Anda di halaman 1dari 19

PENGENDALIAN LALAT BUAH DENGAN

KONSEP PENGENDALIAN HAMA TERPADU


(PHT)

OLEH :
ADRIANUS BANYU TARIGAS NIM. C1011171144

 
LATAR BELAKANG
Potensi dan peluang pasar komoditas hortikultura
khususnya buah-buahan semakin meningkat seiring
dengan meningkatnya permintaan masyarakat terhadap
buah-buahan yang bermutu tinggi. Namun ketersediaan
berbagai tanaman buah tersebut merupakan kondisi yang
baik bagi perkembangan hama lalat buah.
Menurut Tarigan (2012) intensitas serangan hama lalat
buah dapat mencapai 90%, apabila tidak ada upaya
pengendalian akan mengganggu pencapaian produksi
bahkan gagal panen yang mengakibatkan
kerugian bagi petani.
LATAR BELAKANG
Untuk itu perlunya upaya pengendalian lalat buah dilakukan
dengan memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang
kompatibel dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan
dengan Pengendalian Hama Terpadu PHT.
ISI
Lalat Buah
Lalat buah diklasifikasikan dalam :
Kindom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Diptera
Famili : Tephritidae ( Trypetidae=Trupanidae) (Putra,
1997)
Di Indonesia terdapat empat genus lalat buah dari sekitar 12
genus lalat buah yang telah diketahui. Keempat genus
tersebut adalah Anastrepha, Bactrocera, Ceratitis, &
Rhagoletis (Putra, 1997).
ISI
Dimulai gejala serangan pada imago lalat buah yang
menusukkan telurnya kedalam buah jeruk. Bekas
tusukan akan menyebabkan lubang kecil yangasecara
bertahap akan menjadi kecoklatan dan lunak
menghitam. Kemudian telur akan berkembang menjadi
larva yang aktif didalam buah dan menghisap cairan
dari buah. Akibatnya buah akan busuk dan jatuh/ gugur.
Larva lalat buah yang menetas dari telur akan membuat
liang gerek didalam buah dan menghisap cairannya.
Buah menjadi busuk dan jatuh kepermukaan tanah.
A
Gambar Serangan Lalat Buah Pada Tanaman Hortikultura
ISI
Pengendalian Lalat Buah Dengan Konsep PHT
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) adalah suatu konsepsi atau cara
berpikir mengenai pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan
(OPT) dengan pendekatan ekologi yang bersifat multidisiplin untuk
mengelola populasi hama dan penyakit dengan memanfaatkan beragam
taktik pengendalian yang kompatibel dalam suatu kesatuan koordinasi
pengelolaan.
• Sasaran PHT adalah:
• Produktivitas pertanian mantap tinggi
• Penghasilan dan kesejahteraan petani meningkat
• Populasi hama dan kerusakan tanaman karena serangannya tetap berada
pada tingkatan yang secara ekonomis tidak merugikan
• Pengurangan resiko pencemaran lingkungan akibat penggunaan
ISI
Nuryatiningsih (2011) yang menyatakan bahwa metode-
metode pengendalian menurut PHT meliputi metode
agronomis (penggunaan varietas tahan, rotasi tanaman,
pengolahan tanah yang baik, pemangkasan dan penanaman
tanaman perangkap), metode mekanis (pemungutan hama,
penggunaan perangkap hama), metode fisis (pemanasan dan
pendinginan), metode biologis dan kimia. Di Hawaii,
pengendalian lalat buah memadukan beberapa teknik
pengendalian, antara lain dengan atraktan dalam perangkap,
yang dapat menekan penggunaan pestisida kimia sintetis
hingga 75-95% (Vargas, 2007).
ISI
Dalam jurnal Dimus (2015) mengatakan semut rangrang
merupakan predator hama, di dalam pengendalian semut
rang-rang dapat dimanfaatkan sebagai pengendalian hama
terpadu pada tanaman jeruk karena respeondennya lebih
banyak. Berdasarkan hasil introduksi semut rangrang dengan
melakukan pengamatan jumlah lalat buah yang terperangkap
di lokasi yang dintroduksi dengan lokasi yang tidak
dilakukan introduksi menunjukkan bahwa populasi lalat
buah yang terperangkap lebih banyak di lokasi dengan tanpa
introduksi.
ISI
Menurut Allwood (1997) beberapa strategi pengendalian telah
banyak diterapkan di seluruh kawasan yang terserang lalat
buah termasuk Indonesia. Berikut ini strategi pengendalian
yang diterapkan antara lain kontrol fisik, kontrol budidaya,
kontrol biologi, kontrol perilaku hama, kontrol genetika dan
kontrol kimia serta kombinasi pengendalian yang dikenal
dengan Integrated Pest Management (IPM) atau
Pengendalian Hama Terpadu (PHT).
ISI
.1. Kontrol Fisik
Prinsip dari kontrol fisik adalah menyediakan barrier
(penghalang) antara buah inang dan lalat buah betina yang
siap meletakkan telurnya ke buah inang. Metode yang paling
banyak digunakan adalah pembungkusan buah (fruit
wrapping) atau pengantongan buah (fruit bagging) sebelum
buah mencapai tahap kematangan yang menjadi target
infestasi lalat buah. Bungkus atau kantong biasanya terbuat
dari kertas koran/surat kabar atau kertas semen dibuat rangkap
ISI
.2. Kontrol Budidaya
Kontrol budidaya mencakup kegiatan produksi di lapang
namun tidak termasuk aplikasi penyemprotan insektisida.
Kegiatan produksi di lapang antara lain meningkatkan
kapasitas produksi saat populasi lalat buah masih rendah,
menanam tanaman yang tidak menjadi inang bagi lalat buah,
sanitasi lapang yang teratur; dan memanen lebih awal sebelum
terjadi infestasi lalat buah.
ISI
.3. Kontrol Biologi
Termasuk dalam metode ini yaitu penggunaan agen kontrol
biologi seperti preadator dan parasitoid. Penggunaan musuh
alami dirasakan mampu menekan populasi lalat buah secara
aman, permanen dan ekonomis.
4. Kontrol Perilaku Hama
Kontrol perilaku hama ini antara lain, yaitu:
a. Mencakup teknik penggunaan warna, bentuk dan bebauan
untuk merangsang atau menarik lalat buah, misalnya
dengan pemasangan perangkap lalat buah yang dilengkapi
atraktan berupa Methyl Eugenol (ME) ataupun Cue-lure.
ISI
.b. Male Annihilation, yaitu dimaksudkan untuk mengurangi
populasi lalat buah jantan hingga level terendah sehingga
dapat mencegah lebih banyak perkawinan lalat buah jantan
dengan lalat buah betina.
c. Penyemprotan protein bait. Protein bait mengandung
campuran atraktan dan racun yang digunakan untuk
membunuh lalat buah betina sehingga bisa menekan
populasi lalat buah secara efektif.
ISI
.5. Kontrol Genetika. Metode yang dipakai adalah Sterile
Insect Release Method (SIRM) yaitu eradikasi lalat buah
dengan membuat jantan mandul dengan teknik sterilisasi
menggunakan Cobalt-60 atau Cesium-137. Meskipun
efektif, metode ini sangat mahal dan memerlukan
penanganan para ahli.
6. Kontrol Kimia. Pemakaian insektisida semestinya dikurangi
mengingat dampaknya yang sangat berbahaya bagi
lingkungan, begitu pula dengan residunya.
ISI
. 7. Pendekatan Integrated Pest Management atau
Pengelolaan Hama Terpadu.Stretegi ini mencakup
beberapa teknik yang telah disebutkan sebelumnya antara
lain male annihilation, pemasangan perangkap lalat buah,
penyemprotan protein bait, sanitasi dan budidaya. Baru-
baru ini telah dilakukan sebuah pendekatan baru dari
pengembangan IPM atau PHT yaitu Area-Wide
Management (AWM) terhadap lalat buah pada tanaman
mangga di Kabupaten Indramayu. Pelaksanaan AWM di
Indramayu dianggap berhasil menurunkan populasi lalat
buah B.papayae maupun B. carambolae yang menyerang
tanaman mangga hingga mencapai level terendah.
KESIMPULAN
.Lalat buah ( Bactrocera spp) menyerang dengan menusukkan
telurnya kedalam tanaman hortikultura. Bekas tusukan akan
menyebabkan lubang kecil yang secara bertahap akanmenjadi
kecoklatan dan lunak menghitam. Kemudian telur akan
berkembang menjadilarva yang aktif didalam buah dan
menghisap cairan dari buah. Akibatnya buah
akan busuk dan jatuh/ gugur. Pengendalian secara
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) dapat dilakukan dengan
memanfaatkan beragam taktik pengendalian yang kompatibel
dalam suatu kesatuan koordinasi pengelolaan.
DAFTAR PUSTAKA
.Vargas, R. 2007. Local research, but everyone watching.
Agriculture Research Service – Hawaii Area Wide Fruit Fly
Control Program. 4 pp. http://www.
findarticles.com/p/articles/mi.m3741/is.2.52/ai.113457 520.
Putra, N.S. 1997. Hama Lalat Buah dan Pengendaliannya.
Kanisius, Yogyakarta. 44 hlm.
Tarigan A. 2012. Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan
Pertemuan KoordinasiPengendalian Lalat Buah di
Kabupaten Karo. Desa Dokan, Kabanjahe.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai