Anda di halaman 1dari 2

SLIDE 2

Spodoptera frugiperda atau Fall Armyworm (FAW) merupakan hama jenis baru di Indonesia yang menyerang
tanaman jagung. Hama baru tersebut, dikenal dengan sebutan ulat grayak (Spodoptera frugiperda J.E. Smith)
atau Fall Armyworm dan juga merupakan spesies kelas serangga ordo (bangsa) Lepidoptera. Spodoptera juga
ditemukan ada 37 jenis (spesies). Ulat grayak merupakan serangga ngengat asli daerah tropis yang sebelumnya
hanya ditemukan pada pertanaman jagung di Amerika Serikat, Argentina, dan Afrika. Tahun 2018 FAW
memasuki Benua Asia di kawasan India, Myanmar, dan Thailand. Maret 2019 dilaporkan merusak tanaman
jagung dengan tingkat serangan berat di Kabupaten Pasaman Barat (Sumatera Barat), kemudian menyebar
hampir di seluruh wilayah Indonesia. Sebagai jenis hama baru yang menyerang pertanaman jagung di
Indonesia, keberadaan hama ulat grayak atau Spodoptera frugiperda ini dapat menjadi ancman seirus bagi
para petani di Indonesia dan ngengatnya dapat terbang sejauh 100 km per hari. Keberadaan larvanya sulit
dideteksi. Daya bertelurnya sangat tinggi sekitar 1800 butir.

SLIDE 3

Klasifikasi

Kingdom: Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Order : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Genus : Spodoptera
Species : Spodoptera frugiperda

Morfologi

1. thorax/kepala memiliki huruf Y terbalik

2. memiliki 4 titik (panicula) yang berbentuk persegi panjang.

3. memiliki garis tebal seperti pita.

4. Larva muda berwarna pucat kemudian coklat hingga hijau muda kemudian berwama gelap. (6 instar).

5. Larva instar 6 mudah dikenali dari adanya tiga garis kuning dibelakang, diikuti garis hitam dan garis kuning
disamping. Ada titik hitam yang membentuk persegi di segmen kedua dan segmen terakhir dan mempunyai
rambut pendek.

Metamorfosis

- fall armyworm diklasifikasikan sebagai metamorfosis sempurna atau holometabola

- Dalam siklus hidupnya, Spodoptera frugiperda melalui empat tahapan metamorfosis, yaitu: telur, larva
(terdiri dari 6 instar), pupa, dan ngengat.

SLIDE 5

Upaya yang dapat dilakukan petani untuk mencegah dan mengendalikan serangan Frugiperda antara lain:

1. Pengendalian dengan kultur teknis pergiliran tanaman dengan tanaman bukan inang, tanam serentak,
Pengolahan lahan yang optimal & sanitasi lingkungan

2. Pengendalian dengan fisik & mekanik, dengan cara mengumpulkan dan mematikan kel. Telur dan larva yang
terdapat pada tanaman.

3. Pengendalian secara alami dengan menggunakan pestisida nabati, agens hayati Bacillus thuringiensis,
Beauveria bassiana, Metharizium sp., SFNPV (Spodoptera frugiperda nucleur Pollyhedrosis Virus),
Pemanfaatan musuh alami : laba-laba, burung, kepik buas dan parasitoid.
4. Penggunaan pestisida alami seperti ekstrak dari tumbuhan mimba, acasia, marigold, bunga
saliara/tembelekan, jarak pagar, cabai, bawang, tembakau, bunga matahari, krisan, sereh

5. Penggunaan pupuk berimbang. Hindari penggunaan pupuk N berlebih.

6. Penyemprotan dengan insektisida yang berbahan aktif antara lain: emamektin benzoat, kloranitraniliprol,
sipermetrin, deltametrin, dll

Anda mungkin juga menyukai