Anda di halaman 1dari 3

Fakultas : Fakultas Ekonomi

Kode / Nama MK : EKMA4159/Komunikasi Bisnis


Tugas :2
Mahasiwa : Faishal Ali Romadhoni / 049866075

Jawaban No. 1
Komunikasi dalam budaya berkontek tinggi (high-context culture) dan rendah (low-context
culture) merujuk pada dua pendekatan yang berbeda dalam cara orang berkomunikasi dan
memahami pesan-pesan. Perbedaan ini dapat memengaruhi cara orang berinteraksi,
menyampaikan informasi, dan menafsirkan pesan. Berikut adalah penjelasan tentang kedua
budaya tersebut:

1. Budaya Berkontek Tinggi (High-Context Culture) :


 Dalam budaya berkontek tinggi, pesan-pesan tidak hanya disampaikan melalui kata-kata
yang diucapkan, tetapi juga melalui konteks situasional, ekspresi wajah, nada suara, dan
bahasa tubuh.
 Orang dalam budaya berkontek tinggi cenderung lebih bergantung pada hubungan
interpersonal, jaringan sosial, dan sejarah bersama dalam memahami pesan.
 Komunikasi lebih tidak langsung dan implisit, dengan asumsi bahwa anggota budaya
tersebut memiliki pemahaman yang sama tentang konteks dan latar belakangnya.
 Contohnya, dalam negara-negara Asia Timur seperti Jepang dan Korea, pesan seringkali
diungkapkan secara tidak langsung, dan keseluruhan situasi dan hubungan antara individu
seringkali lebih penting daripada kata-kata yang diucapkan.

2. Budaya Berkontek Rendah (Low-Context Culture) :


 Dalam budaya berkontek rendah, komunikasi lebih bersifat langsung dan eksplisit, dengan
penekanan yang lebih besar pada kata-kata yang diucapkan daripada pada konteks
situasional.
 Orang dalam budaya berkontek rendah cenderung mengandalkan informasi verbal yang
jelas dan langsung, serta menganggap penting untuk menyampaikan pesan dengan jelas dan
terinci.
 Hubungan antara individu seringkali lebih formal dan transaksional, dengan fokus pada
tugas dan hasil yang diinginkan.
 Contohnya, dalam budaya Barat seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa,
komunikasi seringkali lebih langsung dan fokus pada pertukaran informasi yang jelas dan
terinci.

Pemahaman tentang perbedaan antara budaya berkontek tinggi dan rendah penting dalam
konteks komunikasi lintas budaya, bisnis internasional, dan interaksi antarindividu dari latar
belakang budaya yang berbeda. Dengan memahami kecenderungan komunikasi dalam budaya
tertentu, individu dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam berkomunikasi secara efektif
dengan orang-orang dari budaya yang berbeda.
Jawaban No. 2
Menjadi anggota tim lintasbudaya membutuhkan keterampilan-keterampilan yang
memungkinkan seseorang untuk berinteraksi, berkolaborasi, dan bekerja sama dengan individu
dari latar belakang budaya yang berbeda. Berikut adalah beberapa keterampilan yang diperlukan
untuk menjadi anggota tim lintasbudaya:
1. Kesadaran Budaya (Cultural Awareness) :
Kemampuan untuk mengakui, memahami, dan menghargai perbedaan budaya, termasuk nilai-
nilai, norma-norma, dan kepercayaan yang mendasari perilaku individu dari budaya yang
berbeda.
2. Keterampilan Komunikasi Antarbudaya (Intercultural Communication Skills) :
Kemampuan untuk berkomunikasi dengan efektif dengan individu dari latar belakang budaya
yang berbeda, termasuk kemampuan mendengarkan dengan empati, mengekspresikan diri secara
jelas, dan memahami pesan secara kontekstual.
3. Keterbukaan dan Fleksibilitas (Openness and Flexibility) :
Kemampuan untuk menerima perbedaan dan beradaptasi dengan situasi yang berbeda, serta
memiliki sikap terbuka terhadap pengalaman dan perspektif baru.
4. Kemampuan Berempati (Empathy) :
Kemampuan untuk memahami dan merasakan pengalaman, emosi, dan sudut pandang individu
dari budaya yang berbeda, serta menunjukkan empati terhadap kebutuhan dan perasaan mereka.
5. Kemampuan Mengatasi Konflik (Conflict Resolution Skills) :
Kemampuan untuk mengelola konflik yang mungkin timbul akibat perbedaan budaya, termasuk
kemampuan untuk mendengarkan dengan sabar, mencari solusi yang saling menguntungkan, dan
menyelesaikan konflik secara konstruktif.
6. Kesadaran Diri (Self-Awareness) :
Kemampuan untuk mengenali dan memahami kekuatan, kelemahan, nilai-nilai, dan keyakinan
pribadi, serta bagaimana hal-hal tersebut dapat memengaruhi interaksi dengan individu dari
budaya yang berbeda.
7. Keterampilan Kolaborasi (Collaboration Skills) :
Kemampuan untuk bekerja sama dalam tim lintasbudaya, termasuk kemampuan untuk
bernegosiasi, membangun hubungan yang baik, dan mencapai tujuan bersama.
8. Penguasaan Bahasa Asing (Foreign Language Proficiency) :
Kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa asing dapat menjadi aset yang berharga dalam
kerja sama lintasbudaya, meskipun tidak selalu merupakan kebutuhan mutlak.

Dengan mengembangkan keterampilan-keterampilan ini, seseorang dapat menjadi anggota tim


lintasbudaya yang efektif dan berkontribusi secara positif dalam mencapai tujuan bersama, baik
dalam konteks bisnis internasional, proyek lintasbudaya, atau lingkungan kerja multikultural.
Jawaban No. 3
Berempati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan perasaan, pengalaman, atau
perspektif orang lain. Hal ini melibatkan kemampuan untuk menempatkan diri kita di posisi
orang lain dan merespons dengan pengertian dan kepedulian. Berikut adalah beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam berempati dengan orang lain:
1. Kesadaran dan Keterbukaan : Penting untuk memiliki kesadaran akan keberadaan orang
lain di sekitar kita dan keterbukaan untuk menerima dan memahami perasaan dan
perspektif mereka.
2. Kemampuan Mendengarkan Aktif : Mendengarkan dengan aktif artinya memberikan
perhatian penuh pada orang lain, menghargai apa yang mereka katakan, dan
menunjukkan minat yang tulus terhadap pengalaman atau perasaan mereka.
3. Menghindari Penilaian dan Asumsi : Berempati melibatkan menghindari membuat
penilaian atau asumsi tentang orang lain berdasarkan pengalaman atau latar belakang kita
sendiri. Sebaliknya, kita harus berusaha untuk memahami situasi mereka dari perspektif
mereka sendiri.
4. Menggunakan Bahasa Tubuh dan Ekspresi Wajah yang Sesuai : Bahasa tubuh dan
ekspresi wajah kita dapat memberikan sinyal penting tentang apakah kita peduli dan
memahami orang lain atau tidak. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan bahasa
tubuh yang sesuai dan menunjukkan empati.
5. Praktik Perspektif Berbagi : Berusaha untuk melihat dunia dari perspektif orang lain dan
menggali lebih dalam tentang pengalaman atau perasaan mereka dapat membantu kita
untuk lebih memahami dan merasakan apa yang mereka alami.
6. Menawarkan Dukungan dan Kepedulian : Berempati tidak hanya tentang memahami,
tetapi juga tentang menawarkan dukungan dan kepedulian kepada orang lain. Ini bisa
berupa kata-kata penghiburan, tindakan yang membantu, atau sekadar memberikan
kehadiran kita untuk mereka.
7. Pentingnya Empati Tindakan : Berempati tidak hanya tentang merasakan emosi orang
lain, tetapi juga tentang bertindak sesuai dengan empati tersebut. Ini dapat berarti
menawarkan bantuan, memberikan dukungan, atau melakukan apa pun yang dapat
membuat orang lain merasa lebih baik.
Dengan memperhatikan faktor-faktor ini, kita dapat mengembangkan kemampuan berempati
yang lebih baik dan menjadi lebih baik dalam berinteraksi dan berhubungan dengan orang lain.
Hal ini juga dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat dan lebih bermakna dengan
orang-orang di sekitar kita.

Anda mungkin juga menyukai