Anda di halaman 1dari 2

NAMA.

: DINI SALASAL NA'IMATUL JANNAH

NIM. : B300220220

KELAS : E

HAKIKAT DAN CONTOH

● Homonim adalah jenis kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama dengan kata
lain, tetapi maknanya berbeda. Homofon terdiri dari kata homo (sama) dan fon (suara
atau bunyi). Homofon adalah suatu kata yang memiliki pelafalan sama namun dengan
tulisan dan arti yang berbeda.

Contoh:

(1) 'hak' pada arti hak asasi manusia dan 'hak' pada arti hak sepatu;

(2) 'bisa' yang bermakna mampu dan 'bisa' yang bermakna racun ular.

● Homofon istilah homofon berasal dari kata homo yang berarti ‘sama’ dan foni yang
berarti ‘bunyi’ atau ‘suara’. Sehingga jika merujuk pada pengertian etimologinya, maka
homofon didefinisikan sebagai kata atau istilah yang memiliki pelafalan yang sama
namun, ejaan (cara penulisan) serta arti yang terkandung di dalamnya berbeda.

Contoh:

(1) Jarum – makna: salah satu jenis alat kedokteran atau salah satu alat menjahit.
Djarum (pelafalan ‘jarum’) – makna: salah satu merek dagang rokok di Indonesia yang
berasal dari Kudus.

(2) Bank (tempat menyimpan uang) dan "bang" (panggilan untuk kakak)

● Konotasi Kata yang bermakna konotasi bisa berupa sindiran, sanjungan, ungkapan
perasaan dan emosi. Makna konotasi biasanya akibat dari nilai dan norma yang
dipegang masyarakat tertentu, yang juga membuat adanya perbedaan fungsi sosial kata
dengna makna yang hampir sama.

Contoh:

(1) Orangtua sudah banyak makan asam garam kehidupan


(2) kangen setengah mati, yang artinya sangat merindukan sang kekasih

● Homograf adalah kata yang ejaannya sama dengan kata lain, tetapi lafal dan
maknanya berbeda.

Contoh :

(1) Buah apel manis rasanya (apel dari kalimat ini berarti jenis buah). Bu Yuli terpilih
menjadi pemimpin apel pada pagi hari ini (apel dari kalimat ini berarti kumpulan atau
upacara.)

(2) 'Semi' dengan dua makna berbeda yaitu level di atas standar dan musim.

● Polisemi merupakan bentuk bahasa (kata, frasa, dsb.) yang mempunyai makna lebih
dari satu. Makna lebih dari satu tersebut terjadi karena adanya beberapa konsep dalam
pemaknaan suatu kata. Secara etimologi kata polisemi berasal dari bahasa Yunani,
"poly", yang berarti banyak dan "sema", yang berarti tanda. Keduanya digabung
menjadi "polysemos" yang bisa diartikan "kata yang memiliki banyak makna".

Contoh :

(1) Dengan "tinggi" 180 cm, Rusman menjadi siswa paling tinggi di kelas kami.
(Panjang badan) Kita tidak boleh memiliki sikap "tinggi" hati apa pun alasannya.
(Sombong)

(2) Saat berdoa biasanya orang akan menundukkan "kepala". (Bagian tubuh di atas leher
tempat tumbuhnya rambut), Meski umurnya sudah dewasa, Dion masih belum siap
menjadi "kepala" rumah tangga. (Pemimpin)

● Denotasi adalah sebuah pengertian yang dikandung oleh kata secara objektif dan
disebut sebagai makna konseptual, makna denotatif, merujuk pada apa yang diyakini
akal sehat.

Contoh :

(1) Wajah tebal bisa disebabkan karena penyakit kulit.

(2) Ayah sedang membanting tulang sapi yang disembelihnya.

Anda mungkin juga menyukai