Singkatnya, homonim adalah kata yang memiliki makna atau arti yang berbeda tetapi lafal dan ejaannya
sama. Jika ditinjau secara etimologis, homofon merupakan serapan dari bahasa Inggris homonym. Kata
homonym berasal dari bahasa Yunani homos yang berarti sama dan onyma yang berarti nama. Kedua
kata tersebut (homo dan onyma) menghasilkan gabungan kata homonymos yang berarti mempunyai
nama yang sama. Seiring berjalannya waktu, kata homonymos kemudian berkembang menjadi
homonymon dan diserap ke dalam bahasa latin menjadi homonymum.
Sedangkan menurut KBBI, homonim artinya kata yang memiliki lafal dan ejaan yang sama, tetapi
memiliki makna berbeda. Hal ini karena kata tersebut sejatinya berasal dari sumber yang berlainan,
misalnya hak pada hak sepatu dan hak pada hak asasi manusia.
Pada KBBI, arti polisemi adalah bentuk bahasa, baik itu kata, frasa, atau yang lainnya, yang mempunyai
makna lebih dari satu. Contoh polisemi adalah akar yang bisa berarti ‘akar pohon’ dan ‘akar
permasalahan’.
Contoh Polisemi
Daun (bagian tanaman yang berhelai-helai) – Daun (bagian barang yang tipis dan lebar)
Dari penjelasan sebelumnya, sekilas mungkin polisemi mungkin terlihat sama dengan homonym karena
keduanya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama. Namun, jika diperhatikan lagi, keduanya memiliki
perbedaan.
Menurut Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemendikbud, homonim memiliki makna yang
berbeda karena berasal dari sumber yang berlainan. Oleh karena itu, walaupun homonim memiliki ejaan
dan lafal yang sama, asal katanya berbeda sehingga maknanya pun berbeda. Sedangkan, polisemi
memiliki makna lebih dari satu karena terdapat beberapa konsep dalam pemaknaan suatu kata.
Cara paling mudah untuk mengidentifikasi apakah suatu kata termasuk homonim atau polisemi, yaitu
mengeceknya ke dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia. Apabila di dalam KBBI kata tersebut
dicantumkan lebih dari satu kali, kata tersebut merupakan homonim. Namun, jika kata tersebut
dicantumkan hanya satu tapi memiliki arti lebih dari satu, kata tersebut merupakan polisemi.