Makalah Kel 4 Model Ekonomi Islam
Makalah Kel 4 Model Ekonomi Islam
Di Susun Oleh :
Kelompok 4
1. Ahmad Syukron (211610238)
2. Ridho Rahadian (211610263)
3. Rahmawati (211610260)
4. Binti Nurchasanatul Jajiyah (211610278)
1
TAHUN 2024
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah Swt atas segala rahmatnya sehingga penulis dapat
menyelesaikan Makalah berjudul “Teori Tentang Uang Dalam Islam” dengan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat lulus mata kuliah Model
Ekonomi Islam. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan dan saran atas penyusunan makalah ini :
1. Bapak M. Andriansyah, S.EI., ME, selaku dosen pengampu mata kuliah
Model Ekonomi Islam.
2. Semua rekan sekelas dan pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan
namanya satu persatu.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini,
untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan untuk perbaikan. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat baik bagi penulis maupun para pembaca.
Kelompok 4
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah............................................................................... 2
C. Tujuan.................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Uang.................................................................................. 3
B. Ciri-Ciri Uang........................................................................................ 4
C. Fungsi Uang......................................................................................... 4
D. Uang sebagai Public goods, modal sebagai Private Goods................. 4
E. Uang sebagai flow concept, modal sebagai Stock concept.................. 6
F. Time Value of Money............................................................................ 7
G. Economic value of time........................................................................ 7
H. Profitability, Actual Return, Risk And Return Sharing .......................... 8
I. Expented Average Return Dan Interest Rate Return............................. 10
BAB III PENUTUP
Kesimpulan.......................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Uang merupakan inovasi besar dalam peradaban perekonomian dunia. Posisi
uang sangat strategis dalam satu sistem ekonomi, dan sulit digantikan dengan
variabel lainnya. Bisa dikatakan uang merupakan bagian yang terintegrasi dalam
satu sistem ekonomi. Sepanjang sejarah keberadaannya, uang memainkan peranan
penting dalam perjalanan kehidupan modern. Uang berhasil memudahkan dan
mempersingkat waktu transaksi pertukaran barang dan jasa. Uang dalam system
ekonomi memungkinkan perdagangan berjalan secara efisien.1
Ketika jumlah manusia semakin bertambah, maka peradabannya pun akan
semakin maju sehingga kegiatan dan interaksi antarsesama manusia pun akan
meningkat. Jumlah dan jenis kebutuhan manusia juga akan semakin beragam. Maka
dari itu, diperlukan alat tukar yang dapat diterima semua pihak untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Alat tukar inilah yang disebut dengan uang. Pada zaman
sekarang ini banyak orang menyalah artikan tentang uang, apalagi dunia ini sudah
berabad-abad didoktrin oleh prinsip konvensional yang tidak mengenal arti haram
dan halal.
Bahkan uang juga bisa berfungsi untuk hal yang haram, bahkan di Indonesia
yang mayoritas masyarakatnya muslim mendefinisikan uang berdasarkan
konvensional yang mempunyai konsep yang salah. Padahal Islam mempunyai
konsep tentang uang yang lebih baik. Para ekonom konvensional bahkan berdebat
tentang konsep uang berdasarkan konvensional itu sendiri. Ini berarti konsep
konvensional itu tidak sesempurna dibandingkan dengan konsep Islam. Apalagi
mereka mengatakan bahwa modal sering diidentikkan dengan uang sedangkan
dalam konsep Islam uang adalah uang dan modal adalah modal.
1
Mustafa Edwin Nasution, dkk, Ekonomi Islam: Pengenalan Eksklusif (Jakarta: Kencana, 2010),
hlm.239.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Pengertian Uang ?
2. Apa saja Ciri-ciri Uang ?
3. Bagaimana Fungsi Uang ?
4. Bagaimana Uang sebagai Public goods, modal sebagai Private Goods ?
5. Uang sebagai flow concept, modal sebagai Stock concept t?
6. Time Value of Money ?
7. Economic value of time ?
8. Profitability, Actual Return, Risk And Return Sharing?
9. Expented Average Return Dan Interest Rate Return ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian Uang.
2. Untuk mengetahui Ciri-ciri Uang.
3. Untuk mengetahui Fungsi Uang.
4. Untuk mengetahui Uang sebagai Public goods, modal sebagai Private Goods.
5. Untuk mengetahui Uang sebagai flow concept, modal sebagai Stock concept.
6. Untuk mengetahui Time Value of Money.
7. Untuk mengetahui Economic value of time.
8. Untuk mengetahui Profitability, Actual Return, Risk And Return Sharing.
9. Untuk mengetahui Expented Average Return Dan Interest Rate Return.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Uang
Dalam ekonomi Islam, secara etimologi uang berasal dari kata al-naqdu,
pengertiannya ada beberapa makna yaitu: al-naqdu berarti yang baik dari dirham,
menggenggam dirham, membedakan dirham, dan al-naqdu juga berarti tunai. Kata
nuqud tidak terdapat dalam al-Quran dan hadis, karena bangsa Arab umumnya tidak
menggunakan nuqud untuk menunjukkan harga. Mereka menggunakan kata dinar
untuk menunjukkan mata uang yang terbuat dari emas dan kata dirham untuk
menunjukkan alat tukar yang terbuat dari perak. Mereka juga menggunakan wari’
untuk menunjukkan dirham perak, kata ‘ain untuk menunjukkan dinar emas.
Sedangkan kata fulus (uang tembaga) adalah alat tukar tambahan yang digunakan
untuk membeli barang-barang murah.
Uang menurut fuqaha tidak terbatas pada emas dan perak yang dicetak, tapi
mencakup seluruh jenisnya dinar, dirham dan fulus.Untuk menunjukkan dirham dan
dinar mereka mengunakan istilah naqdain. Namun mereka berbeda pendapat
apakah fulus termasuk dalam istilah naqdain atau tidak.Menurut pendapat yang
mu’tamad dari golongan Syafi’iyah, fulus tidak termasuk naqd, sedangkan Mazhab
Hanafi berpendapat bahwa naqd mencakup fulus. Defenisi nuqd menurut Abu Ubaid
(wafat 224 H), seperti yang dikutip Ahmad Hasan dirham dan dinar adalah nilai
harga sesuatu. Ini berarti dinar dan dirham adalah standar ukuran nilai yang
dibayarkan dalam transaksi barang dan jasa.Senada dengan pendapat ini, Al-
Ghazali (wafat 595 H) menyatakan, Allah menciptakan dinar dan dirham sebagai
hakim penengah diantara seluruh harta, sehinga seluruh harta bisa diukur dengan
keduanya. Ibn al-Qayyim (wafat 751 H) berpendapat dinar dan dirham adalah nilai
harga barang komoditas. Ini mengisyaratkan bahwa uang adalah standar unit ukuran
untuk nilai harga komoditas.
Pengertian uang secara konvensional atau kontemporer yaitu: Menurut
Robertson, uang adalah segala sesuatu yang diterima umum sebagai alat
pembayaran barang-barang. Menurut R.S Sayes mendefinisikan uang sebagai
segala sesuatu yang diterima umum untuk membayar hutang. Menurut A.C Pigou
memberikan definisi bahwa uang adalah segala sesuatu yang diterima umum untuk
dapat digunakan sebagai alat penukaran. Menurut Albert Gailort Hart, uang adalah
3
kekayaan yang mana pemiliknya dapat melunaskan hutangnya dalam jumlah yang
tertentu pada waktu itu juga. Dapat disimpulkan bahwa uang adalah benda-benda
yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar
menukar/perdagangan. Disetujui adalah terdapat kata sepakat di antara anggota-
anggota masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat
perantara dalam kegiatan tukar menukar.2
B. Ciri-ciri Uang
Adapun ciri-ciri uang yaitu :
a. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
b. Mudah dibawa-bawa
c. Mudah disimpan tanpa mengurangi nilainya
d. Tahan lama
e. Jumlahnya terbatas (tidak berlebih- lebihan)
f. Bendanya mempunyai mutu yang sama
C. Fungsi Uang
a. Uang sebagai perantara tukar menukar
b. Uang sebagai Ukuran Harga
c. Uang sebagai satuan nilai
d. Uang sebagai Media Transaksi
e. Uang sebagai alat bayaran tertunda
f. Uang sebagai alat penyimpan nilai
g. Uang Media Menyimpan Nilai
4
uang itu masih beredar di masyarakat dan belum mengendap pada masyarakat itu
berarti bisa dikatakan public goods. Dan ketika sampai ketangan masyarakat dan
mengendap itu dikatakan modal atau private goods. Konsep public goods belum
dikenal dalam teori ekonomi Islam sampai tahun 1980-an. Baru setelah muncul
ekonomi lingkungan, maka kita berbicara tentang externalities, publlic good, dan
sebagainya.
Dalam Islam, konsep ini sudah lama dikenal, yaitu ketika Rasulullah
mengatakan bahwa “Manusia mempunyai hak bersama dengan tiga hal: air, rumput
dan api” (Riwayat Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah). Dengan demikian berserikat
dalam hal public goods bukan merupakan hal yang baru dalam ekonomi islam.
Untuk lebih jelasnya konsep private dan public goods masing-masing dapat
diilustrasikan dengan mobil dan jalan tol. Mobil adalah private goods (Capital) dan
jalan tol adalah public goods (money). Apabila mobil tersebut menggunakan jalan tol
baru kita dapat menikmati jalan tol. Namun, apabila mobil tersebut tidak
menggunakan jalan tol, maka kita tidak akan dapat menikmati jalan tol tersebut.
Dengan kata lain jika uang diinvestikan dalam proses produksi, maka kita
baru akan mendapatkan lebih banyak uang. Sedangkan dalam konsep konvensional
uang capital dapat menjadi private goods. Maka bagi mereka jika mobil diparkir
digarasi ataupun digunakan dijalan tol, maka mereka akan tetap menikmati manfaat
dari jalan tol tesebut. Apakah uang diinvestasikan pada proses tersebut maka
mereka akan mendapatkan uang yang lebih banyak. Disinilah letak keanehan bunga
yang dikemukakan oleh para ekonom konvensional. Semakin cepat perputaran uang
akan semakain baik. Seperti contoh pada aliran air masuk dan aliran air keluar.
Sewaktu air mengalir, disebut sebagai uang, sedangkan apabila air tersebut
mengendapa maka bisa dikatakan capital. Wadah tempat mengendapnya
merupakan private goods sedangkan air merupakan adalah public goods.
Uang seperti air, apabila air (uang) dialirkan maka air ( uang ) tersebut akan
bersih dan sehat (bagi ekonomi). Apabila air (uang) dibiarkan mengendap dalam
suatu tempat (menimbun uang) maka air tersebut akan keruh. Uang adalah adalah
public good/milik masyarakat, dan oleh karenanya penimbunan uang (atau dibiarkan
tidak produktif) berarti mengurangi jumlah uang beredar. Implikasinya, proses
pertukaran dalam perekonomian terhambat. Disamping itu penumpukan uang/harta
juga dapat mendorong manusia
5
cenderung pada sifat-sifat tidak baik seperti tamak, rakus dan malas beramal (zakat,
infak dan sadaqah). Sifat-sifat tidak baik ini juga mempunyai imbas yang tidak baik
terhadap kelangsungan perekonomian. Oleh karenanya Islam melarang
penumpukan / penimbunan harta, memonopoli kekayaan, “al kanzu” sebagaimana
telah disebutkan dalam QS. At Taubah 34-35 berikut:َ
6
F. Time Value of Money
Dalam Islam tidak dikenal dengan adanya time value of money, yang dikenal
adalah economic value of time. Teori time value of money adalah sebuah
kekeliruan besar karena mengambil dari ilmu teori pertumbuhan populasi dan ilmu
finance. Dalam menghitung pertumbuhan populasi digunakan rumus :
Pt = Po(1 + r)
Rumus ini kemudian diadopsi begitu saja dalam ilmu finance sebagai teori bunga
majemuk, menjadi:
FV = PV(1 + r)
Jadi future value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-t, present
value dari uang dianalogikan dengan jumlah populasi tahun ke-0, sedangkan tingkat
suku bunga dianalogikan dengan tingkat pertumbuhan populasi. Jelas hal ini keliru
besar, karena uang bukanlah makhluk hidup yang dapat berkembang biak dengan
sendirinya.3
7
economic value jika waktu tersebut dimanfaatkan dengan menambah faktor produksi
yang lain, sehingga menjadi capital dan dapat memperoleh return.5
Perbedaan antara konsep Islam dengan konsep konvensional
5
Karim, Ekonomi Makro, hlm. 88
6
6K.R. Subramanyam dan John J.Wild, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta : Salemba Empat,
2011), hlm.143
8
Risiko dalam sistem profit-share (bagi hasil) tidak terdapat suatu fixed
andcertain return sebagaimana bunga, tetapi dilakukan loss and profit sharing
berdasarkan produktifitas nyata dari dana tersebut. Meskipun nisbah bagi hasil
disepakati pada saat awal, tetapi perolehan riil dari bagi hasil ini baru diketahui
setelah dana benar-banar menghasilkan. Jadi, hal yang bersifat pasti dari sistem ini
adalah nisbah bagi hasilnya, bukan nilai riil bagi hasilnya. Terdapat kemungkinan
fluktuasi dalam bagi hasil yang nyata, tergantung pada produktifitas nyata dari
pemanfaatan dana. Dalam industry keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon
“high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih
besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam
investasi saham.
Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan
membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika
harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung.
Dalam syariah kerugian dan keuntungan itu ditanggung bersama. Definisi Risk
(resiko) menurut para ahli
1) Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, Risiko adalah uncertainty about
future event
2) Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal: a) Keadaan
yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh
dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan. b) Variasi
dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya. c) Kemungkinan dari
sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau
posisi keuangan.
3) David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet, Mengatakan
bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated
assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk
keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan
keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan.
4) Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan
ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu
keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan
yang merugikan.
5) Risiko investasi
9
Resiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan
antara actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil
keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang
timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi
ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan
strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.
d. Definisi Return Sharing
Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan,
individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J.
Shook, return merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.
Hubungan Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian Riskand return adalah
kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan
investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi.
Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
Bersifat linear atau searah.
Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.
Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka
semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.
BAB III
12
PENUTUP
Dari pembahasan diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa, Ekonomi Islam
adalah ekonomi yang berbasis bagi hasil. Uang adalah benda-benda yang disetujui
oleh masyarakat sebagai alat perantara untuk mengadakan tukar menukar/
perdagangan. Disetujui adalah terdapat kata sepakat di antara anggota- anggota
masyarakat untuk menggunakan satu atau beberapa benda sebagai alat perantara
dalam kegiatan tukar menukar. Perbedaan konsep uang dalam ekonomi Islam dan
konvensional terdapat pada uang yang tidak identik dengan modal, uang adalah
public goods, modal adalah private goods, uang adalah flow concept, dan modal
adalah stock concept dalam konsep uang secara Islam.
Sedangkan konsep uang dalam konvensional yaitu uang seringkali
diidentikkan dengan modal, uang (modal) adalah private goods, Uang (modal)
adalah flow concept, dan Uang (modal) adalah stock concept. Dalam ekonomi bagi
hasil, maka yang digunakan untuk mekanisme ekonominya adalah nisbah bagi hasil
dan return usaha yang terjadi secara riil. Inilah, maknanya ajaran Islam yang
menganjurkan menggunakan konsep Economic Value of Time. Artinya, waktulah
yang memiliki nilai ekonomi, bukan uang memiliki nilai waktu. Faktor yang
menentukan nilai waktu adalah bagaimana seseorang memanfaatkan waktu itu.
Semakin efektif (tepat guna) dan efisien (tepat cara), maka akan semakin tinggi nilai
waktunnya.
Profitability (Profitable) yaitu konsep bagi hasil yang terdapat dalam system
ekonomi syariah. Dalam konsep ini bagi hasil yang nyata, resiko dan keuntungan
ditanggung bersama. Risiko dalam sistem profit-share (bagi hasil) tidak terdapat
suatu fixed andcertain return sebagaimana bunga, tetapi dilakukan loss and profit
sharing berdasarkan produktifitas nyata dari dana tersebut. Return atau
pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan institusi
dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
13
Nasution, Mustafa Edwin, dkk, Ekonomi Islam: Pengenalan Eksklusif (Jakarta:
Kencana, 2010)
Sukirno, Sadono, Makro Ekonomi: Teori Pengantar (Jakarta: Rajawali Pers, 2012)
Karim, Adiwarman A., Ekonomi Makro Islam, (Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada.
2006)
_________________., Ekonomi Makro Islami : Edisi 2, (Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 2008).
Subramanyam dn John J.Wild. Analisis Laporan Keuangan. (Jakarta : Salemba
Empat, 2011)
Taufik Hidayat, Buku Pintar Investasi Syariah, (Jakarta: Media Kita, 2011
14