Penulis :
Penerbit
Pustaka Cendekia.
ISBN: 978-602-52650-1-3
Editor
Redaksi
Email penerbitpustakacendekia@gmail.com
Cetakan Mei 2018
Alamat Penerbit :
Senoboyo, sleman Yogyakarta
Segala puji dan syukur kehadirat Allah Swt, karena rahmat dan
karunia-Nyalah sehingga penulis menyelesaikan tulisan sederhana ini
menjadi sebuah buku yang berjudul Manajemen Pendidikan Islam.
Penulis
P
engada Pendidikan adalah penyebab Pendidikan itu menjadi
“ada”. Adanya Pendidikan Islam sebagai suatu sistem ilmu
pengetahuan berbeda dengan keberadaan Pendidikan itu
sendiri sebagai suatu lembaga kependidikan. Tetapi, baik Pendidikan
(Islam) sebagai suatu ilmu pengetahuan maupun Pendidikan (Islam)
sebagai salah satu bentuk dari realitas lembaga kependidikan berasal
dari satu sumber.
Sumber tesebut adalah manusia. Sebagai suatu sistem ilmu
pengetahuan, konsep Pendidikan (Islam) tercipta sebagaimana
manusia menciptakanya. Tanpa adanya manusia, tidak ada
pengetahuan yang bias disebut ilmu Pendidikan (Islam). Ilmu adalah
bentukan dari manusia.1
1
Jasa Ungguh Muliawan, Epistemologi Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University, 2008), hlm.67
2
Jasa Ungguh Muliawan, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2015), hlm.3
3
Abu Tauhid, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Sekretariat
Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 1990), hlm. 3
4
Hans Wehr, Mu’jam al-Lughah al-Arabiyah al-Mu’asharah (A Dictionary
of Modern Written Arabic) (Ed), J. Milton Cowan, (Beirut: Librarie Du Liban &
London: Macdonald & Evans LTD, 1974), hlm. 324.
5
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: PT. Hidakarya Agung,
tp.th.), hlm. 136
6
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Prenada Media, 2006), cet. Ke-1, hlm. 10-11
7
Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, Op. cit., hlm 636;
lihat John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, (Jakarta: PT.
Gramedia dan Ithaca and London : Cornell University Press, 2003), cet. Ke-27, hlm.
35
8
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Op. cit, hlm. 278
9
Muhammad Rasyid Ridha, Tafsir al-Manar, Juz 1, (Kairo: Dar al-Manar,
1373 H), hlm. 262
10
H.M. Quraisy Shihab, Membumikan Al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1996)
cet. Ke-12, hlm. 172
11
Al-Sayyid Ahmad al-Hasyimi Bek, Mukhtar al-Ahadis al-Nabawiyyah
wa al-Hikam al-Muhammadiyah, (Mesir: Mthaba’ah Hijaziy bi al-Qahirah, 1367
H/1948 M), hlm. 30
12
Hans Whers, A Dictionary of Modern Arabic Written, Loc. Cit., hlm.10;
lihat John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Loc. cit., hlm.
109
13
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Op, cit., hlm. 36
14
Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, Op, cit,. hlm.
20
15
Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, Op, cit., hlm. 481
16
Hans Whers, A Dictionary of Modern Arabic Written, Loc. Cit.,
hlm.1024
17
Hans Whers, A Dictionary of Modern Arabic Written, Loc. Cit.,
hlm.1082
18
Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, Op. cit., hlm 367;
lihat John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Op, cit., hlm.
599
19
Karim al-Bastani, dkk, al-Munjid fi Lughah wa A’lam, (Beirut: Dar al-
Masyriq, 1875), hlm. 287
20
Abi al-Qasim Abd. al-Karim bin Hawazan al-Qusyarir al-Naisabury, al-
Risalah al-Qusyairiyah fi ‘Ilm al-Tasawwuf, (Mesir: Dar al-Khair, tp. th.), hlm. 475-
476
21
Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, Op. cit., hlm 380;
lihat John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, Op, cit., hlm.
471
22
H.M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, Op. cit,. hlm. 172
23
Ibn Sina, Al-Isyarat wa al-Tanbihat, (Mesir: Dar al-Ma’arif, tp.th), hlm.
189; Al-Ghazali, Ihya’ Ulum al-Din, Jilid III, (Beirut: Dar al-Fikr, tp.th), hlm.136-
137
24
Muhammad al-Toumy al-Syaibani, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah,
(terj), Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), hlm. 399
25
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan Suatu Analisa Psikologi
dan Pendidikan, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986), cet. ke-1, hlm. 32.
26
Ahmad Fuad al-Ahwaniy, al-Tarbiyah fi al-Islam, (Mesir: Dar al-Ma’arif,
tp.th), hlm. 3
27
Ali Khalil Abul A’inain, Falsafah al-Tarbiyah al-Islamiyah fi al-Qur’an
al-Karim, (Beirut: Dar al-Fikr al-Arabiy, 1980), cet. ke-1 hlm. 37
M
anajemen pendidikan Islam adalah suatu proses
pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara Islami
dengan cara menyiasati sumber-sumber belajar dan hal-
hal lain yang terkait untuk mencapai tujuan pendidikan Islam secara
efektif dan efisien.
Makna definitive ini selanjutnya memiliki implikasi-implikasi
yang saling terkait dan membentuk satu kesatuan sistem dalam
manajemen pendidikan Islam. Berikut ini penjabaramya.28
Pertama, proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara
Islami. Aspek ini menghendaki adanya muatan-muatan nilai Islam
dalam proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam. Misalnya,
pendekatan pada penghargaan, maslahat, kualitas, kemajuan, dan
pemberdayaan. Selanjutnya, upaya pengelolaan itu diupayakan
bersandar pada pesan-pesan Al-Qur’an dan hadis agar selalu dapat
menjaga sifat Islami.
Kedua, terhadap lembaga pendidikan Islam, hal ini menunjukkan
objek dari manajemen ini yang secara khusus diarahkan untuk
menangani lembaga pendidikan Islam dengan segala keunikamya.
Maka, manajemen ini bias memaparkan cara-cara pengelolaan
pesantren, madrasah, perguruan tinggi Islam dan sebagainya.
Ketiga, proses pengelolaan lembaga pendidikan Islam secara
Islami menghendaki adanya sifat inklusif dan eksklusif. Frase secara
Islami menunjukkan sikap inklusif, yang berarti kaidah-kaidah
manajemerial yang dirumuskan dalam buku ini bisa dipakai untuk
28
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, (Malang: PT.
Gelora Aksara Pratama, 2007), hlm. 10
29
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam…hlm. 11
30
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam…hlm. 12
31
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam, Op. cit., hlm.
13
32
Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model
Pelibatan Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media,
2004), hlm. 236
33
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 15
34
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 17
35
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 17
36
Sufyarman, Kapita Selekta Manajemen Pendidikan Islam (Bandung:
Alfabeta, 2003), hlm. 75
37
A. Malik Fadjar, Visi Pembaharuan Pendidikan Islam, (Jakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Penyusunan Naskah Indonesia (LP3NI), 1998), hlm.
19
38
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 50
39
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional dalam Konteks
Menyukseskan MBS dan KBK, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003), hlm 90
40
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 22
41
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 25
42
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen,,, hlm. 25
43
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 27
44
M. Amin Abdullah, Studi Agama Normativitas atau Historisitas,
(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hlm. 105-106
45
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 29
46
Muhammad Ali-Shabuni, Shafwat al-Tafsair, Jilid IV, (Beirut: Dar al-
Fikr, tt), hlm. 355
47
Muhammad bin Isma’il Abu Abdillah al-Bukhary al-Ja’fi, al-Jami al-
Shahih al-Muhtashar, Jilid I, (Beirut: Dar ibn Katsir, 1987/1407), hlm. 33; Lihat
juga Ahmad bin al-Husein bn Ali bin Mussa Abu Bakr a-Baihaqi, Sunnan al-Baihaqi
al-Kubra, Jilid I, (Makkah Mukarrohmah: Maktabah Dar al-Baz, 1994/1414H), hlm.
118; Muhammad bin Hibban bin Ahmad Abu Hatim al-Tamimi al-Basti, Shahih ibni
Hibban Bitartib ibni Bilban, Jilid I, (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1993/1414 H),
hlm. 307
48
Muhammad bin Yazid Abu Abdillah al-Qazwini, Sunnan Ibni Majah,
Jilid II (Beirut: Dar al-Fikr, tt) hlm. 817; Ahmad bin Abi Bakr bin Ismai’il al-
Kunani, Mishbah al-Zujajah fi Zawaid ibni Majah, Jilid III, (Beirut: Dar al-
‘Arabiyah, 1403), hlm. 75; dengan redaksi yang berbeda dapat dilihat pada Abu
Abdillah Muhammad bin ‘Abd al-Wahid bin Ahmad al-Hanbali al-Muqaddisi, al-
Ahadits al-Muhtarah, Jilid I, (Makkah Mukarramah: Maktabah al-Nahdhah al-
Haditsah, 1410 H), hlm. 183; Ali bin Abi Bakr al-Haitami, Majma’ al-Zawaid wa
Manba’ al-Fawaid, Jilid IV, (Kairo: Dar al-Rayan li al-Tsurats, 1407 H), hlm. 98
49
Jamal Mahdi, Menjadi Pemimpin yang Efektif dan Berpengaruh:
Tinjauan Manajemen Kepemimpinan Islam, terj: Anang Syafrudin dan Ahmad
Fauzan, (Bandung: PT Syamil Cipta Media, 2002), hlm. 29
50
Q.S. al-Nisa’: 35
51
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 35
52
Mujamil Qomar, Dekontruksi Tradisi Pemikiran Islam: Beberapa Agenda
Alternatif Pemikiran Paradigmatik Bagi Cendekiawan Muslim Indonesia,
(Tulungagung: STAIN, 2004), hlm. 30
53
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 36
A. Pengertia Kurikulum
M
enurut pengertian dasarnya, kurikulum adalah kumpulan
mata-mata pelajaran (studi ilmu) yang harus disampaikan
guru atau dipelajari siswa.54 Tampaknya konsep inilah
yang paling relevan (sesuai) memaknai kurikulum. Walaupun dalam
kenyataamya terjadi perdebatan dalam memberi definisi yang tepat,
tetapi perbedaan tersebut tidak sampai mengubah maksud dari
kurikulum itu sendiri. Oleh karena itu, hal ini sependapat dengan Jasa
Ungguh Muliawan yang cenderung menggunakan konsep lama
tersebut yaitu kumpulan mata-mata pelajaran yang harus disampaikan
guru atau dipelajari siswa.55
Kurikulum menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam
setiap bahasa maupun uraian tentang materi dan bahan ajar yang harus
diberikan guru kepada siswanya. Dalam kasus ini termasuk yang
berhubungan dengan Batasan-batasan ontologis (umum berlaku)
kemampuan manusia belajar menurut pertumbuhan dan
perkembangamya.
Artinya tiap fase kehidupan seseorang mengakibatkan perbedaan
tingkat kualitas dan kuantitas target-target kurikulum yang harus dan
bisa diberikan. Dari kurikulum inilah semua hal yang berhubungan
dengan sasaran keilmuan, teknik pembelajaran, maupun standar-
standar kompetensi proses belajar-mengajar siswa di sekolah dapat
diketahui dan diukur keberhasilamya.
54
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dab
Praktek, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), Cet. ke-3., hlm. 4
55
Jasa Ungguh Muliawan, Epistemologi Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press, 2008), hlm. 196
56
Jasa Ungguh Muliawan, Manajemen Play Group dan Taman Kanak-
kanak, (Yogyakarta: DIVA Press, 2009) hlm. 199-200.
57
Ini bisa dilihat dari kandungan ayat-ayat dalam Al-Qur'an yang
banyak berisi ajaran tentang akidah dan akhlak. Baca Lajnah Pentashih
Mushaf Al-Qur'an Departemen Agama RI, Syaamil Al-Qur'an Terjemah
Per-kata, (Bandung: CV Haekal Media Center, 2007), bab klasifikasi ayat-
ayat Al-Qur'an, hlm. 1-15.
58
Abdul Munir Mulkhan, Humanisasi Pendidikan Islam, dalam Jurnal
Refleksi Pemikiran Keagamaan dan Kebudayaan: Tashwirul Afkar, Edisi
No.11, (Jakarta: LAKPESDAM dan TAE 2001), him. 18.
59
Azyumardi Azra, Rekonstruksi Kritis Ilmu dan Pendidikan Islam, dalam
Abdul Munir Mulkhan, dkk., Religiusitas Iptek, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 87.
60
Muslih Usa (editor), Pendidikan Islam Di Indonesia Antara Cita dan Fakta,
(Yogyakarta: PT Tiara Wacana Yogya, 1991), hlm. 3.
61
Azyumardi Azra, Esei-esei Intelektual Muslim dan Pendidikan Islam, (Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1998), hlm. 94.
62
Azyumardi Azra, Rekonstruksi Kritis Ilmu dan Pendidikan Islam, dalam
Abdul Munir Mulkhan, dkk., Religiusitas Iptek, (Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 78.
63
Abdul Munir Mulkhan, Paradigma Intelektual Muslim Pengantar Filsafat
Pendidikan Islam dan Dakwah, (Yogyakarta: SIPRESS, 1993), hlm. 2.
64
Hadis Nabi Muhammad Saw. ketika mengutus Muadz pergi ke Yaman.
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan At Turmudzi.
Nabi bertanya:
Dengan apa kamu memutuskan hukum?
Muadz menjawab:
Dengan kitab Allah
Nabi bertanya:
Jika kamu tidak mendapati di dalamnya?
Muadz
menjawab: Dengan
sunnah Rasullullah
Nabi bertanya:
Jika kamu tidak mendapati di dalamnya?
Muadz menjawab:
Saya berijtihad dengan akalku.
Baca: Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis.
Edisi kedua. (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 1999), hlm. 151-152.
65
Osman Bakar, Hierarki Ilmu (Membangun Rangka Pikir Islamisasi Ilmu),
(Bandung: Mizan, 1997), him. 100,
66
Jasa Ungguh Muliawan, Epistemologi Pendidikan, (Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press, 2008), him. 146-154.
67
Noeng Muhadjir, Filsafat Ilmu, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2001), Edisi II,
hlm. 6.
68
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1996),
him. 620.
69
QS Asy-Syuura (42) ayat 11
(Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu darı jenis kamu
sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan
(pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada
sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha mendengar dan
Melihat.
70
H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), Cet. ke-
5, him. 108.
71
Q.S. Adz-Dzariyaat (51) ayat 56 :” dan Aku tidak menciptakan jin dan
manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku”
72
Q.S. an-Naas (114) ayat 3: “Tuhannya manusia”
73
Q.S Hud (ı ı) ayat 106-107 : “Adapun orang-orang yang celaka, maka
(tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menayik
napas (dengan meyintih).Mereka kekal di dalamnya selama ada langİt dan bumİ*,
kecualijika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pelaksana teyhadap apa yang Dia kehendaki. *alam akhiratjuga mempunyai langit
dan bumİ tersendiri.”
74
Jasa Ungguh Muliawan, Epistemologi Pendidikan, op.cit., hlm. 39
U
ntuk memenuhi kebutuhan manajemen sarana prasarana, kita
perlu memahami terlebih dahulu konsep dasar sarana dan
prasarana. Secara sederhana dalam Jaja Jahari, sarana
didefiniskan sebagai perangkat, peralatan, bahan perabot yang secara
langsung digunakan dalam proses pendidikan seperti gedung, bangku,
kursi, papan tulis maupun alat lainya. Sedangkan prasarana
didefiniskan sebagai perangkat, peralatan, bahan, perabot yang secara
tidak langsung digunakan dalam proses pendidikan seperti lapang
sepak bola, taman bunga, pagar dan lain sebagainya. 75
Keberadaan sarana pendidikan mutlak dibutuhkan dalam proses
pendidikan, sehingga termasuk dalam komponen-komponen yang
harus dipenuhi dalam melaksanakan proses pendidikan. Tampa sarana
pendidikan, peoses pendidikan akan mengalami kesulitan yang sangat
serius, bahkan bisa menggagalkan pendidikan. Suatu kejadian yang
mesti dihindari oleh semua pihak yang terlibat dalam pendidikan.
Sarana pendidikan adalah peralatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dalam proses belajar-mengajar, seperti
gedung, ruang kelas, mejad kursi dan sebagainya seperti yang
diterangkan pada penjelasan awal tadi.
Manajemen sarana prasarana pendidikan bertugas mengatur serta
menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar dapat memberikan
kontribusi pada proses pendidikan agar dapat memeberikan kontribusi
pada proses pendidikan secara optimal dan berarti. Kegiatan
pengelolaan ini meliputi kegiatan perencanaan, pengadaan,
75
Jaja Jahari dan Amirulloh Syarbini, Manajemen Madrasah:Teori, Strategi
dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 65
76
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, : Konsep, Strategi, dan
Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 49-50
77
Hadis riwayat Muslim dan at-Tirmidzi dari Abdullah bin Mas’ud dari Ibnu
Umamah al-Bahy sedang al-Hakim dari Ibnu Umar. Lihat Ibnu Hamzah al-Hasaniy,
al-Bayan wa al-Ta’rif fi Asbab Wurud al-Hadits, (ttp: al-Maktabah al-Ilmiah,
19983)
78
Ibrahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar dari
Sentralisasi Menuju Desentralisasi, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), hlm. 23
79
Jejeng Musfah, Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik
(Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 230
P
embiayaan pendidikan secara sederhana dapat diartikan
sebagai ongkos yang harus tersedia dan diperlukan dalam
menyelenggarakan pendidikan dalam rangka mencapai visi,
misi, tujuan, sasaran dan strateginya. Pembiayaan pendidikan tersebut
diperlukan untuk pengadaan gedung, infrastruktur dan peralatan
belajar mengajara, gaji guru, 80 gaji karyawan dan sebagainya.
Timbulnya pembicaraan pembiayaan pendidikan itu antara lain
terjadi seiring dengan terjadinya pergeseran dari kegiatan belajar
mengajar yang semula dilakukan secara individual dan sambilan
dalam situasi ilmu pengetahuan yang belum berkembang, menjadi
kegiatan belajar mengajar yang dilakukan secara khusus dan
profesional dalam situasi ilmu pengetahuan sudah dimulai
berkembang. Dalam sitiuasi terakhir ini, proses belajar mengajar tidak
80
Di kalangan para ahli terjadi perbedaan pendapat dalam hal guru menerima
gaji atau menolaknya. Yang paling terkenal menolak untuk menerima gaji yaitu
Sicrated. Ia seorang filsuf yang hidup di zaman Sophistes, yaitu golongan guru-guru
yang mengajar pemuda pemudi tentang kesusastraan, perdebatan, ilmu pidato dan
filsafat. Dari pekerjaan itu mereka mendapat gaji. Socrates berbeda pendapat dengan
mereka dalam hal ini, sebab ia mengejar pemuda pemudi tampa gaji. Ia mengejar
disegala tempat, seperti di kedai-kedai, jalan-jalan, alun-alun, dan Lorong-lorong.
Socrates menerangkan sebab-sebab menolak gaji itu, karena keutamaan (fadilat)
diambil dari jiwa, dan orang hanya sampai ke ilmu itu dengan berpikir (merenung).
Fadilat tidak bisa diajarkan. Oleh sebab itu, guru tidak berhak menerima gaji.
Pendapat yang serupa juga dijumpai pada imam al-Ghazali. Ia misalnya
berpendapat, bahwa seorang guru tidak mengharapkan balas jasa ataupun ucapan
terima kasih, tetapi bermaksud dengan mengajar itu mencari keridaan Allah dan
mendekatkan diri kepada Tuhan. Pendapat imam al-Ghazali ini didasrkan pada
pemahaman terdapat dalam ayat al-Qur’an yang artinya: “Ikutilah orang yang tiada
meminta balasan kepadamu, dan mereka ialah orang-orang yang mendapat
petunjuk. (QS. Yaasin: 21). Lihat Mohammad Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar
Pokok Pendidikan, (terj) oleh H. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry, dari al-
Tarbiyah al-Islamiyah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), cet. ke-2, hlm. 143. Lihat
pula Hasan Langgulung, Asas-Asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al-Husna,
1987). Cet. ke-1, hlm 137.
81
Sebelum tahun 60-an sudah terdapat sejumlah pakar yang melakukan riset murni
secara individual dalam bidang pendidikan, antara lain Burrhus Frederic Skinner
(1909-1990), Benyamin S. Bloom, (1913-1999), Jerome Ivan Illiach (1926-2002),
Jurgen Habermas (1916), dan Howerd Gardner, (1943). Lihat Joy A. Palmer (ed), 50
Pemikir Pendidikan dari Giaget sampai Masa Sekarang, (ahli bahasa) Farid Assifa,
dari judul asli Fifty Modern Thinkers on Education, (Yogyakarta: Jendela, 2003),
cet, ke-1,
82
Ahmad Mushthafa al-Maraghiy, Tafsir al-Maraghiy, al-Mujallid al-Rabi’,
(Beirut: Dar al-Fikr, t,t), hlm. 875-876.
83
Wahbah al-Zuhailiy, al-Fiqh al-Islamiy wa Adillatuhu, al-Juz al-Tsani,
(Beirut: Dar al-Fikr, 1409 H/1989 M) cet. ket-3, hlm. 875-876.
84
Burhan al-Din al-Zarnuji, Ta’lim al-Muta’allim fi Thariq al-Ta’allum,
(Surabaya: Salim Nabhan, t.t), hlm. 15
85
Ahmad al-Hasyim Bek, Mukhtart al-Ahadits al-Nabawiyah wa al-Hikam al-
Muhammadiyah, (Mesir: Mathb’ah Hijazi, 1367 H/1948 M), Ibid., hlm. 79
86
Ahmad al-Hasyim Bek, Mukhtart al-Ahadits al-Nabawiyah wa al-Hikam al-
Muhammadiyah, Op. cit., hlm. 79
87
Ahmad al-Hasyim Bek, Mukhtart al-Ahadits al-Nabawiyah wa al-Hikam al-
Muhammadiyah, Op. cit., hlm. 18
88
Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka al-Husna,
1978), cet. ke-1, hlm. 159-160.
89
Muhammad Athiyah al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (terj)
Butami A.Gani dan Djohar Bahru, (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 98
90
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 1994), cet. ke-2, hlm. 98-99.
91
Sudarwan Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2003), hlm. 41
92
Panduan Manajemen sekolah, http: Direktorat Pendidikan Menengah Umum
Depdikbud, 1999…, h. 83
94
UU RI No. 21 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (tkp:
Pustaka Widyatama, tt), hlm. 31
95
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan
Implementasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 48
96
Panduan…., hlm. 82
97
Mulyasa, Manajemen…, hlm. 48-49
Apabila dana atau uang itu telah didapatkan, manajer lenesa baga
pendidikan Islanl harus berusaha Inengembangkannva melalui usaha-
usaha produktif agar uang tersebut tidak mandek atau habis. Hal ini
dilakukan agar dana bertambah besar meskipun sebagian telah
digunakan untuk kepentingan lembaga. Usaha-usaha tersebut bisa
98
Mulyasa, Manajemen…, hlm. 49
99
Panduan…, hlm. 85-85
M
ayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, bahkan
umat Islam di Indonesia merupakan yang terbesar di duni.
Dengan komposisi penduduk yang demikian, harus
disadari bahwa keberadaan pendidikan Islam tidak bisa diremehkan
meskipun masih ada beberapa kelemahan dan kenyataan bahwa tidak
setiap muslim di negeri ini belajar di lembaga pendidikan Islam.
Pendidikan Islam di Indonesia merupakan warisan peradaban
Islam, sekaligus asset bagi pembangunan pendidikan nasional.
Sebagai warisan, ia merupakan amanat sejarah untuk dipelihara dan
dikembangkan oleh umat Islam dari masa ke masa. Sedangkan sebagai
asset, pendidikan Islam yang tersebar diberbagai wilayah ini
membuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk menata dan
mengelolanya sesuai dengan sistem pendidikan nasional.100
Upaya pengelolaan maupun pengembangan lembaga pendidikan
Islam merupakan keniscayaan dan beban kolektif bagi para penentu
kebijakan pendidikan Islam. Mereka memiliki kewajiban untuk
merumuskan strategi dan mempraktekkamya guna menunjukan
pendidikan Islam. Perumusan strategi itu juga akan
mempertimbangkan eksistensi lembaga pendidikan Islam secara riil
dan orientasi pengembangmya.
1. Eksistensi Lembaga Pendidikan Islam
Eksistensi lembaga pendidikan Islam di Indonesia terutama dalam
bentuk pesantren telah cukup tua, seiring dengan keberadaan penyebar
Islam. Lembaga tersebut mengalami berbagai perkembangan dengan
100
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT.
Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm. 3
101
A. Malik Fadjar, Visi Pembaharuan Pendidikan Islam, (Jakarta:
Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penyusunan Naskah Indonesia [LP3NIl,
1998), hlm. 104
102
A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2005), hlm. 250
103
Mujamil Qomar, "Perencanaan: Suatu Proses yang Terabaikan dalam
Sistem Pendidikan Islam", Majalah Tarbiyah Tulungagung IAIN Sunan Ampel, No.
9, Tahun V, 1993, hlm. 28
104
Mujamil Qomar, "Perencanaan,,, hlm. 29.
105
Mujamil Qomar, "Manajemen Madrasah dalam Menatap Masa Depan:
Sebuah Upaya Memberdayakan Pengelola Madrasah", Jurnal Ilmiah Tarbiyah, Vol.
23, No. 8, Juni 2002, hlm. 344-345
106
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju
Milenium Baru, (Jakarta: PT Logos Wacana Iltnu, 1999), hlm. 70
107
Fajar, A Malik, Visi Pembaharuan Pendidikan Islam, (Jakarta: Lembaga
Pengembangan Pendidikan dan Penyusunan Naskah Indonesia (LP3NI), 1998), hlm.
8
108
Fajar, A Malik, Visi,,, hlm. 57
109
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 47
110
A. Malik Fadjar, Holistika Pemikiran Pendidikan, Ahmad Barizi (ed),
(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,1995) hlm. 267
111
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT.
Logos Wacana Ilmu, 2001), hlm 14
112
Husni Rahim, Arah Baru Pendidikan Islam di Indonesia,,, hlm. 14-
16
113
A. Malik Fadjar, 'Pendahuluan: Strategi Pengembangan Pendidikan
Islam dalam Era Globalisasi", dalam M. Zainuddin dan Muhammad In' am Esha
(Eds), Horison Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Upaya Merespons Dinamika
Masyarakat Global, (Yogyakarta: Aditya Media Yogyakarta Bekerja sama dengan
UIN Press), hlm. xxi-xxii
114
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 50
115
IA. Malik Fadjar, 'Pendahuluan: Strategi Pengembangan Pendidikan
Islam dalam Era Globalisasi", dalam M. Zainuddin dan Muhammad In' am Esha
(Eds), Horison Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Upaya Merespons Dinamika
Masyarakat Global, (Yogyakarta: Aditya Media Yogyakarta Bekerja sama dengan
UIN Press), hlm. xxi-xxiibid., hlm. uii-xxiii
116
H.A.R. Tilaar, Paradigma Baru Pendidikan Nasional, (Jakarta: PT
Rineka Cipta, 2000), hlm. 155
117
Imam Suprayogo, Reformasi Visi Pendidikan Islam, (Malang: STAIN
Press, 1999), him. 73
118
Fadjar, Visi..., hlm. 77
119
Fadjar, Visi.., hlm. 176
120
Fadjar, Visi., hlm. 177
121
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 55
B. Manajenmen Pesantren
122
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 57
123
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 58
124
Hamdan Farchan dan Syarifuddin, Titik Tengkar Pesantren: Resolusi
Konflik Masyarakat Pesantren, (Yogyakarta: Pilar Religia, 2005), hlm. 110
125
M. Sulthon Masyhud dan Moh. Khusnuridho, Manajemen Pondok
Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm. 115
126
Musthofa Rahman, "Menggugat Manajemen Pendidikan Pesantren",
dalam Ismail SM., Nurul Huda dan Abdul Khaliq (Eds), Dinamika Pesantren dan
Madrasah, (Yogyakarta: Kerja sama Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
dengan Pustaka Belajar), hlm. 107
127
Farchan dan Syarifuddin, Titik..., hlm. 51
128
Moh. Ali Azis, "Makna Manajemen dan Komunikasi bagi
Pengembangan Pesantren", dalam A. Halim et.al. (Eds), Manajemen Pesantren,
(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), hlm. 67
129
Imas Maesaroh, "Total Quality Management dalam Pengembangan
SDM Pondok Pesantren", dalam A. Halim et.al. (eds), Manajemen Pesantren,
(Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2005), hlm. 91
130
Farchan dan Syarifuddin, Titik..., hlm. 68-69
131
Nur Syam, "Kepemimpinan dalam Pengembangan Pondok Pesantren',
dalam A. Halim et.al (eds), Manajemen Pesantren, (Yogyakarta: Pustaka Pesantren,
2005), hlm. 79-80
132
Abdurahman Mas'ud, Intelektual Pesantren Perhelatan Agama dan
Tradisi, (Yogyakarta: LKIS, 2004), hlm. 13
133
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam Tradisi dan Moderenisasi Menuju
Millenium Baru, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 104
134
Fadjar, Holistika..., hlm. 219
135
Sindu Galba, Pesantren Sebagai Wadah Komunikasi, Ed. Riri Manan,
(Jakarta: Rineka Cipta, 1995), hlm. 62
136
Masyhud, M. Sulthon dan Moh. Khusnuridho, Manajemen Pondok
Pesantren, (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), hlm. 14-15
137
Pradjarta Dirdjosanjoto, Memelihara Umat Kiai Pesantren-Kiai Langgar
di Jawa, (Yogyakarta: LKIS, 1999), hlm. 156
138
Mas'ud, Intelektual..., hlm. 14
139
Mujamil Qomar, Pesantren: Dari Transformasi Metodologis Menuju
Demokratisasi Institusi, (Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 31
140
Martin Van Bruinessen, "Konjungtur Sosial Politik di Jagat NU Paska
Khitah 26: Pergulatan NU Delade 90-an", dalam Elyasa K.M Akarwis, Gus Dur dan
Masyarakat Sipil, (Yogyakarta: LKIS, 1994), hlm. 78
141
Saefuddin Zuhri, Guruku Orang-Orang dari Pesantren, (Bandung: PT
Al-Ma'arif, t.t), hlm. 58
142
Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren, (t.tp. CV. Dharma
Bhakti, et), hlm. 167
143
Abdurrahman Wahid, Bunga Rampai Pesantren., hlm. 168-169
144
Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren: Sebuah Potret Perjalanan,
(Jakarta: Paramadina, 1992), hlm. 95-96
145
Rahman, "Menggugat...", hlm. 114
146
Rahman, "Menggugat,,, hlm. 116
147
Suprayogo, Reformulasi..., hlm. 162
148
Masyhud dan Khusnurridho, Manajemen..., hlm. 15
149
Rahman, ''Menggugat...", hlm. 117
150
Rahman, ''Menggugat. 117
151
Rahman, ''Menggugat., hlm. 119
152
Rahman, ''Menggugat., hlm. 121
153
Masyhud dan Khusnuridho, Manajemen..., hlm. 46
155
Farchan dan Syarifuddin, Titik, hlm. 46
156
Farchan dan Syarifuddin, Titik,,, hlm. 52
157
Farchan dan Syarifuddin, Titik,,, hlm. 56
158
Farchan dan Syarifuddin, Titik,,, hlm. 57-58
159
Farchan dan Syarifuddin, Titik,,, hlm. 70-73
160
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 75
161
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 76
162
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 77
163
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 77
164
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 79
165
Mastuhu, Memberdayakan Sistern Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos
Wacana Ilmu, 1999), hlm. 59
166
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,, hlm. 80
167
M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan (Islam dan Umum), (Jakarta:
Bumi Aksara, 1991), hlm. 10
168
Rahardjo, "Madrasah Sebagai the Centre of Excellence", dalam Ismail
SIVI, Nurul Huda dan Abdul Kholiq, (Eds), Dinamika Pesantren dan Madrasah,
(Yogyakarta: Kerja sama Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang dengan
Pustaka Pelajar Yogyakarta, 2002), hlm. 229
169
Qomar, "Manajemen...", hlm. 339-340
170
Qomar, "Manajemen..., hlm. 340
171
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm. 84
172
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm. 85
173
Rahim, Arah..., hlm. 21
174
Arifin, Kapita..., hlm. 106
175
Qomar, "Manajemen…, hlm. 337
176
Rahardjo, "Madrasah..., hlm. 232
177
Qomar, Manajemen ..., hlm. 340
178
Suprayogo, Reformasi..., him. 73
179
Suprayogo, Reformasi..., hlm. 72
180
Fadjar, Visi..., hlm. 121-122; Fadjar, Holistika..., hlm. 239-240
181
Rahim, Arah..., hlm. 21-22
182
Rahim, Arah... Inlm. 22-23
183
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm. 92
184
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm.92
185
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm.93
186
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm. 94
187
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm. 96
188
Rahardjo, "Madrasah.. hlm.232
189
Rahim, Arah..., hlm. 24
190
Suprayogo, Reformulasi, hlm. 74
191
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm. 100
192
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm 101
193
Kementerian Agama RI, Rekapitulasi Seluuh PTAI ,
(Diktis.kemenag.go.id/bansos/cari_nspt.php)
20 SATIN
26
UIN
IAIN
11
56 100
607
194
Kementerian Agama RI, Rekapitulasi Seluuh PTAI ,
(Diktis.kemenag.go.id/bansos/cari_nspt.php)
195
Fadjar, Visi..., hlm. 176
196
Fadjar, Holistika..., hlm. 43
197
Fadjar Holistika,,., hlm. 44
198
Fadjar, isi..., hlm. 178-179
199
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm 108
200
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm 109
201
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm 110
202
Azra, Pendidikan..., hlm. 161
203
Mastuhu, Memberdayakan..., hlm. 147
204
Fuad Jabali dan Jamhari (Peny.), IAIN: Modernisasi Islam di Indonesia,
(Jakarta: PT Logos Wacana 11mu, 2002), hlm. 93
205
Fuad Jabali dan Jamhari (Peny.), IAIN: Modernisasi Islam di Indonesia,
hlm. 108
206
Rahim, Arah.., hlm. 175
207
Azra, Pendidikan., hlm. 161-162
208
Azra, Pendidikan, hlm. 162
209
Azra, Pendidikan., hlm. 167-168
210
Azra, Pendidikan., hlm. 167-168
211
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm 115
212
Azyumardi Azra, "Sambutan Rektor", Prospektus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta "Wawasan 2010" Leading Toward Research University,
(Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), hlm. ii
213
Abudin Nata, Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan
Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm. 64-69
217
Rahim, "UIN..,", hlm. 65-66
218
Azizy, Pengembangan...", hlm. 5
219
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm 120
220
Prof. Dr. Mujamil Qomar, Manajemen Pendidikan Islam,,,hlm 121
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, cet. Ke-1
(Jakarta: Prenada Media, 2006),
Ahmad bin al-Husein bn Ali bin Mussa Abu Bakr a-Baihaqi, Sunnan
al-Baihaqi al-Kubra, Jilid I, (Makkah Mukarrohmah:
Maktabah Dar al-Baz, 1994/1414H)
SM., Nurul Huda dan Abdul Khaliq (Eds), Dinamika Pesantren dan
Madrasah, (Yogyakarta: Kerja sama Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang dengan Pustaka Belajar)