Anda di halaman 1dari 2

1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi bisnis ?

2. Parabahasa yang menunjuk pada unsur-unsur nonverbal suara dalam percakapan verbal
merupakan bagian dari tipe komunikasi nonverbal. Apa yang anda ketahui dan dapat
jelaskan tentang komunikasi nonverbal?
3. Penelitian Albert Mehrabian tentang dampak komunikasi. Komunikasi verbal hanya 7 %,
suara termasuk nada suara dan bunyi-bunyian 38 %, dan pesan nonverbal 55 %. Coba
anda jelaskan hubungan antara komunikasi verbal, komunikasi nonverbal, komunikasi
dalam budaya berkonteks tinggi dan berkonteks rendah.
4. Dalam praktik komunikasi bisnis antar budaya (KAB), ada sikap-sikap yang sesungguhnya
merupakan kendala/ hambatan akan berlangsungnya KAB yang menghargai perbedaan
budaya. Jelaskan dan beri contoh sikap-sikap tersebut.

Jawaban :

1. Komunikasi bisnis menurut Persing didefinisikan sebagai proses penyampaian arti dari
lambang atau kode-kode yang meliputi keseluruhan unsur yang ada hubungannya
dengan proses penyampaian dan penerimaan pesan, baik itu berbentuk verbal ataupun
berbentuk non verbal yang dilakukan di dalam organisasi yang membayar orang secara
bersama-sama untuk memproduksi dan memasarkan barang atau jasa untuk
memperoleh keuntungan. Menurut Persing (1981:108),
2. Menurut teori Antropologi, sebelum manusia berkomunikasi dengan kata-kata, mereka
telah menggunakan komunikasi non verbal dalam gerakan-gerakan tubuh. Bahasa tubuh
digunakan sebagai alat berkomunikasi dengan orang lain.

Beberapa contoh komunikasi non verbal seperti: sifat seseorang yang secara spontan
berubah dengan mengerutkan dahi, raut wajah yang berubah, atau mata yang berkedip-
kedip secara tidak kamu sengaja. Contoh lainya dari komunikasi non verbal adalah ketika
kamu mendapat berita yang gembira, bagaimana reaksi kamu mendengar berita itu?
Senang bercampur haru atau mungkin senang dan bahagia.

3. Ke Dua elemen Verbal dan non verbal yang sangat penting untuk mengkomunikasikan
perasaan dan sikap, khususnya ketika terjadi ketidakselarasan: jika kata dan bahasa
tubuh tidak sesuai, maka orang akan lebih condong percaya pada bahasa tubuh.
Ini menekankan bukan pada kasus bahwa elemen non verbal dalam segala pengertian
selalu membawa bongkahan pesan, seolah-olah seperti yang sering disimpulkan orang
selama ini.
Ketika menyampaikan suatu presentasi, sebagai contoh, materi berupa teks dari
presentasi disampaikan seutuhnya secara verbal, namun isyarat-isyarat non verbal
sangatlah penting dalam membawakan sikap pembicara berkenaan dengan ucapan yang
dia sampaikan, dalam hal ini lebih meyakinkan.
Sedangkan menurut komunikasi budaya konteks tinggi dan rendah adalah..
Dalam budaya konteks tinggi, komunikasi yang dilakukan cenderung kurang terbuka,
mereka menganggap konflik berbahaya pada semua jenis komunikasi (Samovar, Porter
and McDaniel, 2010, p.257). Bagi masyarakat yang menganut budaya ini, konflik
dipandang harus dihadapi dengan hati-hati. Beberapa negara yang tergolong menganut
budaya ini adalah Amerika Indian, Amerika Latin, Jepang, China, Afrika-Amerika, Korea,
termasuk Indonesia (Samovar, Porter and McDaniel, 2010, p.258).
Sedangkan komunikasi konteks rendah merupakan komunikasi yang mana jumlah
informasi lebih besar dari yang disampaikan. Atau, dalam komunikasi konteks rendah,
pesan verbal mengandung banyak informasi dan hanya sedikit yang tertanam dalam
konteks atau peserta (Samovar & Porter, 2010, p.257).
Contoh masyarakat konteks rendah adalah masyarakat Amerika yang lebih bergantung
pada perkataan yang diucapkan dibanding perilaku nonverbal untuk menyatakan pesan.
Beberapa negara yang tergolong menganut budaya konteks rendah adalah Jerman
Swiss, Skandinavia dan Amerika Utara (Samovar, Porter and McDaniel, 2010, p.258).

Sumber:
Samovar, L.A., Porter, R.E & McDaniel E.R. (2010). Komunikasi Lintas Budaya
(Communication Between Cultures) (Indri Margaretha Sidabalok, Trans.). Jakarta:
Penerbit Salemba Humanika

4. Sikap untuk menghadapi Hambatan dalam KAB


kita dapat dikatakan sukses menghadapu hambatan komunikasi antar budaya apabila kita
mempunyai kemampuan untuk merefleksikan dalam aspek dibawah ini :
 Social Competence : Kemampuan untuk membuat jaringan sosial, pandai bergaul
dan banyak temannya
 Openness to other ways of thinking : keterbukaan untuk menerima pikiran yang
berbeda dari dirinya
 Cultural Adaptation : Kemampuan seseorang menerima budaya baru
 Professional Excellence : Mempunyai kemampuan yang handal dalam bidang
tertentu
 Language Skill : Kemampuan mempelajari bahasa asing dengan tepat
 Flexibility : Kemampuan dalam penyesuaian diri sesuai dengan tuntutan keadaan
 Ability to work in team : Kemampuan dalam mengelola dan bekerjasama dalam
satu tim
 Self Reliance or independence : Percaya diri dan mandiri
 Mobility : Lincah dan wawasannya luas
 Ability to deal with stress : Mempunyai kemampuan untuk mengatasi stress
 Adaptability of the family : Keluarganya pandai menyesuaikan diri dengan
lingkungan baru
 Patience : Ulet dan sabar
 Sesivity : Peka terhadap sesuatu yang baru

Anda mungkin juga menyukai