Anda di halaman 1dari 2

Cara Mengetahui dan Tangani Hama

Spodoptera Frugiperda pada Jagung


KEMENTERIAN Pertanian (Kementan) bergerak cepat guna melakukan penanganan terhadap
Spodoptera frugiperda atau Fall Armyworm (FAW) yang merupakan hama jenis baru di Indonesia yang
menyerang tanaman jagung.

Hama baru ini dikenal dengan sebutan ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E. Smith) atau Fall
Armyworm yang merupakan serangga ngengat asli daerah tropis, sebelumnya hanya ditemukan pada
pertanaman jagung di Amerika Serikat, Argentina, dan Afrika.

tak hanya turun ke lapangan, Kementan pun masif melakukan sosialisasi terkait cara mengetahui dan
menangani hama Spodoptera Frugiperda melalui Bimbingan Teknis dan Sosialisasi (BTS) Propaktani.

AdvertisementBagaimana meningkatkan kekuatan laki-laki 13 kali bahkan pada 69 tahun

AdvertisementApa yang harus dilakukan untuk rambut mulai tumbuh lagi? Metode rumah

AdvertisementAlat yang akan mengembalikan pertumbuhan rambut hingga 100%! Rambut akan kembali
tumbuh tebal dengan

AdvertisementKisah menarik tentang bagaimana memulihkan energi seorang pria setelah berumur 40
tahun

Menurut Direktur Jenderal Tanaman Pangan, Suwandi, untuk pengendalian hama dan penyakit tanaman
diupayakan dengan pengendalian yang memperhatikan prinsip-prinsip Pengendalian Hama Terpadu
(PHT).

Hal ini sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa seluruh jajaran Kementan
terus berupaya mengawal dan menuntaskan masalah-masalah pertanian seperti hama dan penyakit
demi menjaga ketersediaan pangan nasional.

“Pencegahannya, jangan menanam jagung di luar musim dan hindari penanaman jagung yang terlambat.
Bila terpaksa atau keadaan memaksa maka taburkan tanah atau debu atau pasir halus atau abu kayu
atau abu gosokatau blawu pada bagian tengah tanaman muda,” ungkapnya.

Suputa menekankan perlu dilakukan pemantauan mingguan sejak benih mulai tumbuh dan lakukan
tindakan segera/aksi cepat begitu menemui FAW. Lakukan pengamatan terhadap larva pada bagian
tengah tanaman bagian dalam dan lakukan pengamatan gejala serangan.
“Serangan seringkali pada daun bagian tengah tanaman kadang juga pada tongkol. Untuk pengendalian
semprotkan insektisida pada bagian tengah tanaman pada pagi buta atau sore menjelang malam hari,
malam hari lebih bagus,” jelasnya.

Willing Bagariang, Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT) Ahli Muda Balai Besar
Peramalan Organisme Pengganggu Tumbuhan (BBPOPT) menjelaskan hama Spodoptera Frugiperda
dapat terbang jauh sejauh kurang lebih 100km/malam.

Spodoptera Frugiperda memiliki kemampuan bertelur yang tinggi, dan bersifar polifag. Ngengat ini juga
dapat hidup pada wilayah tropis/sub tropis. Jika sudah masuk, tidak dapat dieradikasi.

“Pengendalian Spodoptera frugiperda tidak disarankan hanya mengandalkan pengendalian secara kimia
tetapi perlu menerapkan sistem pengelolaan hama terpadu,” paparnya.

“Lakukan pergiliran insektisida untuk mengurangi terjadinya resistensi hama terhadap insektisida dan
memperhatikan tingkat efektivitas dan faktor risiko insektisida. Lakukan pengamatan rutin untuk
memantau gejala serangan awal S. frugiperda sehingga pengambilan keputusan pengendalian tepat
waktu,” tambah Willing. (RO/OL-09)

“Prinsipnya, kendalikan hama ini dengan pestisida hayati, ramah lingkungan dan berkelanjutan. Apa
yang ada dapat dimanfaatkan sebagai pengendali, seperti agensia hayati, ramuan herbal atau campuran
bahan alami," kata Suwandi pada webinar BTS Propaktani bertajuk Pengelolaan Hama Spodoptera
Frugiperda Tanaman Jagung yang dihelat kemarin Senin (6/6).

"Cari bahan sekitar agar bisa hemat biaya. Penggunaan pestisida kimiawi adalah cara terakhir jika tidak
ada solusi ,” jelas Suwandi.

“Harapannya dengan adanya paparan informasi mengenai pencegahan dan pengendalian hama FAW ini
menjadi pembelajaran dan bisa dipraktekkan oleh petani jagung dan yang lainnya,” sambung Suwandi.

Sementara itu, Akademisi UGM, Suputa menyampaikan hingga saat ini dilaporkan sebanyak 76 famili
tumbuhan yang terdiri dari 353 spesies telah menjadi inang Spodoptera frugiperda. Inang utamanya
adalah Poaceae, Asteraceae, dan Fabaceae.

Anda mungkin juga menyukai