabati antara lain terdapat dalam kacang-kacangan, tahu,
tempe (Adriani & Bambang, 2014). Bila kecukupan energi 2400 kalori , energi yang
dibutuhkan dari protein orang remaja adalah = 20% x 2400 kalori = 480 kalori. Bila di
konversi ke berat p adalah 1 gram protein = 4 kalori, jadi 480 kalori yang di butuhkan =
120 gram protein.Dengan demikian, dalam satu hari harus mengkonsumsi daging, tahu
tempe 120 gram (Devi, 2010).
c. Lemak
Kebutuhan lemak sehari yang direkomendasikan untuk remaja yaitu 20%- 30% (Murdiati
& Amaliah, 2013). Sumber lemak berasal dari dua sumber, yaitu hewan dan tanaman.
Sumber lemak hewani: susu, lemak sapi, dan minyak ikan. Sumber zaitun, dan lain-lain.
Setiap sumber mempunyai porsi yang berbeda dalam kandungan asam lemakmnya,
misalnya lemak hewan, kecuali ikan banyak mengandung asam lemak jenuh (saturated
fatty acids = SFA), lemak nabati banyak mengandung campuran asam lemak jenuh, asam
lemak, tak jenuh tunggal (Monounsaturated Fatty Acids = MUFA), dan asam lemak tak
ganda polyunsaturated Fatty Acids = PUFA). Khusus ikan, banyak mengandung PUFA
omega 3 dan DHA. Bila kecukupan energi 2400 kalori , energi yang dibutuhkan dari
lemak orang remaja adalah = 20% x 2400 kalori = 480 kalori. Bila di konversi ke berat p
adalah 1 gram protein = 9 kalori, jadi 480 kalori yang di butuhkan = 53 gram lemak.Dari
total 53 gram dibagi menjadi tiga sumber, yaitu 10% dari asam lemak jenuh = 10% x 53
gram = 5,3 gram, 10% dari asam lemak tidak jenuh tunggal = 10% x 53 gram = 5,3 gram,
10% dari asam lemak tak jenuh ganda = 10% x 53 gram = 53 gram (Devi, 2010).
B. Status Gizi Remaja
1. Pengertian
Status gizi dapat diketahui melalui pengukuran beberapa parameter, kemudian hasil
pengukuran tersebut dibandingkan dengan standar atau rujukan. Peran penilaian status gizi
bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya status gizi yang salah. Penilaian status gizi menjadi
penting karena dapat menyebabkan terjadinya kesakitan dan kematian terkait dengan status
gizi. Oleh karena itu dengan diketahuinya status gizi, dapat dilakukan upaya untuk
memperbaiki tingkat kesehatan pada masyarakat. Status gizi seseorang tergantung dari asupan
gizi dan kebutuhannya, jika antara asupan gizi dengan kebutuhan tubuhnya seimbang, maka
akan menghasilkan status gizi baik. Kebutuhan asupan gizi setiap individu berbeda antara
individu, hal ini tergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan ,dan tinggi badan
(M. Par'I , Sugeng , & Titus , 2017). Masa remaja adalah masa transisi yang sangat penting
untuk kehidupan selanjutnya, namun banyak remaja yang tidak melewati masa ini dengan
optimal. Remaja awal yang dikategorikan sebagai siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP),
dimana kegiatan sudah banyak dan dengan konsumsi yang tidak terkontrol penuh oleh orang
tua. Lingkungan dan gaya hidup membuat remaja dihadapkan kepada masalah gizi ganda
yaitu kelebihan dan kekurangan gizi (Freitag & Prima, 2010).
2. Cara Penilaian Status gizi
Penilaian status gizi dapat dilakukan melalui beberapa cara, yaitu penilaian status gizi secara
langsung dan tidak langsung.
a. Penilaian status gizi secara langsung
1) Antropometri
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi, maka antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi. Antropometri digunakan untuk melihat ketidak seimbangan asupan protein
dan energi. Ketidak seimbangan ini dapat dilihat melalui pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh
(Supariasa, Bachyar, & Ibnu, 2012).
2) Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status
gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi
yang dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada
jaringan epitel (supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut, dan
mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti
kelenjar tiroid. Penggunaan metode ini umumnya untuk survey klinis secara cepat
(rapid clinical surveys). Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-
tanda klinis umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu
pula digunakan untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan
pemeriksaan fisik yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit
(Supariasa, Bachyar, & Ibnu, 2012).
3) Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang
diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh.
Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja, juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot. Metode ini digunakan sebagai suatu peringatan
bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak
gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak
menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik.
a. Penilaian status gizi secara tidak langsung
1) Survey konsumsi makanan Survey konsumsi makanan adalah metode penentuan
status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi. Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan gambaran
tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga, dan individu.
Survey ini dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi
(Supariasa, Bachyar, & Ibnu, 2012).
2) Statistic vital Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan
menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan
umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lainnya
yang berhubungan dengan gizi. Penggunaannya dipertimbangkan sebagai bagian
dari 16 indikator tidak langsung pengukuran status gizi masyarakat (Supariasa,
Bachyar, & Ibnu, 2012).
3) Faktor ekologi Bengoa didalam (Supariasa, Bachyar, & Ibnu, 2012)
mengungkapkan bahwa malnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil
interaksi beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan
yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi,
dll. Pengukuran faktor ekologi dipandang sangat penting untuk mengetahui
penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk melakukan program
intervensi gizi.
C. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Status Gizi
Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi ada 2 yaitu : faktor langsung dan tidak
langsung
a. Faktor Langsung
1) Asupan zat gizi
Status gizi di pengaruhi asupan gizi makronutrien dan mikronutrien yang
seimbang. Pada masa remaja kebutuhan nutrisi/gizi perlu mendapat perhatian
lebih, kebutuhan nutrisi yang meningkat dikarenakan adanya peningkatan
pertumbuhan fisik dan perkembangan. Perubahan gaya hidup dan kebiasaan
pada masa ini berpengaruh pada kebutuhan dan asupan gizi. Kebutuhan khusus
nutrient perlu diperhatikan pada kelompok remaja yang mempunyai aktifitas
olahraga, mengalami kehamilan, gangguan perilaku makan, restriksi asupan
makanan: konsumsi alkohol, obat-obatan maupun hal-hal lain yang biasa terjadi
pada remaja (Sugoyo, 2006) . Kebutuhan energi dan zat gizi diusia remaja
ditunjukkan untuk deposisi jaringan tubuhnya. Total kebutuhan energi dan zat
gizi remaja juga lebih tinggi dibandingkan dengan rentan usia sebelum dan
sesudahnya. Apalagi masa remaja merupakan masa transisi penting pertumbuhan
dari anak-anak menuju dewasa. Gizi seimbang pada masa tersebut akan sangat
menentukan kematangan mereka dimasa depan. Intinya masa remaja adalah saat
terjadinya perubahan-perubahan cepat, sehingga asupan zat gizi remaja harus
diperhatikan benar agar mereka dapat tumbuh optimal. Apalagi dimasa ini
aktifitas fisik remaja pada umumnya lebih banyak. Selain disibukkan dengan
berbagai aktifitas disekolah, umumnya mereka mulai pula menekuni berbagai
kegiatan seperti olah raga, hobi, kursus. Semua itu tentu akan menguras energi,
yang berujung pada keharusan menyesuaikan dengan asupan zat gizi seimbang
(Kurniasih , 2010). Usia reproduksi, tingkat aktivitas, dan status nutrisi
mempengaruhi kebutuhan energi dan nutrisi pada remaja, sehingga dibutuhkan
nutrisi yang sedikit lebih tinggi untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhannya
tersebut. Remaja rentan mengalami defisiensi zat besi, karena kebutuhan remaja
yang meningkat seiring pertumbuhannya, namun seorang remaja sering terlalu
memperhatikan penambahan berat badannya. Remaja dengan berat badan kurang
dan anemia beresiko melahirkan bayi BBLR jika dibandingkan dengan wanita
usia reproduksi yang aman untuk hamil (Ambarwati, 2012).
2) Infeksi Antara status gizi kurang dan infeksi terdapat interaksi bolak-balik.
Infeksi dapat menimbulkan gizi kurang melalui berbagai mekanismenya. Yang
penting adalah efek langsung dari infeksi sistemik pada katabolisme jaringan.
Walaupun hanya terhadap infeksi ringan sudah menimbulkan kehilangan
nitrogen. Infeksi adalah masuknya dan berkembangnnya serta bergandanya agen
penyakit menular dalam badan manusia atau binatang terasuk juga bagaimana
badan pejamu bereaksi terhadap agen penyakit terhadap agen tadi meskipun hal
ini terlalu tampak secara nyata. Hubungan antara kurang gizi dengan penyakit
infeksi tergantung dari besarnya dampak yang ditimbulkan oleh sejumlah infeksi
terhadap status gizi itu sendiri (Suhardjo, 2005).
b. Faktor Tidak Langsung
1) Umur Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan yang
terjadi karena kesalahan ini akan menyebabkan interpretasi status gizi menjadi
salah. Hasil pengukuran berat badan dan panjang tidak akan berarti kalau
penentuan umur yang salah (Supariasa, Bachyar , & Ibnu, 2013). Pada masa
remaja kebutuhan tubuh akan energi jauh lebih besar dibandingkan dengan
sebelumnya, karena remaja lebih banyak melakukan aktivitas fisik. Memasuki
usia remaja kecepatan pertumbuhan fisik sangat dipengaruhi oleh keadaan
hormonal tubuh, perilaku dan emosi sehingga kebutuhan tubuh akan zat-zat gizi
harus tetap terpenuhi dengan baik. Kebutuhan tenaga pada remaja sangat
bergantung pada tingkat kematangan fisik dan aktivitas yang dilakukan.
2) Jenis kelamin
Pada masa remaja, selain terjadi pertumbuhan terjadi juga pertambahan berat
badan.Pertambahan berat badan ini sekitar 13 kg untuk anak laki-laki dan 10 kg
bagi anak perempuan. Meskipun berat badan ikut bertambah seiring proses
pertumbuhan namun dapat lebih mudah dipengaruhi oleh beberapa faktor,
misalnya pola hidup, asupan nutrisi, diet dan latihan.Obesitas lebih umum
dijumpai pada wanita terutama pada saat remaja, hal ini disebabkan faktor
endokrin dan perubahan hormonal. Pertumbuhan yang cepat (growth spurt) baik
tinggi maupun berat badan merupakan salah satu tanda periode adolensia.
Kebutuhan zat gizi sangat berhubungan dengan besarnya tubuh hingga
kebutuhan yang tinggi terdapat padaperiode pertumbuhan yang cepat.Growth
spurt pada anak perempuan sudah dimulai pada umur antara 10-12 tahun
sedangkan pada laki-laki pada umur 12-14tahun. Permulaan growth spurt pada
setiap anak tidak selalu pada umur yangsama, terdapat perbedaan antara
individual. Pengingkatan aktivitas fisik yangmengiringi pertumbuhan yang
cepat ini sehigga kebutuhan zat gizi akan bertambah. Nafsu makan anak laki-
laki sangat bertambah sehingga tidak akan menemukan kesukaran untuk
memenuhi kebutuhannya. Anak perempuanbiasanya lebih mementingkan
penampilan, mereka enggan menjadi gemuk sehingga membatasi diri dengan
memilih makanan yang tidak mengandung banyak energi dan tidak mau makan
pagi. Mereka harus diyakinkan bahwa masukan zat gizi yang kurang dari yang
dibutuhkan akan berakibat buruk baik bagi pertumbuhan maupun kesehatannya
(Ambarwati, 2012).
3) Tingkat ekonomi dan status tinggal Peningkatan pendapatan juga dapat
mempengaruhi pemilihan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi.
Peningkatan kemakmuran di masyarakat yang 20 diikuti oleh peningkatan
pendidikan dapat mengubah gaya hidup dan pola makan dari pola makan
tradisional ke pola makan makanan praktis dan siap saji yang dapat
menimbulkan mutu gizi yang tidak seimbang. Pola makan praktis dan siap saji
terutama terlihat di kota-kota besar di Indonesia, dan jika dikonsumsi secara
tidak rasional akan menyebabkan kelebihan masukan kalori yang akan
menimbulkan obesitas. Makanan sering digunakan untuk prestise atau status
ekonomi. Semua budaya memiliki makanan yang dianggap berprestasi
(Almatsier, 2011).
4) Faktor Lingkungan Remaja belum sepenuhnya matang dan cepat sekali
terpengaruh oleh lingkungan. Kesibukan menyebabkan mereka memilih makan
di luar, atau menyantap kudapan (jajanan). Lebih jauh lagi kebiasaan ini
dipengaruhi oleh keluarga, teman dan terutama iklan di televisi. Teman sebaya
berpengaruh besar pada remaja dalam hal memilih jenis makanan. Ketidak
patuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya terkucil dan
akan merusak kepercayaandirinya (Arisman, 2010)
5) Aktivitas Fisik Sebagian besar energi yang masuk melalui makanan pada anak
remaja dan orang dewasa seharusnya digunakan untuk aktivitas fisik.
Kurangnya aktivitas fisik menyebabkan banyak energi yang tersimpan sebagai
lemak, sehingga orang orang yang kurang melakukan aktivitas cenderung
menjadi gemuk.Studi kasus yang dilakukan di SMU Semarang menunjukkan
bahwa semakin tinggi aktivitas fisik remaja, semakin rendah kejadian
obesitas.Hal ini menjelaskan bahwa tingkat aktivitas fisik juga berkontribusi
terhadap kejadian obesitas terutama kebiasaan 21 duduk terus-menerus,
menonton televisi, penggunaan komputer dan alat-alat berteknologi tinggi
lainnya (Virgianto & Purwaningsih, 2006).
BAB III
METODE PENERAPAN
A. Langkah langkah kegiatan
Adapun metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah melakukan penyuluhan
serta demonstrasi, kemudian melakukan pengkajian evaluasi terhadap khalayak sasaran pada
pengabdian ini. Tahapan dalam pelaksanaan adalah sebagai berikut:
1. Sosialisasi kepada remaja melalui pengumuman lisan mengenai pelaksanaan penyuluhan
yang akan dilakukan di Group WA Kelas Kesehatan Online (KKO).
2. Penyuluhan dan demonstasi
3. Waktu pertemuan dilakukan sesuai jadwal kegiatan Kelas Kesehatan Online pada Sabtu
pukul 10.00 sampai dengan 12.00 wib.
Kegiatan pengabdian masyarakat yang akan dilaksanakan di Kelas Kesehatan Online
(KKO) pada remaja dengan metode penyuluhan dan demonstrasi pada remaja dengan tahapan
kegiatannya adalah menyampaikan materi tentang Pemantauan Gizi Pada Remaja, setelah itu
demonstrasi tentang Cara agar para remaja bisa mengetahui pola makan yang sehat seperti apa.
Jadwal Pengabdian Kepada Masyarakat
NO Nama Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Persiapan
2. Penyusunan Proposal
dan Pengajuan
Proposal
3. Mengatur jadwal
pengabdian
4. Melakukan pengabdian
5. Pengkajian dan
exaluasi
6. Penyusunan laporan
hasil pengabdian
masyarakat
A. Kesimpulan
Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengetahuan remaja dapat berhubungan
terhadap status gizi remaja karena pengetahuan mempengaruhi status gizi pada remaja.
Dengan memiliki pengetahuan yang baik akan memperhatikan asupan nutrisi yang
dibutuhkan remaja setiap hari sehingga dapat menunjang status gizi remaja menjadi baik pula.
B. Saran
Remaja diharapkan lebih giat membaca untuk menambah pengetahuan tentang gizi, pola
makan dan bahan pangan yang baik untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Program Studi D-IV Bidan Program Studi S2 Ilmu
Pendidikan STIKes
Helvetia Kesehatan Masyarakat
Medan Universitas Respati Indonesia
Jakarta
Bidang Ilmu Ilmu Kebidanan Kesehatan Reproduksi
Tahun Masuk – Lulus 2010-2011 2012-2014
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Program Studi D-IV Program Studi S2 Kebidanan
Kebidanan Fakultas Fakultas Kedokteran
Kedokteran Universitas Universitas Padjadjaran
Sumatera Utara Bandung
Bidang Ilmu Ilmu Kebidanan Ilmu Kebidanan
2007-
Tahun Masuk - Lulus 2008 2012-2014
Judul Skripsi / Tesis Faktor-faktor yang Evaluasi kegiatan penelitian
mempengaruhi infertilitas dosen D III Kebidanan di
di Kota
Rumah Sakit Awal Bros Pekanbaru
Pekanbar
u
Efektifita
6 2020 s pemberian soybean dalam LPPM Rp.5.000.000
peningkatan ASI di wilayah kerja
Puskesmas Univrab
Kota Pekanbaru
payudar
2 2016 Pemeriksaan a sendiri LPPM Rp.2.500.000
(SADARI
) Univrab
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahun Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka Waktu
(Dalam/LN)
2021 Pelatihan Kompetensi Universitas Muhammadiyah 2 hari
Dosen Riau
2022 Pelatihan Pekerti Universitas Sultan Ageng 7 hari
Tirtayasa
PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Program Tahun Akademik
Pendidikan Studi
Etika dan Hukum Kesehatan Diploma III Kebidanan 2021/2022
Anatomi dan Fisiologi Diploma III Kebidanan 2021/2022
Komunikasi dalam Praktek Kebidanan Diploma III Kebidanan 2021/2022
Praktik Klinik Komunitas Diploma III Kebidanan 2021/2022
Kebidanan Komunitas Diploma III Kebidanan 2021/2022
Gizi Dalam Kesehata Reproduksi Diploma III Kebidanan 2021/2022
PENGALAMAN PENELITIAN
Tahun Judul Penelitian Ketua/Anggota Tim Sumber Dana
2020 Faktor Yang Berhubungan Dengan Ketua Mandiri
Pemilihan Penolong Persalinan Di Desa
Gema Kabupaten Kampar Tahun 2020
KARYA ILMIAH
A. Buku/Bab/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2016 Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Jurnal Pendidikan Kesehatan
Dysmenorrhea Primer Pada Remaja Putri Di SMA Halaman 203-217 ISSN No.
X Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau Tahun 2016 2527-8460 Volume : I No. 1
2021 Pemanfaatan “Coding Danker” Terhadap Jurnal Jati Emas Vol. 5 No. 3
Peningkatan Produksi Asi Ibu Menyusui Nopember 2021 ISSN: 2550-
0821
2022 Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Journal of Health Science
Penolong Persalinan Di Desa Gema Kabupaten Physiotherapy ISSN No.
Kampar Tahun 2020 2655-8688 Volume: IV No. 1
2022 Efektivitas Senam Kesehatan Reproduksi Terhadap Jurnal Kesehatan AS-Shiha
Asupan Energi, Vit C Dan Protein Remaja Putri Halaman 43-47 Volume: II
No. 1
2022 Asuhan Kebidanan Pada Ny. R Dengan Jurnal Kesehatan AS-Shiha
Hyperemesis Gravidarum Grade 1 Halaman 48-53 Volume: II
No. 2
B. Makalah/Poster
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahun Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/ Peserta/
Pembicara
2021 Implementasi Kurikulum Universitas Muhammadiyah Peserta
Merdeka Belajar Kampus Riau
Merdeka
2021 Bedah Panduan dan Klinik Universitas Muhammadiyah Peserta
Proposal Pengabdian Riau
Masyarakat DRTPM Dikti
2022 Webinar Strategi Penulisan Kemdikbudristek Peserta
Proposal Hibah Penelitian
Drtpm Kemdikbudristek 2022
2022 Kuliah Umum Fakultas MIPA Universitas Muhammadiyah Panitia
dan Kesehatan tahun 2022 Riau
2022 Webinar ultraprosesfood Universitas Respati Peserta
Indonesia
2022 Diseminasi Penelitian Hibah Majelis Pendidikan Tinggi Peserta
RisetMu Batch V Penelitian dan
Pengembangan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah
2022 Seminar Nasional Optimalisasi Poltekkes Kemenkes Peserta
Bina Wilayah Tasikmalaya
2022 Diseminasi Penelitian Hibah Majelis Pendidikan Tinggi Peserta
RisetMu Batch V dengan Tema Penelitian dan
AIK, Budaya dan Agama Pengembangan Pimpinan
Pusat Muhammadiyah
2022 Optimalisasi Bahan Dan Media Yayasan Dunia Akademisi Peserta
Pembelajaran dalam untuk Negeri
Kurikulum Merdeka Belajar
PENGHARGAAN PIAGAM
Tahun Bentuk Penghargaan Pemberi
ORGANISASI ILMIAH/PROFESI
Tahun Jenis Nama Organisasi Jabatan/Jenjang
Keanggotaan
2012-2013 IBI Ranting BPS Duri Anggota
2020-sekarang AIPKIND Korwil Riau Anggota
Saya Menyatakan bahwa semua keterangan Curriculum Vitae ini adalah benar dan apabila
terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggungjawabkannya.
Anggota
(Nevi
Susianty, S.Tr.Keb, M.Kes)
NIK.1012020261
A. Data Pribadi Anggota
Nama Lengkap : Lita Nafratilova
Tempat/Tanggal Lahir : Lirik (INHU) / 18 Juni 1984
Alamat : Perumahan Garuda Sakti Residens No 22 C
Jl. Garuda Sakti Km. 2 Panam
Hp/WA : 081276733011
Email : thalove_84@yahoo.com
IG : mom_fiendly
ID Sinta : 6690607
Agama : Islam
Status : Menikah
B. Riwayat Pendidikan
1. SD Muhammadiyah 147 Lirik-INHU Tahun 1996
2. SLTP Negri 2 Pasir Penyu Tahun 1999
3. SMU Negri 9 di Padang Tamat Tahun 2002
4. D III Kebidanan Poltekkes Depkes Pekanbaru Riau Tamat Tahun 2005
5. D IV Bidan Pendidik Peltekes Depkes Padang Tamat Tahun 2007
6. S2 Kebidanan, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Tamat Tahun 2018
C. Riwayat Pekerjaan
1. RS IBNU SINA Perwakilan Air Molek 2015-2016
2. STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru 2007-September 2022
E. Organisasi
1. Anggota Aktif Muhammadiyah Cabang Tampan Kota Pekanbaru
2. Anggota Aktif AIPKIND
3. Anggota Aktif IBI Ranting Payung Negri Pekanbaru
Pelatihan :
1. Pelatihan” EBAS 2-BIMTEK Penulisan Artikel Ilmiah Untuk Jurnal Sinta”. Penyelenggara
PT. Ebis Prima Nusa. Tahun 2022.
2. Pelatihan Khusus 10 Hari menyusun Buku. Penyelenggara e-Guru.id. Tahun 2022.
3. Pelatihan Pekerti. Tahun 2021. Penyelenggara Universitas Negri Makasar (UNM)
4. Pelatihan Kurikulum Profesi Bidan. Tahun 2021. Penyelenggara AIPKIND Pusat dan
STIKes Tengku Maharatu.
5. Pelatihan Perseptor Mentor. Tahun 2021. Penyelenggara AIPKIND Pusat dan STIKes
Tengku Maharatu.
6. Pelatihan Pijat Bayi 7 Hari. Tahun 2020. Penyelenggara Nusindo Medik Utama
7. Pelatihan Akupressur 7 Hari. Tahun 2020. Penyelenggara Nusindo Medik Utama
8. Sertifikat Toefl ITP. Tahun 2020
9. Pelatihan Baby & Mom Therapist 2 hari. Tahun 2019. Penyelenggara PT. Satu Visi
Managemet.
10. Surat Tanda Regitrasi Bidan berlaku hingga 2026
Prestasi :
1. HAKI No Pencatatan 000375513. Artikel “Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Faktor Resiko Asfiksia Pada Neoantus Dengan Perencanaan Rujukan Persalinan”.Tahun
2022
2. HAKI No. Pencatatan 000375675 Artikel “Edukasi Kesehatan Pada Ibu Hamil Tentang
Persiapan Rujukan Persalinan Dengan Komplikasi”. Tahun 2022.
3. Sertifikat Pendidik (Serdos). Tahun 2021.
4. Ketua Panitia Reakreditasi Prodi Kebidanan STIKes Tengku Maharatu Pekanbaru.
(Akreditasi C Menjadi B). Tahun 2019
5. Sertifikat Penghargaan dari Kelurahan Simp Empat Pemerintah Kota Pekan baru sebagai
Narasuber Pelatihan Posyandu “Pijat Bayi” Tahun 2019
6. Dosen Terbaik Program Studi D III Kebidanan STIKes Tengku Maharatu Tahun Ajaran
2018/2019.
Seminar :
1. Webinar Internasional, 2nd Annual Conference Of Midwifery in Conjunction With
Internasional Webinar. Penyelenggara FK. Universitas Andalas Padang. Tahun 2022.
2. Webinar Nasional, Strategi Kampus & Prodi Untuk meraih akreditasi Unggul Lam-
PTKes. Penyelenggara Sevima. Tahun 2022
3. Seminar “Optimalisasi Tumbuh Kembang sejak Dini”. Penyelenggara Johnson-Johnson
& IBI. Tahun 2022
4. Webinar Peran Micronutrient pada fetal Programming. Penyelenggara FK. Universitas
Andalas Padang. Tahun 2022
5. Webinar Menjadi Reviewer pada Jurnal Terakreditasi Sinta.Penyelenggara FKPT &
Universitas Budi Darma. Tahun 2022.
6. Webinar Kesehatan dalam tema profesionalisme Bidan dalam mendukung praktek
Asuhan Komplementer. Penyelenggara Universitas Tabrani. Tahun 2022.
7. Peserta Rakernas VI IBI 2021 “Konsolidasi IBI dalam menghadapi perkembangan
Pelayanan KIA KB dan Kespro di Masa Pandemi Covid-19”. Penyelenggara IBI Pusat.
Tahun 2021
Saya menyatakan bahwa semua keterangan dalam Daftar Riwayat Hidup ini adalah benar dan
apabila terdapat kesalahan, saya bersedia mempertanggung jawabkannya.
S-1 S-2
Nama Perguruan Tinggi Program Studi D-IV Program Studi S2 Kebidanan
Kebidanan STIKES Universitas ‘Aisyiyah
Ngudi Waluyo Ungaran Yogyakarta
Jl. Cipta Karya No. 15 Kel. Tuah Karya Kec. Tampan Pekanbaru Riau 28291, Sidomulyo Bar.,
Kec. Tampan, Kota Pekanbaru, Riau 28291
I