Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

GAMBARAN UMUM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pemasaran


Perbankan Syariah

DOSEN PENGAMPU : WINA SARI ASMARA, SE., ME

Di Susun oleh :
Kelompok 3
Lokal VI ESY B

1. Putri Wulandari ( 211610224 )


2. Mahmudah ( 211610253 )
3. Josye Alvian ( 211610248 )
4. Vera Roni’ah Nengsi ( 211610273 )

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM


INSTITUT ISLAM NUSANTARA BATANG HARI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan
makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki
sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukanmasukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Muara Bulian , 17 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...........................................................................................................

KATA PENGANTAR .............................................................................................. 2

A. Latar Belakang.............................................................................................. 4

B. Rumsan Masalah .......................................................................................... 5

C. Tujuan ........................................................................................................... 5

A. Pegertian Bank Syariah ................................................................................ 6

B. Sejarah Berdirinya Bank Syariah .................................................................. 7

C. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia ................................................... 8

A. Kesimpulan ................................................................................................. 10

B. Saran .......................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perbankan Syariah merupakan suatu sistem perbankan yang
dikembangkan berdasar kansistem syariah (hukum islam).Usaha pembentukkan
sistem ini berangkat dari larangan islamuntuk memungut dan meminjam
bedasarkan bunga yang termasuk dalam riba dan investasiuntuk usaha yang
dikategorikan haram,misalnya dalam makanan,minuman,dan usaha-usaha
lainyang tidak islami,yang hal tersebut tidak diatur dalam Bank Konvensional.Di
Indonesia pelopor perbankan syariah adalah Bank Muamalat Indonesia. Berdiri
tahun1991, bank ini diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
pemerintah serta dukungan dariIkatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan
beberapa pengusaha muslim. Bank inisempat terimbas oleh krisis moneter pada
akhir tahun 90-an sehingga ekuitasnya hanya tersisasepertiga dari modal awal.
IDB kemudian memberikan suntikan dana kepada bank ini dan pada periode
19992002 dapat bangkit dan menghasilkan laba.Saat ini keberadaan bank syariah
di Indonesia telah di atur dalam Undang-undang yaituUU No. 10 tahun 1998
tentang Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang Perbankan.Adanya Perbankan
syariah di Indonesia bertujuan untuk mewadahi penduduk di Negara Indonesia
yang hampir seluruh penduduknya beragama Islam.Dengan adanya bank tersebut
diharapkan tidak adanya kerancuan dalam prosesmuamalah bagi para pemeluk
agama islam,sehingga mereka terjaga dari keharaman akibat tidakadanya suatu
wadah yang melayani mereka dalam bidang muamalah yang bersifat islami.
Namun realitas yang ada,dari 80% penduduk Indonesia yang beragama Islam
tidak lebih dari 10% di antara mereka yang bertransaksi secara syar’I lebih-lebih
dalam hal perbankan.Sampaisaat ini perbankan syariah di Indonesia belum
mampu menunjukan eksistensinya,banyak masyarakat yang tidak menaruh
kepercayaan terhadap perbankkan syariah.Bahkan para ulama-ulama di negeri ini

4
pun sebagian besar masih menyimpan uangnya di bank konvensional.Haltersebut
terjadi karena kurangnya pemahaman mengenai sisitem operasi perbankan
syariahSistem dalam bank syariah di anggap sama dengan sistem operasi yang
ada dalam bankkonvensional.Hal ini terjadi karena kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap bank syariah dan berakibat kurangnya kepercayaan
masyarakat terhadap bank syariah.Hal tersebut menjadi landasan untuk
menyadarkan masyarakat akan keurgenan perbankkan islamdi Negara
ini.khusunya bagi mereka yang beragama islam.Upaya-upaya
pensosialisaianmekanisme dan syariah di rasa perlu,sehingga masyarakat tidak
lagi terjebak dalam transaksi-transaksi yang tidak islami dan masyarakat kembali
manaruh kepercayaan terhadap transaksi syariah seperti pada zaman Rosulullah
dan para sahabat.

B. Rumsan Masalah
1. Apa Pegertian Bank Syariah
2. Bagaimana Sejarah Berdirinya Bank Syariah
3. Bagaimana Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
C. Tujuan
1. Untuk Mengetagui Pegertian Bank Syariah
2. Untuk Mengetahui Sejarah Berdirinya Bank Syariah
3. Untuk Mengetagui Perkembangan Bank Syariah di Indonesia

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pegertian Bank Syariah


Bank Syariah merupakan bank yang mengikuti sistem ekonomi Islam.
Adapun ekonomi Islam menurut Fazlurrahman dalam Farida (2011:53), “ekonomi
Islam menurut para pembangun dan pendukungnya dibangun di atas atau
setidaknya diwarnai oleh prinsip-prinsip religious, berorientasi dunia dan akhirat.
Pada tahun 1992 Bank Muamalat Indonesia berdiri sebagai tanda dimulainya dual
Definisi bank, bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat dalam Undang-Undang
Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 tentang perbankan yakni: “Bank adalah badan
usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan
pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional dan atau “berdasar prinsip syariah” yang dalam kegiatannya
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian bak perkreditan rakyat
(BPR-Syariah) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak
memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran”.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Pasal 1 Ayat 13 tentang perbankan
menyatakan apa yang dimaksud dengan prinsip syariah yakni: “Prinsip syariah
adalah aturan perjanjian berdasarkan hokum islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain pembiayaan
berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan
penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh
keuntungan (mudharabah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip
sewa murni tanpa pilihan (ijarah). Atau dengan adanya pemindahan kepemilikan
atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina)”.
6
Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 pasal 1 ayat 12
tentang Perbankan Syariah menyatakan bahwa yang dimaksud dengan prinsip
syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbannkan berdasarkan
fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang memiliki kewenangan dalam
penetapan fatwa di bidang syariah. Dari pengertian bank tersebut diatas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa Bank Syariah adalah badan usaha yang
menjalankan fungsi intermediasinya berdasarkan prinsip syariah atau dengan kata
lain bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana maupun penyaluran
dana memberikan imbalan atas dasar prinsip syariah.
B. Sejarah Berdirinya Bank Syariah
Gagasan mengenai bank yang menggunakan sistem bagi hasil telah
muncul sejak lama, ditandai dengan banyaknya pemikir-pemikir muslim yang
menulis tentang keberadaan bank syariah, misalnya Anwar Qureshi (1946), Naiem
Siddiqi (1948), dan Mahmud Ahmad (1952). Kemudian uraian yang lebih terperinci
tentang gagasan itu ditulis oleh Mawdudi (1961). Demikian juga dengan tulisan-
tulisan Muhammad Hamidullah yang ditulis pada 1944, 1955, 1957, dan 1962, bisa
dikategorikan sebagai gagasan pendahulu mengenai perbankan Islam (Heri
Sudarsono, 2007: 28).
Perbankan yang mulanya hanya ada di daratan Eropa kemudian menyebar
ke Asia Barat. Sejalan dengan perkembangan daerah jajahan, maka perbankan
pun ikut dibawa ke negara jajahan mereka. Di Indonesia juga tidak terlepas dari
penjajahan Belanda yang mendirikan beberapa bank seperti De Javasche Bank,
De Post Paar Bank dan lainnya serta bank-bank milik pribumi, Cina, Jepang, dan
Eropa seperti Bank Nasional Indonesia, Batavia Bank, dan Iainnya. Di zaman
kemerdekaan perbankan Indonesia sudah semakin maju, mulai dari bank
pemerintah maupun bank swasta (Andri Soemitra, 2009: 62).
Sejarah perkembangan bank syariah modern tercatat di Pakistan dan
Malaysia sekitar tahun 1940, yaitu upaya pengelolaan dana jamaah haji secara
nonkonvensional. Rintisan bank syariah lainnya adalah dengan berdirinya Mit
Ghamr Lokal Saving Bank pada tahun 1963 di Mesir oleh Dr. Ahmad el-Najar.
Secara kolektif gagasan berdirinya bank syariah di tingkat internasional, muncul

7
dalam konferensi negara-negara Islam sedunia, di Kuala Lumpur, Malaysia pada
tanggal 21-27 April 1969, yang diikuti oleh 19 negara peserta. Konferensi tersebut
memutuskan beberapa hal, yaitu: (Heri Sudarsono, 2007: 28 )
1. Tiap keuntungan haruslah tunduk kepada hukum untung dan rugi, jika tidak ia
termasuk riba dan riba itu sedikit atau banyak hukumnya haram.
2. Diusulkan supaya dibentuk suatu bank syariah yang bersih dari sistem riba dalam
waktu secepat mungkin.
3. Sementara menunggu berdirinya bank syariah, bank-bank yang menerapkan
bunga diperbolehkan beroperasi. Namun jika benar-- benar dalam keadaan
darurat.
Pembentukan bank syariah semula memang banyak diragukan, sebab:
1. Banyak yang beranggapan bahwa sistem perbankan bebas bunga (interest free)
adalah suatu yang tak mungkin dan tidak lazim.
2. Adanya pertanyaan tentang bagaimana bank akan membiayai operasinya. Tetapi
di lain pihak, bank Islam adalah satu alternatif sistem ekonomi Islam.
C. Perkembangan Bank Syariah di Indonesia
Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam
kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka
Arsitektur Perbankan Indonesia (API), untuk menghadirkan alternatif jasa
perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara
bersama-sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara
sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk
meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian
nasional.
Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling
menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan
dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai
kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan
spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk
serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih

8
bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel
dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali.
Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan
berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan
hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan
harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan
produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan
bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat
spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan,
yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang.
Dengan telah diberlakukannya Undang-Undang No.21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah yang terbit tanggal 16 Juli 2008, maka pengembangan industri
perbankan syariah nasional semakin memiliki landasan hukum yang memadai dan
akan mendorong pertumbuhannya secara lebih cepat lagi. Dengan progres
perkembangannya yang impresif, yang mencapai rata-rata pertumbuhan aset lebih
dari 65% pertahun dalam lima tahun terakhir, maka diharapkan peran industri
perbankan syariah dalam mendukung perekonomian nasional akan semakin
signifikan.

9
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Bank Syariah merupakan bank yang mengikuti sistem ekonomi Islam.
Adapun ekonomi Islam menurut Fazlurrahman dalam Farida (2011:53), “ekonomi
Islam menurut para pembangun dan pendukungnya dibangun di atas atau
setidaknya diwarnai oleh prinsip-prinsip religious, berorientasi dunia dan akhirat.
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak. Sedangkan pengertian bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau “berdasar prinsip syariah” yang
dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Pengertian
bak perkreditan rakyat (BPR-Syariah) adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam
kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
Prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hokum islam antara
bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan
usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain
pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan
berdasarkan penyertaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan
memperoleh keuntungan (mudharabah), atau pembiayaan barang modal
berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah). Atau dengan adanya
pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain
(ijarah wa iqtina).

10
B. Saran
Semoga Makalah ini dapat memberi manfaat bagi pembaca. Kurangnya
pengetahua dalam penyusunan makalah ini diharapkan para pembaca lebih
selektif dalam mengambil informasi yang ada. Kritik dan saran yang membangun
juga kami harapkan dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Nofinawati, N. (2016). Perkembangan Perbankan Syariah Di Indonesia. JURIS (Jurnal


Ilmiah Syariah), 14(2), 168-183.

Marimin, A., & Romdhoni, A. H. (2015). Perkembangan bank syariah di Indonesia. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 1(02).

12

Anda mungkin juga menyukai