Unduh sebagai pdf atau txt
Unduh sebagai pdf atau txt
Anda di halaman 1dari 7

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : SITI WINDI YANTI

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 048745872

Kode/Nama Mata Kuliah : EKMA4159/Komunikasi Bisnis

Kode/Nama UPBJJ : 21/Jakarta

Masa Ujian : 2023/2024 Ganjil (2023.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
EKMA4159-1

NASKAH TUGAS MATA KULIAH


UNIVERSITAS TERBUKA
SEMESTER: 2023/2024 Ganjil (2023.2)

Fakultas : FE/Fakultas Ekonomi


Kode/Nama MK : EKMA4159/Komunikasi Bisnis
Tugas :2

No. Soal
1. Jelaskan komunikasi dalam budaya berkontek tinggi dan rendah

2. Jelaskan keterampilan apa saja yang diperlukan untuk menjadi anggota tim lintasbudaya

3. Jelaskan faktor yang harus kita perhatikan dalam berempati dengan orang lain

1 dari 1
Jawaban Tugas 2 EKMA4159/Komunikasi Bisnis

Soal No 1

Jelaskan komunikasi dalam budaya berkontek tinggi dan rendah?

Jawaban :

Konsep budaya berkonteks tinggi dan rendah adalah istilah yang diperkenalkan oleh Geert Hofstede,
seorang ahli budaya asal Belanda, untuk menggambarkan perbedaan dalam gaya komunikasi antara
berbagai budaya di seluruh dunia. Perbedaan ini memiliki dampak signifikan pada cara orang
berkomunikasi, menyampaikan informasi, dan berinteraksi. Berikut adalah penjelasan tentang
komunikasi dalam budaya berkonteks tinggi dan rendah:

Budaya Berkonteks Tinggi:

- Budaya berkonteks tinggi, seperti yang sering ditemukan di Asia Timur, Afrika, dan Amerika Latin,
didasarkan pada asumsi bahwa banyak informasi disampaikan secara tidak langsung melalui konteks
sosial, nilai, norma, dan sejarah budaya.

- Orang dalam budaya berkonteks tinggi cenderung mempercayai bahwa pesan harus dipahami dalam
konteks yang lebih luas, yang mencakup hubungan sosial, latar belakang, dan sejarah bersama.

- Komunikasi dalam budaya berkonteks tinggi mungkin cenderung lebih simbolis dan tidak eksplisit.
Orang cenderung menggunakan kode-kode yang tidak selalu jelas, dan pesan mungkin tidak selalu
diungkapkan dengan kata-kata.

- Dalam budaya berkonteks tinggi, penting untuk membaca ekspresi wajah, intonasi suara, dan bahasa
tubuh untuk memahami makna sebenarnya dari pesan yang disampaikan.

- Keharmonisan dalam hubungan sosial sangat penting dalam budaya berkonteks tinggi, dan konflik atau
kritik sering dihindari agar tidak merusak hubungan.

Budaya Berkonteks Rendah:

- Budaya berkonteks rendah, seperti yang sering ditemukan di negara-negara Barat, terutama Amerika
Utara dan Eropa, lebih fokus pada penyampaian informasi yang jelas, eksplisit, dan langsung.

- Orang dalam budaya berkonteks rendah cenderung lebih terbuka terhadap komunikasi verbal yang
eksplisit dan berusaha menyampaikan pesan dengan jelas dan langsung.

- Komunikasi dalam budaya berkonteks rendah lebih mengandalkan kata-kata yang ditulis atau
diucapkan. Orang cenderung kurang bergantung pada kode-kode sosial dan simbolik.

- Dalam budaya berkonteks rendah, kesalahan komunikasi sering dianggap sebagai kurangnya kejelasan
dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, pengungkapan pesan yang eksplisit sangat dihargai.
- Fokus dalam budaya berkonteks rendah adalah pada pengungkapan ide atau informasi yang tepat, dan
seringkali komunikasi lebih langsung, efisien, dan tumpuan pada kata-kata daripada pada konteks sosial.

Penting untuk diingat bahwa budaya berkonteks tinggi dan rendah adalah konsep yang
menggeneralisasi, dan tidak semua individu dari budaya tertentu akan mengikuti pola ini dengan ketat.
Selain itu, globalisasi dan interaksi antarbudaya telah mengaburkan batasan-batasan ini, dan banyak
orang sekarang terbiasa dengan berbagai cara berkomunikasi. Namun, pemahaman tentang perbedaan
ini dapat membantu dalam berinteraksi dengan orang dari berbagai latar belakang budaya dan
meminimalkan potensi kesalahpahaman dalam komunikasi antarbudaya.

Soal No 2

Jelaskan keterampilan apa saja yang diperlukan untuk menjadi anggota tim lintasbudaya

Jawaban :

Menjadi anggota tim lintasbudaya memerlukan sejumlah keterampilan dan kompetensi tertentu untuk
berhasil berkomunikasi dan berkolaborasi secara efektif dengan anggota tim yang berasal dari berbagai
budaya. Berikut adalah beberapa keterampilan yang diperlukan untuk menjadi anggota tim
lintasbudaya:

1. Kesadaran Budaya (Cultural Awareness): Memiliki pemahaman yang kuat tentang budaya Anda
sendiri serta budaya orang lain. Ini mencakup pemahaman tentang nilai-nilai, norma-norma, keyakinan,
dan praktik budaya.

2. Kemampuan Berempati (Empathy): Kemampuan untuk memahami dan merasakan perspektif dan
perasaan orang lain. Berempati dengan anggota tim yang mungkin memiliki pengalaman dan latar
belakang berbeda penting untuk membangun hubungan yang kuat.

3. Keterampilan Komunikasi Antarbudaya: Kemampuan untuk berkomunikasi dengan jelas dan efektif
dengan orang dari budaya yang berbeda. Ini melibatkan penguasaan komunikasi verbal dan nonverbal
yang sensitif terhadap perbedaan budaya.

4. Kemampuan Bahasa: Jika bekerja dalam tim internasional atau dengan orang-orang yang berbicara
dalam bahasa yang berbeda, kemampuan bahasa adalah aset yang sangat berharga. Menguasai bahasa
yang digunakan dalam tim dapat membantu meminimalkan kesalahpahaman.
5. Kemampuan Mendengarkan (Active Listening): Mendengarkan dengan seksama dan tanpa prasangka
kepada anggota tim lainnya adalah keterampilan penting. Hal ini membantu dalam pemahaman yang
lebih baik dan menghindari misinterpretasi.

6. Kemampuan Menyusun dan Menyampaikan Pesan (Message Composition and Delivery): Mampu
menyusun pesan dan informasi dengan cara yang tepat dan sensitif terhadap budaya orang lain adalah
keterampilan yang sangat penting.

7. Resolusi Konflik: Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola konflik yang mungkin timbul
sebagai akibat perbedaan budaya. Ini termasuk kemampuan untuk berkomunikasi secara konstruktif
dan mencari solusi bersama.

8. Fleksibilitas dan Adaptabilitas: Kemampuan untuk beradaptasi dengan perubahan dan situasi yang
mungkin berubah dalam konteks lintasbudaya. Fleksibilitas dalam berpikir dan bertindak dapat sangat
membantu dalam menghadapi tantangan yang muncul.

9. Pemahaman Bisnis Global: Jika tim bekerja dalam konteks bisnis internasional, pemahaman tentang
aspek bisnis global, termasuk etika bisnis internasional, hukum, dan praktik bisnis global, sangat penting.

10. Pemecahan Masalah: Kemampuan untuk menganalisis masalah secara kritis dan mencari solusi yang
sesuai dengan konteks budaya adalah keterampilan yang diperlukan.

11. Kesabaran: Memahami bahwa berkomunikasi dan berkolaborasi lintasbudaya mungkin


membutuhkan waktu ekstra dan kesabaran dalam membangun hubungan dan memecahkan masalah.

12. Kemampuan Menerima Umpan Balik (Feedback): Terbuka terhadap umpan balik dari anggota tim
dan bersedia untuk belajar dan berkembang adalah sikap yang sangat penting.

Memahami dan mengembangkan keterampilan-keterampilan ini dapat membantu Anda menjadi


anggota tim yang efektif dalam konteks lintasbudaya dan berkontribusi pada kesuksesan tim secara
keseluruhan. Ini juga akan meningkatkan kemampuan Anda untuk berinteraksi dengan individu dari
berbagai budaya dengan penghargaan dan rasa hormat.
Soal No 3

Jelaskan faktor yang harus kita perhatikan dalam berempati dengan orang lain

Jawaban :

Berempati dengan orang lain adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan,
pandangan, dan pengalaman orang lain. Ini melibatkan kemampuan untuk berempati dengan baik, dan
faktor-faktor berikut harus dipertimbangkan saat berempati dengan orang lain:

1. Kesadaran Diri (Self-Awareness): Sebelum Anda dapat berempati dengan orang lain, penting untuk
memiliki kesadaran diri yang baik tentang perasaan dan reaksi Anda sendiri. Ini membantu Anda
mengenali bagaimana pengalaman Anda sendiri dapat memengaruhi cara Anda berempati dengan
orang lain.

2. Kesadaran Emosional: Berempati melibatkan pemahaman dan pengenalan emosi yang mungkin
dirasakan oleh orang lain. Ini termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi berbagai jenis emosi, seperti
bahagia, sedih, marah, cemas, dan lain sebagainya.

3. Kemampuan Mendengarkan (Active Listening): Mendengarkan dengan seksama adalah faktor penting
dalam berempati. Ini berarti memberikan perhatian penuh pada orang yang berbicara, menghindari
interupsi, dan memahami pesan yang disampaikan.

4. Pemahaman Perspektif: Berempati juga melibatkan kemampuan untuk melihat dari perspektif orang
lain. Cobalah untuk melihat situasi dari sudut pandang mereka dan memahami latar belakang dan
pengalaman yang mungkin memengaruhi perasaan dan tindakan mereka.

5. Empati Aktif: Empati aktif adalah kemampuan untuk merasakan emosi orang lain dengan mendalam.
Ini melibatkan kemampuan untuk merasakan perasaan yang mungkin dirasakan oleh orang tersebut dan
merespon dengan pengertian dan empati.

6. Ketidakberpihakan (Non-Judgmental): Penting untuk tidak menghakimi orang lain ketika Anda
berempati. Hindari menilai atau mengkritik perasaan atau tindakan mereka. Ini menciptakan lingkungan
di mana orang merasa nyaman berbicara dengan Anda.
7. Kesabaran: Berempati memerlukan kesabaran. Orang mungkin tidak selalu langsung berbagi perasaan
atau pengalaman mereka. Berikan mereka waktu dan ruang yang mereka butuhkan.

8. Kepedulian dan Perhatian: Menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada orang lain adalah faktor
penting dalam berempati. Ini dapat membangun kepercayaan dan kenyamanan dalam berbagi
perasaan.

9. Komunikasi Empatis: Saat berbicara dengan orang lain, komunikasikan empati Anda dengan kata-kata
dan ekspresi wajah yang sesuai. Katakan bahwa Anda memahami perasaan mereka dan Anda bersedia
mendengarkan.

10. Kesediaan untuk Membantu: Berempati juga melibatkan kesediaan untuk memberikan dukungan
atau bantuan jika diperlukan. Tawarkan dukungan kepada orang yang merasa sedang kesulitan.

11. Kehormatan Privasi: Hormati privasi dan batas-batas orang lain. Tidak semua orang merasa nyaman
berbicara tentang perasaan mereka, dan itu adalah hak mereka untuk menjaga privasi mereka jika
mereka memilih untuk melakukannya.

12. Keterbukaan Terhadap Kebahagiaan Orang Lain: Berempati juga berarti merasa senang ketika orang
lain merasa senang. Jika seseorang merasakan kebahagiaan atau kesuksesan, tunjukkan kebahagiaan
dan dukungan Anda.

Berempati adalah keterampilan yang sangat berharga dalam hubungan sosial, baik dalam konteks
pribadi maupun profesional. Ini dapat memperkuat hubungan, membantu dalam konflik, dan
menciptakan lingkungan di mana orang merasa didengar dan dipahami.

Anda mungkin juga menyukai