Anda di halaman 1dari 17

UNIVERSITAS SULAWESI BARAT

----------------------------------------------------------------------------------

TEMA : AL-QUR’AN DAN BELA NEGARA

-----------------------------------------------------------------------------------

JUDUL PROPOSAL: PERAN PEMUDA ISLAM DALAM AKSI BELA NEGARA

DIUSULKAN OLEH :

ALFIAN MANSYUR I0119303 ILMU HUKUM

SYAHRIL I0119014 ILMU HUKUM

PEMBIMBING
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat

limpahan Rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyusun PKM-GT ini dengan baik

dan benar , serta tepat waktunya . PKM-GT in membahas mengenai ” PERAN PEMUDA

ISLAM DALAM AKSI BELA NEGARA’’.

PKM-GT ini telah dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari

berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan

PKM-GT ini . Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya

kepada semua pihak yang telah membantu dan penyusunan PKM-GT ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang berdasar pada PKM-GT ini.

Oleh karena itu kami meminta pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk

penyempurnakan makalah selanjutnya.

Akhir kata semoga TULISAN ini dapat memberikan manfaat.

Majene. 16, april, 2021

Penulis
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL.....................................................................................................................

KATA PENGANTAR..................................................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKAN .......................................................................................................


B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................
C. TUJUAN PEMBAHASAN...............................................................................................
...........................................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. BELA NEGARA DALAM PERFEKTIF ISLAM ...........................................................


B. KEDUDUKAN DAN PERAN PEMUDA ISLAM DALAM AKSI BELA NEGARA...
...........................................................................................................................................

BAB III PENUTUP

KESIMPULAN ............................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Masa muda merupakan masa yang sangat rentan, dimana mereka sensitif
terhadap berbagai hal. Kadang kala, antara ego dan kepentingan umum sulit untuk
memilih. Hal ini biasanya terlihat pada mahasiswa terutama di semester akhir. Masa
remaja, kata sebagian orang psikolog, adalah batas yang menuntut bentuk-bentuk
kepuasan baru. Rangkaian masa kanak-kanak telah mengantar ke sebuah pintu usia di
mana berbagai perasaan dan cara pandangan baru terhadap lingkungan membuatnya
merasa menjadi seseorang yang berbeda. Mungkin juga, kita ikut menyepakati bahwa
masa remaja adalah transisi dari kanak-kanak menuju masa dewasa. Kekanakan yang
menajam dan kedewasaan yang menjanin dalam diri pemuda. Rasa menginginkan
keterakuan begitu menguat. Keterakuan yang bukan lagi menyebut bapakku ini,
ayahku itu. Tapi inilah diriku, manusia dewasa yang penuh agresivitas dan
afeksionalitas. Inilah aku, yang akan aktif mengambil peran dalam menentukan masa
depan dunia. Para ahli mengatakan, di masa muda ini seorang remaja memerlukan
sandaran dan tokoh idola. Dan idola yang tepat ialah Rasulullah, sebagai teladan,
uswah atau qudwah. Hal ini menjadi pelajaran baik pemuda maupun bagi orang tua,
agar memberi perhatian besar pada pendidikan Sirah Nabawi, kisah teladan para
pendahulu yang mulia dari kalangan para nabi, sahabat, tabi’in, dan para ‘ulama. Agar
di usia remajanya yang memerlukan tokoh anutan, ia tak kehilangan referensi. Cerita
perjalanan hidup dan perjuangan Rasulullah beserta para sahabatnya lebih dahsyat,
memukau, dan membuat decak ketakjuban.

‫ َكانَ لَقَ ْد‬ ‫فِ ْي لَ ُك ْم‬ ‫هّٰللا ِ َرسُوْ ِل‬ ٌ‫اُ ْس َوة‬ ٌ‫يَرْ َكانَ لِّ َم ْن َح َسنَة‬ ‫هّٰللا َ َو َذ َك َر ِخ َر ااْل ٰ َم َو ْاليَوْ هّٰللا َ ا جُو‬

‫َكثِ ْير ًۗا‬

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang
banyak mengingat Allah. “(Al-Ahzab:21)
Ali ibn Abi Thalib pernah mengatakan, "Jangan memaksakan tradisi anda
sendiri kepada anak-anak anda, karena mereka hidup di era yang berbeda dengan
anda," Anak-anak muda yang beranjak dewasa akan mulai mencari jati diri dan
identitas mereka melalui keluarga dan komunitasnya. Seringkali mereka juga terjebak
dan tarik menarik dengan aturan orangtua mereka yang kadang tidak selalu cocok
diterapkan diera masyarakat modern saat ini.

Termasuk juga dalam mencari identitas agama mereka, ini seperti dua sisi
mata uang. Pertama, dengan teknologi, mereka bisa mendapatkan banyak informasi
hanya menggunakan ujung jari. Dengan mengklik tombol, informasi apa pun ada di
layar mereka.

Melalui layar itu anak-anak muda dapat menggali pengetahuan begitu


banyak. Semua pertanyaan dan jawaban mereka dapat belajar semuanya, termasuk
mengetuhi hal-hal yang tidak dapat dijawab oleh orang tua mereka. Mereka
mencerminkan generasi yang dapat melakukan lebih banyak hal, mencapai lebih
banyak hal, daripada generasi orang tua mereka. Itu adalah aspek yang benar-benar
menarik dari generasi sekarang. Mereka bisa menjadi pemecah masalah, pemikir,
penemu, dan banyak lagi. Namun, dengan semua informasi itu muncul masalah serius
apabila tidak pandai memilah-milahnya informasi. Tanpa memiliki dasar ilmu
pengetahuan Islam yang tepat, ini bisa sangat beresiko karena beberapa informasi ada
yang berusaha menyesatkan Islam.
Seperti halnya istilah fundamentalisme, ekstremisme, dan radikalisme. Semua
ini termasuk dalam istilah Islamofobia yang sering dialami oleh banyak Muslim, baik
tua maupun muda. Mereka juga kerap harus menghadapi berbagai pertanyaan dari
rekan-rekannya maupun dari orang lain. Ini akan sulit dilakukan jika tidak ada basis
pengetahuan yang kuat yang bisa menjadi rujukan mereka.

Terus-menerus merasa harus membela agama tidak diragukan lagi


melelahkan. Ditambah dengan kurangnya pengetahuan yang komprehensif tentang
hal-hal ini, membuat kaum muda Muslim mempertanyakan aspek keimanan mereka.
Untuk beberapa hal, itu membuat mereka ingin mengetahui jawaban-jawabannya. Hal
ini akan berbahaya, karena bisa menjauhkan mereka dari iman, keluarga dan
komunitas mereka. Dilansir dari About Islam pada Senin (28/9), agar para remaja ini
memiliki modal untuk menghadapi tantangan diera modern saat ini, dukungan orang
tua adalah kuncinya. Dimulai dari masa kanak-kanak, dididik dengan kebiasaan baik,
disiplin, moral dan nilai. Selain itu, mereka juga harus menguasi tentang sejarah Islam
yang kaya dari para pemikir, filsuf, dan penemu yang sudah terkenal hingga yang
tidak begitu terkenal. Dasar-dasar pengetahui ini akan mendorong mereka
menemukan jalan keluar dari segala pertanyaan yang akan ditemui. Penting juga
diingatkan bahwa kelak di hari kiamat, apa yang dilakukan semasa hidupnya akan
dipertanyakan dan diminta tanggungjawab untuk apa masa mudanya dihabiskan.

"Ada dua hal yang orang tidak menyadari kehebatannya sampai mereka
kehilangannya, masa muda dan kesehatan yang baik," Ali ibn Abi Thalib.

B. PERUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari topik pembahasan dalam karya ilmiah ini adalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana defenisi bela negara dalam perspektif islam?
2. Apa saja peranan pemuda islam dalam aksi bela negara?
3. Bagaimana bentuk-bentuk usaha pemuda islam dalam aksi bela negara?
4. Bagaimana cara meningkatkan kesadaran bela negara untuk generasi pemuda
islam?

C. TUJUAN
Tujuan dari topik pembahasan dalam karya ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui defenisi bela negara dalam perspektif islam
2. Mengetahui peranan pemuda islam dalam aksi bela negara
3. Menegtahui bentuk bentuk usaha ppemuda islam dalam aksi bela negara
4. Mengetahui cara meningkatkan kesadaran bela negara untuk generasi pemuda
islam
BAB II

PEMBAHASAN
A. BELA NEGARA DALAM PERSPEKTIF ISLAM
Bela Negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945, dalam upaya mempertahankan
kelangsungan hidup bangsa dan negara. Seperti yang terdapat dalam Undang Undang
Dasar Tahun 1945,Pasal 27 ayat (3) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara
berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara”. Pasal 30 ayat (1)
mengamanatkan bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usha pertahanan dan keamanan negara
Undang Undang RI Nomor 3 Tahun 2002 Tentang Pertahanan NegaraPasal 9
ayat (1) mengamanatkan bahwa “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan
negara”. Selanjutnya pada ayat (2) Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela
negara, sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diselenggarakan melalui:
 pendidikan kewarganegaraan;
 pelatihan dasar kemiliteran secara wajib;
 pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional Indonesia secara sukarela
atau secara wajib; dan
 pengabdian sesuai dengan profesi.

Bela negara merupakan salah satu perwujudan berukhuwah dalam Islam,


yakni ukhuwah wathoniyah yang berarti mencintai dan bersaudara dengan yang
sebangsa dan setanah air.

Ada beberapa cara dalam mengimplementasikan kewajiban bela negara untuk


generasi saat ini, yaitu melalui pengakuan terhadap pancasila sebagai ideologi negara,
menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, taat hukum, toleransi antar umat beragama
dan menjaga kohesi sosial antar sesama warga negara.
Selain di atur dalam undang-undang tentang kewajiban bela negara, kewajiban
bela negara ini juga merupakan perintah agama. Legitimasi dalil naqli tentang
kewajiban bela negara tersebar dalam beberapa ayat Al-Quran, seperti halnya Allah
SWT berfirman dalam Al-Quran surah Al-Anfal ayat 15-16.

‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا اِ َذا لَقِ ْيتُ ُم الَّ ِذ ْينَ َكفَرُوْ ا زَ حْ فًا فَاَل تُ َولُّوْ هُ ُم ااْل َ ْدبَا ۚ َر‬

‫وم ْن يُّولِّهم يوْ مى ٍذ ُدبُر ٗ ٓه ااَّل متَحرِّ فًا لِّقتَال اَوْ متَحيِّ ًزا ا ٰلى فَئ ٍة فَقَ ْد ب ۤاء ب َغض ٍ هّٰللا‬
‫ص ْي ُر‬ َ ‫ب ِّمنَ ِ َو َمْأ ٰوىهُ َجهَنَّ ُم ۗ َوبِْئ‬
ِ ‫س ْال َم‬ َ ِ َ َ ِ ِ َ ُ ٍ ِ َ ُ ِ َ ِٕ َ َ ْ ِ َ َ َ

Artinya: “Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang
akan menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur). Dan
barangsiapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak
menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sungguh, orang itu kembali dengan
membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat
kembali.” (QS. Al-Anfal 15-16). Ayat tersebut dapat dipahami sebagai dasar kewajiban dan
sosio-historis, agar senantiasa membela harga diri dan kedaulatan negara.

Dan disebutkan lagi dalam Alquran bagaimana Nabi Ibrahim As mendoakan negeri
yang ia tinggali (Makkah) agar aman dan makmur. "Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa:
"Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari
buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah dan hari kemudian...". (QS:
Al-Baqarah:126).

Juga dalam ayat lain: "Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: "Ya Tuhanku,
jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku
dari menyembah berhala." (QS: Ibrahim: 35).

Kecintaan terhadap tanah air ini juga terekam dengan baik dalam hadis Rasulullah
Saw., sebagaimana diriwayatkan dari Ibnu Abbas, beliau bersabda: “Alangkah baiknya
engkau sebagai sebuah negeri dan engkau merupakan negeri yang paling aku cintai.
Seandainya kaumku tidak mengusirku, niscaya aku tidak tinggal di negeri selainmu.” (HR.
Ibnu Hibban).Dasar Al quran dan Hadis tersebut sangat jelas bahwa konsep Bela Negara
benar-benar ada dalam Islam. Meski sebagian kelompok menolak konsep itu dikaitkan
dengan politik Islam, namun dalam catatan sejarah, nilai-nilai itu dipraktikkan. Pengalaman-
pengalaman selama pemerintahan yang dipimpin tokoh Islam selalu menyisakan kisah-kisah
heroik tentang bagaimana muslim mencintai negaranya dalam banyak ekspresi.

Islam adalah agama yang lengkap-komprehensif. Segala ajaran, arahan, dan


larangannya merangkum segala aspek kehidupan manusia. Termasuk didalamnya terdapat
konsep mengenai bela negara. Banyak orang mengira bahwa konsep bela negara bertentangan
dengan Islam yang mengharuskan berukhuwah antar sesama muslim tanpa ada sekat negara.

Persoalan bela negara dalam Islam di Indonesia memang cukup rumit, bela negara
bukan hanya masalah geografis, akan tetapi nilai lokalitas dan kebudayaan yang seharusnya
dijadikan jembatan antara nilai Islam dan kenegaraan. Bela negara dalam bentuk lain adalah
mencintai tanah air sebagaimana mencintai Ibu kita sendiri.

Konsep jihad dalam Islam sering disalahfahami. Bagi pihak lain konsep ini sering
ditangkap sebagai konsep genocide atau pemusnahan bagi mereka yang berbeda dengan
(kebenaran, aqidah) Islam. Karena itu, kata jihad sering menjadi momok bagi orang-orang
yang tidak seiman dengan Islam. Maka timbul Islamophobia, rasa takut dan anti terhadap
Islam. Bagi kalangan muslim sendiri, sebagian mempersempit pengertian jihad dengan usaha
menyingkirkan setiap yang berbeda dengan “diri”nya, dengan faham dan keyakinannya, bila
perlu dengan kekerasan. Pengertian seperti inilah yang menyebabkan kesalahfahaman orang
lain. Apalagi ada kalanya konsep seperti itu menjelma dalam tindakan.

Islam telah memperkenalkan jihad dengan konsep yang universal. Jihad memang
mengandung pengertian perlawanan. Namun, perlawanan yang diusungnya adalah
perlawanan terhadap nilai-nilai yang merugikan kehidupan manusia, perlawanan terhadap
setiap yang tidak humanis. Seperti ketidakadilan, penganiyaan, perampokan hak dan
seterusnya, yang sifatnya universal. Karena itu, Islam telah menegaskan bahwa jihad yang
utama adalah jihad terhadap tirani sendiri atau jihad al-nafs. Dengan demikian, maka jihad
dalam Islam tidak bertentangan dengan tujuan keberadaan islam sendiri, yaitu rahmatan lil
alamin. Dari itu, maka setiap aktivitas jihad tidak boleh melukai orang lain, termasuk diri
sendiri, sebab yang dilawannya adalah nilai, bukan orangnya atu fisiknya.

Dalam konteks bangsa dan negara kita, pelaksanaan "Bela Negara" dapat dilakukan
oleh siapapun, dan dalam kondisi apapun. "Bela Negara" tidak hanya berhenti pada
perjuangan fisik (memanggul senjata), namun juga bisa dilakukan dalam bentuk amal-amal
baik yang bermanfaat. Prinsipnya, sikap dan tindakan-tindakan positif yang bermanfaat bagi
orang lain (apapun agama atau golongannya) yang didasarkan pada kecintaan penuh kepada
negerinya adalah bentuk "Bela Negara".

B. KEDUDUKAN DAN PERANAN PEMUDA ISLAM DALAM AKSI BELA


NEGARA
Secara Eksplisit pada pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009
Tentang Kepemudaan memuat pengertian Pemuda, yaitu warga negara Indonesia
yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16
(enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun.Berdasarkan pengertian dan
definisinya, Pemuda mempunyai beberapa arti menurut para ahli. Menurut Mulyana
(2011), definisi pemuda adalah individu yang memiliki karakter dinamis, artinya bisa
memiliki karakter yang bergejolak, optimis, dan belum mampu mengendalikan emosi
yang stabil.
Pemuda adalah aset suatu bangsa maupun Agama. Pemuda merupakan aset
yang sangat mahal dan terpenting dalam kehidupan, selain memiliki kemampuan
berpikir secara kritis dan progresif pemuda menjadi harapan masa depan.14 Peran
pemuda dalam setiap episode sejarah kehidupan suatu bangsa telah terbukti
nyata. Sejarah telah mencatat dengan tinta emasnya, bahwa peran pemuda
sangat penting dalam proses perubahan suatu bangsa. Bukan hanya sejarah
bangsa modern saja, namun bangsa-bangsa atau kaum terdahulu pun tidak
terlepas dari kontribusi pemuda di dalamnya.
Yusuf Al-Qardhawi seorang ulama besar Mesir kontemporer berkata, "Apabila
ingin melihat suatu negara di masa depan, maka lihatlah pemudanya hari ini". Hal
ini menunjukkan bahwa generasi muda memiliki peranan besar dan penting bagi
suatu bangsa. Terlebih di masa yang akan datang, kenapa? Karena generasi
mudalah yang akan meneruskan estafet kepemimpinan dimasa yang akan datang
untuk menggantikan para pemimpin yang sekarang.
Dalam sejarah abad terdahulu generasi muda Islam yang sangat luar biasa.
Supaya menjadi teladan terbaik untuk semua umat Islam khususnya para pemuda dan
remaja. Catatan-catatan sejarah, di mana Islam selalu mampu melahirkan generasi-
generasi hebat dambaan umat, yang walau di usia belia telah mampu menorehkan
tinta emas dalam sejarah, mengharumkan nama Islam, dan membuat Islam
memenangkan peradaban. Merekalah yang dengan ribuan pemuda dan remaja
lainnya  memperjuangkan dan mendakwahkan Islam dengan dorongan iman,
menghabiskan waktunya siang dan malam untuk kepentingan Islam, hingga kini kita
tetap mampu mereguk manisnya iman dan damainya Islam saat ini.
Mari tengok kembali kisah Usamah bin Zaid yang diangkat oleh Rasulullah
menjadi komandan pasukan kaum muslimin dalam penaklukan Syam padahal baru
berusia 18 tahun. Atau kisah Imam Syafi’i yang telah hafal Alquran di usia 9 tahun,
serta Ibnu Sina yang telah hafal Alquran di usia 5 tahun bahkan kemudian mampu
menjadi bapak kedokteran dunia.
Tentu kita tidak akan lupa kisah heroik Muhammad Al Fatih sang penakluk
Konstantinopel yang mampu menjadi sultan di usia muda. Juga, kisah Zaid bin Tsabit
yang dengan gagah berani berjihad di usianya yang baru 13 tahun. Kemudian
diperintahkan untuk menghimpun wahyu di usia 21 tahun. Itulah generasi muda
militan Islam terdahulu yang gaungnya masih terdengar sampai saat ini.
Perbedaan generasi muda Islam saat ini sangatlah berbeda dengan generasi
muda islam yang terdahulu, hingga membuat ketimpangan yang sungguh nyata antara
kepribadian kita dan kepribadian mereka para pejuang Islam. Bukankah kita juga
telah dipuji pemilik kehidupan sebagai umat terbaik. Sebagaimana Allah SWT
berfiman:”Kalian semua adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia,
menyuruh kepada yang makruf, mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada
Allah” (QS Ali Imran 110).
Sudah seharusnya pemuda saat ini bisa melanjutkan perjuangan terdahulu
pemuda yang berkarakter, yang mampu membendung tradisi yang menyimpang dari
syariat Islam.  Jangan mengikuti budaya now yang hanya merusak moral peradaban
aset bangsa. Maka perdalamlah ilmu Islam! Ngaji biar mengerti, biar bisa mawas diri.
Sudah tidak zaman pemuda hura-hura lagi sudah waktunya yang muda semangat cari
pahala. Berjuang menegakkan kebenaran. 
Sebagai pemuda, harus memiliki kesadaran akan beban dan tanggung jawab
yang nyata dipundaknya. Sebab jika bukan pemuda yang akan memberi
perubahan dan meneruskan perjuangan siapa lagi?. Oleh karena itu tidak heran
bapak proklmasi Republik Indinesia Ir. Soekarno mengatakan: ‚Berilah aku sepuluh
pemuda maka akan ku goncang dunia‛. Tentu ungkapan ini bukanlah hanya kata
tanpa fakta, sebab secara nyata pemuda telah memberikan bukti pada dunia bahwa
mereka adalah agen perubahan. Seperti yang terjadi tahun 80-an, pemudalah yang
mampu membubarkan orde baru demi terciptanya Indonesia yang lebih berkeadilan.
Yusuf al-Qardhawi memberikan gambaran kepada pemuda yang tergambar
dalam tulisan diatas dikategorikan sebagaigenerasi idaman. Generasi idaman adalah
generasi yang tak asing bagi orang-orang yang membaca al-Qur’an dan
mempelajari As-Sunnah. Siapa saja yang membaca al-Qur’an, niscaya
menjumpai ciri-ciri generasi idaman tersebut di banyak ayat dan surah. Antara lain
dalam surat al-A’raf ayat 181:

ِّ ‫َو ِم َّم ْن َخلَ ْقنَٓا اُ َّمةٌ يَّ ْه ُدوْ نَ بِ ْال َح‬


َ‫ق َوبِ ٖه يَ ْع ِدلُوْ ن‬

“dan diantara orang-orang yang kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk
dengan hak, dan dengan hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.”(Al-
A’raf:181).

Rasulullah saw senantiasa memberikan pengarahan kepada kaum muda untuk


mengikuti jalan kebajikan. Dalam sebuah hadist beliau menegaskan:

“Saya wasiatkan para pemuda kepadamu dengan baik, sebab mereka berhati halus.
Ketika Allah mengutus diriku untuk menyampaikan agama yang bijaksana ini,
maka kaum mudalah yang pertama-tama menyambut saya, sedangkan kaum tua
menentangnya.”

Kemudian beliau membacakan ayat al-Qur’an berikut ini:

ْ ‫ فَقَ َس‬ ‫ قُلُوْ بُهُ ۗ ْم‬ ‫ َو َكثِ ْي ٌر‬ ‫ ٰف ِسقُوْ نَ ِّم ْنهُ ْم‬ 
‫ قَ ْب ُل ِم ْن‬ ‫ فَطَا َل‬ ‫ َعلَ ْي ِه ُم‬ ‫ ااْل َ َم ُد‬ ‫ت‬

“... Kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi
keras.Dan kebanyakan diantara mereka adalah orang-orangyang fasik.‛ (Al-Hadid:
16)

Dalam hadis yang lain, beliau bersabda:

‫اِ ْغتَنِ ْم‬ ‫خَ ْمسًا‬ ‫قَب َْل‬ ‫س‬


ٍ ‫ َخ ْم‬:  َ‫ َشبَابَك‬ ‫قَ ْب َل‬ ‫ك‬ َ ‫ َسقَ ِم‬ ‫ َو‬  َ‫ ِغنَاك‬ ‫قَ ْب َل‬  َ‫فَ ْق ِرك‬ ‫ َو‬ 
ِ  ‫قَ ْب َل‬ ‫ك‬
َ َ‫ص َّحت‬
َ ‫هَ َر ِم‬ ‫ َو‬ ‫ك‬

‫ك‬ َ ِ‫ َو َش ْغل‬ ‫ك‬
َ ‫ قَ ْب َل فَ َرا َغ‬ ‫ك‬ َ َ‫ َحيَات‬ ‫ك قَ ْب َل‬
َ ِ‫َموْ ت‬
“Raihlah lima perkara sebelum datangnya yang lima: masa mudamu sebelum masa
tuamu, kesehatanmu sebelum datangnya sakitmu, kayamu sebelum datangnya
miskinmu, kesempatanmu sebelum datangnya kesempitanmu dan dan hidupmu
sebelum engkau mati.”(H.R. An-Nasai)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai warga negara indonesia kita harus cinta negara kita, menunjukan rasa cinta
itu tidak harus dengan mencaci, memaki, tapi dengan mematuhi aturan positif dari
pemerintah itu juga dikatakian sikaf cinta tanah air. Apalagi kita sebagai pemuda
islam, di ajar kan untuk saling menghargai dan saliang menghormati satu samalain.

Menjujung tinggi moralitas, dan mengedepankan ideologi negara, melalui ajaran


islam kita dapat memberikan kedamain ke pada sesama umat.
Lampiran II

Biodata Ketua dan Anggota TIM

A. Identitas Diri Ketua atau Anggota Tim


1. ALFIAN MANSYUR
2. LAKI-LAKI
3. ILMU HUKUM
4. I0119303
5. UJUNG, 04-12-2001
6. alfianmansyur7@gmail.com
7. 085397070151
B. Kegiatan Kemahasiswaan yang Sedang/Pernah Diikuti
No. Jenis Kegiatan Status dalam Kegiatan Waktu dan Tempat

1 Debat peserta majene

2 Puisi peserta Majene

C. Penghargaan yang pernah Diterima

No. Jenis penghargaan Pihak Pemberi Penghargaan Tahun

1. Piala dan sertifikat panitia 2021

2.

ALFIAN MANSYUR
( )

I0119303
Lampiran III

Lembar Orisinalitas

LEMBAR PERNYATAAN
ORISINALITAS Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Ketua : ALFIAN MANSYUR

Nama Anggota : SYAHRIL

NIM : I0119014

Jurusan : ILMU HUKUM

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an


dengan “PERAN PEMUDA ISLAM DALAM AKSI BELA NEGARA” adalah
benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan hasil plagiat dari
karya tulis orang lain serta belum penah dikompetisikan dan/atau
dipublikasikan dalam bentuk apapun. Apabila di kemudian hari
pernyataan ini tidak benar maka saya bersedia didiskualifikasi dari
Perlombaan Karya Tulis Ilmiah Al-Qur’an MTQ Unsulbar 2021.

Demikian, surat pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya


dan digunakan sebagai mana mestinya
ALFIAN MANSYUR

( )

I0119303

Anda mungkin juga menyukai