Bab Iii - 2018639ah
Bab Iii - 2018639ah
1. Pengertian Pernikahan
Menurut Syara‟, nikah adalah aqad antara wali dari calon isteri
1
Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1989) h. 614.
2
Asmin, Status Perkawinan antarAgama Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1986), h. 28.
3
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia ,(Jakarta : Universitas Indonesia, 1974),
h. 63.
4
Zakiah Daradjat, Ilmu Fiqih Jilid 2, (Yogyakarta : Dana Bhakti, 1995), h. 37
5
Sayuti Thalib, Hukum Kekeluargaan Indonesia, (Jakarta: UI Press, Cet. 5, 1986), h. 47.
35
36
calon laki istri untuk memenuhi hajat jenisnya menurut yang diatur oleh
syariat.6
akad (ijab qabul) antara wali calon istri dan mempelai laki-laki dengan
penyatuan. Diartikan juga sebagai akad atau hubungan badan. Selain itu,
عقديتضمنإباحةاملالمسةبلفظانكاحاوتزوجياومافىمعنامها: وشرعا
Artinya : Nikah menurut syara’ adalah akad yang mengandung kebolehan
saling bersentuhan dengan lafaz nikah atau kawin atau dengan
lafaz yang semakna dengan keduanya.11
Dari berbagai pengertian di atas, meskipun redaksinya berbeda
akan tetapi ada kesamaannya. Karena itu dapat dijelaskan Pernikahan ialah
6
Mahmud Yunus, Hukum Pernikahan dalam Islam, (Jakarta: PT Hidakarya Agung,
1990), Cet. 12, h. 1.
7
Zahry Hamid, Pokok-Pokok Hukum Pernikahan Islam dan Undang-Undang Pernikahan
di Indonesia, (Yogyakarta: Bina Cipta, 1978), h. 1.
8
Syekh Kamil Muhammad „Uwaidah, Al-Jami' Fi Fiqhi an-Nisa, terj. M. Abdul Ghofar,
"Fiqih Wanita', (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2002), h. 375
9
. Muhammad Yunus, Hukum Perkawinan Dalam Islam ( Jakarta : Al-Hidayah, 1964 ),
h.1.
10
. Djamaan Nur, Fiqih Munakahat, ( Semarang : Toha Putra, 1993 )h. 2
11
. Abdul Hamid Hakim, Mu’inn al-Jamni,( Jakarta : Bulan Bintang, 1977 ), juz IV, h. 8.
37
implikasi ibadah. Oleh karena itu, pembatasan dan pengertian serta istilah,
intim dan akal sekaligus, yang di dalam syarat dikenal dengan akad
nikah.12
yang dinyatakan dalam al-Qur‟an dan al-Hadits. Hal ini sesuai dengan
sangat kuat atau mitsaqaan ghalidzan untuk mentaati perintah Allah dan
Defenisi pernikahan ini dapat dilihat dari dua segi, yaitu loghat
(bahasa) dan dari segi istilah (syara‟). Dalam pemberian defenisi ini baik
dari segi bahasa maupun dari segi istilah, ulama berbeda pendapat. Lebih
12
Wahbah Az-Zuhaili, Fiqih Islam wa Adillatuhu, (Jakarta: Gema Insani, 2011) h. 39.
13
Kompilasi Hukum Islam, Inpres No1,th 1991,(Surabaya: Karya Anda,1996), h.20, Lihat
juga, Departemen Agama RI, Bahan Penyuluhan Hukum, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Islam, 1999)., h.136.
38
c. Menurut al-Mahalli
Pernikahan menurut bahasa adalah percampuran dan persetubuhan16
14
Abdurahman al-Jaziri, Kitabul Fiqh, ‘Ala Mazahibi al-Arba’ah (Mesir: al-Maktut
Tijarah Kubra), jilid.4.
15
Ash-Shan‟ani, Subulus Salam,(Surabaya : al-Ikhlas, 1995 )juz 3,h.393.
16
Jalaluddin Al-Mahalli, Syarah Al-Mahalli,(Beirut : Dar Al-Fikri,Th 1956), juz III,h.206.
39
keturunan.
17
Departemen Agama RI,al-Qur’an dan Terjemahannya,(Jakarta: Lubuk Agung
Bandung,1989), h.644.
18
Ibid., h. 412.
40
َوأَ ْن ِكحُىا األيَا َمى ِم ْن ُك ْم َوالصَّالِ ِحينَ ِم ْن ِعبَا ِد ُك ْم َوإِ َمائِ ُك ْم إِ ْن يَ ُكىنُىا فُقَ َرا َء
َّ َّللاُ ِم ْن فَضْ لِ ِه َو
)٢٣( َّللاُ َوا ِس ٌع َعلِي ٌم َّ يُ ْغنِ ِه ُم
atau istri itu orang yang masih dalam sendirian (bukan istri atau
قال لنا رسول اهلل صلى: قال,عن عبد اهلل بن مسعود رضي اهلل عنه
. من استطاع منكم الباءة فليتزوج, يا معشر الشباب: اهلل عليه و سلم
فانه, ومن مل يستطع فعليه بالصوم, وأحصن للفرج,فانه أغض للبصر
20
.له وجاء
Artinya : “Dari ‘Abdullah Ibnu Mas’ud r.a ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda kepada kami : Wahai para pemuda,
apabila kamu sudah sanggup untuk melaksanakan kawin
maka kawinlah. Karena sesungguhnya kawin itu
menjaga pandangan dan kehormatan. Dan bagi siapa
yang tidak sanggup maka hendaklah berpuasa karena
puasa itu benteng”
19
Ibid., h. 549.
20
Muhammad Bin Ismail Abu „Abdullah al-Bukhari al-Ja‟fi, al-Jami’ ash-Shahih al-
Mukhtasar, Shahih al-Bukkhari, (Beirut: Dar Ibnu Kasir, 1987), h. 4675.
41
umatnya.21
rukun dan syarat di atas, ada beberapa pendapat yang ditemukan oleh
ulama. Yaitu:
1. Rukun Pernikahan
22
وركن الزواج عند احلنفية االجياب و القبول فقط
Artinya : Rukun nikah menurut Hanafiah ialah ijab dan Kabul
saja.
b. Menurut ulama Malikiyah tentang rukun nikah ialah :
, ثالثها زوج, ثانيها الصداق, احدها ويل: عدوا اركان النكاح مخسة
23
. خامسها الصيغة,رابعها زوجة
Artinya : Bahwa bilangan rukun nikah itu ada lima :pertama wali,
kedua mahar, ketiga calon suami,keempat calon istri,
kelima sighat”.
21
Ibid.
22
Wahbah Al-Zuhaili, Al-Fiqh Al-Islami Wa Adillatuh,(Beirut : Dar Al-Fikri 1989),Juz
4,h 36.
23
Abdurahman al-Jaziri,op.cit.h 12
42
1) Mempelai laki-laki
2) Mempelai perempuan
3) Wali
Menurut ulama Hanafiyah bahwa rukun nikah itu hanya ijab dan
dalam ijab dan qabul tersebut sudah terdapat unsur-unsur yang lain,
Karena tak mungkin ijab dan qabul itu di lakukan tanpa adanya calon
suami dan calon istri. Begitu juga waktu melakukan ijab dan qabul, sudah
24
Ibid.
25
Kompilasi Hukum Islam, Inpres No1,th 1991,(Surabaya: Karya Anda,1996), h. 24.
43
harus ada waktu melakukan akad nikah. Tapi ulama Malikiyah tidak
2. Syarat-Syarat perkawinan
a) Beragama Islam
sendiri.
berikut :
a) Beragama Islam
rumah tangga, oleh karena itu supaya peran dari seorang pemimpin
26
Abd Rahman Ghazaly, Fiqh Munakahat,(Bogor : Prenada Media,2003)cet ke -1,h. 50.
44
wanita musyrik.
27
Departemen Agama RI,Op.cit., h.53.
45
hubungan seksual). Seperti yang terjadi pada umat nabi Luth, Yaitu
sendiri.
tersebut.28
orang lain.29
a) Beragama Islam
a. Beragama Islam
31
Abd Rahman Ghazaly,op.cit.h 54
32
Ibid.
47
dalam pernikahan itu tidak hanya menyatukan dua insan, tapi akan
3) Wali
Artinya seseorang yang berkedudukan berwenang untuk
bertindak terhadap dan atas nama orang lain, sedangkan wali dalam
a. Berakal (tidak sah anak kecil menjadi wali dalam perkawinan dan
35
وال جمنون, فال يصح تزويج طفل,العقل
b. Merdeka (tidak sah budak menjadi wali dalam perkawinan)
36
فال والية لعبد, احلرية
c. Laki-laki(tidak sah perempuan menjadi wali dalam perkawinan,
37
ألن هؤالء ال ميلكون تزويج أنفسهم,الذكورية¸ فال والية المرأة
33
Ibid.
34
Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia, (Jakarta, PT. Kencana,
2006), h. 69
35
Shidqi Muhamad Jamil,Al-Kafi Fi Fiqh Al-Imam Ahmad Bin Hambal,(Beirut :Dar al-
Fikri,1994)juz,III,h 11
36
Ibid. h 12
37
Ibid.
49
38
فال يلي الصيب,البلوغ
e. Seagama (tidak sah orang kafir menikahkan wanita yang
muslimah)
39
مسلمة فال يلي الفر,اتفاق الدين
40
فال يلي الفاسق نكاح,العدالة
4) Dua orang saksi
dalam aqad nikah. Tanpa adanya saksi maka nikah tidak bisa
dilaksanakan.
a. Beragama Islam
saksi
c. Adil
38
Ibid.
39
Ibid.
40
Ibid.
50
d. Laki-laki
Apabila yang menjadi saksi pernikahan itu adalah orang bisu akan
f. Tidak buta
g. Tidak tuli
langsung oleh para saksi. Jika saksi itu tidak dapat mendengar
Sighat terdiri dari ijab dan qabul, ijab ialah lafaz yang
diucapkan oleh mempelai pria. Mengenai ijab dan qabul ini tidak
41
Ibid.
42
Ibid.
43
Ibid.
51
qabul.44
Tahun 197445 adalah terdapat dalam pasal 6 ayat 1 sampai ayat 6, dengan
Pasal 6
1) Perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai
2) Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai
umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua.
3) Dalam salah seorang dari kedua orang tua telah meninggal dunia atau
dalam keadaan tidak mampu menyatakan kehendaknya, maka izin
dimaksud ayat (2) pasal ini cukup diperoleh dari orang tua yang masih
hidup atau orang tua yang mampu menyatakan kehendaknya.
4) Dalam hal kedua orang tua telah meninggal dunia atau dalam keadaan
tidak mampu untuk menyatakan kehendaknya, maka izin diperoleh
dari wali, orang yang memelihara atau keluarga yang mempunyai
hubungan darah dalam garis keturunan lurus ke atas selama mereka
masih hidup dan dalam keadaan dapat menyatakan kehendaknya.
5) Dalam hal ada perbedaan pendapat antara orang-orang yang disebut
dalam ayat (2),(3) dan (4) pasal ini, atau salah seorang atau lebih di
antara mereka tidak menyatakan pendapatnya, maka pengadilan dalam
daerah hukum tempat tinggal orang yang akan melangsungkan
44
Ibid.
45
New Merah Putih, Undang-Undang Perkawinan no 1 tahun 1974, (Jakarta: Galang
Press, 2009) h. 28.
52
terdapat dalam pasal 7 ayat (1) perkawinan hanya diizinkan jika pria sudah
tahun.
dahulu.46
46
Ibid.
53
Secara garis besar perempuan itu haram untuk dinikahi terbagi kepada
dua yaitu : haram untuk dinikahi selama lamanya dan haram untuk
sementara.47
keadaaan apapun.
1) Ibu, maksudnya ialah ibu kandung, nenek baik dari pihak ayah
4) Bibi dari pihak ayah maupun dari pihak ibu, maksudnya semua
atas;
bawah;
sepersusuan;49
dipaparkan diatas.
1) Ibu istri (mertua), nenek mertua dari pihak ayah dan terus ke atas;
3) Istri anak kandung atau cucu kandung baik yang laki-laki maupun
yang perempuan;
48
Abd.Rahman Ghazaly,Op. cit.,h.105.
49
Abd.Rahman Ghazaly,Op. Cit.,h.107.
55
d. Karena Li‟an
empat kali berturut-turut dan kali yang kelima laknat Allah atas
dirinya jika hal itu tidak benar. Begitu juga istri mengucapkan sumpah
empat kali dan kali yang kelima laknat Allah atas dirinya jika tuduhan
itu benar.
diceraikan salah seorang dari mereka. Istri orang lain atau istri
50
Abd.Rahman Ghazaly,Op. Cit.,h.108.
56
masa iddahnya.51
ihram.
51
Ibid.
57
d. Wanita musyrik