Anda di halaman 1dari 10

TUGAS 2

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Disusun oleh:
Nama : Mohamad Tri Firmansyah
NIM : 053166039
Kode Kelas : MKDU 4111

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


FAKULTAS HUKUM, ILMU SOSIAL, DAN ILMU POLITIK
UPBJJUT SURABAYA
UNIVERSITAS TERBUKA
Soal 1 (skor 25)

Setiap negara mempunyai identitas nasional masing-masing tak terkecuali dengan


Indonesia. Fungsi dari identitas nasional adalah untuk membedakan negara yang stau
dengan negara yang lainnya. Identitas nasional tersebut baisanya lahir dari berbagai
nilai-nilai yang ada di suatu bangsa.

Dari paparan tersebut silahkan uraikan makna dari identitas nasional dan cara Anda
memeprtahankan identitas nasional Negara Indonesia supaya tidak tergerus oleh arus
globalisasi jika dikaitkan dengan prodi atau jurusan yang Anda ambil sekarang!

Jawab :

Seperti hal nya pada manusia, yang mana setiap individunya memiliki identitas yang berbeda
dengan individu lainya. Setiap Negara pun juga memiliki identitas nasional yang berbeda-beda.
Identitas ini tentunya berguna untuk membedakan setiap negara. Setiap negara yang merdeka dan
berdaulat sudah dapat dipastikan berupaya memiliki identitas nasional. Jawabannya sudah jelas,
identitas ini digunakan agar negara tersebut dapat dikenali oleh negara dan bangsa lain.
Identitas biasa disebut sebagai sifat atau jati diri yang melekat pada sesuatu hal itu.
Sedangkanidentitas nasional merupakan sebuah rancangan buatan karena identitas nasional ini
dibuat, dan disepakati oleh warga masyarakat yang tinggal dari suatu bangsa sebagai identitasnya
yang melekat pada dirinya.

Banyak ragam macam identitas negara yang ada di dunia, tak terkecuali pada bangsa Indonesia.
Negara Kesatuan Republik Indonesia mempunyai identitas yang telah lama melekat dari nilai-nilai
budaya yang ada diberbagai daerah yang kemudian menjadi suatu kesatuan utuh dalam sebuah
negara. Identitas nasional di Indonesia juga tercipta dari berbagai macam faktor yakni agama yang
menciptakan ideologi yang menciptakan sebuah identitas, tokoh bangsa dan pemimpin bangsa
yang berperan penting yang dianggap sebagai simbol persatuan dan sejarah bangsa yang dapat
mempengaruhi pola pikir masyarakat terhadap masa lalu yang telah dialaminya. Identitas nasional
bertujuan untuk mempertahankan kesatuan sebuah negara, pembeda dari negara lain, landasan
negara, dan alat pemersatu bangsa. Identitas nasional juga mampu menjaga eksistensi dan
keberlangsungan hidup berbangsa. Artinya dimilikinya sebuah identitas nasional ini akan
menjadikan negara bangsa memiliki kewibawaan dan kehormatan.
Indonesia memiliki berbagai macam suku, ras, agama dan kebudayaan. Dari berbagai suku dan
ras saja yang ada mulai sabang sampai dengan merauke, kita temui bersama betapa kaya nya
kebudayaan yang Indonesia miliki. Bukan hanya sebagai penciri Indonesia di mata dunia akan
tetapi juga menjadi sebuah kewibawaan dan kehormatan bangsa tersebut. Bahkan ada warga
negara asing pernah menyampaikan rasa kekagumannya yang mendalam terhadap beraneka ragam
budaya yang telah ada yang mana telah menjadi suatu identitas nasional negeri ini, rasa Kagumnya
ia tulis dalam sebuah buku berjudul “Real Paradise Not Just Story”. Ragam nya yang ada mulai
dari kebudayaan sukunya seperti baju adatnya, tari-tariannya, lagu daerahnya dan tak terlepas dari
itu adalah sumber kekayaan alam nya yang melimpah telah menjadikan suatu ciri khas bangsa ini.
Bahkan warga asing tersebut menyampaikan bagaimana indahnya alam yang ada, bisa berpakaian
sesederhana apa dinegara ini karna iklim cuaca yang lebih stabil dibanding negara lain, dan aneka
ragam kekayaan yang bisa diolah dan disantap oleh masyarakatnya seperti aneka buah, umbi-
umbian, bunga-bungaan, kacang- kacangan, semua tersebut mirip seperti serpihan surga jelasnya.
Dari sini bisa disimpulkan Identitas nasional menjadikan sebuah kehormatan tersendiri yang
hadinya kemudian dapat mempersatukan keberagaman masyarakat Indonesia.

Dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Rosmawati dan Hasanal Mulkan,
jelaskan bentuk-bentuk identitas nasional bangsa Indonesia, yaitu:

 Bahasa nasional atau bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.


 Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih.
 Lagu Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya.
 Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.
 Semboyan negara, yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
 Dasar falsafah negara, yaitu Pancasila.
 Konstitusi negara, yaitu UUD 1945.
 Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat.

Bagi bangsa Indonesia, identitas nasional merupakan hal yang sangat penting karena telah
memiliki dasar yang sangat kuat, sehingga sudah seharunya kita warga nya bangga sebangga-
bangga nya merupakan salah satu pemilik aset yang luar biasa ragamnya ini dan memeliharanya
dengan baik ragam yang menjadi identitas nasional ini.
Soal 2 (Skor 25)

Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa Indonesia sudah final dan menjadi harga
mati. Sebagai ideologi dan dasar negara Pancasila mempunyai nilai-nilai luhur untuk
kehidupan berbangsa dan bernegara serta menjadi sumber dari segala sumber hukum
yang ada di Indonesia. Sila-sila dalam Pancasila mempunyai keterkaitan dan membentuk
sebuah hirarki pyramidal. Oleh karena itu, Pancasila mempunyai makna yag mendasar
dan tidak dapa dipisahkan satu dengan yang lainnya.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan sila-sila Pancasila dilihat dari
causa materialis dari Pancasila!

Jawab:

Segala sesuatu ciptaan atau makhluk yang berada di dalam waktu, pasti memiliki proses,
penjadian artinya dulunya tidak ada lalu menjadi ada, sehingga dapat dikatakan mempunyai
permulaan, Proses menjadinya ada itu disebabkan oleh sesuatu yang lain yang dinamakan asal
mula atau sebab musabab. Pancasila sebagai dasar filsafat Negara pernah tidak ada, maka
mempunyai hal lain yang mengadakan disebut asal mula atau sebab. Pancasila itu terdapat dalam
hukum dasar Negara kita yang tertinggi, yaitu Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, yang merupakan naskah penjelasan terperinei dari proklamasi
kemerdekaan.

Seperti hal nya yang lain setiap sesuatu sudah dipastikan memiliki asal mula, demikian juga
Pancasila tidak ada secara begitu saja, namun keberadaannya memiliki asal mula. A.T. Soegito
(1999: 29-33) menjelaskan, bahwa Notonagoro ketika membahas asal mula Pancasila dasar filsafat
Negara mengatakan bahwa pembicaraan mengenai asal mula Paneasila memiliki pengaruh yang
sangat penting terhadap kedudukan Pancasila sebagai dasar filsafat atau dasar kerohanian Negara.

Causa Pancasila atau yang bias disebut dengan asal mula dari Pancasila terbagi menjadi
beberapa causa. Causa materialis atau asal mula bahan, causa normalis atau asal mula bentuk,
causa efisien atau asal mula karya, dan causa finalis atau asal mula tujuan. Sebenarya keempat-
empat asal mula memiliki kedudukan yang samasama penting, dalam arti tidak dapat diabaikan,
diibarat sebuah asal mula kursi yang terbuat dari kayu. Yang mana dalam terbentuknya kursi
melewati tahapan pemilihan kayu yang baik, pengrajin yang handal dan terampil, model kursi yang
laku dipasaran hingga pewaraannya. Kesemua asal mula kursi tersebut menjadi sebuah hal yang
semua pentinguntuk membedakan kursi yang baik.
Causa materialis (asal mula bahan) ialah berasal dari bangsa Indonesia sendiri, semua elemen
yang ada diadopsi dari hal yang melekat pada negara Indonesia. Asal mula bahannya terdapat
dalam adat kebiasaan, kebudayaan dan dalam agamaagamanya sehingga pada hakikatnya nilai-
nilai yang menjadi unsur-unsur Pancasila adalah digali dari bangsa Indonesia sendiri yang berupa
nilai-nilai adat kebudayaan dan nilai-nilai religius yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari
bangsa Indonesia. Jadi asal mula bahan atau causa materialis Pancasila adalah bangsa Indonesia
sendiri yang berupa kepribadian dan pandangan hidup. Catatan yang perlu mendapatkan garis
bawah, bahwa nilai-nilai yang terdapat pada kelima sila Pancasila merupakan kristalisasi nilai-
nilai yang ideal, sedangkan yang dianggap tidak ideal tidak diakomodasikan. Jika kita Bersama
secara rinci dan seksama, maka tidak dapat dipungkiri dalam kehidupan bahwa terdapat hal-hal
yang kurang baik dan berat sebelah, seperti terlalu individual atau sebaliknya terlalu
sosial,sehingga mengorbankan kepentingan sosial atau sebaliknya mengorbankan kepentingan
sendiri, sedangkan sila-sila Pancasila berupaya mencari jalan tengah di antara kedua kutub itu.

Sebenarnya keberadaan Pancasila sudah ada sejak dalam zaman kerajaan majapahit dan
sriwijaya, Namun waktu perumusannya belum dirumuskan secara konkrit yang mana sila nya juga
diambil dari pola berkehidupan masyarakat yang ada juga pada zaman tersebut. Disimpulakan
bahwa nilai yang sudah ada dikembangkan dan dipikir mendalam melalu proses pemikiran yang
panjang dari berbagai macam unsur asal mula atau yang disebut causa, hingga terlahir dan di
resmikan pada hari yang setiap tahunnya kita peringati hari kelahiran Pancasila, yaitu pada 1 Juni
1945.

Untuk menerangkan keberadaan dan hakikat Pancasila, digunakan berbagai pendekatan, Dalam
merenungkan Paneasila secara filosofis itu para pemikir tidak hanya berhenti pada perumusan
Pancasila, tetapi mereka masing-masing juga memikirkan bagaimana Pancasila yang sudah
dirumuskan menjadi rumusan filsafat yang umum abstrak itu dapat dilaksanakan dalam kehidupan
konkret dalam bidang kenegaraan clan kemasyarakatan. Dalam hal ini mereka menyebut istilah
transformasi Pancasila. Masing-masing dengan menggunakan dimensi yang sesuai dengan
dimensi yang digunakan waktu mereka merumuskan Pancasila formal tersebut (Suwarno, 1993:
80-81).

Pancasila sebagai dasar filsafat Negara, maka kita mendapatkan asal mula-asal mula atau sebab
- sebab sebagai berikut: asal mula langsung dan asal mula tidak langsung. Pembagian asal mula
menjadi langsung dan tidak langsung didasarkan atas hubungannya dengan proses menjadinya
Pancasila sebagai dasar filsafat negara. Asal mula langsung meliputi pembahasan-pembahasan
menjelang dan sesudah proklamasi kemerdekaan yang menunjukkan aspek langsung menjadinya
Pancasila sebagai dasar negara. Asal mula tidak langsung lebih menunjuk pada aspek bahan dalam
dimensi historis masa lampau khususnya yakni sebelum kemerdekaan, tidak dihubungkan dengan
kegiatan secara langsung dengan proses pembahasannya di sekitar proklamasi Diharapkan dari
pengetahuan kita tentang asal mula Pancasila ini, menjadikan individu lebih mendalami lagi sila-
sila Pancasila dan tidak enggan untuk menjalankannya dalam kehidupan sehari-hari.

Soal 3 (Skor 25)

Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai makna bahwa segala aktivitas
dalam kehidupan sehari-hari harus berdasarkan Pancasila. Nilai-nilai yang terdapat di
dalam Pancasila dijadikan teladan dan acuan agar hidup bisa lebih tertat dan teratur
baik dalam kehidupan bermasyarakt, berbangsa, dan bernegara.

Dari uraian di atas lakukanlah analisis terkait dengan internalisasi nilai-nilai dari sila-
sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dnegan dikaitkan dengan prodi atau jurusan
yang Anda ambil sekarang!

Jawab :

Dalam sepanjang sejarah bangsa Indonesia, sesungguhnya nilai-nilai Pancasila sebagai


pandangan hidup bangsa sudah terwujud dalam kehidupan masyarakat sejak sebelum Pancasila
sebagai dasar negara dirumuskan dalam satu system nilai. Terbukti pada zaman dulu wilayah,
wilayah di Nusantara memiliki beberapa nilai yang dipegang teguh oleh masyarakatnya sebagai
contoh kepercayaannya terhadap Tuhan, rasa toleransi sikap gotong royong, musyawarah,
solidaritasnya dan lain lain, Nilai yang ada sebelumnya tersebut menjadi bekal hingga
terbentuknya rumusan rumusan yang dibahas oleh beberapa orang yang kemudian disahkanya
Pancasila.

Namun kita perhatikan bersama, tentang internalisasi nilai nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari masyarakat. Nilai nilai yang ada beberapanya masih kita temui dalam masyarakat,
masyarakat bangsa yang ada sebagai contoh masih banyaknya yang mempercai adanya Tuhan
Yang Maha Esa, masyarakat bangsa Indonesia juga masih banyak yang mempraktikkan toleransi,
gotong royong, musyawarah mufakat dan lain sebagainya. Namun yang atut disesali segian dari
masyarakat bangsa kita ada yang mengabaikan nila tersebut, sehingga munculnya masalah-
masalah yang serius. Seperti masih ditemuinya masyarakat yang enggan membayar pajak, yang
man sebesar 83,5% penerimaan negara itu dari pajak. Namun opnum yang wajib pajak baik itu
pajak perorangan maupun pajak badan masih belum sadar dalam memenuhi kewajiban perpajakan.
Sebagai contohnya lainnya korupsi, berdasarkan data dari Transparency Internasional dari 188
negara pada tahun 2019, negara indonesia masih menduduki peringkat ke 85 dalam urutan negara
paling korup di dunia. Dari 2 kasus diatas artinya para oknum masih mengabaikan nilai-nilai yang
sudah menjadi pedoman hidup bernegara saat ini yaitu Pancasila. Yang mana jika tidak diamalkan
isi nilainya kita akan mengalami maslahyang serius, dilansir dari masalah diatas maka sudah
dipastikan ekonomi bangsa ini akan terus mengalami kesusahan dan dari kehimpitan ekonomi
tersebut menjadikan bangsa memili hutang-hutang yang cukup besar, tidak meratanya ekonomi
negara, dan untuk masyarakat kebawahakan rawan terjadinya tindakan kriminal.

Untuk mengintemalisasikan nillai Pancasila pada generasi muda khususnya pada mahasiswa
dan pelajar sebagai tombak estafet perjuangan nasib bangsa ataupun kepada masyarakat yang luas
perlu diberikan motivasi, dorongan, dan pemahaman tentang manfaat dari pelaksanaan kegiatan-
kegiatan positif yang salah satun kegiatan tersebut adalah internalisasi atau penanaman nilai-nilai
Pancasila yang meliputi nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, serta
keadilan, serta kegiatan yang bermanfaat lainnya. Menurut (Supriadi, Matnuh, & Mitha,2014)
internalisasi merupakan suatu proses penanaman sikap yang fokus langsung kepada pribadi
seseorang melalui pengajaran untuk menimbulkan kesadaran tentang nilai-nilai, sehingga generasi
muda tersebut dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Umumnya internalisasi nilai ini
lebih mengarahkan orang kepada pribadi yang lebih baik, sebagai contoh ialah dengan
berpartisipasi dalam penyuluhan kegiatan anti narkoba, mengikuti pengajian rohani, serta
mengikuti kegiatan sosial kemasyarakatan, schingga nilai-nilai tersebut tertanam dalam diri
seseorang dan terus berkembang menjadi sebuah kebiasaan.

Berdasarkan temuan proses intemalisasi nilai-nilai Pancasila dan faktor penghambat proses
internalisasi nilai-nilai Pancasila dapat disimpulkan bahwa proses internalisasi nilai-nilai
Pancasila. Proses internalisasi nilai-nilai Pancasila, yaitu dari melalui proses pembelajaran, proses
pembiasaan, proses keteladanan. Faktor penghambat internalisasi nilai-nilai Pancasila pun bisa
melalui faktor internal adalah kurangnya motivasi dari dalam diri masyarakat yang enggan
berpartisipasi dalam proses internalisasi nilai-nilai Pancasila dan faktor eksternal, yaitu pada
lingkungan masyarakat yang kurang terjalinnya kerjasama antara masyarakat.

Pancasila merupakan falsafah hidup yang didalamnya memuat perihal normanorma. Menurut
Sunoto (1985 : 6), inti dari isi sila-sila pancasila pada hakikatnya merupakan norma paneasila.
Norma pancasila ini meliputi ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan.
Sebagai suatu postulat, maka norma pancasila harus menjadi tolak ukur bagi seluruh penilaian
terhadap segala kegiatan kenegaraan, kemasyarakatan, dan perorangan di Indonesia. Hakikat isi
pancasila merupakan norma dan tolak ukur bagi segala kegiatan kenegaraan, kemasyarakatan, dan
perorangan yang menyangkut nilai etika atau kesusilaan atau baik buruk. Dikatakan bermoral atau
berkesusilaan atau beretika jika sesuai dengan atau memenuhi syarat tolak ukur tersebut. Sila-sila
dalam paneasila sudah semestinya perlu diinternalisasikan ke dalam sendi-sendi pemahaman
masyarakat, dihayati oleh setiap masyarakat pelayan public, diimplementasikan dalam setiap
kegiatan masyarakat.

Soal 4 (Skor 25)

Pancasila lahir pada tanggal 1 Juni 1945 dan disahkan sebagai dasar negara pada
tanggal 18 Agustus 1945. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa mempunyai fungsi
utama sebagai dasar negara Indonesia. Kedudukan Pancasila adalah yang paling tinggi
karena sebagai sumber dari segala sumber hukum yang ada di Indonesia.

Dari uraian di atas lakukanlah silahkan lakukan analisis kedudukan Pancasila sebagai
kepribadian bangsa Indoneisa dalam kehidupan sehari-hari!

Jawab:

Menurut pengertian KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) pada hakikatnya kepribadian
adalah sifat hakiki yang tercermin pada sikap seseorang atau suatu bangsa yang membedakannya
dari orang atau bangsa lain. Namun secara umum kepribadian adalah keseluruhan cara seorang_
individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kama kepribadian sendiri adalah
tergolong sifat, maka macam kepribadian yang sehat adalah mampu menerima tanggung jawab,
dapat mengontrol emosi, berorientasi tujuan. Sedang contoh yang tidak sehat seperti mudah marah
atau tersinggung, menunjukkan ke-khawatiran atau ke-cemasan berlebih, sering merasa tertekan
stress atau depresi. Dapat disimpulkan bahwa kepribadian bangsa Indonesia adalah refleksi dari
perubahan dan perkembangan dari masa ke masa yang perubahan terjadi pada lingkungan
masyarakat yang ada.

Pancasila digali dari budaya bangsa Indonesia sendiri yang sudah ada berabad abad lamanya.
Oleh karna itu Pancasila adalah kepribadian bangsa Indonesia itu sendiriyang hanya dimiliki
bangsa Indonesia sejak keberadaannya sebagai sebuah bangsa.
Menurut Dewan Perancang Nasional, kepribadian Indonesia dimaksud sebagai keseluruhan ciri
has bangsa Indonesia yang membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa yang lain. Dimana
keseluruhan citi khas tersebut adalah bentuk pencerminan dari garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa indonesia sepanjang masa.
Sejak 1 Juni 1945, Pancasila berada pada peranan penting sebagai dasar dan landasan
kepribadian bangsa Indonesia. Setiap silanya memiliki nilai kehidupan yang harus diamalkan
semua warga negara Indonesia. Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia mengandung
makna bahwa semua aktivitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan sila-
sila dari Pancasila
Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan kristali ilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sendiri. Nilai-nilai tersebut antara lain nilai ketuhanankeagamaan, nilai kemanusiaan, nilai
persatuan, nilai kerakyatan-demokrasi, dan nilai keadilan sosial.
Adapun yang dimkasud Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia dicontohkan seperti
diantaranya adalah gotong royong. Gotong royong sendiri merupakan sebuah aktifitas bekerja
sama-sama, tolong menolong, dan bantu membantu. Nilai yang terkandung dalam aksi gotong
royong pun sangat beragam diantaranya nilai kebersamaan.nilai kesatuan, nilai rela berkorban,
nilai tolong menolong, dan nilai sosialisasi yang mana kepribadian ini tidak semua negara
memilikinya.
Contoh kepribadian lain yang ada dalam bangsa Indonesia dan yang paling menonjol adalah
bangsa Indonesia terkenal dengan sifat keramahan nya kepada orang lain. Masyarakat dari zaman
nenek moyang atau leluhur terdahulu memang memiliki sifat yang anggun lemah lembut dan
murah senyum, yang mana nilai keramah tamahan tersebut masih dipelihara turun menurut hingga
saat ini sehingga di adopsi atas kesepakatan bersama menjadi sebuah cerminan diri kepribadian
bangsa indonesia. Nilai yang mencerminkan semua sila yang terkandung dalam pancasila.
Tujuan sebuah Pancasila dicerminkan sebagai jiwa bangsa atau kepribadian suatu negara tidak
lain agar tercapai masyarakat yang adil dan makmur yang merata material dan spiritual
berdasarkan sila pada Pancasila di dalam wadah negara kesatuan Republik Indonesia yang
merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam sebuah suatu perkehidupan bangsa yang
aman, tertib, dan dinamis, serta masuk dalam lingkunga pergaulan dunia yang merdeka,
bersahabat, tertib dan damai.
Sebagai kepribadian bangsa, Pancasila harus selalu dijunjung tinggi oleh setiap warga
masyarakat, Karena kepribadian bangsa Pancasila sendiri berakar sumber pada budaya dan
pandangan hidup masyarakat Indonesia, jadi bukan semata-mata hanyalah sebuah karangan saja
kepribadian hidup yang ada dalam masyarakat Indonesia menjelma menjadi kepribadian hidup
bangsa yang dirin sejak jaman Sriwijaya hingga Sumpah Pemuda 1928. Kemudian diangkat dan
dirumuskan oleh para penditi negara ini serta disepakati dan ditentukan sebagai dasar negara
Republik Indonesia. Dalam pengertian yang demikian, maka Pancasila selain sebagai kepribadian
bangsa Indonesia, sekaligus juga sebagai ideologi negara. Dengan demikian Pancasila merupakan
cita-cita moral bangsa yang memberikan pedoman dan kekuatan rohaniah bagi tingkah laku hidup
sehari-hari dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dengan
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa maka segala daya upaya bangsa Indonesia dalam
membangun dirinya akan terarah sesuai garis pedoman dari pandangan hidup bangsa Indonesia.
Sumber refrensi:

- BMP MKDU 4111

Anda mungkin juga menyukai