Bener Bener Revisi 1
Bener Bener Revisi 1
Universitas Muhammadiyah
surabaya
SKRIPSI
DOSEN PEMBIMBING
Dr. Ali Nuke Affandy, M.Si.
Insani Wahyu Mubarok, S.Pd., M.Pd.
SKRIPSI
Motto : Berpijak pada pilihan diri sendiri, saling topang pada diri
sendiri, serta saling memanjat tujuan hidup bersama diri sendiri.
Persembahan :
.Untuk kedua orang tua saya, adek saya, dan keluarga saya.
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
I. …………………… ………………
Mengetahui,
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Surabaya
ABSTRACT
Segala puji syukur atas kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Eksistensialisme pada Novel Lima Cerita Karya Desi Anwar”.
Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi syarat kelulusan dan
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Selama penelitian dan penulisan skripsi ini penulis banyak
sekali mendapat bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak, sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan baik. Untuk itu
tiada yang layak penulis sampaikan selain ucapan terima kasih
khususnya kepada:
1. Dr. dr Sukadiono, M.M., selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Surabaya
2. Dr. Ratno Abidin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan
3. Suher M. Saidi, M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
4. Dr. Ali Nuke Affandy, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I
5. Insani Wahyu Mubarok, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing
II
6. Bapak/ibu Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia
7. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna, penulis mengharap kritik dan saran yang
membangun.
Tersusunnya skripsi ini, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat
bermanfaat terutama bagi penulis secara pribadi sebagai bekal di
kemudian hari, dan skripsi ini bermanfaat bagi orang lain.
Surabaya,
20191110008
DAFTAR ISI
i
MOTTO DAN PERSEMBAHASAN
iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN
iv
ABSTRAK
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
viii
DAFTAR ISI
x
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR BAGAN
xi
DAFTARLAMPIRAN
xi
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang..........................................................1
B. Fokus Penelitian........................................................6
C. Tujuan.......................................................................6
D. Manfaat Penelitian....................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
8
A. Kajian Teori...............................................................8
B. Kajian Penelitian-Penelitian Terdahulu yang Relevan
15
Pada penelitian ini tidak menggunakan kajian
eksistensialisme Jean Paul Sartre, tetapi menggunakan kajian
Martin Heidegger................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN
19
A. Jenis Penelitian.......................................................19
B. Desain Penelitian....................................................19
C. Sumber Data...........................................................21
D. Objek Penelitian......................................................22
E. Teknik Pengumpulan Data......................................22
F. Teknik Analisa Data.................................................23
G. Keabsahan Data......................................................24
BAB IV HASIL PENELITIAN
25
A. Deskripsi data.........................................................25
1. Subjektivitas Tokoh pada Novel Lima Cerita Karya
Desi Anwar...........................................................................25
2. Tanggung Jawab Tokoh pada Novel Lima Cerita
Karya Desi Anwar.................................................................33
3. Kebebasan Tokoh pada Novel Lima Cerita Karya
Desi Anwar...........................................................................42
4. Mengejar Pengalaman Tokoh pada Novel Lima
Cerita Karya Desi Anwar.......................................................51
B. Pembahasan...........................................................61
1. Subjektivitas Tokoh pada Povel Lima Cerita Karya
Desi Anwar...........................................................................62
2. Tanggung Jawab Tokoh pada Novel Lima Cerita
karya Desi Anwar.................................................................71
3. Kebebasan Tokoh pada Novel Lima Cerita Karya
Desi Anwar...........................................................................83
4. Mengejar Pengalaman (takut mati) Tokoh pada
Novel Lima Cerita Karya Desi Anwar....................................93
BAB V PENUTUP
105
A. Simpulan...............................................................105
B. Saran.....................................................................105
DAFTAR PUSTAKA
107
LAMPIRAN
110
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai individu yang hidup memiliki
tanggung jawab terhadap kehidupannya sendiri dimasa depan
dan terhadap orang lain. Sebagai manusia yang memiliki
tanggung jawab penuh terhadap dirinya dan orang lain maka
bebas menentukan keputusannya. Selain itu manusia juga
harus siap menanggung segala akibat dari perbuatannya tanpa
bantuan orang lain. Konsep ini maka muncul pemikiran
bahwa kehidupan manusia ditangan dirinya sendiri. Akibat
dari pemikiran ini manusia selalu hidup dikeliling dengan rasa
sunyi, cemas, putus asa, dan takut serta selalu dipenuhi
bayangan harapan yang tak pernah terwujud dan berakhir.
Banyak kejadian yang terjadi dalam kehidupan sehari-
hari yang memperlihatkan manusia mengalami proses
perjalanan hidup yang panjang dan berliku. Tidak jarang hal
tersebut membuat manisia mengalami stress batin. Proses
perjalanan hidup yang mengantarkan pada fase dewasa
memang selalu berliku. Setiap manusia memiliki perjalanan
hidup yang berbeda-beda. Proses pendewasaan ini terjadi
beberapa konflik dalam kehidupan manusia salah satunya
perbedaan prinsip hidup.
Setiap orang memiliki cara berpikir yang berbeda-
beda, tidak jarang karena perspektif yang berbeda ini
menimbulkan konflik batin diantara salah satunya atau
keduanya. Dilansir dari berita Kompas.com pada hari Selasa
tanggal 15 bulan November tahun 2022, Herzaky mengatakan
Anies menjadi contoh bahwa elite politik mestinya membuka
komunikasi pada siapapun. Bahkan dengan pihak yang
memiliki perbedaan pandangan, dan didukung oleh partai
politik (parpol) yang berbeda. Bangsa kita ini delapan tahun
terakhir terlalu dijejali pandangan kalau beda pendapat harus
dimusuhi, beda posisi, harus diganyang. Padahal perbedaan
pandangan itu hal biasa, malah anugrah bagi negeri ini
(Guritno, 2022).
Banyaknya konflik yang terjadi disebabkan oleh
perbedaan pandangan antara individu maupun kelompok.
Konflik lain juga disebabkan oleh manusia yang dinilai oleh
masyarakat luas negatife karena mengakibatkan kesengsaraan
korban. Dilansir dari berita Kompas.com, Senin (21/11/2022),
seorang ibu di Tuban, Jawa Timur berinisial E (59), hendak
menjual ginjal demi membayar utang anak-anaknya yang
mencapai ratusan juta. Beliau mengakatan "Saya tahu kalau
jual ginjal itu dilarang, tapi terpaksa ingin menjual ginjal buat
melunasi utang anak saya sampai Rp 150 juta”. Dari kejadian
ini masyarakat menyayangkan aksi si ibu tersebut dan
melakukann perundungan untuk si anak karena tega melihat
ibunya sengsara hanya karena perlakukannya. Pengorbanan
ibu memang tidak ada batasnya. Dari kejadian ini terlihat
bahwa pengorbanan seorang ibu begitu besar untuk anaknya,
walaupun tidak selalu benar di mata anaknya sendiri maupun
orang lain (Hamim, 2022).
Perilaku masyarakat yang beragam membuat
kehidupan masyarakat selalu berwarna. Masyarakat menjalin
hubungan dengan masyarakat lain untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Mulai dari hubungan persaudaraan,
pasangan, sahabat maupun yang lain. Dari hubungan yang
terjalin tidak jarang akhirnya terjadi sebuah perbedaan
persepsi yang membuat salah satu diantanya merasa tidak
nyaman. Dari hal ini hubungan tersebut dapat dinamakan
sebagai hubungan yang tidak sehat atau toxic. Dilansir dari
berita Kompas.com, (08/11/2022), Hubungan toxic adalah
hubungan tak sehat yang berdampak buruk terhadap
kesehatan mental, sehingga penting untuk segera keluar dan
mengetahui ciri-ciri dari toxic relationship ini. Sesuai dengan
namanya, hubungan toxic merupakan hubungan beracun yang
biasanya tidak disadari dan tengah terperangkap dalam
hubungan seperti ini. Tidak hanya dapat membahayakan
kondisi kesehatan mental, hubungan toxic juga dapat
mengancam kesehatan fisik (Rasihan, 2022).
Banyaknya sudut pandang manusia tentang penilaian
kepada manusia lain membuat banyaknya seseorang yang
sedang mejalani proses pendewasaan merasa kurangnya
emosional. Dilansir dari berita Kompas.com, (03/01/2022),
Menilai kedewasaan seseorang tidak bisa hanya dilihat dari
usianya saja. Sebab, banyak anak muda yang ternyata lebih
dewasa daripada orang yang lebih tua. Misalnya saat anak
tersebut menghadapi masalah, atau membuat keputusan. Hal-
hal itulah yang berkaitan dengan kedewasaan emosional yang
ternyata tidak banyak dimiliki orang. Dewasa secara
emosional adalah kemampuan untuk merasakan, mengatur,
dan memproses emosi secara efektif. Selain itu, kedewasaan
emosional mengacu pada cara seseorang mengomunikasikan
emosi dengan pikiran terbuka untuk perspektif yang berbeda.
Pada intinya, kedewasaan emosional mencerminkan
kemampuan untuk introspeksi dan berkomunikasi secara
efektif dengan orang lain (Fernada, 2022).
Novel berjudul Lima Cerita karya Desi Anwar
merupakan novel kedua yang ditulisnya. Novel Lima Cerita
ini memiliki 5 bab diantaranya berjudul Kematian, Cerita
Delia, Pedihnya Pendewasaan, Cinta Sempurna, dan Ibu yang
Baik. Pada setiap bab memiliki alur cerita yang berbeda beda.
Dari bab satu hingga akhir cerita ini tidak saling berkaitan
tetapi menceritakan perjalanan hidup seorang tokoh.
Kehidupan tokoh yang problematik menjadikannya sosok
yang cukup unik dan menarik untuk dianalisis lebih jauh.
Dalam novel Lima Cerita pada cerita pertama berjudul
Kematian, pemeran utama diajak mengenang bagaimana
orang tua dan keluarga mereka berfungsi. Pada cerita kedua
berjudul Cerita Delia menceritakan Anak Sembilan belas
tahun yang ingin membebaskan dirinya daru cengkraman
ibunya, namun ibunya meminta ia untuk tinggal bersama
perempuan bernama Delia supaya terkena pantauan orang tua.
Pada cerita berikutnya dalam novel Lima Cerita
berjudul Pedihnya Pendewasaan dimana diceritakan tentang
proses pendewasaan yang melewati beberapa fase dihadapkan
dengan perasaan insecure terhadap banyak hal merasa
tertekan akan persepsi dan ekspetasi orang lain. Dalam cerita
terdapat anak yang menuntuk untuk diberikan kebebasan dari
orang tua yang banyak melupakan hal hal yang seharusnya
dari orang tuanya. Pada cerita Cinta Sempurna menceritakan
tentang Delia yang menjadi bucin. Pencapaian yang luar biasa
dan terjebak pada toxic relationship. Pada cerita yang terakhir
adalah ibu yang baik menceritakan tentang ibu yang baik
tidak ada penyesalan anak yang ditinggial meninggal oleh ibu
yang berkorban untuk mendidik seorang anak dalam mencari-
cari untuk mempersiapkan masa depan yang akan dihadapi di
hari-hari berikutnya.
Dari uraian tersebut novel ini menarik dianalisis lebih
jauh eksistensiaslisme pada novel Lima Cerita karya Desi
Anwar dari perjalanan hidup tokoh didalamnya. Dari novel
ini juga banyak pesan yang disampaikan oleh penulis dalam
proses pendewasaan. Setiap manusia pasti mengalami fase
kehidupan sehingga akan menemukan sedih, bahagia, marah,
kecewa, kegagalan, dan keberhasilan. dari novel ini juga
pembaca dapat mengambil banyak pelajaran yang dapat
diimplementasikan pada kehidupan sehari hari.
Desi Anwar yang biasa dipanggil Bu Desi lahir di
Bandung, Jawa Barat, Pada 11 Desember 1962. Karya Desi
Anwar sangat banyak, diantaranya adalah Hidup Sederhana:
Hadir di Sini & Saat Ini 2014, Lima Cerita: Kisah-kisah
Menjadi Dewasa 2019, Going offline: menemukan jati diri di
dunia penuh distraksi 2020, Apa yang Kita Pikirkan Ketika
Kita Sendirian 2020, THE ART OF SOLITUDE: What I
Think About When IÕm on My Own (ed. Bhs Inggris) 2021,
OFFLINE: Finding Yourself in the Age of Distractions 2020,
A Simple Life (Edisi Bahasa Inggris) 2015, Being
Indonesian: Life, Strife, and the Pursuit of Democracy in
Indonesia, 1997-2007 : Collected Essays 2016, Faces &
Places: A Traveler's Notes 2016, Faces & Places - 35 Tokoh
& 50 Tempat Yang Menginspirasiku 2016, Tweets for Life:
200 Wisdoms for a Happy, Healthy, and Balanced Life 2011,
148 Tips for Life 2016.
Desi Anwar merupakan seorang penulis, jurnalis
terkemuka, dan tokoh pertelevisian yang lebih dari dua
dasawarsa. Menurut seorang penulis blogger (Nunuz, 2022)
menyatakan “Emang ya tulisan Desi Anwar ini suka agak-
agak nendang pemikiran gitu. Out of the box dan membuka
wawasan, bahwa dalam setiap peristiwa kehidupan hadir
untuk menjadikan kita menjadi versi yang lebih baik di masa
yang akan datang.” Pendapat lain juga disampaikan oleh Dee
Lestari pada tulisan yang tertera pada sampul belakang buku
rangkaian cerita pendek yang membawa kita menyelami
rimba emosi nan subtil sekaligus akrab lewat peristiwa-
peristiwa relevan yang kita semua hadapi dalam hidup:
menghadapi kematian, menghadapi proses pendewasaan,
menghadapi jatuh cinta dan patah hati. Lima Cerita
merupakan debut fiksi Desi Anwar yang tak hanya
menjanjikan, tetapi juga mampu mengisi relung batin kita
dengan kepuasan."
Pada penelitian ini kajian yang digunakan adalah
eksistensialisme Jean Paul Sartre. Manusia sering menjadi
bahan penindasan dan sulit untuk menjadi dirinya sendiri.
Selain itu manusia tidak bisa mengekspresikan diri, potensi,
dan kualitasnya secara bebas. Pendapat lain dari (Muzairi,
2017:31) menjelaskan bahwa adanya titik fokus
eksistensialisme pada kebebasan manusia, selain tanggung
jawab, khususnya tentang keterasingan individu. Makna lain
diungkapkan oleh Sartre dalam (Martin, 2001:7) bahwa
eksistensialisme bukan hanya sekadar mode filsafat,
melainkan merupakan suatu doktrin yang mengajarkan bahwa
kebenaran dan tiap tindakan mengandung keterlibatan
lingkungan dan subjektivitas manusia. Dalam memandang
manusia, eksistensialisme menggambarkan jika manusia
adalah proses mencari makna yang utuh. Dengan proses
pencarian itulah manusia semakin lebih bermakna ketika
mencari identitas sejatinya dan menemukan dirinya.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka
fokus penelitian yang akan dibahas adalah
1. Subjektivitas tokoh pada novel Lima Cerita karya Desi
Anwar
2. Tanggung jawab tokoh pada novel Lima Cerita karya Desi
Anwar.
3. Kebebasan Tokoh pada novel Lima Cerita karya Desi
Anwar
4. Mengejar Pengalaman (takut mati) pada Novel Lima
Cerita karya Desi Anwar
C. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus penelitian
di atas, maka tujuan dilakukan penelitian ini adalah
1. Mendeskripsikan subjektivitas tokoh pada novel Lima
Cerita karya Desi Anwar
2. Mendeskripsikan tanggung jawab tokoh pada novel Lima
Cerita karya Desi Anwar
3. Mendeskripsikan kebebasan tokoh pada novel Lima
Cerita karya Desi Anwar
4. Mendeskripsikan mengejar pengalaman (takut mati) tokoh
pada novel Lima Cerita karya Desi Anwar
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian berjudul “Eksistensialisme pada Novel
Lima Cerita Karya Desi Anwar Kajian Eksistensialisme Jean
Paul Sartre” diharapkan memberikan manfaat baik secara
teoritis maupun praktis sebagai berikut
1. Manfaat teoritis
Dari segi teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk
mengembangkan penelitian dan ilmu bahasa dan sastra,
khususnya tinjauan eksistensialisme dalam sebuah karya
sastra yang dituliskan.
2. Manfaat praktis
Dari segi praktis dapat menambah pengetahuan dan
wawasan dalam memahami karya sastra khususnya isi
novel Lima Cerita Karya Desi Anwar dari segi
eksistensialisme dalam sebuah karya sastra yang ditulis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
Eksistensialisme adalah suatu filsafat yang berbeda
aliran dengan filsafat lain. Di dalam kajian eksistensialisme
tidak membahas tentang esensi manusia secara abstrak. Tetapi
secara khusus meneliti kenyataan pasti manusia sebagai
manusia itu sendiri pada dirinya sendiri. Esensi atau subtansi
menuju pada suatu hal yang umum, abstrak, statis, sehingga
menolak suatu hal yang konkrit, individual dan dinamis
(Abidin, 2007:33) Eksistensi sendiri berasal dari kata existre
(eks=keluar, sister=ada/berada). Dengan itu eksistensi
memiliki artian sebagai “sesuatu yang sanggup keluar dari
keberadaannya” Hanya manusia yang mempu keluar dari
dirinya serta melampaui keterbatas biologis juga lingkungan
fisiknya. Seseorang yang tidak dapat keluar dalam zona itu
tidak akan mempunyai ciri atau karakter existre. Oleh sebab
itu seseorang yang memiliki exitre disebut oleh para
eksitensialisme manusia sebagai suatu proses “menjadi”,
gerak dinamis dan aktif.
Jean Paul Sartre sangat terkenal dengan
Eksistensialisme, Sartre membuat filsafat eksistensialisme
menjadi luas penyebarannya. Disebabkan oleh kepintaran
berbicara Sartre yang luar biasa sebagai sastrawan. Sartre
menyajikan filsafatnya dalam dalam bentuk ruman dan pentas
dengan menggunakan bahasa yang mampu menampakkan
maksudnya kepada para pembacanya. Dengan cara itu filsafat
eksistensialisme dihubungkan dengan kenyataan hidup.
Dalam pemahaman Eksistansialisme, Sartre
menyatakan bahwa:
1. Manusia adalah Subjek yaitu manusia yang merencanakan
segala sesuatu untuk dirinya sendiri. Manusia adalah
individu yang akan membuat peraturan atau nilai untuk
dirinya sendiri bukan orang lain.
2. Manusia bertanggung jawab terhadap dirinya sendiri.
Apapun akibat yang ditimbulkannya.
3. Kebebasan dan pilihan itu merupakan fakta sentral dari
eksistensi manusia.
4. Exitence precedes essence, terciptanya manusia di dunia
tanpa adanya tujuan hidup. Manusia berada di dunia
terlebih dahulu kemudia mencari manusia mencari makna
dalam hidupnya. Manusia mencari dengan berpetualang
ke berbagai tempat untuk menemui peristiwa yang terjadi
dalam masyarakat.
Berada untuk diri, bahwa manusia mempunyai
hubungan dengan keberadaanya, manusia bertanggung jawab
dalam fakta bahwa dia ada di dunia. Sebab itu manusia
bertanggung jawab untuk keberadaannya di dunia.
Berada dalam diri, filsafat berpangkal dari realitas
yang ada. Sesuatu yang dilihat dari sebuah fakta ada atau
tidak di depan mata. Seperti benda yang tercipta di bumi.
Eksistensi meliputi aspek kehidupan manusia di dalam
dunia. Setiap manusia lahir di dunia untuk mencari makna
hidup, dalam hal ini manusia melakukan atau melaksanakan
perjalanan dengan berkelana ke berbagai tempat untuk
mencari makna hidup. Jika seorang manusia memulai
berkelana dan menemukan peristiwa hidup yang dialami
maka manusia dapat menangkap makna dari peritiwa yang
ditemuinya.
Bagi Sartre. Keberadaan manusia mendahului
esensinya. Manusia memiliki bebas dalam arti bahwa
manusia tidak terikat oleh esensi atau tujuan tetap (Rizchald
Walidain, 2023). Esensi yang memiliki arti yang berkaitan
dengan sifat manusia. Kebebasan manusia sendiri adalah
esensi dari manusia. Dalam hal ini manusia memiliki sebuah
tanggung jawab penuh atas dirinya sendiri atas tindakan serta
pilihan hidupnya. Manusia tidak terikat oleh keterbatasan
apapun dan melikiki potensi untuk menjadi apapun yang
manusia pilih.
Pada umumnya peristiwa dalam hidup yang dialami
dan dilalui manusia dalam kaca Eksistensialisme mengandung
beberapa elemen, yakni ateis, kebebasan, tanggung jawab,
dan kematian. Berikut penjelasan dari setiap elemen
Penjelasan disetiap elemen.
a. Atheis
Atheisme sartre dijumpai suatu penolakan tentang
adanya tuhan. Tentang atheisme santre menjumpai
penolakan yakni penolakan adanya tuhan. Ateisme tentang
biografi pada kanak kanak. Dalam salah satu pengalaman
Sartre dapat dipelajari tentang cara mengkomunikasikan
gambaran tentang Tuhan terlebih pada anak-anak pada
pendidikan religius. Sifat maha adil dan maha tahu milik
tuhan ditekankan sedemikian cara, Sehingga ia nampak
sebagai hakim penghukum, yang dimaksud adalah ia
mampu memasuki ruang pribadi manusia, maka bukan
tidak mungkin gambaran ini akan membekas di hati
sanubari anak dan menimbulkan resistensi kelak bila ia
sudah dewasa.
Bertepatan dengan itu, argumentasi asas bagi
sebuah penolakan Tuhan dalam pemikiran Sartre adalah
filsafat ateistik. Dalam rancangannya mengatakan karena
manusia bebas dan harus sendiri bertanggung jawab, maka
tuhan dan segala penentunya tidak bolah ada. Jika tuhan
ada maka akan memberikan batasan kepada manusia
untuk kebebasan manusia itu sendiri. Dengan itu manusia
akan lebih taat kepada tuhan dan kebebasan tidak akan
mempunyai nilai nilai makna.
b. Kebebasan
Para pengikut eksistensialis secara umum
mengutamakan tentang pentingnya kebebasan manusia
dan pilihan yang berbasis kreatif yang bebas. Kebebasan
manusia muncul dalam eksistensialisme sebagai risiko
logis dari pernyataan existence precedes essence dalam
artian penegasan subjektivitas yang tidak didahului oleh
sesuatu yang disebut human nature atau juga skema
rasional tentang realitas; manusia sendiri yang
menentukan esensinya, sehingga para eksistensialis
menolak seluruh konsep yang deterministis baik oleh
hukum hukum biologis, social, fisiologis, dan historis.
Kebebasan bukan sesuatu yang harus dibuktikan atau
dibicarakan, tetapi sesuatu yang pasti dan harus dialami.
Kebebasan manusia dalam bertindak maupun dalam
memilih apa yang diputuskan, selalu melibatkan tanggung
jawab (Muzairi, 2017:181) Bebas memilih diantara
kemungkinan-kemungkinan yang ada.
Sartre memandang kebebasan identik dengan
kesadaran. Ia coba membuktikan bahwa kesadaran
mengandalkan kesadarang manusia dimana digunakan
untuk menjauh dari dunia sedemikian rupa sehingga
kesadaran diri seseorang terbebas dari hubungan-
hubungan penyebab yang meliputinya. Keberadaan
manusia yang asli adalah produk dari perbuatan perbuatan
bebas sendiri. Bentuk baik manusia menjadi diri sendiri
hanya mungkin jika manusia memilih sendiri dan
menentukan sendiri bentuk eksistensinya.
Sartre menyebut sisi dunia yang absurd. Dalam
pemahaman ini karena dunia tidak mempunyai alasan
untuk ada “Saya tahu itulah dunia, dunia telanjanglah
yang tiba tiba memunculkan dirinya sendiri, dan saya
telah menjadi gusar dengan kehidupan yang kotor dan
absurd ini.”(Faiuzia, 2013:3)
Menurut Miret dalam (Faiuzia, 2013:4) Dalam
menyelami kehidupan manusia memiliki pilihan berupa
kebebasan, Sartre memberikan pemahaman bahwa
manusia berbeda dari makhluk lain dikarenakan
kebebasannya. Dunia dibawah manusia hanya sekedar
ada, hanya disesuaikan, diberikan, sedang manusia
menciptakan dirinya sendiri dalam pengertian bahwa ia
menciptakan hakikat keberadaannya sendiri.
Dalam mendesain dirinya sendiri dengan sebuah
pilihan moralitasnya, manusia tidak memiliki ukuran yang
ia ikuti karena tuhan tidak mempunyai ukuran yang ia
ikuti karena tuhan tidak ada norma norma yang objektif.
Seseorang sepenuhnya memiliki dirinya sendiri, oleh
karena itu manusia harus memiliki keputusannya sendiri
dan juga harus memilih sendiri menurut dirinya sendiri.
Orang lain memberikan nasehat dan mencoba
menunjukkan suatu atau lebih cara, tetapi tidak satupun
dari mereka bisa menunjukkan kekuasaannya, menurut
Beauvoir dalam (Muzairi, 2017:150). Dalam hal itu setiap
manusia menjadi juri moralitas tertinggi karena setiap
orang merupakan penemu nilai.
c. Tanggung Jawab
Sartre mengatakan bahwa manusia mempunyai
sedararan atas dirinya sendiri. Dalam hal ini tidak dapat
diganti oleh orang lain karena yang berkewajiban adalah
dirinya sendiri. Manusia bukan apa apa tapi manusia
menciptakan dirinya sendiri. Dalam halnya subjektifitas
manusia hampir saja mendekatinya. Manusia menciptakan
desain dirinya sendiri seperti hal utama dalam
Eksistensialisme. Manusia selalu berusaha untuk
meciptakan desain hidup untuk dirinya sendiri
bagaimanapun manusia memiliki cara tersendiri dan
pilihan sendiri dalam hal mendesain hidup untuk masa
depannya. Kemudian manusia merencanakan bagaimana
kedepannya untuk dirinya sendiri menghadapi masa
depan. Manusia tidak berarti apapun tatami memiliki
rencana yang diperlukan. Manusia “ada” hanya sebagai
penegasan bahwasanya ia dapat memenuhi yang
dibutuhkan dirinya sendiri. Oleh karena itu manusia tidak
memiliki arti dari tindakan, kehidupan. Tetapi manusia
bertanggung jawab kepada dirinya sendiri. Dimanapun
manusia berada dimanapun itu tidak ada yang
bertanggung jawab kecuali dirinya sendiri.manusia berhak
memilih hidangan yang baik dan yang buruk bagi dirinya.
Dalam setiap pemilihan ia tidak dapat menyalahkan orang
lain dan juga bergantung pada tuhan.
Prinsip pandang Sartre, tersimpul bagaimana
manusia itu menjadikan diri dan tanggung jawab penuh
ada pada pundaknya dengan suatu tindakan nyata
(Muzairi, 2017:183). Manusia berbuat atas dirinya sendiri
dan untuk dirinya sendiri manusia tidak bisa dan tidak
boleh untuk menyalahkan orang lain apabila terjadi
kesalahan. Manusia menemukan sendiri nilai kehidupan di
dunia. Manusia berusaha tanpa aturan dan batasan apapun
walaupun agama yang dating dari tuhan. Manusia akan
mengabaikannya.
Manusia mengelilingi dunia bepergian untuk
mendapatkan makna hidup. Ia mendapatkannya apabila ia
berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain. Ia
belajar dari lingkungannya dan prilaku orang lain. Dalam
situasi itulah pemikiran ia terpengaruh. Dengan
pemikiranya ia memilih kemungkinan kemungkinan
kejadian yang ia jumpai dan berusaha untuk
merealisasikannya. Dan dalam hal itu menjadi tanggung
jawabnya.
d. Kematian
Setiap eksistensi akan diakhiri oleh datangnya
maut. Dalam hal ini maut menjadi salah satu tembok
pembatas untuk kebebasan manusia. Maut selalu melekat
pada eksistensinya menjadi bertentangan gagasan
kebebasan mutlak. Dikarenakan maut membuka
kebebasan menjadi terbatas pula. Bagi Sartre maut adalah
absurd, karena maut adalah kenyataan yang tidak bisa
ditunggu, melainkan kepastiannya yang akan datang pada
manusia sehingga kedatangan maut tidak dapat dipahami
dengan ambiguitas tetapi maut adalah kenyataan (Muzairi,
2017:164).
Manusia menciptakan nilai dan makna pada dirinya
sendiri dengan tindakan dan keputusannya. Kematian
adalah hal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia serta
kesadaran akan kematian berpengaruh pada cara kita
menjalani kehidupan.
Penekanan terhadap pentingnya eksistensi pribadi
membawakan penekanan terhadap pentingnya
kemerdekaan dan rasa tanggung-jawab. Kemerdekaan dan
tanggng jawab bukannya sesuatu yang harus dibuktikan
atau dibicarakan, tetapi harus dialami karena setiap
manusia mengalami rasa takut akan kematian, cemas,
bosan dan lain sebagainya. Dan untuk mengahadapinya,
manusia diharuskan untuk memilih dengan
kemerdekaannya dan bertanggung jawab atasnya (Najib &
Hudda, 2021)
Manusia memiliki hal penting dalam menyikapi
kematian. Yakni dengan tidak menyerah pada ketakutan
mati. Melainkan menggunakannya untuk menjadi
dorongan hidup dengan penuh kesadaran, mengambil
keputusan yang bagus, serta mencapai pencapaiian yang
ingin dituju dan berarti dalam kehidupan ini.
Sartre menggambarkan maut sebagai batasan yang
menyerupai tembok. Dimana manusia akan terbentur oleh
tembok itu dan itu diluar rencana manusia, sehingga
ketika manusia membentur tembok itu akan terputuslah
semua rencana manusia.(Muzairi, 2017:164). Sartre
mengambil contoh pengarang. Seseorang yang telah
mempersiapkan dirinya sebagai pengarang, dia tekun
belajar dan berlatih secara kontinyu, akan tetapi bisa saja
dia mati di luar rencananya bahkan sebelum menulis
halaman pertama. Dan itulah maut. Kematian adalah
kenyataan murni seperti halnya kelahiran.
Kematian membuat manusia merasakan tembok
yang membatasi atas dirinya sendiri. Rencana manusia
dikemudian hari atau pengalaman yang harus dikejar
manusia adalah cara manusia untuk menikmati
kehidupannya. Mengejar pengalaman adalah sebagai
bentuk terciptanya manusia di dunia tanpa adanya tujuan.
Manusia berpetualang bersama dirinya sendiri untuk
untuk menemukan hal hal baru dalam hidupnya seperti
menemui peristiwa peristiwa yang turut andil dalam
masyarakat.
Table 2.1
Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu
No. Judul Persamaan Kebaruan
Penelitian
1. Eksistensiali Pada penelitian Pada penelitian
sme dalam ini sama-sama ini, analisis data
Novel The mendeskripsikan tidak
Zahir eksistensialisme menggunakan
tokoh pada novel kutipan secara
dan menggunakan langsung pada
teori novel. Peneliti
eksistensialisme menganalisis dari
Jean Paul Sartre. cerita novel
secara
keseluruhan dan
mengaitkan
dengan teori yang
digunakan. Selain
itu fokus
penelitian ini
berbeda dengan
penelitian yang
sedang dilakukan.
No. Judul Persamaan Kebaruan
Penelitian
Pada penelitian
ini menggunakan
fokus tanggung
jawab dan
kematian
sedangkan
penelitian yang
sedang dilakukan
menggunakan
subjektifitas dan
tanggung jawab.
2. Telaah Pada penelitian Pada penelitian
Eksistensiali ini sama-sama ini tidak
sme Tokoh mendeskripsikan menggunakan
Utama eksistensialisme kajian
dalam Novel tokoh pada novel. eksistensialisme
Ayah Jean Paul Sartre,
Menyayangi tetapi
Tanpa Akhir menggunakan
Karya kajian Martin
Kirana Heidegger.
Kejora
3. Eksistensiali Pada penelitian Pada penelitian
sme dalam ini sama-sama ini tidak
Novel Bumi mendeskripsikan menggunakan
Manusia eksistensialisme kajian
Karya pada novel. eksistensialisme
Pramoedya Jean Paul Sartre,
Ananta Tour tetapi
menggunakan
kajian
eksistensialisme
Muhammad Iqbal.
Dari tiga penelitian yang relevan ini dapat
disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan oleh
peneliti saat ini memiliki kesamaan dan juga perbedaan
pada penelitian sebelumnya. Kebaruan dalam penelitian
yang dilakukan adalah dengan mengetahui
eksistensialisme tokoh melalui subjektifitas dan tanggung
jawab tokoh pada novel Lima Cerita karya Desi Anwar
menggunakan kajian eksistensialisme Jean Paul Sartre.
Pada penelitian terdahulu beberapa peneliti tidak
menggunakan kajian teori dengan ahli yang sama. Selain
itu, untuk menemukan eksistensialisme tokoh pada novel
menggunakan fokus penelitian yang berbeda.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif.
Metode pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
eksistensialisme Juan Paul Sartre. Menurut Bogdan dan
Taylor dalam (Moleong, 2021:4) penelitian kualitatif
merupakan penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan
perilaku yang dapat diamati. Pendapat lain disampaikan oleh
Denzin dan Lincoln menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan
maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
B. Desain Penelitian
Pada penelitian ini dibutuhkan rancangan dan
perencanaan agar penelitian dapat dilakukan dengan lancer
dan sistematis. Rancangan dan perencanaan ini disebuat
dengan desain penelitian. Menurut (Sekaran, 2017:109),
desain penelitian merupakan sebuah rencana untuk
pengumpulan, pengukuran dan analisis data berdasarkan
pertanyaan penelitian dari studi. Berikut bagan desain
penelitian kualitatif yang akan dilakukan peneliti pada saat
proses penelitian:
D. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah suatu kondisi yang
menggambarkan atau menerangkan suatu situasi dari objek
yang akan diteliti untuk mendapatkan gambaran yang jelas
dari suatu penelitian. Dalam novel Lima Cerita ini akan
diteliti eksistensialisme tokoh melalui fokus yang sudah
dipilih. Objek penelitian ini adalah frasa, kata dan kalimat
yang berhubungan dengan fokus penelitian.
G. Keabsahan Data
Keabsahan data merupakan konsep penting yang
diperbarui dari konsep kesahihan (validitas) dan keandalan
(rehabilitas) menurut versi ‘positivisme’ dan disesuaikan
dengan tuntutan pengetahuan, kriteria dan paradigmanya
sendiri (Moleong, 2021:321). Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan triangulasi teknik untuk menguji validitas data
yang diperoleh (Sugiyono, 2017:273). Triangulasi teknik
digunakan untuk menguji kredibilitas data dengan cara
mengecek dengan sumber yang sama dengan teknik yang
berbeda. Data yang diperoleh dari teknik dokumentasi dan
studi pustaka baca catat, kemudian dicek kembali dengan
menggunakan teknik baca berulang-ulang dari sumber data
yang sama.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data
Novel Lima Cerita Karya Desi Anwar dikaji
menggunakan teori eksistensialisme Jean Paul Sartre. Peneliti
mendeskripsikan (fokus) yang terdapat pada novel Lima
Cerita. Data yang sudah didapatkan dari hasil penelitian,
selanjutnya akan dideskripsikan dalam bentuk table sebagai
berikut:
berdasar.
Mempraktikkan
kebiasaan baik
butuh disiplin dan
motivasi.
gurunya untuk
menerima kabar
buruk.
Menyelamatkannya
dari kekecewaan.
Ya, itu yang harus
dia lakukan. Sudah
sepantasnya. Lebih
baik Mrs Barnes
kecewa sekarang
dari pada nanti,
sesudah ujian,
ketika menyadari
murid
kesayangannya
mendapat “F”
dalam ujian Bahasa
Inggris.
menghadapi si
binatang buas. Tapi
pertama-tama dia
harus menemukan
cara
melakukannya.
kepadanya untuk
membentuk dan
menciptakan masa
kini, seperti apa
pun yang dia
inginkan.
9. Adela berkata
bahwa karena dia
bekerja lepas, dia
bisa liburan lebih
lama. Setidaknya
sampai dia
kehabisan baju.
memikirkan baik-
baik setiap
langkah, walau
tujuan akhirnya
belum jelas.
selamanya. Untuk
memastikan tak
ada yang bisa
memisahkan
mereka,
menyerukan janji
suci untuk selalu
bersama, dalam
sakit maupun
sehat, sampai mati
dan sesudahnya.
16 May LC/ST/Anwar,2019:279
. membayangkan
bahwa suatu hari
nanti dia akan
No Data Kodefikasi
menjadi Mama
juga, kalau bisa
dengan banyak
anak dengan nama-
nama panjang
eksotis, tak seperti
namanya.
Keterangan:
LC : Lima Cerita
ST : Subjektivitas tokoh
Penulis : Desi Anwar
Tahun terbit : 2019
Hal : Halaman
Keterangan:
LC : Lima Cerita
TJT : Tanggung Jawab Tokoh
Penulis : Desi Anwar
Tahun terbit : 2019
Hal : Halaman
3. la melakukannya LC/KT/
untuk menggangguku Anwar,2019:15
dan membuktikan
bahwa selama ini ia
benar. Bahwa ia
sebetulnya sudah
menetapkan pilihan
dan aku paenolak
mendengarkan.
Keterangan:
LC : Lima Cerita
KT : Kebebasan Tokoh
Penulis : Desi Anwar
Tahun terbit : 2019
Hal : Halaman
4. Ayah LC/MPT/
mengkhawatirkan Anwar,2019:13
apa yang mau Ayah
lakukan berikutnya
dalam hidup la suka
mengajar. Tapi,
usia pensiunku
No. Data Kodefikasi
makin dekat,
katanya. Aku
bilang, bukankah
Ayah sedang
menulis buku?
Membuat kamus?
Dan, bukankah usia
pensiun profesor
dinaikkan?
Ayah khawatir
pemberlakuan
peraturan itu bakal
terlambat baginya,
lalu ia bakal keburu
pensiun dan tidak
mengajar lagi.
Keterangan:
LC : Lima Cerita
MPT : Mengejar Pengalaman Tokoh
Penulis : Desi Anwar
Tahun terbit : 2019
Hal : Halaman
B. Pembahasan
Data yang telah diperoleh dari penelitian terhadap
novel Lima Cerita karya Desi Anwar akan dianalisis
menggunakan teori eksistensialisme untuk menemukan
eksistensialisme pada novel Lima Cerita karya Desi Anwar
A. Simpulan
Dari hasil kajian yang dilakukan oleh penulis
mengenai eksistensialisme pada novel Lima Cerita karya
Desi Anwar kajian eksistensialisme Jean Paul Sartre yang
diketahui melalui empat fokus yaitu subjektivitas tokoh,
tanggung jawab tokoh, kebebasan tokoh, dan mengejar
pengalaman tokoh pada novel Lima Cerita dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Subjektivitas tokoh pada novel Lima Cerita karya Desi
Anwar menunjukkan bahwa tokoh memiliki
subjektivitasnya masing masing untuk diterapkan di
kemudian hari seperti mendatangi tempat tempat, dan
memiliki rencana untuk melangkah ke dunia yang luas.
2. Tanggung jawab tokoh pada novel Lima Cerita karya
Desi Anwar menunjukkan adanya amanah yang harus
dilakukan oleh tokoh dan bertanggung jawab atas
dirinya pribadi. Tanggung jawab memberikan
pengetahuan, tanggung jawab pada pekerjaan yang
profesional.
3. Kebebasan tokoh pada novel Lima Cerita karya Desi
Anwar menunjukkan adanya rasa ingin memerdekakan
diri dalam segala tindakan. Memilih waktu, memilih
karier.
4. Mengejar pengalaman tokoh pada novel Lima Cerita
menjadikan tokoh memiliki rasa ingin tahu untuk meraih
banyak rasa, banyak harapan, dan keinginan di
kemudian hari.
B. Saran
Berdasarkan uraian hasil penelitian yang membahas
eksistensialisme pada novel Lima Cerita karya Desi Anwar
kajian eksistensialisme Jean Paul Sartre, peneliti memberikan
saran-saran antara lain:
1. Bagi peneliti sendiri supaya lebih memperkuat teori
eksistensialisme Jean Paul Sartre pada karya sastra Lima
Cerita sehingga lebih kritis dalam mengkaji analisis
Eksistensialisme yang terjadi dalam karya sastra.
2. Bagi para pembaca supaya penelitian ini digunakan
sebagai referensi dalam memahami eksistensialisme
pada karya sastra menggunakan teori eksistensialisme.
3. Bagi para meneliti selanjutnya untuk membahas lebih
kritis lagi mengenai eksistensialisme pada karya sastra
sehingga memberikan banyak referensi.
DAFTAR PUSTAKA
Halaman depan
Halaman belakang
Lampiran 2 Biografi Pengarang
BIOGRAFI PENGARANG