Anda di halaman 1dari 2

Nama : Siti Aji Sundari

Nim : 210250601077

Bantuan hukum sejak semula telah diatur dalam pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa : "Negara Indonesia adalah
Negara HUKUM".
Maksud dari hal di dalam tanda kutip tersebut adalah bahwa segala aspek kehidupan di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia harus didasarkan pada hukum dan segala
produk perundang-undangan serta turunannya yang berlaku di wilayah NKRI.
Bantuan hukum diatur di dalam undang-undang nomor 16 tahun 2011 tentang bantuan
hukum dan aturan turunannya. Secara universal yang dijamin dalam kau venan international
tentang hak-hak sipil dan politik (International Convenant on Civil and Political Rights
(ICCPR)). Pasal 16 dan pasal 26 ICCPR menjamin semua orang berhak memperoleh
perlindungan hukum serta harus dihindarkan dari segala bentuk diskriminasi.
Bantuan hukum secara yuridis formal diatur berdasarkan ketentuan pasal 1 ayat (1)
undang-undang nomor 16 tahun 2011 PP nomor 42 tahun 2013 "Mengatur bahwa bantuan
Hukum adalah jasa Hukum yang diberikan oleh pemberi bantuan Hukum secara cuma-cuma
kepada penerima bantuan Hukum."
Bantuan hukum juga memiliki asas-asas serta tujuan yang diatur berdasarkan ketentuan
pasal 2 undang-undang nomor 16 tahun 2011 yakni :
1. Assas Keadilan adalah memberikan jaminan penggantian yang layak kepada Pihak
yang Berhak dalam proses Pengadaan Tanah sehingga mendapatkan kesempatan
untuk dapat melangsungkan kehidupan yang lebih baik.
2. Asas persamaan kedudukan di dalam hukum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat (1) UUD
1945 menerangkan bahwa segala warga negara sama kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum tersebut tanpa adanya pengecualian.
3. Asas keterbukaan adalah asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang
penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
4. Asas efisiensi yaitu pengelolaan barang milik daerah agar benar milik daerah
digunakan sesuai dengan batasan-batasan standar kebutuhan yang.
5. Asas efektivitas adalah asas yang menentukan setiap kegiatan yang dilaksanakan
harus berhasil mencapai tujuan yang diinginkan masyarakat desa.
6. Asas akuntabilitas adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan Penyelenggara Negara harus dapat dipertanggungjawabkan kepada
masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi negara sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bantuan hukum memiliki ruang lingkup tersendiri yang pertama yaitu bantuan hukum
diberikan kepada penerima bantuan hukum yang menghadapi masalah hukum yang kedua
bantuan hukum yang diberikan meliputi masalah hukum keperdataan pidana dan tata usaha
negara baik mitigasi maupun nonlitigasi yang ketiga bantuan hukum diberikan berupa
menjalankan kuasa mendampingi mewakili membela dan atau melakukan tindakan hukum
lain untuk kepentingan hukum penerima bantuan hukum dan yang terakhir memberi bantuan
hukum adalah OBH yang telah terakreditasi.
Bantuan hukum memiliki syarat dan tata cara pemberian bantuan hukum serta standar
layanan bantuan hukum yaitu mengajukan permohonan secara tertulis yang berisi sekurang-
kurangnya identitas pemohon dan uraian singkat mengenai pokok persoalan yang
dimohonkan layanan bantuan hukum yang kedua menyerahkan dokumen yang berkenaan
dengan perkara yang ketiga pemberi layanan bantuan hukum menetapkan standar layanan
bantuan hukum dan yang terakhir melampirkan surat keterangan miskin dari lurah kepala
desa atau pejabat yang setingkat dengan tempat tinggal pemohon bantuan hukum. Ada dua
jenis bantuan hukum yang diberikan oleh lembaga bantuan hukum yaitu litigasi dan
nonlitigasi, bantuan litigasi biasanya dilakukan di dalam peradilan sedangkan non litigasi
hanya dapat membantu di luar peradilan.

Anda mungkin juga menyukai