Anda di halaman 1dari 4

Tugas 2

Ekonomi Moneter
Nama : Wulan Adesta
NIM : 045331874

SOAL 1
Jelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya inflasi.
Jawab:
Faktor-faktor penyebab inflasi
Pada dasarnya inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (demand pull
inflation) dan tekanan produksi (cost push inflation) (Mishkin,2001)
1. Demand Pull Inflation
Inflasi tarikan permintaan diakibatkan adanya kelebihan likuiditas. Oleh karena itu inflasi
tarikan permintaan ini lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter
(Bank Sentral). Inflasi ini terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan yang
biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang
tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau
likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan
bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya
permintaan terhadap faktor produksi itu akan menyebabkan harga faktor produksi
meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana
biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas di pasar yang berlebihan.
2. Cost Push Inflation
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi
termasuk juga adanya kelangkaan distribusi, walaupun permintaan secara umum tidak ada
perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak lancaran aliran distribusi ini
dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum permintaan-penawaran,
atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk
tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru.
Cost Push Inflation ditandai dengan kenaikan harga dan turunnya produksi. Jadi inflasi
yang dibarengi dengan resesi. Keadaan ini timbul dimulai dengan adanya penurunan
dalam penawaran total (agregat supply)sebagai akibat kenaikan biaya produksi.

SOAL 2
Jelaskan dampak dari inflasi menurut anda.
Jawab:
Inflasi dapat mempengaruhi distribusi pendapatan, alokasi faktor produksi serta produk
nasional.
1. Efek terhadap pendapatan (Equity Effect)
Efek terhadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan tetapi ada pula yang
diuntungkan dengan adanya inflasi. Seseorang yang memperoleh pendapatan tetap akan
dirugikan oleh adanya inflasi. Demikian juga orang yang menumpuk kekayaannya dalam
bentuk uang kas akan menderita kerugian karena adanya inflasi. Sebaliknya, pihak-pihak
yang mendapatkan keuntungan dengan adanya inflasi adalah mereka yang memperoleh
kenaikan pendapatan dengan persentase yang lebih besar dari laju inflasi, atau mereka
yang mempunyai kekayaan bukan uang dimana nilainya naik dengan prosentase lebih
besar dari pada laju inflasi. Dengan demikian inflasi dapat menyebabkan terjadinya
perubahan dalam pola pembagian pendapatan dan kekayaan masyarakat.
2. Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect)
Inflasi dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi. Perubahan ini dapat
terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang yang kemudia dapat
mendorong terjadinya perubahan dalam produksi beberapa barang tertentu. Dengan
adanya inflasi permintaan akan barang tertentu mengalami kenaikan yang lebih besar dari
barang lain, yang kemudian mendorong terjadinya kenaikan produksi barang tertentu.
3. Efek terhadap output (Output Effects)
Inflasi mungkin dapat menyebabkan terjadinya kenaikan produksi. Alasannya dalam
keadaan inflasi biasanya kenaikan harga barang mendahului kenaikan upah sehingga
keuntungan pengusaha naik. Kenaikan keuntungan ini akan mendorong kenaikan
produksi. Namun apabila laju inflasi ini cukup tinggi (hyper inflation) dapat mempunyai
akibat sebaliknya, yakni penurunan output. Dalam keadaan inflasi yang tinggi, nilai uang
riil turun dengan drastis, masyarakat cenderung tidak mempunyai uang kas, transaksi
mengarah ke barter, yang biasanya diikuti dengan turunnya produksi barang. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan langsung antara inflasi dan
output. Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan output, tetapi bisa juga diikuti dengan
penurunan output.

SOAL 3
Jelaskan langkah-langkah atau kebijakan yang diambil pemerintah dalam menanggulangi
inflasi.
Jawab:
Inflasi yang terus menerus bisa mengakibatkan kondisi perekonomian semakin memburuk,
sehingga perlu diambil kebijakan dari pemerintah dalam menanggulangi inflasi. Kebijakan
pemerintah dapat dilakukan melalui kebijakan moneter dan kebijakan fiskal.
Di dalam kebijkan moneter, langkah-langkah yang diambil antara lain dengan kebijakan uang
ketat (tight money policy), menaikan suku bunga SBI (Sertifikat bank Indonesia) dan
memperbaiki nilai tukar.
1. Kebijakan uang ketat. Kebijakan ini merupakan kebijakan untuk mengurangi jumlah
beredar. Pengurangan jumlah uang beredar diharapkan akan mengurangi tingkat inflasi.
Seperti halnya yang dituliskan oleh Milton Friedman melalui teori Kuantitas uangnya.
Di mana
M = money
V = velositas uang
P = harga-harga umum
T = volume transaksi perdagangan
Dalam jangka pendek V dan T adalah tetap, sehingga hanya ada dua variabel eksogen
yaitu M dan P. Hubungan keduanya adalah positip, yaitu jika jumlah uang berada naik (M
naik) maka harga-harga secara umum akan naik pula (P naik). Demikian pula sebaliknya.
2. Menaikan suku bunga SBI. Meningkatnya suku bunga SBI menyebabkan banyak bank-
bank swasta yang ingin memilikinya. Akibatnya bank umum itu akan menaikkan suku
bunga deposito. Uang yang berhasil mereka kumpulkan mereka gunakan untuk pembelian
sertifikkat Bank Indonesia. Akhirnya bank tersebut harus mengumpulkan dana sebanyak-
banyaknya agar dapat membeli SBI tersebut. Dana tadi diperoleh dari tabungan, sehingga
untuk menarik tabungan maka harga suku bunga harus tinggi.
3. Memperbaiki nilai tukar mata uang. Dengan melakukan intervensi terhadap mata uang
asing, maka nilai tukar akab dapat diatur, sehingga pada akhirnya akan mempermudah
dan mempermudah biaya impor barang-barang material (input)
Kebijakan menanggulangi inflasi juga bisa dilakukan melalui kebijakan fiskal. Kebijakan
fiskal merupakan segala kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi riil yang menyangkut
keungan pemerintah seperti pemungutan pajak, pengeluaran pemerintah, atau pemberian
subsidi. Penerapan kebijakan fiskal untuk menanggulangi inflasi dapat dilakukan antara lain
dengan menaikkan pajak, menekan pengeluaran pemerintah dan mengurangi ekonomi biaya
tinggi.

SOAL 4
Jelaskan instrumen-instrumen kebijakan moneter yang anda ketahui.
Jawab:
Kebijakan moneter dilakukan antara lain melalui salah satu instrumen, namun tidak terbatas
pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi di pasar
valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila
mengalami kesulitan likuiditas.
1. Suku Bunga: Suku bunga adalah instrumen utama dalam kebijakan moneter. Bank sentral
dapat menetapkan suku bunga acuan untuk mempengaruhi biaya pinjaman antar bank.
Dengan menaikkan atau menurunkan suku bunga, bank sentral dapat mengatur tingkat
suku bunga di seluruh perekonomian. Suku bunga yang lebih rendah cenderung
mendorong pinjaman dan investasi, sementara suku bunga yang lebih tinggi cenderung
membatasi pengeluaran dan investasi.
2. Giro Wajib Minimum: Ini adalah persyaratan minimum jumlah uang yang harus dipegang
oleh bank di bank sentral sebagai bagian dari cadangan wajib. Giro wajib minimum
digunakan oleh bank sentral untuk mengendalikan likuiditas di pasar keuangan. Dengan
menaikkan atau menurunkan persyaratan giro wajib, bank sentral dapat mempengaruhi
jumlah uang yang tersedia untuk dipinjam oleh bank-bank komersial, yang pada
gilirannya dapat mempengaruhi suku bunga di pasar uang.
3. Intervensi di Pasar Valuta Asing: Intervensi di pasar valuta asing terjadi ketika bank
sentral membeli atau menjual mata uang asing untuk mempengaruhi nilai tukar mata uang
nasional. Intervensi semacam itu dapat digunakan untuk menjaga stabilitas nilai tukar
atau untuk memperbaiki ketidakseimbangan ekonomi. Misalnya, jika mata uang nasional
terlalu kuat dan merugikan ekspor, bank sentral dapat melakukan intervensi dengan
menjual mata uang nasional untuk menurunkan nilainya.
4. Pinjaman Darurat dari Bank Sentral: Sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk
meminjam uang, bank sentral dapat memberikan pinjaman darurat kepada bank-bank
yang mengalami kesulitan likuiditas. Pinjaman semacam itu biasanya diberikan dengan
suku bunga yang lebih tinggi daripada suku bunga antar bank biasa dan dapat dijamin
dengan agunan tertentu. Pinjaman darurat dari bank sentral membantu menjaga stabilitas
sistem keuangan dan mencegah terjadinya krisis likuiditas yang lebih besar.

Sumber referensi:
D. Wahyu, A. (2023). Hubungan Industrial. Tangerang Selatan: universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai