Anda di halaman 1dari 49

LAPORAN

ANALISA PERHITUNGAN STRUKTUR


RUMAH TINGGAL SEDERHANA
TYPE 36/60

PERUMAHAN MOJOWONO
MOJOKERTO – JAWA TIMUR
2023
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
1.1 Penjelasan Umum
1.2 Konsep Struktur
1.3 Data Jumlah dan Fungsi Lantai
1.4 Parameter Perencanaan Dasar
1.4.1 Peraturan-peraturan standar digunakan
1.4.2 Mutu Bahan / Material
1.4.3 Pembebanan
1.5 Idealisasi Struktur
1.5.1 Umum
1.5.2 Beban-beban Vertikal
1.6 Perencanaan Struktur Atas
1.6.1 Titik Perletakan Joint Pada dasar Gedung/Bangunan
1.6.2 Model Struktur
1.6.2.1 Asumsi
1.6.2.2 Analisis Struktur
1.6.3 Tipe Pondasi

II. PEMODELAN STRUKTUR DAN PEMBEBANAN


2.1 Pemodelan Struktur
2.1.1 Pemodelan Struktur Balok/Sloof
2.1.2 Pemodelan Struktur Kolom
2.1.3 Pemodelan Struktur Pondasi
2.1.4 Pemodelan Struktur Rangka atap
2.2 Pembebanan
2.2.1 Beban Mati (DL)
2.2.2 Beban Mati Tambahan (SDL)
2.2.3 Beban Hidup (LL)
2.2.4 Beban Gempa (EQL)
2.5 Analisa Rangka Atap
2.6 Perhitungan Sloof
2.7 Perhitungan Kolom Praktis
2.8 Perhitungan Balok
2.9 Perhitungan Pondasi Batu Kali

DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN

1.1 Penjelasan Umum


Bab ini menjelaskan tentang kriteria desain serta keterangan umum
Perencanaan Struktur Rumah Tinggal Sederhana 1 Lantai, Perumahan type 36/60 yang
berlokasi di Mojowono - Mojokerto, Jawa Timur. Kriteria desain menjelaskan secara
singkat mengenai peraturan dan standar yang digunakan, pembebanan, jenis dan mutu
bahan/material struktur, sistem struktur atas dan struktur bawah/pondasi, analisa dan
modelisasi struktur, anggapan-anggapan yang digunakan dan lain-lain.

1.2 Konsep Struktur


Sistem struktur atas terdiri atas sloof, kolom praktis dan balok, balok anak, dari
bahan beton bertulang. Struktur beton bertulang menggunakan sistem konvensional,
yaitu Pengecoran Site Mix. Sistem struktur penahan beban lateral terdiri atas balok-
kolom, sebagai rangka portal arah-X dan arah-Y sebagai Sistem Rangka Pemikul
Momen Biasa Beton Bertulang (R=5) sesuai yang disyaratkan oleh SNI yang berlaku.

1.3 Data Jumlah dan Fungsi Lantai

Tabel 1 - Elevasi dan Ketinggian


Lantai Tinggi (m) Elevasi (m) Fungsi Lantai
Atap 5.0 2.0
Balok 3.0 3.0
Lantai Dasar 0.0 0 Hunian

1.4 Parameter Perencanaan Dasar


1.4.1 Peraturan-peraturan standar yang digunakan
a. Beban desain minimum dan kriteria terkait untuk bangunan gedung dan
struktur lain, ( SNI 1727 : 2020).
b. Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non
gedung, ( SNI 1726 : 2019 ).
c. Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung dan penjelasan (SNI
2847:2019).
d. Baja tulangan beton, ( SNI 2052 : 2017 ).
e. Profil rangka baja ringan, (SNI 8399:2017).
1.4.2 Mutu Bahan/Material Struktur
a. Mutu beton struktur sloof, kolom praktis dan balok,ring : fc’= 18,68 Mpa
(setara K-225).
b. Mutu baja tulangan : fyD=400 MPa (d ≥ 10 mm); fyɸ=240 MPa (d <10 mm).
c. Modulus Elastisitas beton E = 4700 x √f’c = 20313,57 Mpa
d. Koefisien muai panjang 1.0e-5 per derajat Celcius,
e. Konstanta Poisson =0.20,
f. Mutu Baja Ringan G550, tegangan leleh : 550 Mpa, ultimate : 550 Mpa,
g. Modulus Elastisitas Baja ringan : 200.000 Mpa
h. Modulus Geser baja ringan : 80.000 Mpa.
1.4.3 Pembebanan
a. Beban Mati/Berat Sendiri Bangunan
Beban-beban yang diakibatkan oleh gravitasi yang bersifat permanen dalam
hal ini berat sendiri struktur diperhitungkan secara otomatis melalui
pemodelan SAP2000.

b. Beban Mati Tambahan


Yang termasuk beban mati tambahan adalah berat finishing arsitektur dan
berat ducting / kabel / pipa M/E. Beban Mati material dan komponen
bangunan dihitung berdasarkan Tabel-1 berikut :

No MATERIAL BEBAN MATI SATUAN


1 Baja 7850 Kg/m3
2 Beton Bertulang 2400 Kg/m3
3 Beton Polos 2100 Kg/m3
4 Dinding ½ Bata, Berat /M2 250 Kg/m2
5 Partisi 120 Kg/m2
6 Plafon + Rangka 15 Kg/m2
7 Penutup Atap Beton 45 Kg/m2
8 Finishing Lantai 24 Kg/m2

c. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan sesuai dengan peraturan pembebanan
yang berlaku (SNI 1727 : 2020).
- Beban hidup Hunian = 1,92 kN/m2 ~ 200 kg/m2
- Beban hidup koridor = 3,83 kN/m2 ~ 400 kg/m2
- Ruang rapat, training, locker = 2,87 kN/m2 ~ 300 kg/m2
- Beban hidup ruang kantor = 2,40 kN/m2 ~ 250 kg/m2

d. Beban Gempa
Analisis beban gempa yang digunakan adalah dengan menghitung respon
spektrum dari Analisa dinamik dan Analisa static ekuivalen berdasarkan “Tata
cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non
gedung” SNI 1726-2019.

1.5 Idealisasi Struktur


1.5.1 Umum
a. Bangunan diidealisasikan dalam analisa sebagai rangka terbuka (open
frame), terdiri atas balok, kolom, slab dan wall.
b. Dipergunakan paket program komputer yang memperhitungkan pengaruh
lantai kaku, yaitu dengan SAP2000.
c. Analisis struktur dilakukan dengan anggapan berlaku keadaan elastis saja.

1.5.2 Beban-beban Vertikal


a. Beban hidup dapat direduksi sesuai peraturan sebelum dikombinasikan
dengan beban mati penuh.
1.6 Perencanaan Struktur Atas
1.6.1 Letak Perletakan Joint Pada Dasar Gedung
Struktur utama gedung ini didukung oleh pondasi sebagai struktur sendi. Titik-
titik tersebut terletak disetiap kaki kolom dianggap menyesuaikan dengan level
dan posisi pondasi.

1.6.2 Model Struktur


1.6.2.1 Asumsi
Struktur utama dihitung sebagai “open frame” tiga dimensi dengan
bantuan program SAP2000. Struktur “open frame” ini ditumpu dengan
perletakan jepit pada lantai dasar karena pelat diasumsikan sebagai pelat
dua arah, maka beban gravitasi dari pelat ditransfer sebagai beban garis
ke balok anak. Dari balok anak, beban kemudian ditransfer ke balok utama
sebagai beban terpusat. Dinding-dinding diperhitungkan sebagai beban
garis.
1.6.2.2 Analisis Struktur
Data masukan yang diperlukan untuk program SAP2000 dan spread
sheet Ms. Excell adalah properties penampang, material dan geometri dari
struktur. Kondisi-kondisi pembebanan juga diperlukan sebagai data
masukan. Seluruh beban-beban yang diterapkan pada struktur di bagi
dalam beberapa kondisi beban (load condition) dan pada akhir analisis
kondisi beban-beban tersebut dikombinasikan.

1.6.3 Tipe Pondasi


Daya dukung tanah dianalisa berdasarkan tabel dan data sondir dalam Laporan
Penyelidikan Tanah yang dijadikan sebagai dasar untuk perencanaan struktur
bawah/pondasi.

*******
II. PEMODELAN STRUKTUR DAN PEMBEBANAN

2.1 Pemodelan Struktur


Dalam Analisa struktur ini, bangunan dimodelkan 1 Lantai dengan struktur
utama beton bertulang. Dimensi dan perletakan kolom balok maupun plat telah
disesuaikan dengan gambar rencana yang sudah ada. Adapun bentuk Visual dari
pemodelan bangunan dapat dilihat pada gambar 1 berikut ini:

Gambar – Perspektif Struktur 3 Dimensi

2.1.1 Pemodelan Balok


Balok struktur dimodelkan dengan elemen frame line dengan dimensi dan
material yang disesuaikan dengan gambar rencana yang telah dibuat.
Adapun secara umum balok terdiri atas:
1. Balok Latei dengan dimensi 15 x 20 cm2;
2. Balok Ring dengan dimensi 15 x 20 cm2;
Adapun salah satu sampel input frame section balok tersebut pada file analisa
SAP2000 adalah sebagai berikut :
Gambar – Frame Section balok BL15x20

Gambar – Frame Section balok BR15x20

2.1.2 Pemodelan Kolom


Kolom struktur dimodelkan dengan elemen frame Line dengan dimensi
dan material sesuai dengan yang tercantum dalam gambar rencana. Adapun
frame section kolom tersebut berdimensi:
1. KP Kolom Praktis 15 x 15 cm2,
Gambar – Frame Section kolom

2.1.3 Pemodelan Pondasi


Pondasi awal direncanakan menggunakan jenis pondasi batu kali dan
pada SAP2000 dimodelkan dengan tipe joint restraint seperti ditunjukkan gambar
dibawah ini. Adapun pemodelan sistem pondasi tersebut adalah sebagai berikut:

Gambar – Pemodelan Sistem Pondasi

2.1.4 Pemodelan Rangka Atap


Rangka atap dimodelkan secara open frame menyatu dengan struktur
beton pada SAP2000, kemudian pembebanan hidup dan mati atap akan
diinputkan secara merata pada batang reng. Adapun frame section Rangka atap
tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar – Frame Section Rangka Atap (C75.35)

Gambar – Frame Section Rangka Atap (Reng R40 tebal :0.45mm)

2.2 Pembebanan
Jenis pembebanan yang diinputkan dalam model sap antara lain adalah
1. Beban Mati (DL)
2. Beban Mati Tambahan (SDL)
3. Beban Hidup (LL)
4. Beban Gempa (EQ)
2.2.1 Pemodelan Beban Mati Sendiri (DL)
Beban Berat Sendiri Struktur di hitung secara otomatis pada software
SAP2000 berdasarkan bahan/material jenis strukturnya, dalam hal ini struktur
yang di tinjau adalah bahan struktur beton, besi beton bertulang dan baja
ringan.

Gambar – Definisi Material Pada SAP2000

2.2.2 Pemodelan Beban Mati Tambahan (SDL)


Beban mati tambahan / super dead load (SDL) digunakan pada sloof
dan ring balk. dalam model didistribusikan ke seluruh frame yang menahan
beban mati dalam bentuk beban merata (uniform load).
Beban mati dinding adalah jenis beban mati yang tetap, yang
didistribusikan merata ke tiap2 sloof atau balok yang ditimpa.
Beban Dinding ½ Bata = 250 kg/m2,
Qwall Elv. +3.00 (0+3) = 250 kg/m2 x 3 m = 750 kg/m

Beban mati atap adalah jenis beban mati yang tetap, yang didistribusikan
secara merata ke bagian reng. Beban yang memiliki satuan m2 akan dikonversi
menjadi m’ dengan menyesuaikan dengan panjang reng tiap 1 m2 bidang.
Beban plafon dan beban ME akan dibebankan pada kuda-kuda baja ringan.

Beban Pada Reng :


Berat Penutup Atap = 45 kg/m2
Beban Mati tiap m’ reng = beban mati atap kg/m2 / panjang reng tiap 1m2
= 45 kg/m2 / 5m’
= 9 kg/m’
Beban Pada Kuda-Kuda :
Berat Plafond = 15 kg/m2
Berat ME = 20 kg/m2
Total = 35 kg/m2

Gambar – Pemodelan SDL balok (frame)


2.2.3 Pemodelan Beban Hidup (LL)
Beban Hidup pada sebuah konstruksi bangunan pada umumnya
tersebar ke pelat lantai dan sesuai spesifikasi bangunannya, karena pada
analisis rumah ini merupakan rumah sederhana 1 Lantai, maka dari itu Beban
Hidup akan di bebankan kepada rangka atap.

Beban hidup atap = 100 kg/m2


Beban Air hujan = 20 kg/m2
Total = 120 kg/m2

Beban hidup tiap m’ reng = berat hidup total kg/m2 / panjang reng tiap 1m2
= 120 kg/m2 / 5m’
= 24 kg/m’

Gambar – Pemodelan Beban Hidup

2.2.4 Pemodelan Beban Gempa (EQ)


Analisis beban gempa dengan respon spektrum dari analisa dinamik
dan analisa statik ekuivalen mengikuti Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non Gedung, SNI 1726:2019.

Faktor Keutamaan Resiko Bangunan (I) = II


Koefisien Modifikasi Respon (R) =8
Faktor Kuat Lebih Sistem Struktur (Cd) =3
Faktor Pembesaran Defleksi (Ω0g) = 5,5
Gambar – Parameter Beban Gempa

2.3 Kombinasi Pembebanan


Beban gempa dianggap terjadi bersamaan dalam dua arah yang orthogonal
(arah-X & arah-Y) dan dikombinasikan dengan beban gravitasi, Kombinasi
pembebanan yang dipakai :

1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L
3. 1,2D + LL + EQx
3. 1,2D + LL + EQy

Dimana, D= beban mati; L=beban hidup; E=beban gempa.

*******
Analisa Gempa

Data Seismic :
▪ Lokasi Bangunan = Mojokerto
▪ Kelas Situs = D (Tanah Sedang)
▪ Jenis Bangunan = Perumahan / Tempat Tinggal

Data Respon Spektrum :


▪ Kategori Resiko = II (tabel 3 SNI 1726 : 2019)

▪ Faktor Keutamaan = 1 (tabel 4 SNI 1726 : 2019)

▪ Ss = 0.9268 g rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/

▪ S1 = 0.3834 g rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/

▪ TL (Periode transisi jangka panjang) = 20 detik rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/

▪ T (Periode Fundamental) = 0.278 detik rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/


v

cara interpolasi untuk menentukan nilai yang tepat untuk koefisien situs Fa dan Fv :

Nilai Ss yang diperoleh dari data = 0.927 g


Nilai Ss yang diperoleh dari tabel diatas = 0.8 1
Nilai kelas situs = 1.2 1.1
Maka nilai Fa = 1.129 g

Nilai S1 yang diperoleh dari data = 0.383 g


Nilai S1 yang diperoleh dari tabel diatas = 0.3 0.4
Nilai kelas situs = 2.0 1.9
Maka nilai Fv = 1.9166 g

▪ Koefisien Situs Fa = 1.1293 g (tabel 6 SNI 1726 : 2019)

▪ Koefisien Situs Fv = 1.9166 g (tabel 7 SNI 1726 : 2019)


▪ SMS (Ss x Fa) = 1.0466 g
▪ SM1 (S1 x Fv) = 0.7348 g
▪ SDS (2/3 SMS) = 0.6977 g
▪ SD1 (2/3 SM1) = 0.4899 g
Penentuan Kategori Desain Seismik

▪ KDS (Kategori Desain Seismic) = D (tabel 8 & 9 SNI 1726 : 2019)


▪ R (Faktor reduksi gempa) = 8 (tabel 9 SNI 1726 : 2019)
▪ Faktor kuat lebih, Ω = 3 (tabel 9 SNI 1726 : 2019)

▪ Faktor pembesaran defleksi, Cd = 5.5 (tabel 9 SNI 1726 : 2019)

*******
7. Periode Fundamental Pendekatan :

7a.Periode Minimum (Tmin) 7c.Periode SAP2000 (TC)


x
Tmin = Ct x Hn TC arah x = 0.234 detik
Tmin = 0.19836 detik TC arah y = 0.290 detik

7b.Periode Maksimum (Tmax) Kontrol = Tmin < Tc > Tmax = 0.1984 < 0.23363 > 0.27771
Tmax = Cu x Tmin
Tmax = 0.27771 detik 7d.Nilai T diatas diambil = Tmax = 0.27771 detik
KONTROL ANALISIS BEBAN GEMPA DINAMIS

1. Kontrol Jumlah Ragam / Partisipasi Masa


analisa model sap dilakukan berdasarkan petunjuk dalam SNI 1729:2019

TABLE: Modal Participating Mass Ratios


OutputCase Period UX UY UZ SumUX SumUY
Text Sec Unitless Unitless Unitless Unitless Unitless
MODAL 0.289118 0.10437 0.60589 1.078E-07 0.10437 0.60589
MODAL 0.282029 0.64324 0.17055 0.000002051 0.74762 0.77644
MODAL 0.24242 0.0658 0.19257 1.012E-08 0.81342 0.96901
MODAL 0.196045 0.15142 0.0102 0.00002401 0.96483 0.97921
MODAL 0.157025 0.00537 0.00784 0.00001093 0.9702 0.98705
MODAL 0.128391 0.0002 0.00074 0.00001793 0.9704 0.98779
MODAL 0.115352 0.01726 0.00003346 0.000006278 0.98767 0.98782
MODAL 0.110936 0.0014 0.00011 0.000001322 0.98907 0.98793
MODAL 0.099291 0.00108 3.195E-10 4.094E-08 0.99015 0.98793
MODAL 0.08717 1.311E-07 1.306E-08 1.122E-07 0.99015 0.98793
MODAL 0.086856 9.845E-07 1.127E-08 4.331E-10 0.99015 0.98793
MODAL 0.086103 3.196E-08 6.515E-08 5.086E-07 0.99015 0.98793
99.0% 98.8%
Syarat : Partisipasi massa harus > 90 % ……...OK ……...OK

noted : jika tidak terpenuhi tambahkan jumlah mode (modal modify load case)

2. Kontrol Perbandingan Geser Dasar Statis Dan Dinamis


TABLE: Base Reactions
OutputCase GlobalFX GlobalFY GlobalFZ GlobalMX GlobalMY GlobalMZ
Text KN KN KN KN-m KN-m KN-m
EQSX -12.515 5.735E-13 -7.499E-14 -1.326E-12 -43.6209 41.1098
EQSY 3.535E-13 -12.515 1.277E-12 43.6209 -3.933E-12 -37.1744
Eqdx 14.166 2.554 0.04 8.421 49.7059 47.0793
Eqdy 2.13 12.536 0.016 42.5184 7.2084 45.9179

Dinamik (VD) Statik (VS) Faktor skala kontrol


Base
Geser Dasar Geser Dasar VS / VD (VD) >= 100%
Shear
(kN) (kN) Vs
arah x 14.17 12.52 0.8834533 OK
arah y 12.54 12.52 0.9983248 OK

noted : jika tidak terpenuhi maka perlu dikalikan faktor skala (load case)

3. Kontrol Simpangan Antar Lantai (Story Drift)

TABLE: Joint Displacements


Joint OutputCase CaseType StepType U1 U2 U3
Text Text Text Text mm mm mm
11 Eqdx LinRespSpec Max 0 0 0
11 Eqdy LinRespSpec Max 0 0 0
28 Eqdx LinRespSpec Max 2.094007 0.372005 0.019783
28 Eqdy LinRespSpec Max 0.312348 2.253499 0.00743
48 Eqdx LinRespSpec Max 1.661289 0.353029 0.020378
48 Eqdy LinRespSpec Max 0.24589 2.112551 0.007153
Cd = 5.5 (tabel 12 SNI 1726 : 2019)
I= 1.5000 (tabel 4 SNI 1726 : 2019)

Simpangan Lantai Arah x (∆x)

Hsx dx ∆x ∆a (Ijin) kontrol


Lantai
(mm) (mm) (mm) (mm) ∆x < ∆ ijin
Ring balk 4000 1.6613 -1.5866 80 OK
Ring balk 3000 2.0940 7.6780 60 OK
Sloof 0 0 0 0

Simpangan Lantai Arah y (∆y)

Hsx dy ∆y ∆a (Ijin) kontrol


Lantai
(mm) (mm) (mm) (mm) ∆y < ∆ ijin
Ring balk 4000 2.1126 -0.5168 80 OK
Ring balk 3000 2.2535 8.2628 60 OK
Sloof 0 0 0 0

Berdasarkan Perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bangunan telah memenuhi persyaratan
kontrol simpangan tingkat antar lantai sesuai dengan SNI 1726 : 2019 Pasal 7.12.1
ANALISA TYPE 2 REV 2 fix.sdb

SAP2000 22.0.0 Deformed Shape (COMB2) Kgf, m, C


ANALISA TYPE 2 REV 2 fix.sdb

SAP2000 22.0.0 Shear Force 2-2 Diagram (COMB2) KN, m, C


ANALISA TYPE 2 REV 2 fix.sdb

SAP2000 22.0.0 Moment 3-3 Diagram (COMB2) KN, m, C


ANALISA TYPE 2 REV 2 fix.sdb

SAP2000 22.0.0 Axial Force Diagram (COMB2) KN, m, C


ANALISIS STRUKTUR
KUDA - KUDA BAJA RINGAN

1. SPESIFIKASI MATERIAL

Spesifikasi Material Baja (Stainless Steel ) yang digunakan :


Kode mutu baja ringan BJ LAS G550

E ( Modulus Elastisitas ) = 200000 Mpa


Berat Jenis = 7849.05 kgf/m
Spesifikasi baja ringan = 55
Tegangan Putus (fu) = 550 Mpa
Tegangan Leleh (fy) = 550 Mpa
Modulus elastisitas geser = 80000 ton/m3
Koefisien pemuaian = 1.20E-06 /oC
Poisson ratio = 0.3
Regangan minimal = 20 %

2. PEMODELAN STRUKTUR
Pemodelan dan analisa dilakukan dengan program SAP2000 dengan
kriteria dan desain sebagai berikut :

Dimensi Reng = R40.T0,45


Dimensi Rangka Baja Ringan = C 75.35.8.0,75
Atap = Genteng Beton = 45 kg/m2
Jarak Antar Kuda Kuda = 1 m'
Jarak Antar Reng = 0.26 m'

3D View Pemodelan Rangka Atap


Frame Section

Pembebanan SDL (beban mati Tambahan)

Pembebanan LL (beban Hidup) dalam Kg/m


3. HASIL ANALISA STRUKTUR SAP2000
Beban kombinasi dan pengecekan struktur dilakukan secara otomatis
Melalui program SAP2000, adapun hasil pengecekan adalah sebagai
berikut :

Keterangan : Hasil pengecekan struktur oleh SAP2000 dinyatakan


dalam skala warna dan angka 0-1, abu-abu/biru skala 0 menyatakan
struktur Aman, sedangkan warna merah, angka > 1 menyatakan
struktur tidak aman / berbahaya
ANALISA PERHITUNGAN BALOK
( BR 15X20 )

Analisa Gaya Dalam (SAP2000)

Gaya Geser

Momen Negatif

Momen Positif
A. DATA BALOK LANTAI

BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 18.68 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 200 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Ø= 10 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø= 6 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm

MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA


+
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu = 3.764 kNm
-
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu = 2.304 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 6.537 kN

B. PERHITUNGAN TULANGAN

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85


Untuk : fc' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0202
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1 – ½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 4.9118
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 31.00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 2.51
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 2 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - n s * D - 2 * d s ) / ( ns - 1 ) = 68.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 35.00 mm

1. TULANGAN MOMEN POSITIF

+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu / f = 4.706 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 35 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 165.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 1.1522
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00299
Rasio tulangan minimum, rmin =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00270
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.00350
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 87 mm2
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 1.103
Digunakan tulangan, 2 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 157 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / n s = 1.00
nb < 3  (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 2 31.00 62.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 2 S [ ni * yi ] = 62
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 31.00 mm
31.00 < 35  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 169.00 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 26.381 mm
-6
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 9.790 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 7.832 kNm
+
Syarat : f * Mn ≥ Mu
7.832 > 3.764  AMAN (OK)

2. TULANGAN MOMEN NEGATIF

-
Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu / f = 2.880 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 35 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 165.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0.7052
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00180
Rasio tulangan minimum, rmin =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00270
Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.00350
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 87 mm2
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 1.103
Digunakan tulangan, 2 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 157 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / n s = 1.00
nb < 3  (OK)

Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak


ke ni yi ni * yi
1 2 31.00 62.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 2 S [ ni * yi ] = 62
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 31.00 mm
31.00 < 35  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 169.0 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 26.381 mm
-6
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 9.790 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 7.832 kNm
-
Syarat : f * Mn ≥ Mu
7.832 > 2.304  AMAN (OK)

3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 6.537 kN


Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.60
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
-3
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10 = 17.828 kN
Tahanan geser beton, f * Vc = 10.697 kN
 Hanya perlu tul.geser min
Tahanan geser sengkang, f * Vs = V u - f * Vc = - kN
Kuat geser sengkang, Vs = 6.537 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 Ø 6
2
Luas tulangan geser sengkang, Av = ns * p / 4 * P = 56.55 mm2
3
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * fy * d / ( Vs * 10 ) = 342.56 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 84.50 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 84.50 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 80 mm
Digunakan sengkang, 2 Ø 6 - 150 (OK)
ANALISA STRUKTUR KOLOM

I. Frame Kolom yang Dianalisis:

Nomor : 74
Dimensi : 15x15
Tinggi : 3

II. Diagram BMD


& SFD :

III. Diagram NFD :

IV. Rekapitulasi:
Momen : 0.046 KNm
Gaya Geser : 0.034 KN
Gaya Aksial : 26.088 KN
ANALISA KEKUATAN
KOLOM BETON BERTULANG
Dimensi kolom harus disesuaikan dengan tinggi kolom, sehingga memenuhi syarat kelangsingan.

INPUT DATA KOLOM


Tinggi kolom b : 3 m
Lebar 1 h1 : 150 mm
h1 : 0.15 m 3 m
Lebar 2 h2 : 150 mm
h2 : 0.15 m
K : 0.5 (jepit-jepit)
Kuat Tekan f'c : 18.68 MPa
Tegangan Leleh fy : 400 MPa
Tebal Selimut d' : 20 mm
Lebar Efektif d : 130 mm
Y : 75 mm
Ag : 22500 mm2 150 mm
Asst : 225 mm2 (1%.Ag)
As = As' : 112.5 mm2 (0,50.Asst)
150 mm

PERHITUNGAN KELANGSINGAN KOLOM


Iy (sb.2) = 1/12 . b3 . h
= 0.08 x 0.15 x 0.00338
= 0.00 m4
A = b.h
= 0.15 x 0.15
= 0.0225 m2
r = Iy
A
= 0.04 m
k.l / r = 34.64
< 35 (Dimensi OK!!)

a. Kondisi beban sentris


Pn = (0,85.fc’.(Ag – Asst) + fy..Asst))
= ( 0.85 x 18.7 x 22275 ) + ( 400 x 225 )
= 443.682 kN
Mn = 0 kNm

b. Kondisi Balance
xb = 600 x 130
600 + 400
= 78
ab = 0.85 x 78
= 66.3
fs' = ( 78 - 20 ) x 600
78
= 446.15 MPa
> 400 MPa (dipakai fs'!!)
fs' = 400 MPa

Cc = 0,85 . fc’ . ab . b . 10-3


= 0.85 x 18.7 x 66.3 x 150 x 0.001
= 157.907 kN

Cs = As' . (f's - 0,85 . f'c) . 10-3


= 112.5 x 0.38
= 43.2137

Ts = As . fy . 10-3
= 45 kN

Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 156.12 kN

Mnb = Cc . (Y - a/2) + Cs . (Y - d') + Ts . (d - Y)


= 11.4602 kNm

c. Kondisi Patah Desak


x = 170% x 78
= 132.6 mm
ab = 0.85 x 133
= 112.71 mm
fs' = ( 132.6 - 20 ) x 600
132.6
= 509.50 MPa
> 400 MPa (dipakai fs'!!)
fs' = 400 MPa

fs = ( 130 - 133 ) x 600


132.6
= -11.76 MPa
< 400.00 MPa
fs pakai = -11.76 MPa

Cc = 0,85 . fc’ . ab . b . 10-3


= 0.85 x 18.7 x 112.71 x 150 x 0.001
= 268.441 kN

Cs = As' . (f's - 0,85 . f'c) . 10-3


= 112.5 x 0.38
= 43.2137

Ts = As . fs . 10-3
= -1.32353 kN

Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 312.979 kN

Mnb = Cc . (Y - a/2) + Cs . (Y - d') + Ts . (d - Y)


= 7.30905 kNm

d. Kondisi Patah Desak


x = 140% x 78
= 109.2 mm
ab = 0.85 x 109
= 92.82 mm
fs' = ( 109.2 - 20 ) x 600
109.2
= 490.11 MPa
> 400 MPa (dipakai fs'!!)
fs' = 400 MPa

fs = ( 130 - 109 ) x 600


109.2
= 114.29 MPa
< 400.00 MPa
fs pakai = 114.29 MPa
Cc = 0,85 . fc’ . ab . b . 10-3
= 0.85 x 18.7 x 92.82 x 150 x 0.001
= 221.069 kN

Cs = As' . (f's - 0,85 . f'c) . 10-3


= 112.5 x 0.38
= 43.2137

Ts = As . fs . 10-3
= 12.8571 kN

Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 251.426 kN

Mnb = Cc . (Y - a/2) + Cs . (Y - d') + Ts . (d - Y)


= 9.40427 kNm

e. Kondisi Patah Tarik


x = 60% x 78
= 46.8 mm
ab = 0.85 x 46.8
= 39.78 mm
fs' = ( 46.8 - 20 ) x 600
46.8
= 343.59 MPa
> 400 MPa (Dipakai fy!!)
fs' = 343.59 MPa

fs = ( 130 - 46.8 ) x 600


46.8
= 1066.67 MPa
< 400.00 MPa
fs pakai = 400.00 MPa

Cc = 0,85 . fc’ . ab . b . 10-3


= 0.85 x 18.7 x 39.78 x 150 x 0.001
= 94.744 kN

Cs = As' . (f's - 0,85 . f'c) . 10-3


= 112.5 x 0.33
= 36.8676

Ts = As . fs . 10-3
= 45 kN

Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 86.6116 kN

Mnb = Cc . (Y - a/2) + Cs . (Y - d') + Ts . (d - Y)


= 9.72406 kNm

f. Kondisi Patah Tarik


x = 30% x 78
= 23.4 mm
ab = 0.85 x 23.4
= 19.89 mm
fs' = ( 23.4 - 20 ) x 600
23.4
= 87.18 MPa
> 400 MPa (Dipakai fy!!)
fs' = 87.1795 MPa
fs = ( 130 - 23.4 ) x 600
23.4
= 2733.33 MPa
< 400.00 MPa
fs pakai = 400.00 MPa

Cc = 0,85 . fc’ . ab . b . 10-3


= 0.85 x 18.7 x 19.89 x 150 x 0.001
= 47.372 kN

Cs = As' . (f's - 0,85 . f'c) . 10-3


= 112.5 x 0.07
= 8.02142

Ts = As . fs . 10-3
= 45 kN

Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 10.3934 kN

Mnb = Cc . (Y - a/2) + Cs . (Y - d') + Ts . (d - Y)


= 5.99796 kNm

g. Kondisi Momen Murni


a = 112.5 x 400
0.85 x 18.7 x 150
= 18.89 mm

Mn = As . fy . (d - a/2) . 10-6
= 5.42488 kNm

Pn = 0 kN
PENENTUAN DIAGRAM INTERAKSI
KOLOM BETON BERTULANG

Tabel hasil perhitungan Mn dan Pn :

Asst = 1% Ag Asst = 2% Ag Asst = 3% Ag Asst = 4% Ag


Kondisi
Mn (kNm) Pn (kN) Mn (kNm) Pn (kN) Mn (kNm) Pn (kN) Mn (kNm) Pn (kN)

Beban sentris - 443.68 - 530.11 - 616.54 - 702.96

Patah Desak 1 7.31 312.98 9.61 357.52 11.92 402.05 14.22 446.59

Patah Desak 2 9.40 251.43 12.49 281.78 15.57 312.14 18.66 342.50

Balance 11.46 156.12 16.31 154.33 21.16 152.55 26.02 150.76

Patah Tarik 1 9.72 86.61 14.23 78.48 18.73 70.35 23.23 62.21

Patah Tarik 2 6.00 10.39 8.91 (26.59) 11.83 (63.56) 14.75 (100.54)

Momen Murni 5.42 - 10.00 - 13.72 - 16.60 -

Diagram Interaksi Kolom


800

700

600

500
Pn (kN)

400
1%

2%
300
3%

200 4%

100

0
0 5 10 15 20 25 30

(100)

(200)

Mn (kNm)
PENULANGAN KOLOM BIAXIAL

DATA OUTPUT SAP 2000


Pu : 26.088 kN
Mu.x : 0.034 kNm
Mu.y : 0.046 kNm
Diagram Interaksi Kolom
DATA KOLOM 800
f'c : 18.68 MPa
fy : 400 MPa 700
h : 150 mm 600
b : 150 mm
Ag : 22500 mm2 500
1%

Pn (kN)
400
PERHITUNGAN 2%
300
Mn.x = 0.034 3%
0.25 200 4%
= 0.14 kNm
100 Kolom

Mn.y = 0.05 0
0 10 20 30
0.25 (100)
= 0.18 kNm
(200)
Pn = 26.09
0.25 Mn (kNm)
= 104.35 kNm

Momen uniaksial ekuivalen yang diperlukan berdasarkan momen terhadap sumbu x (Mo.x) karena momen yang
terbesar adalah Mn.x sehingga digunakan Mo.x untuk perencanaan tulangan kolom.

Mo.x = Mn.x + Mn.y (b/h) . ((1-b)/b)


= 0.24 kNm

Data Mo.x dan Pn selanjutnya dimasukkan ke dalam grafik dan diperhatikan posisinya
Karena posisinya dibawah 1%, maka digunakan As total = 1% Ag

As.total = r x Ag
= 225 mm2

Diameter tul. = 10 mm

Jumlah (n) = 3 bh. ~ dipakai = 4 bh

Cek r ada = 235.5


22500
= 0.01

xb = 600 x 130
600 + 400
= 78
ab = 0.85 x 78
= 66.3
fs' = ( 78 - 20 ) x 600
78
= 446.15 MPa
> 400 MPa (dipakai fs'!!)
fs' dipakai = 400 MPa

Cc = 0,85 . fc’ . ab . b . 10-3


= 0.85 x 18.68 x 66.3 x 150 x 0.001
= 157.907 kN

Cs = As' . (f's - 0,85 . f'c) . 10-3


= 112.5 x 0.384122
= 43.2137
Ts = As . fy . 10-3
= 45 kN

Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 156.12 kN

Mnb = Cc . (Y - a/2) + Cs . (Y - d') + Ts . (d - Y)


= 11.4602 kNm

Cek : Pn < Pnb (Keruntuhan Tarik!!)


104.35 156.1204

Penulangan Geser Gambar Penulangan :

Nu = 115.95 kN
Vu = 0.03 kN
Vu / f = 0.06 kN f 6 - 150

Vc = 19.22 kN
1/2 Vc = 9.61 kN
> 0.06 kN (Perlu tul.Geser!!)

Diamtr.sgkg. = 6 mm 4P 10

Av = 56.52 mm2

S1 = 452 mm
S2 = 65 mm

S dipakai = 150 mm

*****
ANALISA PERHITUNGAN SLOOF
( S1 15X20 )

Analisa Gaya Dalam (SAP2000)

Gaya Geser

Momen Negatif

Momen Positif
A. DATA BALOK LANTAI

BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 18.68 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 200 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Ø= 10 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø= 6 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm

MOMEN DAN GAYA GESER RENCANA


+
Momen rencana positif akibat beban terfaktor, Mu = 7.221 kNm
-
Momen rencana negatif akibat beban terfaktor, Mu = 10.107 kNm
Gaya geser rencana akibat beban terfaktor, Vu = 18.326 kN

B. PERHITUNGAN TULANGAN

Untuk : fc' ≤ 30 MPa, b1 = 0.85


Untuk : fc' > 30 MPa, b1 = 0.85 - 0.05 * ( fc' - 30) / 7 = -
Faktor bentuk distribusi tegangan beton,  b1 = 0.85
Rasio tulangan pada kondisi balance ,
rb = b1* 0.85 * fc’/ fy * 600 / ( 600 + fy ) = 0.0202
Faktor tahanan momen maksimum,
Rmax = 0.75 * rb * fy * [1 – ½*0.75* rb * fy / ( 0.85 * fc’ ) ] = 4.9105
Faktor reduksi kekuatan lentur, f = 0.80
Jarak tulangan terhadap sisi luar beton, ds = ts +  + D/2 = 31.00 mm
Jumlah tulangan dlm satu baris, ns = ( b - 2 * ds) / ( 25 + D ) = 2.51
Digunakan jumlah tulangan dalam satu baris, ns = 2 bh
Jarak horisontal pusat ke pusat antara tulangan,
x = ( b - n s * D - 2 * d s ) / ( ns - 1 ) = 68.00 mm
Jarak vertikal pusat ke pusat antara tulangan, y = D + 25 = 35.00 mm

1. TULANGAN MOMEN POSITIF

+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu / f = 9.026 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 40 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 160.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 2.3504
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00639
Rasio tulangan minimum, rmin =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00270
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.00639
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 153 mm2
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 1.953
Digunakan tulangan, 2 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 157 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / n s = 1.00
nb < 3  (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 2 31.00 62.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 2 S [ ni * yi ] = 62
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 31.00 mm
31.00 < 40  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 169.00 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 26.388 mm
-6
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 9.790 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 7.832 kNm
+
Syarat : f * Mn ≥ Mu
7.832 > 7.221  AMAN (OK)

2. TULANGAN MOMEN NEGATIF

-
Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu / f = 12.634 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 35 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 165.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 3.0937
Rn < Rmax  (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 -  * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00868
Rasio tulangan minimum, rmin =  fc' / ( 4 * fy ) = 0.00270
Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan,  r= 0.00868
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 215 mm2
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 2.737
Digunakan tulangan, 3 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 236 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / n s = 1.50
nb < 3  (OK)

Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak


ke ni yi ni * yi
1 3 31.00 93.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 3 S [ ni * yi ] = 93
Letak titik berat tulangan,  d' = S [ ni * yi ] / n = 31.00 mm
31.00 < 35  perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 169.0 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 39.582 mm
-6
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 14.063 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 11.250 kNm
-
Syarat : f * Mn ≥ Mu
11.250 > 10.107  AMAN (OK)

3. TULANGAN GESER

Gaya geser ultimit rencana, Vu = 18.326 kN


Faktor reduksi kekuatan geser, f= 0.60
Tegangan leleh tulangan geser, fy = 240 MPa
-3
Kuat geser beton, Vc = (√ fc') / 6 * b * d * 10 = 17.286 kN
Tahanan geser beton, f * Vc = 10.371 kN
 Perlu tulangan geser
Tahanan geser sengkang, f * Vs = V u - f * Vc = 7.955 kN
Kuat geser sengkang, Vs = 13.258 kN
Digunakan sengkang berpenampang : 2 Ø 6
2
Luas tulangan geser sengkang, Av = ns * p / 4 * P = 56.55 mm2
3
Jarak sengkang yang diperlukan : s = Av * fy * d / ( Vs * 10 ) = 163.79 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = d / 2 = 84.50 mm
Jarak sengkang maksimum, smax = 250.00 mm
Jarak sengkang yang harus digunakan, s= 84.50 mm
Diambil jarak sengkang :  s= 80 mm
Digunakan sengkang, 2 Ø 6 - 150 (OK)
ANALISA PONDASI BATU KALI

A. Sistem Pondasi
Sistem Pondasi untuk rumah tinggal 1 tingkat, memakai jenis pondasi batu
kali lajur, dengan rata-rata kedalaman pondasi 0,4-0,8 m. Dengan nilai
maximum Penetrasi Konus (Qc ≥ 20-30 kg/cm2).

B. Berat total Struktur

C. Perhitungan Pondasi

Beban Struktur (Qult) = 114.011 kN


Berat Sendiri Komponen
Pondasi (W) = 40 kN/m3
Luas Penampang Pondasi (L) = 0.27 m2
Panjang Lajur Pondasi (P) = 34 m'
Safety Factor = 3
Syarat FK : Qult / Q ≥ SF

Menghitung Beban Penampang Pondasi (Q)


= W / (A) = W / (L*P) = 367.2 kN

Cek Syarat Faktor Keamanan


= Q / Qult = 3.22074186 kN
= 3.22 ≥ 3 … OK !!
KESIMPULAN

Dalam berdasarkan pemodelan struktur dan Analisa yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa komponen struktur berikut telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang
berlaku :

Komponen Tul. Momen Tul. Momen Tul.


No Dimensi Ket
Struktur Positif Negatif Geser
1 Pondasi Sesuai analisa
2 Sloof 150x200 2Ø10 2Ø10 Ø6-150 Sesuai analisa
3 Kolom 150x150 4Ø10 Ø6-150 Sesuai analisa
4 Balok Ring 150x200 2Ø10 2Ø10 Ø6-150 Sesuai analisa
5 Rangka Atap Sesuai analisa
6
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum (1987). Pedoman Peraturan Pembebanan Untuk Rumah dan
Gedung (PPPURG 1987). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum (2019). Persyaratan Pembebanan Beton Struktural Untuk
Bangunan Gedung (SNI-1727-2019). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan,
Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum (2019). Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
(SNI-2847-2019). Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Departemen Pekerjaan Umum (2019). Tatacara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk
Stuktur Bangunan Gedung dan Non Gedung (SNI-1726-2019). Yayasan Lembaga
Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai