Anda di halaman 1dari 30

PEMANFAATAN “CODING DANKER” TERHADAP PENINGKATAN

PRODUKSI ASI IBU MENYUSUI

PROPOSAL
HIBAH PENGABDIAN MASYARAKAT
DISUSUN OLEH :
Ketua Tim :
Nova Yulita, S.ST, M. Keb (Universitas Muhammadiyah Riau)
Anggota :
Siti Nurkhasanah, M. Keb (Universitas Muhammadiyah Riau)
Sarah Fitria, M. Tr Keb (Universitas Muhammadiyah Riau)
Jumiati, S.ST, M.Kes (Universitas Muhammadiyah Riau)
Nevi Susianty, S.Tr Keb, M. Kes (Universitas Muhammadiyah Riau)
Apt.M. Azhari Herli Saptadi Putra, M.Farm (Universitas Muhammadiyah Riau)
Apt. Ayu Rahmawati, M.Farm (Universitas Muhammadiyah Riau)
Reni Ardila (Mahasiswa)
Rahmina Witi (Mahasiswa)
Ayuni Septiani (Mahasiswa)
Nazla Anugerah W. (Mahasiswa)

MAJELIS PENDIDIKAN TINGGI PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL..................................................................................... 1
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................... 3
RINGKASAN................................................................................................... 4
BAB 1. PENDAHULUAN............................................................................... 5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 9
BAB 3. METODE PENELITIAN.................................................................... 12
BAB 4. RENCANA ANGGARAN
BELANJA DAN JADWAL PENELITIAN..................................................... 13
REFERENSI..................................................................................................... 15
LAMPIRAN..................................................................................................... 17
RINGKASAN
Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) tahun 2016, cakupan pemberian ASI
Eksklusif pada usia 0-5 bulan adalah sebesar 54,0%, sedangkan bayi yang telah
mendapatkan ASI Eksklusif sampai 6 bulan adalah sebesar 29,5% . Pemberian
ASI Eksklusif dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ASI tidak keluar
setelah melahirkan, produksi ASI kurang, kesulitan bayi dalam menghisap,
keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang ibu bekerja, dan pengaruh/
promosi pengganti ASI. Taufiqurrahman (2019), dalam penelitiannya menyatakan
bahwa status menyusui juga merupakan faktor risiko terhadap kejadian stunting.
Di Indonesia, perilaku ibu dalam pemberian ASI ekslusif memiliki hubungan
yang bermakna 28 dengan indeks PB/U, dimana 48 dari 51 anak stunted tidak
mendapatkan ASI eksklusif. Hasil penelitian Kartiningrum (2015) riwayat ASI
ekslusif merupakan faktor risiko terjadinya gizi kurang pada balita. Dari 20 orang
sampel kasus yang digunakan, 13 orang (68,4%) diantaranya tidak ASI ekslusif
dan mengalami gizi kurang. Penelitian yang sama didapatkan 55 orang (75%)
responden tidak memberikan ASI secara ekslusif. Penelitian tentang ekstrak daun
kelor yang dilakukan oleh Zakaria menunjukkan bahwa volume ASI pada ibu
yang diberikan ekstrak daun kelor meningkat pesat.
Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan tiga kali yakni penyuluhan
ASI Ekslusif dan Stunting, pengolahan produk pangan alternatif dari daun kelor,
pemberian produk pangan kepada masyarakat, ibu menyusui serta dilakukan
monitoring evaluasi setelah intervensi (pemberian Coding Danker kepada ibu
menyusui. Kegiatan pengabdian masyarakat yakni penyuluhan ASI Ekslusif dan
Stunting serta sosialisasi cara mengolah produk pangan berbasis Daun Kelor.
Pengabdian masyarakat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan membuat kue
kering berbasis kearifan local. Kegiatan ini dilaksanakan di rumah penduduk RW
7, Kelurahan Sialangmunggu. Kegiatan ini akan dihadiri oleh ibu-ibu PKK.
Tester produk pangan, yaitu cookies. Alat yang akan digunakan untuk
penyuluhan: Leaflet, Laptop, dan LCD. Media yang digunakan untuk penyuluhan:
video pembuatan produk pangan dan PPT. Metode yang digunakan adalah
ceramah, diskusi dan demonstrasi. Peserta pengabmas diberikan materi tentang
cara memproduksi ASI dan Stunting. Pengolahan produk pangan bernilai gizi dan
mempunyai variasi untuk dikonsumsi. Pembuatan produk pangan Coding Danker
(Cookies Sliding Daun Kelor) dengan penanyangan video cara pembuatan produk
tersebut. Hasil luaran pengabdian masyarakat ini adalah satu artikel ilmiah yang
dipublikasikan melalui Jurnal Dinamisia nasional terindeks Sinta 4, satu artikel
pada media massa cetak/elektronik TRIBUN, video kegiatan dan laporan
pengabdian masyarakat.

Kata Kunci : ASI, Stunting, daun kelor, cookies,


BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Praktek menyusui diakui sebagai optimalisasi untuk kesehatan dan
perkembangan anak, termasuk inisiasi segera dan pemberian Air Susu Ibu (ASI)
Eksklusif selama 6 bulan. Kesehatan ibu dan anak di Indonesia dipusatkan salah
satunya kepada program pemberian ASI Eksklusif guna mendorong jumlah anak-
anak yang hidup melewati usia 5 tahun. Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG)
tahun 2016, cakupan pemberian ASI Eksklusif pada usia 0-5 bulan adalah sebesar
54,0%, sedangkan bayi yang telah mendapatkan ASI Eksklusif sampai 6 bulan
adalah sebesar 29,5%. Pemberian ASI Eksklusif dipengaruhi oleh berbagai faktor
antara lain ASI tidak keluar setelah melahirkan, produksi ASI kurang, kesulitan
bayi dalam menghisap, keadaan puting susu ibu yang tidak menunjang ibu
bekerja, dan pengaruh/ promosi pengganti ASI (Ballard & Morrow, 2013).
Kurang produksi ASI sering menjadi permasalahan kesehatan bagi ibu
menyusui, jika tidak ditangani dapat berakibat buruk pada masa kehidupan
selanjutnya. Taufiqurrahman (2019), dalam penelitiannya menyatakan bahwa
status menyusui juga merupakan faktor risiko terhadap kejadian stunting. Perilaku
ibu dalam pemberian ASI ekslusif memiliki hubungan yang bermakna dengan
indeks PB/U, dimana 48 dari 51 anak stunting tidak mendapatkan ASI eksklusif
(Oktaviana et al., 2017). Hasil penelitian Kartiningrum (2015) riwayat ASI
ekslusif merupakan factor resiko terjadinya gizi kurang pada balita. Dari 20 orang
sampel kasus yang digunakan, 13 orang (68,4%) diantaranya tidak ASI ekslusif
dan mengalami gizi kurang. Penelitian zulmi juga sama didapatkan 55 orang
(75%) responden tidak memberikan ASI secara ekslusif (Zulmi, 2019). Penelitian
yang dilakukan Mardiah (2015) pada ibu-ibu yang menyusui 30 menit setelah
melahirkan diperoleh rata-rata ASI yang keluar adalah 5 jam setelah melahirkan.
Berdasarkan Global Nutrition Report pada 2018 menunjukkan Prevalensi
Stunting Indonesia dari 132 negara berada pada peringkat ke-108, sedangkan di
kawasan Asia Tenggara prevalensi stunting Indonesia tertinggi ke dua setelah
Kamboja. Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) pada 2019, angka ini
menurun menjadi 27,7 %. Data Dinkes Pekanbaru tahun 2019 sebanyak 1248
kasus balita stunting. Data yang di dapat dari Dinas Kesehatan Kota tahun 2016
bahwa Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo merupakan Puskesmas dengan cakupan
ASI eksklusif terendah yaitu 30,56% dan merupakan urutan ke 5 jumlah balita
stunting tertinggi tahun 2017. Batas masalah kesehatan masyarakat untuk status
gizi pendek adalah lebih dari 20 persen. Dengan demikian masalah kekurangan
gizi masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kota Pekanbaru. (Kesehatan,
2019)
Stunting merupakan bentuk kegagalan pertumbuhan (growth faltering)
akibat akumulasi ketidakcukupan nutrisi yang berlangsung lama mulai dari
kehamilan sampai usia 24 bulan. Periode 0- 24 bulan merupakan periode yang
menentukan kualitas kehidupan sehingga disebut dengan periode emas. Periode
ini merupakan periode yang sensitif karena akibat yang ditimbulkan terhadap bayi
pada masa ini akan bersifat permanen dan tidak dapat dikoreksi. Untuk itu
diperlukan pemenuhan gizi yang adekuat pada usia ini (Uliyanti et al., 2017)
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah stunting dan produksi
ASI pada ibu postpartum adalah pemberian terapi farmakologis dan
nonfarmakologis. Salah satu terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan
memanfaatkan tanaman yang dapat merangsang pengeluaran ASI (Johan et al.,
2019). Daun kelor mengandung senyawa fitosterol yakni, alkaloid, saponin dan
flavanoid yang berfungsi meningkatkan dan memperlancar produksi ASI.
Penelitian tentang ekstrak daun kelor yang dilakukan oleh Zakaria menunjukkan
bahwa volume ASI pada ibu yang diberikan ekstrak daun kelor meningkat pesat.
Kelor (Moringa oleifera) merupakan tanaman yang mempunyai
kandungan gizi yang tinggi, mengungkapkan daun kelor kaya akan nutrisi seperti
beta karoten, vitamin C, besi, dan potassium, sehingga daun kelor dapat
digunakan sebagai pemenuhan gizi harian keluarga, karena murah dan mudah
dikembangkan. Hamzah & Yusuf (2019), menyatakan kelor mudah didapat dan
tanpa mengeluarkan biaya yang tinggi mampu memulihkan malnutrisi pada anak-
anak secara cepat. Pengembangan tanaman kelor dapat dilakukan dengan batang
stek dan biji yang ditanami secara langsung di lahan. Masyarakat pada umumnya
mengkonsumsi kelor sebatas pelengkap dalam masakan sehari-hari dengan proses
yang sederhana seperti direbus atau ditumis sebagai sayur. Purba mengungkapkan
kelor dikenal sebagai tumbuhan yang sangat bermanfaat, namun masih banyak
masyarakat Indonesia yang belum memanfaatkannya. (Ilona, A & Ismawati,
2015)
Daun kelor dapat diolah menjadi bahan setengah jadi yaitu bubuk kelor,
yang kemudian dapat di olah dalam berbagai varian makanan dan minuman yang
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi seperti puding kelor, es krim kelor, teh
kelor, cookies kelor, dan sebagainya. Rivai (2020), mengungkapkan pembuatan
es krim dengan menggunakan tepung menggunakan tepung kelor menjadi salah
satu alternatif usaha diversifikasi pengolahan, serta es krim merupakan salah satu
solusi pilihan makanan bagi masyarakat. Seiring dengan bertambahnya jumlah
penduduk dan persaingan dunia usaha kuliner, masyarakat diharuskan mampu
berinovasi dalam menciptakan berbagai produk-produk makanan yang
mempunyai nilai ekonomi dan nilai gizi yang baik agar dapat diterima serta
disukai oleh konsumen. Oleh sebab itu, kelor dapat menjadi salah satu alternatif
yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pengolahan makanan
maupun minuman. (Rivai, 2020)
Program pengabdian kepada masyarakat (PKM) kali ini memperkenalkan
kepada masyarakat melalui ibu PKK RW 7 Keluarahan Sialangmunggu untuk
memberikan pelatihan kepada masyarakat tentang pemanfaatan daun kelor
sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan, sehingga masyarakat mempunyai
gambaran tentang produk-produk yang dapat dibuat dengan bahan dasar daun
kelor.
Ibu-ibu PKK RW 7 memiliki aktifitas keseharian selain belajar agama,
mereka juga merupakan garda depan di masyarakat dalam mengajak dan
mencontohkan bagaimana melaksanakan ajaran agama/syariat Islam dalam
kehidupan sehari-hari di masyarakat sekitarnya. Kegiatan lain yang tengah
dikembangkan saat ini adalah mengembangkan ekonomi kemasyarakatan.
Kelompok ini berharap, selain dapat memberikan ilmu agama, mereka juga
berharap untuk bisa meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui peningkatan
ekonomi kemasyarakatan yang berbasis industri rumah tangga.
RW 7 Kelurahan Sialangmunggu memiliki pontensi bahan pangan lokal
lain yang belum dioptimalkan pemanfaatannya, diantaranya daun kelor yang
banyak tumbuh dipekarangan. Daun kelor memiliki potensi sebagai bahan
subtitusi dalam pembuatan produk kue kering, selain dapat menambah nilai gizi
juga karena dapat digunakan sebagai pewarna alami. (Hubner & Lindy, 2020).
Hal inilah yang mendorong ibu-ibu ingin mengoptimalkan potensi yang ada
(kearifan lokal) untuk dapat lebih menunjang ekonomi dan kesejahteraan
masyarakatnya. Menggali dan mengembangkan kearifan lokal, kemiskinan tidak
hanya dapat dikurangi (relieving) tetapi juga dapat dihindari (preventing) karena
lestarinya sumberdaya bagi generasi berikutnya (Miranti et al., 2018). Untuk itu
mereka berharap agar dapat meningkatkan peranannya dalam upaya
meningkatkan ekonomi keluarga melalui keterampilan pengolahan makanan.
Salah satu peluang usaha yang mereka bidik adalah usaha kue kering yang
memanfaatkan potensi kearifan lokal masyarakat.
Kue kering (cookies) adalah salah satu makanan ringan yang banyak
digemari masyarakat. (Oktaviana et al., 2017) Cookies dibidik karena jenis
olahan ini selain membuatnya tidak terlalu sulit, alat yang digunakan dalam
pengolahan mudah diupayakan dan relatif murah, artinya untuk memulai usaha
kue kering tidak membutuhkan modal yang banyak (Putri et al., 2018).
Kue kering merupakan produk yang awet, menurut Silfia (2012) dalam
keadaan terbuka kue kering dapat bertahan sampai 4 bulan. Sifatnya yang tahan
lama dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kekhasan daerah, sangat mendukung
dalam hal pengembangan wisata daerah sebagai makanan khas oleh-oleh
Pekanbaru. Sesuai dengan penelitian oleh Sumarni (2019) bahwa adanya
peningkatan kadar protein yang signifikan dalam produksi ASI ibu dengan nilai
(p<0,05).(Sumarni et al., 2020)
Packaging yang akan digunakan untuk didistribusikan kepada ibu
menyusui adalah sliding box. Sliding box merupakan packaging yang menarik
dari packaging sebelumnya, sehingga untuk kedepannya ibu PKK bisa membuat
cookies dan memasarkan produknya menggunakan sliding box yang akan menjadi
penarik untuk dibeli serta ingin di konsumsi cookies daun kelor.
Sesuai dengan permasalahan yang ada dan solusi yang kami berikan
perlunya untuk meningkatkan derajat kesehatan dan memberdayakan masyarakat
khususnya ibu PKK RW 7. Tujuan kegiatan pengabdian ini mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan softskill dan hardskill kelompok PKK membuat
kue kering berbasis kearifan lokal dan menjadi lesson learned bagi pelaksanaan
catur dharma perguruan tinggi serta sebagai wadah promosi kesehatan untuk
masyarakat. Selain itu, hasil olahan cookies daun kelor memiliki banyak manfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Manfaat kegiatan pengabdian ini meningkatkan
produksi ASI ibu menyusui dan mencegah stunting untuk fase kehidupan
selanjutnya dan kader memiliki skill untuk mengembangkan usaha
perekonomian.
Sasaran dalam kegiatan pengabdian ini adalah ibu PKK di RW 7
Kecamatan Tampan. Hasil luaran pengabdian masyarakat ini adalah satu artikel
ilmiah yang dipublikasikan melalui Jurnal Dinamisia nasional terindeks Sinta 4,
satu artikel pada media massa cetak/elektronik TRIBUN, video kegiatan dan
laporan pengabdian masyarakat.

Penyuluhan tentang
cara memproduksi ASI

Pelatihan pengolahan produk makanan “ Coding


Danker” (Cookies dan Puding Daun Kelor)”

Pemberian Coding Danker kepada


Ibu Menyusui

Evaluasi sebagai hasil dari program


yang telah diberikan

Luaran :
 Publikasi Artikel di Jurnal Dinamisia Nasional terindeks sinta 4
 Satu artikel pada media massa cetak/elektronik TRIBUN
 Video kegiatan
 Laporan pengabdian masyarakat.

Gambar 1. Skema Rangkaian Penelitian
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Stunting
2.1.1 Definisi Stunting
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh asupan
gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak
sesuai kebutuhan gizi. Stunting terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan
baru nampak saat anak berusia dua tahun. Kekurangan gizi pada usia dini
meningkatkan angka kematian bayi dan anak, menyebabkan penderitanya mudah
sakit dan memiliki postur tubuh tidak maksimal saat dewasa (Rahmadhita, 2020)
2.1.2 Indikator Stunting
Stunting menurut WHO Child Growth Standard didasarkan pada indeks
panjang badan menurut umur (PB/U) atau tinggi badan menurut umur (TB/U)
dengan batas (z-score) <-2 SD (WHO, 2010). Indikator TB/U menggambarkan
status gizi yang sifatnya kronis, artinya muncul sebagai akibat dari keadaan yang
berlangsung lama seperti kemiskinan, perilaku pola asuh yang tidak tepat,
seringmenderita penyakit secara berulang karena higiene dan sanitasi yang kurang
baik (Rahmadhita, 2020)
2.1.3 Klasifikasi Stunting
Menilai status gizi anak dapat menggunakan tinggi badan dan umur yang
dikonversikan ke dalam Z-Score. Berdasarkan nilai Z-Score masing-masing
indikator tersebut ditentukan status gizi balita sebagai berikut :
Pengelompokkan Status Gizi Berdasarkan Z-Score Indeks Status Gizi Z-
Score TB/U Sangat Pendek < -3,0 Pendek >=-3,0 s/d <-2,0 Normal >=-2,0
2.1.4 Faktor Risiko Stunting
a. Asupan makanan
Manusia membutuhkan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Makanan
merupakan sumber energi untuk menunjang semua kegiatan atau aktivitas
manusia. Seseorang tidak dapat menghasilkan energi yang melebihi dari
apa yang diperoleh dari makanan kecuali jika meminjam atau
menggunakan cadangan energi dalam tubuh. Namun kebiasaan meminjam
ini akan dapat mengakibatkan keadaan yang gawat, yaitu kekurangan gizi
khususnya energi (Sutio, 2017)
b. Penyakit Infeksi
Rendahnya sanitasi dan kebersihan lingkungan pun memicu gangguan
saluran pencernaan, yang membuat energi untuk pertumbuhan teralihkan
kepada perlawanan tubuh menghadapi infeksi. Sebuah riset lain
menemukan bahwa semakin sering seorang anak menderita diare, maka
semakin besar pula ancaman stunting untuknya. (Schmidt dan Charles,
2014)
c. Pelayanan Kesehatan dan Kesehatan Lingkungan
Keadaan sanitasi lingkungan yang kurang baik memungkinkan terjadinya
berbagai jenis penyakit antara lain diare, kecacingan, dan infeksi saluran
pencernaan. Apabila anak menderita infeksi saluran pencernaan,
penyerapan zat gizi akan terganggu yang menyebabkan terjadinya
kekurangan zat gizi. Seseorang yang kekurangan zat gizi akan mudah
terserang penyakit dan mengalami gangguan pertumbuhan.
2.1.5 Dampak Stunting bagi Perkembangan
Stunting adalah masalah gizi utama yang akan berdampak pada kehidupan
sosial dan ekonomi dalam masyarakat. Selain itu, stunting dapat berpengaruh pada
anak balita pada jangka panjang yaitu mengganggu kesehatan, pendidikan serta
produktifitasnya di kemudian hari. Anak balita stunting cenderung akan sulit
mencapai potensi pertumbuhan dan perkembangan yang optimal baik secara fisik
maupun psikomotorik. Gangguan perkembangan adalah kondisi anak tidak
mampu mencapai tugas perkembangan pada waktu diperkirakan. Gangguan dapat
terjadi pada banyak area perkembangan, misalnya pada motorik, bahasa, sosial,
atau berpikir. (Yadika et al., 2019)
2.2 Definisi Air Susu Ibu (ASI)
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan air susu hasil sekresi dari payudara
setelah ibu melahirkan. ASI merupakan makanan yang fleksibel dan mudah
didapat, siap diminum tanpa persiapan khusus dengan temperatur yang sesuai
dengan bayi, susunya segar dan bebas dari kontaminasi bakteri sehingga
mengurangi resiko gangguan gastrointestinal. Selain itu, ASI memiliki kandungan
zat gizi yang lengkap dan sempurna untuk keperluan bayi. Hal–hal tersebut
menjadikan ASI sebagai satu-satunya makanan terbaik dan paling cocok untuk
bayi (Yusrina & Devy, 2017).
2.2.1 Komposisi ASI
Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam menurut waktunya, yaitu :
a. Kolostrum
Kolostrum adalah cairan yang dikeluarkan payudara di hari pertama
kelahiran bayi, kolostrum lebih kental bewarna kekuning–kuningan,
karena banyak mengandung komposisi lemak dan sel–sel hidup.
Kolostrum juga mengandung zat zat gizi yang pas untuk bayi antara lain
protein 8,5%, lemak 2,5%, sedikit karbohidrat 3,5%, garam dan mineral
0,4%, air 85,1%, antibodi serta kandungan imunoglobulin lebih tinggi jika
dibandingkan dengan ASI matur yang mengakibatkan bayi tidak mudah
terserang diare.
b. ASI masa transisi
ASI masa transisi terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-10, dimana
pengeluaran ASI oleh payudara sudah mulai stabil. Pada masa ini, terjadi
peningkatan hidrat arang dan volume ASI, serta adanya penurunan
komposisi protein. Akibat adanya penurunan komposisi protein ini
diharapkan ibu menambahkan protein dalam asupan makanannnya.
c. ASI Matur
ASI matur disekresi dari hari ke–10 sampai seterusnya. Kadar karbohidrat
dalam kolostrum tidak terlalu tinggi, tetapi jumlahnya meningkat terutama
laktosa pada ASI transisi. Setelah melewati masa transisi kemudian
menjadi ASI matur maka kadar karbohidrat ASI relatif stabil. Komponen
laktosa (karbohidrat) adalah kandungan utama dalam ASI sebagai sumber
energi untuk otak. Konsentrasi laktosa pada air susu manusia kira-kira
50% lebih banyak jika dibandingkan dengan kadar laktosa dalam susu
sapi. (Gunadi et al., 2019)
2.3 Kelompok PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga)
Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, disingkat PKK, adalah organisasi
kemasyarakatan yang memberdayakan wanita untuk turut berpartisipasi dalam
pembangunan Indonesia.
 Fungsi Tim Penggerak PKK Desa
Tim Penggerak PKK Desa mempunyai fungsi sebagai:
1. Penyuluh, motivator, dan penggerak masyarakat agar mau dan mampu
melaksanakan program-program PKK; dan
2. Fasilitator, perencana, pelaksana, pengendali, pembina, dan
pembombing Gerakan PKK.
 Sasaran PKK
Sasaran gerakan PKK adalah keluarga, baik di perdesaan maupun
perkotaan yang perlu ditingkatkan dan dikembangkan kemampuan dan
kepribadiannya, dalam bidang:
1. Mental spiritual meliputi sikap dan perilaku sebagai Insan hamba
Tuhan, anggota masyarakat dan warga negara yang dinamis serta
bermanfaat, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
2. Fisik material meliputi pangan, sandang, papan, kesehatan,
kesempatan kerja yang layak serta lingkungan hidup yang sehat dan
lestari melalui peningkatan pendidikan, pengetahuan dan
keterampilan.

2.4 Inovasi
Innovation is the ability to apply creative solution to those problem and
opportunities to enchance or to enrich people’s live. (Keinovasian adalah
kemempuan menerapkan pemecahan-pemecahan persoalan secara kreatif dan
menciptakan peluang untuk meningkatkan atau memperkaya kehidupan manusia)
seperti dikutip Suryani. Inovasi merupakan tindakan kewirausahaan untuk meraih
sukses dalam persaingan .
Daun Kelor (Moringa Oleifera Leaf). Berdasarkan informasi yang
didapatkan dari DKBM Indonesia 2019, daun kelor mengandung zat gizi makro
dan zat gizi mikro. Daun Kelor (Moringa Oleifera) dikenal di seluruh dunia
sebagai tanaman bergizi dan WHO telah memperkenalkan kelor sebagai salah satu
pangan alternatif untuk mengatasi masalah gizi (malnutrisi). Di Afrika dan Asia
daun kelor direkomendasikan sebagai suplemen yang kaya zat gizi untuk ibu
menyusui dan anak pada masa pertumbuhan. Semua bagian dari tanaman kelor
memiliki nilai gizi, berkhasiat untuk kesehatan dan manfaat dibidang industri.
Selain dikonsumsi langsung dalam bentuk segar, kelor juga dapat diolah menjadi
bentuk tepung atau powder yang dapat digunakan sebgai bahan fortifikan pada
berbagai produk pangan, seperti pada olahan pudding, cake, nugget, biscuit,
cracker serta olahan lainnya.
Sesuai dengan permasalahan yang ada kami tergerak memberikan inovasi
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan memberdayakan masyarakat
khususnya ibu PKK. Adanya produk coding danker memberikan peluang kepada
ibu PKK mendapatkan pengetahuan dan skill mengembangkan usaha
perekonomian masyarakat. Kue kering merupakan produk yang awet, menurut
Silfia (2012) dalam keadaan terbuka kue kering dapat bertahan sampai 4 bulan.
Sifatnya yang tahan lama dan dapat dimodifikasi sesuai dengan kekhasan daerah,
sangat mendukung dalam hal pengembangan wisata daerah sebagai makanan khas
oleh-oleh Pekanbaru.
BAB III.METODE
Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan diatas, maka dapat dijabarkan
solusi penyelesaian sebagai berikut:
1. Penyuluhan tentang cara memproduksi ASI
2. Pelatihan pengolahan produk makanan “ Coding Danker” (Cookies Sliding
Daun Kelor)” untuk menambah variasi rasa dan peningkatan komposisi
Gizi Ibu,
3. Pemberian Coding Danker kepada Ibu menyusui
4. Evaluasi sebagai hasil dari program yang telah diberikan: ibu PKK mampu
membuat kembali Coding Danker, ibu PKK memasarkan produk coding
danker. Ibu PKK mengajak masyarakat dan untuk berwirausaha untuk
meningkatkan perekonomian masyarakat RW 7 kelurahan Sialangmunggu
Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan empat kali yakni
penyuluhan cara memproduksi ASI dan Stunting, pengolahan produk pangan
alternatif dari daun kelor, pemberian produk pangan kepada ibu menyusui serta
dilakukan monitoring evaluasi setelah intervensi (pemberian Coding Danker
kepada ibu menyusui). Kegiatan ini dilaksanakan di rumah penduduk RW 7,
Kelurahan Sialangmunggu Kecamatan Tampan, Pekanbaru. Sasaran kegiatan
pengabdian masyarakat adalah ibu-ibu PKK. Tester produk pangan, yaitu cookies.
Alat yang akan digunakan untuk penyuluhan: Leaflet, Buku Resep, Laptop, dan
LCD. Media yang digunakan untuk penyuluhan: video pembuatan produk pangan
dan PPT. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi dan demonstrasi.
Peserta pengabmas diberikan materi tentang cara memproduksi ASI dan
Stunting. Pengolahan produk pangan menjadi bernilai gizi dan mempunyai variasi
untuk dikonsumsi. Pembuatan produk pangan Coding Danker (cookies sliding
Daun Kelor) dengan penanyangan video cara pembuatan produk tersebut.
BAB IV. LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Luaran wajib PKM sebagai berikut:


a. satu artikel ilmiah yang dipublikasikan melalui Jurnal Dinamisia nasional
terindeks Sinta 4
b. satu artikel pada media massa cetak/elektronik TRIBUN
c. video kegiatan
d. laporan pengabdian masyarakat.
BAB V. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Judul : Pemanfaatan “Coding Danker” Terhadap Peningkatan
Produksi Asi Ibu Menyusui
Skema Hibah : Pengabdian Masyarakat
Peneliti/Pelaksana
Nama Ketua : Nova Yulita, SST., M.Keb
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Riau
NIDN : 1004078202
Nama Anggota (1) : Sarah Fitria, M.Tr.Keb
Nama Anggota (2) : Siti Nurkhasanah, S.ST, M. Keb
Nama Anggota (3) : Jumiati, S.ST, M.Kes
Nama Anggota (4) : Nevi Susianty, S.Tr Keb, M. Kes
Nama Anggota (5) : Apt.M. Azhari Herli Saptadi Putra, M.Farm
Nama Anggota (6) : Apt. Ayu Rahmawati, M.Farm
Nama Anggota (7) : Ns. Maswarni, S.Kep, M.Kes
Nama Mahasiswa : Reni Ardila
Nama Mahasiswa : Rahmina Witi
Nama Mahasiswa : Ayuni Septiani
Nama Mahasiswa : Nazla Anugerah W.

1. Peralatan
Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Anggaran (Rp)
Mixer Pengolahan 1 300.000 300.000
adonan cookies
Baskom Menyimpan 2 20.000 40.000
produk
Loyang Meletakkan 2 50.000 100.000
cetakan kue
Spatula Mengaduk bahan 2 20.000 40.000
adonan
Box sliding Untuk packaging 100 5000 500.000
Sticker Packaging produk 100 buah 1000 100.000
Tempat Tempat memasak 1 buah 200.000 200.000
panggang cookies
Kompor gas Tempat masak 1 buah 50.000 50.000
portable
Spanduk Acara pelatihan 1 buah 100.000 100.000
sosialisasi
SUB TOTAL (Rp) 1.430.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Anggaran (Rp)
Tepung daun Bahan pangan 1 kg 100000 100.000
Kelor pembuatan
cookies
Gula halus Pemanis 2 kg 20.000 40.000
cookies
Susu kental Bahan adonan 2 box 30.000 60.000
manis cookies
Telur Bahan adonan 1 papan 40000 40000
cookies
Margarin Bahan adonan 500 gr 20000 20000
cookies
Tepung beras Bahan adonan 1 bungkus 500 10000 10000
cookies gr
Tepung Bahan adonan 1 bungkus 500 15000 15000
Maizena cookies gr
Vanili bubuk Bahan adonan 1 kotak 10000 10000
cookies
Chocochips Toping cookies 1 bungkus 500 25000 25000
gr
Face shileld APD protocol 15 buah 15.000 225.000
kesehatan
Masker sensi APD protocol 2 box 50.000 100.000
kesehatan
Hand sanitizer APD protocol 20 buah 10.000 200.000
kesehatan
Hand scoon APD protocol 1 kotak 80.000 80.000
kesehatan
Rapid test APD protocol 15 orang 100.000 1.500.000
kesehatan
Kertas HVS Berkas proposal 1 rim 45.000 45.000
dan lainnya
SUB TOTAL 2.470.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Anggaran (Rp)
Perjalanan Untuk 10 50.000 500.000
sekitar kota membeli
Pekanbaru bahan dan alat
penunjang
SUB TOTAL 500.000

4. Paket Data dan Penyimpanan Data


Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Anggaran (Rp)
Paket data Proses 15 100.000 1.500.000
kader komunikasi
sosialisasi
Hard disk 1 Tera Giga 1 buah 250.000 250.000
byte
SUB TOTAL 1.750.000

5. video dan publikasi


Material Justifikasi Anggaran Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
satuan
(Rp)
Listrik Penggunaan blender dan 1 bulan 100.000 100.000
kulkas
Air Pencucian alat dan bahan 1 bulan 50.000 50.000
Video Pembuatan video 1 buah 250.000 250.000
kegiatan video
Publikas Jurnal sinta 4 1 750.000 650.000
i
Publikas Media massa cetak 1 kali 300.000 300.000
i TRIBUN
SUB TOTAL 1.350.000
TOTAL 1+2+3+4+5 (Rp) 7.500.000,-
(Terbilang: Sepuluh Juta Rupiah)

Pekanbaru, 31 Mei 2021


Ketua

Nova Yulita, S.ST, M.Keb


NIDN. 1004078202
DAFTAR PUSTAKA

Ballard, O., & Morrow, A. L. (2013). Human Milk Composition. Nutrients and
Bioactive Factors. Pediatric Clinics of North America, 60(1), 49–74.
https://doi.org/10.1016/j.pcl.2012.10.002
Gunadi, A. M., Widyorini, E., & Indrayati, Y. (2019). Implementation of
Government Regulation Number 33 of 2012 concerning Exclusive
Breastfeeding as a Form of Legal Protection for Babies Against the
Promotion of Infant Formula Milk in Palembang City. Soepra, 4(2), 263.
https://doi.org/10.24167/shk.v4i2.1491
Hamzah, H., & Yusuf, N. R. (2019). Analisis Kandungan Zat besi (Fe) Pada Daun
Kelor (Moringa oleifera Lam.) Yang Tumbuh dengan Ketinggian Berbeda di
Daerah Kota Baubau. Indo. J. Chem. Res., 6(2), 88–93.
https://doi.org/10.30598//ijcr.2019.6-has
Hubner, I. B., & Lindy, A. (2020). SEBAGAI SUBSTITUSI DARI TEPUNG
TERIGU PADA PEMBUATAN LIDAH KUCING [ Utilization Of Kelor
Leaves ( Moringa Oleifera ) Powder As A Substitution Of Wheat Flour In
The Making Of Cat ’ s Tongue ] Konsumsi Tepung Terigu di Indonesia. 6(2).
Ilona, A, D., & Ismawati, R. (2015). Pengaruh penambahan ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera) dan waktu inkubasi terhadap sifat organoleptik yoghurt.
Jurnal Tata Boga, 4(3), 151–159.
Johan, H., Anggraini, R. D., & Noorbaya, S. (2019). Potensi Minuman Daun
Kelor Terhadap Peningkatan Produksi Air Susu Ibu (Asi) Pada Ibu
Postpartum. Sebatik, 23(1), 192–194.
https://doi.org/10.46984/sebatik.v23i1.468
Kesehatan, D. (2013). Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Tahun 2019.
Africa’s Potential for the Ecological Intensification of Agriculture, 53(9),
1689–1699.
Miranti, M. G., Astuti, N., & Handajani, S. (2018). Pembuatan Kue Kering
Berbasis Kearifan Lokal Di Kecamaan Brondong-Lamongan (Kajian Respon
Pelatihan). Jurnal ABDI, 3(2), 102. https://doi.org/10.26740/ja.v3n2.p102-
107
Oktaviana, A. S., Hersoelistyorini, W., & Nurhidajah. (2017). Kadar Protein ,
Daya Kembang , dan Organoleptik Cookies dengan Substitusi Tepung Mocaf
dan Tepung Pisang Kepok. Jurnal Pangan Dan Gizi, 7(2), 72–81.
Putri, A. A., Endang, B. K., & Putri, A. S. (2018). Penambahan Tepung Daun
Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Fisikokimia Dan Organoleptik Cookies
Ganyong. Jurnal Mahasiswa, Food Technology and Agricultural Products,
1, 1–12.
Rahmadhita, K. (2020). Permasalahan Stunting dan Pencegahannya. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Sandi Husada, 11(1), 225–229.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v11i1.253
Rivai, A. tenri O. (2020). Identifikasi Senyawa yang Terkandung pada Ekstrak
Daun Kelor (Moringa oleifera). Indonesian Journal of Fundamental Sciences
(IJfS), 6(2), 63–70.
Sumarni, Puspasari, I., Mallongi, A., Yane, E., & Sekarani, A. (2020). Effect of
moringa oleifera cookies to improve quality of breastmilk. Enfermeria
Clinica, 30(August), 99–103. https://doi.org/10.1016/j.enfcli.2019.10.050
Sutio, D. (2017). Buku Penuntun Praktik Parasitologi Medik I. 247–256.
Uliyanti, Tamtomo, D. ., & Anantanyu, S. (2017). FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
USIA 24-59 BULAN Uliyanti1. Jurnal Vokasi Kesehatan, 3(2), 1–11.
Yadika, A. D. N., Berawi, K. N., & Nasution, S. H. (2019). Pengaruh Stunting
terhadap Perkembangan Kognitif dan Prestasi Belajar. Jurnal Majority, 8(2),
273–282.
Yusrina, A., & Devy, S. R. (2017). Faktor Yang Mempengaruhi Niat Ibu
Memberikan Asi Eksklusif Di Kelurahan Magersari, Sidoarjo. Jurnal
PROMKES, 4(1), 11. https://doi.org/10.20473/jpk.v4.i1.2016.11-21
Zulmi, D. (2019). Hubungan Antara Pemberian ASI Eksklusif dengan Status Gizi
Balita. Medikes (Media Informasi Kesehatan), 6(1), 69–76.
1.1 Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Bulan ke-
Juli Aug Sept Okt Nov Des
1 Perencanaan
Pembentukan Tim
2. Persiapan
Kesepakatan Kerja sama
Penyusunan Jadwal
Pembelian alat dan bahan
3. Pelaksanaan
Sosialisasi
Pelatihan cookies dan pudding daun
kelor
Proses pembuatan cookies dan pudding
daun kelor
4. Evaluasi
Penyusunan laporan
Publikasi ilmiah dan laporan pelaksanaan
kegiatan
Lampiran Justifikasi Anggaran
2. Peralatan
Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Anggaran (Rp)
Blender Menghaluskan 1 300.000 300.000
daun kelor
Kulkas mini Mendinginkan 1 1.000.000 1.000.000
produk pudding
awet
Kontainer Menyimpan 2 40.000 80.000
plastic produk
Pisau Memotong bahan 4 10.000 40.000
baku
Saringan Menyaring hasil 2 25.000 50.000
tepung daun kelor
yang telah
dihaluskan
Baskom Untuk 4 10.000 40.000
pencampuran daun
kelor dengan agar-
agar
Ember Untuk penyucian 4 25.000 100.000
daun kelor
Talenan Untuk memotong 2 40.000 80.000
plastic bahan baku
Sendok sayur Memindahkan 4 20.000 80.000
produk ke cup
plastic
Cup plastic Untuk packaging 100 1000 100.000
Panci stainless Tempat masak 1 buah 200.000 200.000
Tempat Tempat memasak 1 buah 200.000 200.000
panggang cookies
Kompor gas Tempat masak 1 buah 50.000 50.000
portable
Spanduk Acara pelatihan 1 buah 100.000 100.000
sosialisasi
SUB TOTAL (Rp) 2.420.000

2. Bahan Habis Pakai


Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Anggaran (Rp)
Daun Kelor Bahan baku 100 pot 10.000 1.000.000
pembuatan
puding dan
cookies
Agar-agar Variasi pudding 1 dus 80.000 80.000
dan cookies
Gula jagung Pemanis puding 2 kg 70.000 140.000
dan cookies
Fla bubuk Variasi pudding 2 box 30.000 60.000
susu
Face shileld APD protocol 20 buah 20.000 400.000
kesehatan
Masker sensi APD protocol 2 box 100.000 200.000
kesehatan
Hand sanitizer APD protocol 20 buah 20.000 400.000
kesehatan
Hand scoon APD protocol 2 kotak 80.000 160.000
kesehatan
Rapid test APD protocol 20 orang 80.000 1.600.000
kesehatan
Kertas HVS Berkas proposal 2 rim 45.000 90.000
dan lainnya
SUB TOTAL 4.130.000

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Anggaran (Rp)
Perjalanan Untuk 20 50.000 1.000.000
sekitar kota membeli
Pekanbaru bahan dan alat
penunjang
SUB TOTAL 1.000.000

4. Paket Data dan Penyimpanan Data


Material Justifikasi Kuantitas Harga satuan Jumlah (Rp)
Anggaran (Rp)
Paket data Proses 20 100.000 2.000.000
kader komunikasi
sosialisasi
Hard disk 1 Tera Giga 1 buah 300.000 300.000
byte
SUB TOTAL 2.300.000

5. Lain-lain
Material Justifikasi Anggaran Kuantitas Harga Jumlah (Rp)
satuan
(Rp)
Listrik Penggunaan blender dan 1 bulan 100.000 100.000
kulkas
Air Pencucian alat dan bahan 1 bulan 50.000 50.000
SUB TOTAL 150.000
TOTAL 1+2+3+4+5 (Rp) 10.000.000,-
(Terbilang: Sepuluh Juta Rupiah)

Lampiran 1 Curriculun Vitae Anggota


IDENTITAS DIRI
Nama : Sarah Fitria, M.Tr Keb
Nomor Peserta :
NIDN : 1002089501
Tempat/Tanggal Lahir : Padang Panjang/02 Agustus 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Status Perkawinan : Belum menikah
Agama : Islam
Golongan/Pangkat : -
Jabatan Akademik : Dosen
Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Riau
Alamat Rumah : Jl. Rawa Bening Perum Permata Bening Tahap 2
Pengembangan, Pekanbaru, Riau
Telp : 085272786724
Alamat e-mail : sarahfitria@umri.ac.id

RIWAYAT PENDIDIKAN PERGURUAN TINGGI


Tahu Program Perguruan Tinggi Jurusan
n Pendidikan
Lulus
2017 Diploma Poltekkes Kemenkes Kebidanan Klinik
Empat Padang
2019 Magister Poltekkes Kemenkes Kebidanan
Terapan Semarang
PELATIHAN PROFESIONAL
Tahu Jenis Pelatihan Penyelenggara Jangka
n (Dalam/LN) Waktu
2021 Dalam - Pelatihan LPPM Universitas Negeri Riau 1-5 Maret
PEKERTI- 2021
APPLIED
APPROACH (AA)
2021 Pelatihan Universitas Muhammadiyah 21-22 Mei
Kompetensi Dosen Riau 2021

PENGALAMAN MENGAJAR
Mata Kuliah Program Program Studi Tahun
Pendidikan Akademik
Sosial Budaya dan D-III Kebidanan 2020-2021
Antropologi
kesehatan
Pengantar Asuhan D-III Kebidanan 2020-2021
Kebidanan

PRODUK BAHAN AJAR


Mata Program Jenis Bahan Ajar Sem/Tahun Akademik
Kuliah Pendidikan (cetak dan
noncetak)
Sosial Pedoman Proses ISBN Ganjil/2020-2021
Budaya dan Sosial Budaya
Antropologi dan
kesehatan Antropologi
kesehatan

PENGALAMAN PENELITIAN
Tahu Judul Penelitian Ketua/Anggota Sumber Dana
n Tim
2017 Hubungan Pengetahuan ibu pus Ketua Internal
terhadap Pelaksanaan Tes IVA Perguruan
Tinggi
2019 Implementasi Senam Kesehatan Ketua Internal
reproduksi terhadap kadar Perguruan
hemoglobin dan kebugaran Tinggi
jasmani remaja putri
2021 Hubungan SIKAP ibu PUS dan Ketua Penelitian
dukungan petugas keseahatan Dosen Pemula
terhadap pelaksanaan tes IVA

KARYA ILMIAH
A. Buku/Bab/Jurnal
Tahun Judul Penerbit/Jurnal
2019 Panduan Senam Kesehatan Reproduksi Poltekkes Kemenkes
Semarang
2019 Implementasi Senam Kesehatan Reproduksi Prosiding ICENIS
Terhadap Kadar Hemoglobin Remaja Putri

B. Makalah/Poster
Tahu Judul Penerbit/Jurnal
n

C. Penyunting/Editor/Reviewer/Resensi
Tahu Judul Penerbit/Jurnal
n
KONFERENSI/SEMINAR/LOKAKARYA/SIMPOSIUM
Tahu Judul Kegiatan Penyelenggara Panitia/
n Peserta/
Pembicara
2019 ICENIS UNDIP Pemakalah
Oral,

KEGIATAN PROFESIONAL/PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT


Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat
2021 Implementasi Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Tampan
pada Era New Normal di PMB Rosita, S.Tr
Keb

Anda mungkin juga menyukai