Anda di halaman 1dari 3

Tersisihnya Budaya Betawi Karena Adanya Globalisasi

Oleh: Aulia Rahmah

Semakin berkembangnya zaman kebudayaan-kebudayaan lokal tiap daerah sudah


mulai terkikis dengan adanya globalisasi. Bahkan jika kita jumpai di beberapa
daerah kita akan jarang menjumpai masyarakat yang masih mempertahankan
kebudayaan mereka sendiri. Dalam Mirror for Man Clyde Kluckhon menunjukan
variasi definisi yang mana kebudayaan dihubungkan dengan,antara lain : (1) cara
hidup manusia, (2)pengakuan sosial yang dibutuhkan individu dari kelompok (3)
suatu cara berpikir,merasa,dan berkeyakinan, (4) suatu abstraksi tingkah laku (5) teori
antropologi tentang cara berkelompok bertingkah laku, atau (6) serangkaian orientasi
hidup. [1]Dari pernyataan yang di ungkapkan dalam Mirror for Man bisa diketahui
bahwa kebudayaan memiliki beberapa hubungan di dalam masyarakat. Namun seiring
dengan perkembangan zaman hubungan-hubungan itu berubah seketika. Seperti cara
hidup nya yang lebih modern, cara berpikir,tingkah laku dsb.

Di daerah DKI Jakarta ini misalnya. Ketika kita mendengar daerah tersebut sudah
pasti pikiran yang terlintas adalah gedung-gedung bertingkat, budaya masyarakat nya
yang terlihat mewah, kehidupan yang sudah modern dsb. Namun kita tidak tahu
bahwa sebenarnya masih ada masyarakat asli Jakarta atau bisa juga disebut suku
Betawi yang masih mendiami wilayah tempat kelahiran nya meskipun wilayah yang
ia tinggali ini bisa dibilang sangat lah terpojok. Masyarakat Betawi zaman dahulu
dengan zaman sekarang sudah sangat lah berbeda. Contoh saja pada serial si Doel.
Jika kita lihat awal nya kehidupan dalam keluarga si Doel ini masih terbilang sangat
kental akan budaya Betawi nya. Baik dari segi gaya bicara, desain rumah, atau
kegiatan sehari-hari nya. Namun seiring maju nya zaman kehidupan si Doel yang dulu
nya kental akan budaya betawi mulai tergerus akan adanya globalisasi. Seperti hal nya
pada budaya pencak silat, lenong dsb. Dulu budaya lenong ini sangat lah khas di
wilayah Jakarta. Bahkan lenong lebih sering diadakan di tiap-tiap daerah di Jakarta.
Contoh artis lenong Betawi yang masih bertahan sampai sekarang adalah Malih. Ia
adalah seniman betawi yang masih bertahan hingga sekarang karena bakat lenong nya
yang tidak diragukan lagi.
Tapi Sayang nya tidak ada lagi generasi penerus dari Malih ini sendiri. Karena yang
kita tahu generasi-generasi muda sekarang ini lebih bangga dengan adanya budaya
barat atau budaya korea sekalipun. Mereka bahkan malu jika harus meneruskan
budaya lenong ini. Dalam serial si Doel ini ada sebuah dialog dimana si Doel
dianggap seoarang primitif oleh salah satu lawan mainnya. Ia dinggap primitif karena
budaya yang terdapat di keluarga nya ini tidak bisa mengikuti budaya ke barat-baratan
seperti yang lainnya. Sebenarnya cap primitif untuk orang betawi seperti si Doel ini
bukan hanya ada di film si Doel tapi ada beberapa yang masih dianggap seperti itu
karena tidak bisa mengikuti perkembangan nya.

Namun globalisasi ini memang tidak bisa kita hindari sekalipun bahkan menolak juga
bukan lah pilihan yang tepat. Karena dengan menghambat gobalisasi juga dapat
menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka dari itu agar budaya
betawi tetap bertahan sangat diperlukan dengan menanamkan nilai-nilai kearifan lokal
sejak dini kepada generasi muda sehingga dapat membangun jati diri bangsa serta
memberikan pemahaman falsafah atas budaya lokal[2].

Daftar Pustaka
[1] Daeng.Hans J.2000.Manusia,Kebudayaan dan Lingkungan.
[2] Mubah Safril. (2011). Strategi Meningkatkan Daya Tahan Budaya Lokal dalam
Menghadapi Arus Globalisasi.24(4): 302-308
Kunjungi https://bocahkampus.com untuk informasi menarik lainnya!

Anda mungkin juga menyukai