Revisi 2 - Tipe 3 Fix
Revisi 2 - Tipe 3 Fix
PERUMAHAN MOJOWONO
MOJOKERTO – JAWA TIMUR
2023
DAFTAR ISI
I. Pendahuluan
1.1 Penjelasan Umum
1.2 Konsep Struktur
1.3 Data Jumlah dan Fungsi Lantai
1.4 Parameter Perencanaan Dasar
1.4.1 Peraturan-peraturan standar digunakan
1.4.2 Mutu Bahan / Material
1.4.3 Pembebanan
1.5 Idealisasi Struktur
1.5.1 Umum
1.5.2 Beban-beban Vertikal
1.6 Perencanaan Struktur Atas
1.6.1 Titik Perletakan Joint Pada dasar Gedung/Bangunan
1.6.2 Model Struktur
1.6.2.1 Asumsi
1.6.2.2 Analisis Struktur
1.6.3 Tipe Pondasi
DAFTAR PUSTAKA
I. PENDAHULUAN
c. Beban Hidup
Beban hidup yang diperhitungkan sesuai dengan peraturan pembebanan
yang berlaku (SNI 1727 : 2020).
- Beban hidup Hunian = 1,92 kN/m2 ~ 200 kg/m2
- Beban hidup koridor = 3,83 kN/m2 ~ 400 kg/m2
- Ruang rapat, training, locker = 2,87 kN/m2 ~ 300 kg/m2
- Beban hidup ruang kantor = 2,40 kN/m2 ~ 250 kg/m2
d. Beban Gempa
Analisis beban gempa yang digunakan adalah dengan menghitung respon
spektrum dari Analisa dinamik dan Analisa static ekuivalen berdasarkan “Tata
cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung dan non
gedung” SNI 1726-2019.
*******
II. PEMODELAN STRUKTUR DAN PEMBEBANAN
2.2 Pembebanan
Jenis pembebanan yang diinputkan dalam model sap antara lain adalah
1. Beban Mati (DL)
2. Beban Mati Tambahan (SDL)
3. Beban Hidup (LL)
4. Beban Gempa (EQ)
2.2.1 Pemodelan Beban Mati Sendiri (DL)
Beban Berat Sendiri Struktur di hitung secara otomatis pada software
SAP2000 berdasarkan bahan/material jenis strukturnya, dalam hal ini struktur
yang di tinjau adalah bahan struktur beton, besi beton bertulang dan baja
ringan.
Beban mati atap adalah jenis beban mati yang tetap, yang didistribusikan
secara merata ke bagian reng. Beban yang memiliki satuan m2 akan dikonversi
menjadi m’ dengan menyesuaikan dengan panjang reng tiap 1 m2 bidang.
Beban plafon dan beban ME akan dibebankan pada kuda-kuda baja ringan.
Beban hidup tiap m’ reng = berat hidup total kg/m2 / panjang reng tiap 1m2
= 120 kg/m2 / 5m’
= 24 kg/m’
1. 1,4D
2. 1,2D + 1,6L
3. 1,2D + LL + EQx
3. 1,2D + LL + EQy
*******
Analisa Gempa
Data Seismic :
▪ Lokasi Bangunan = Mojokerto
▪ Kelas Situs = D (Tanah Sedang)
▪ Jenis Bangunan = Perumahan / Tempat Tinggal
▪ Ss = 0.9268 g rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/
▪ S1 = 0.3834 g rsa.ciptakarya.pu.go.id/2021/
cara interpolasi untuk menentukan nilai yang tepat untuk koefisien situs Fa dan Fv :
*******
7. Periode Fundamental Pendekatan :
7b.Periode Maksimum (Tmax) Kontrol = Tmin < Tc > Tmax = 0.1984 < 0.23363 > 0.27771
Tmax = Cu x Tmin
Tmax = 0.27771 detik 7d.Nilai T diatas diambil = Tmax = 0.27771 detik
KONTROL ANALISIS BEBAN GEMPA DINAMIS
noted : jika tidak terpenuhi tambahkan jumlah mode (modal modify load case)
noted : jika tidak terpenuhi maka perlu dikalikan faktor skala (load case)
Berdasarkan Perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa bangunan telah memenuhi persyaratan
kontrol simpangan tingkat antar lantai sesuai dengan SNI 1726 : 2019 Pasal 7.12.1
ANALISA SAP2000.sdb
1. SPESIFIKASI MATERIAL
2. PEMODELAN STRUKTUR
Pemodelan dan analisa dilakukan dengan program SAP2000 dengan
kriteria dan desain sebagai berikut :
Gaya Geser
Momen Negatif
Momen Positif
A. DATA BALOK LANTAI
BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 18.68 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 200 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Ø= 10 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø= 6 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm
B. PERHITUNGAN TULANGAN
+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu / f = 1.793 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 35 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 165.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0.4389
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00111
Rasio tulangan minimum, rmin = fc' / ( 4 * fy ) = 0.00270
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan, r= 0.00350
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 87 mm2
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 1.103
Digunakan tulangan, 2 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 157 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / n s = 1.00
nb < 3 (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 2 31.00 62.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 2 S [ ni * yi ] = 62
Letak titik berat tulangan, d' = S [ ni * yi ] / n = 31.00 mm
31.00 < 35 perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 169.00 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 26.381 mm
-6
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 9.790 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 7.832 kNm
+
Syarat : f * Mn ≥ Mu
7.832 > 1.434 AMAN (OK)
-
Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu / f = 2.832 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 35 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 165.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 0.6935
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00177
Rasio tulangan minimum, rmin = fc' / ( 4 * fy ) = 0.00270
Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan, r= 0.00350
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 87 mm2
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 1.103
Digunakan tulangan, 2 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 157 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / n s = 1.00
nb < 3 (OK)
3. TULANGAN GESER
Nomor : 90
Dimensi : 15x15
Tinggi : 3
IV. Rekapitulasi:
Momen : 0.407 KNm
Gaya Geser : 0.267 KN
Gaya Aksial : 20.711 KN
ANALISA KEKUATAN
KOLOM BETON BERTULANG
Dimensi kolom harus disesuaikan dengan tinggi kolom, sehingga memenuhi syarat kelangsingan.
b. Kondisi Balance
xb = 600 x 130
600 + 400
= 78
ab = 0.85 x 78
= 66.3
fs' = ( 78 - 20 ) x 600
78
= 446.15 MPa
> 400 MPa (dipakai fs'!!)
fs' = 400 MPa
Ts = As . fy . 10-3
= 45 kN
Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 156.12 kN
Ts = As . fs . 10-3
= -1.32353 kN
Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 312.979 kN
Ts = As . fs . 10-3
= 12.8571 kN
Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 251.426 kN
Ts = As . fs . 10-3
= 45 kN
Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 86.6116 kN
Ts = As . fs . 10-3
= 45 kN
Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 10.3934 kN
Mn = As . fy . (d - a/2) . 10-6
= 5.42488 kNm
Pn = 0 kN
PENENTUAN DIAGRAM INTERAKSI
KOLOM BETON BERTULANG
Patah Desak 1 7.31 312.98 9.61 357.52 11.92 402.05 14.22 446.59
Patah Desak 2 9.40 251.43 12.49 281.78 15.57 312.14 18.66 342.50
Patah Tarik 1 9.72 86.61 14.23 78.48 18.73 70.35 23.23 62.21
Patah Tarik 2 6.00 10.39 8.91 (26.59) 11.83 (63.56) 14.75 (100.54)
700
600
500
Pn (kN)
400
1%
2%
300
3%
200 4%
100
0
0 5 10 15 20 25 30
(100)
(200)
Mn (kNm)
PENULANGAN KOLOM BIAXIAL
Pn (kN)
400
PERHITUNGAN 2%
300
Mn.x = 0.267 3%
0.25 200 4%
= 1.07 kNm
100 Kolom
Mn.y = 0.41 0
0 10 20 30
0.25 (100)
= 1.63 kNm
(200)
Pn = 20.71
0.25 Mn (kNm)
= 82.84 kNm
Momen uniaksial ekuivalen yang diperlukan berdasarkan momen terhadap sumbu x (Mo.x) karena momen yang
terbesar adalah Mn.x sehingga digunakan Mo.x untuk perencanaan tulangan kolom.
Data Mo.x dan Pn selanjutnya dimasukkan ke dalam grafik dan diperhatikan posisinya
Karena posisinya dibawah 1%, maka digunakan As total = 1% Ag
As.total = r x Ag
= 225 mm2
Diameter tul. = 10 mm
xb = 600 x 130
600 + 400
= 78
ab = 0.85 x 78
= 66.3
fs' = ( 78 - 20 ) x 600
78
= 446.15 MPa
> 400 MPa (dipakai fs'!!)
fs' dipakai = 400 MPa
Pnb' = Cc + Cs - Ts
= 156.12 kN
Nu = 92.05 kN
Vu = 0.27 kN
Vu / f = 0.45 kN f 6 - 150
Vc = 18.15 kN
1/2 Vc = 9.08 kN
> 0.45 kN (Perlu tul.Geser!!)
Diamtr.sgkg. = 6 mm 4P 10
Av = 56.52 mm2
S1 = 452 mm
S2 = 65 mm
S dipakai = 150 mm
*****
ANALISA PERHITUNGAN SLOOF
( S1 15X20 )
Gaya Geser
Momen Negatif
Momen Positif
A. DATA BALOK LANTAI
BAHAN STRUKTUR
Kuat tekan beton, fc' = 18.68 MPa
Tegangan leleh baja (deform) untuk tulangan lentur, fy = 400 MPa
Tegangan leleh baja (polos) untuk tulangan geser, fy = 240 MPa
DIMENSI BALOK
Lebar balok b= 150 mm
Tinggi balok h= 200 mm
Diameter tulangan (deform) yang digunakan, Ø= 10 mm
Diameter sengkang (polos) yang digunakan, Ø= 6 mm
Tebal bersih selimut beton, ts = 20 mm
B. PERHITUNGAN TULANGAN
+
Momen positif nominal rencana, Mn = Mu / f = 6.334 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 40 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 160.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 1.6494
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00436
Rasio tulangan minimum, rmin = fc' / ( 4 * fy ) = 0.00270
Rasio tulangan minimum, rmin = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan, r= 0.00436
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 105 mm2
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 1.333
Digunakan tulangan, 2 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 157 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / n s = 1.00
nb < 3 (OK)
Baris Jumlah Jarak Juml. Jarak
ke ni yi ni * yi
1 2 31.00 62.00
2 0 0.00 0.00
3 0 0.00 0.00
n= 2 S [ ni * yi ] = 62
Letak titik berat tulangan, d' = S [ ni * yi ] / n = 31.00 mm
31.00 < 40 perkiraan d' (OK)
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 169.00 mm
a = As * fy / ( 0.85 * fc' * b ) = 26.388 mm
-6
Momen nominal, Mn = As * fy * ( d - a / 2 ) * 10 = 9.790 kNm
Tahanan momen balok, f * Mn = 7.832 kNm
+
Syarat : f * Mn ≥ Mu
7.832 > 5.067 AMAN (OK)
-
Momen negatif nominal rencana, Mn = Mu / f = 10.104 kNm
Diperkirakan jarak pusat tulangan lentur ke sisi beton, d' = 35 mm
Tinggi efektif balok, d = h - d' = 165.00 mm
6 2
Faktor tahanan momen, Rn = Mn * 10 / ( b * d ) = 2.4741
Rn < Rmax (OK)
Rasio tulangan yang diperlukan :
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - * [1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) ] = 0.00676
Rasio tulangan minimum, rmin = fc' / ( 4 * fy ) = 0.00270
Rasio tulangan minimum, r min = 1.4 / fy = 0.00350
Rasio tulangan yang digunakan, r= 0.00676
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 167 mm2
2
Jumlah tulangan yang diperlukan, n = As / ( p / 4 * D ) = 2.131
Digunakan tulangan, 3 Ø 10
2
Luas tulangan terpakai, As = n * p / 4 * D = 236 mm2
Jumlah baris tulangan, nb = n / n s = 1.50
nb < 3 (OK)
3. TULANGAN GESER
A. Sistem Pondasi
Sistem Pondasi untuk rumah tinggal 1 tingkat, memakai jenis pondasi batu
kali lajur, dengan rata-rata kedalaman pondasi 0,4-0,8 m. Dengan nilai
maximum Penetrasi Konus (Qc ≥ 20-30 kg/cm2).
C. Perhitungan Pondasi
Dalam berdasarkan pemodelan struktur dan Analisa yang telah dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa komponen struktur berikut telah memenuhi persyaratan dan ketentuan yang
berlaku :