Anda di halaman 1dari 11

Student Center for Learning Kimia

Minggu 3: Laju Reaksi Terintegrasi dan Persamaan Arrhenius

Hukum Laju Terintegrasi


● Hukum laju terintegrasi digunakan untuk menentukan konsentrasi zat
(reaktan) yang tersisa pada saat reaksi sudah berlangsung selama waktu
tertentu.
● Berikut adalah persamaan hukum laju terintegrasi sesuai orde reaksinya.

Orde 0 Orde 1 Orde 2

Hukum laju
diferensial

Grafik
konsentrasi vs
waktu

Hukum Laju [A] = -kt + [A]0 ln[A] = -kt + ln[A]0


Terintegrasi atau

plot garis lurus

waktu paruh
(t1/2)

Satuan k M/s s-1 M-1s-1


(tetapan laju)
Sumber: 5.7: Using Graphs to Determine Integrated Rate Laws - Chemistry
LibreTexts
Student Center for Learning Kimia

Contoh Soal

Reaksi A →B memiliki konstanta laju reaksi 1 x 10-5 s-1. Diketahui konsentrasi awal A
adalah 0,5 M. Hitunglah konsentrasi A setelah reaksi berjalan selama 1 jam!

Pembahasan Soal
https://youtu.be/GxpAeel5DnE

Teori Tumbukan Efektif

● Suatu reaksi dimungkinkan untuk terjadi jika tumbukan efektif antar partikel
terjadi.
● Tumbukan efektif antar partikel terjadi ketika energi aktivasi terlampaui dan
partikel bertumbukan dengan orientasi yang tepat.

Sumber: Collision Theory | A-Level Chemistry Revision Notes


(alevelchemistry.co.uk)

● Energi aktivasi adalah energi minimum yang harus “dilampaui” partikel agar
partikel tersebut dapat bereaksi.
Student Center for Learning Kimia

Sumber: 18.4: Potential Energy Diagrams - Chemistry LibreTexts

Contoh Soal

Buatlah sebuah diagram energi untuk sebuah reaksi eksotermik yang memiliki
energi aktivasi sebesar 255 kJ/mol! Berikan juga label “reaktan”, “produk”, dan “ΔH”
pada diagram energi tersebut!

Pembahasan
https://youtu.be/LSblSLYpIQU

Persamaan Arrhenius

● Hubungan antara nilai k, temperatur, dan energi aktivasi dapat dinyatakan


dalam sebuah persamaan yang disebut dengan persamaan Arrhenius:

𝐸𝑎
− 𝑅𝑇
𝑘 = 𝐴𝑒
dengan keterangan:
k = Konstanta laju reaksi
A = Faktor pra-eksponensial
Ea = Energi aktivasi
R = Tetapan gas ideal (biasa digunakan 8,314 J/K.mol)
T = Temperatur dalam Kelvin.

Contoh Soal

Suatu reaksi memiliki energi aktivasi sebesar 300 kJ/mol. Pada suhu 30℃, reaksi
tersebut memiliki nilai konstanta laju sebesar 0,01 s-1. Hitunglah nilai konstanta laju
reaksi tersebut pada suhu 100℃ (Diketahui R= 8,314 J/K.mol)
Student Center for Learning Kimia

Latihan Soal
- Kerjakan pada selembar kertas dengan sebaik-baiknya
- Jawaban wajib dikumpulkan pada asisten di akhir kelas sebagai bukti sudah
mengikuti SCL (bagi mahasiswa wajib SCL)

Mengaplikasikan Hukum Laju Terintegrasi

1. Sebuah reaksi kimia mengikuti hukum laju reaksi terintegrasi orde kedua. Jika
konsentrasi awal suatu reaktan adalah 0,1 M dan setelah 20 detik
konsentrasinya menjadi 0,05 M, tentukan konstanta laju reaksi.

Persoalan di atas dapat diselesaikan menggunakan persamaan terintegrasi


orde kedua.

2. Suatu reaksi kimia, memiliki konstanta laju sebesar 0,02 s-1. Jika konsentrasi
awal reaktan adalah 0,5 M, berapa konsentrasi reaktan setelah 100 detik?

Perhatikan satuan k pada soal di atas! Berdasarkan satuan k, dapat diketahui


reaksi mengikuti hukum laju orde satu sehingga persoalan di atas dapat
diselesaikan menggunakan persamaan terintegrasi orde pertama.
Student Center for Learning Kimia

3. Dekomposisi (penguraian) etana menjadi 2 radikal metil merupakan reaksi


berorde 1 dengan harga konstanta laju reaksi (k) adalah 5,5 x 10-4 s-1 pada 700
o
C. Waktu yang dibutuhkan etana untuk bereaksi 50% adalah … menit.

Waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi sebanyak 50% merupakan definisi


waktu paruh, sehingga dapat dihitung menggunakan persamaan waktu paruh.

4. Perhatikan reaksi hipotetik berikut.

A → 2B

Diketahui bahwa reaksi tersebut mengikuti hukum laju orde nol dengan laju
reaksi sebesar 0,015 M/s. Jika konsentrasi awal reaktan adalah 0,6 M, berapa
[B] yang terbentuk setelah 20 s?

Untuk menentukan [B] yang terbentuk, terlebih dahulu harus dihitung [A] yang
bereaksi selama 20 s. Pada reaksi orde 0, berlaku persamaan r = k[A]0,
sehingga nilai r = k = 0,015 M/s.

Setelah 20 s, [A] tersisa sebesar 0,3 M sehingga [B] terbentuk dapat


ditentukan menggunakan tabel berikut.

A → 2B

mula-mula 0,6 M -

reaksi -0,3 M +0,6 M

sisa 0,3 M 0,6 M

Maka [B] terbentuk setelah 20 s sebesar 0,6 M.


Student Center for Learning Kimia

Menentukan Hukum Laju Melalui Perbandingan Waktu Paruh


5. Eksperimen hidrolisis suatu ester menghasilkan data berikut ini.

t (menit) 4 8 12 16 20

[ester] (M) 0,44 0,288 0,22 0,176 0,144

Tentukan hukum laju reaksi hidrolisis ester tersebut beserta konstanta laju
reaksinya dengan satuan yang sesuai.

Penentuan hukum laju dapat dilakukan dengan membandingkan waktu paruh


pada [A]0 berbeda-beda.

Saat [ester] = 0,44 M dibutuhkan waktu 12-4 = 8 menit, untuk berubah


menjadi setengahnya (0,22 M).

Saat [ester] = 0,288 M dibutuhkan waktu 20-8 = 12 menit, untuk berubah


menjadi setengahnya (0,144 M).

Berdasarkan dua data di atas, dapat dilihat waktu paruh berbanding terbalik
dengan [A]0 sehingga dapat disimpulkan reaksi hidrolisis ester mengikuti
persamaan orde 2, dengan hukum laju r = k[ester]2.

1
Nilai k dapat diperoleh dengan memplotkan waktu terhadap [𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟]
, sehingga
diperoleh grafik berikut

Nilai k diperoleh dari nilai gradien yaitu, k = 0,2888 M-1.menit-1.


Student Center for Learning Kimia

6. Pada suhu kamar 30oC, gas SO2Cl2 dapat terdisosiasi menjadi gas SO2 dan
Cl2. Untuk mengamati laju reaksinya, ke dalam wadah dimasukkan gas SO2Cl2.
Diperoleh data sebagai berikut:

t (s) 0 60 120 180

P SO2Cl2 (kPa) 1384 692 346 173

Tentukan hukum laju disosiasi SO2Cl2 tersebut beserta konstanta laju


reaksinya dengan satuan yang sesuai.

Penentuan hukum laju dapat dilakukan dengan membandingkan waktu paruh


pada [A]0 berbeda-beda.

Saat P SO2Cl2 = 1384 kPa dibutuhkan waktu 60 s, untuk berubah menjadi


setengahnya (692 kPa).

Saat P SO2Cl2 = 692 kPa dibutuhkan waktu 120-60 = 60 s, untuk berubah


menjadi setengahnya (346 kPa).

Berdasarkan dua data di atas, dapat dilihat waktu paruh tidak dipengaruhi
oleh P0 sehingga dapat disimpulkan reaksi disosiasi SO2Cl2 mengikuti
persamaan orde 1, dengan hukum laju r = k P(SO2Cl2).

Nilai k dapat diperoleh dengan memplotkan waktu terhadap ln(P SO2Cl2),


sehingga diperoleh grafik berikut

Nilai k diperoleh dari nilai gradien yaitu, k = 0,116 s-1.


Student Center for Learning Kimia

Terdapat cara yang lebih mudah daripada membuat plot seperti di atas yaitu
dengan menggunakan persamaan berikut.

7. Perhatikan grafik untuk reaksi A → B pada suatu temperatur berikut:

Sumber: General Chemistry Resources | Chemical Kinetics


(hannah-lant.org)

a. Tentukan orde reaksi A.

Kita dapat menyelesaikan soal ini menggunakan persamaan regresi


linear.

1
𝑙𝑛[𝐴]𝑡 𝑣𝑠 𝑡 atau [𝐴]𝑡
𝑣𝑠 𝑡
Student Center for Learning Kimia

1
Karena nilai R2 yang paling mendekati 1 berada pada grafik [𝐴]𝑡
𝑣𝑠 𝑡,

maka reaksi A → B memiliki orde 2.


Student Center for Learning Kimia

b. Tentukan orde total reaksi.

Reaksi hanya memiliki 1 buah reaktan. Dengan demikian, berlaku:

Orde reaksi A = orde total reaksi.

Orde total reaksi adalah 2.

c. Tentukan nilai konstanta laju reaksi pada temperatur dimana


eksperimen dilakukan.

Nilai konstanta laju reaksi dapat dilihat dari gradien persamaan garis
lurus yang didapatkan.

𝑦 = 0, 1263𝑥 + 2, 1505
−1 −1 −3 −1 −1
𝑘 = 0, 1263 𝑚𝑀 𝑠 = 0, 1263 𝑥 10 𝑀 𝑠

d. Tentukan konsentrasi A pada detik ke-137.

Dengan memasukan nilai x sebagai 137 pada persamaan


𝑦 = 0, 1263𝑥 + 2, 1505, maka akan didapatkan nilai y sebesar
1
19,4536. Nilai ini adalah nilai [𝐴]𝑡
. Dengan demikian, konsentrasi A
1
pada detik ke -137 adalah 19,4536
= 0, 05140 𝑚𝑀.

e. Tuliskan hukum laju reaksi.

−3 −1 −1 2
v = 0, 1263 𝑥 10 𝑀 𝑠 [𝐴]
Student Center for Learning Kimia

Aplikasi Persamaan Arrhenius


8. Sebuah reaksi kimia memiliki konstanta laju reaksi k = 0,02 s-1 pada suhu 300
K dan k = 0,05 s-1 pada suhu 350 K. Tentukan energi aktivasi reaksi tersebut.

9. Suatu reaksi isomerisasi (pengubahan gugus fungsi) suatu senyawa organik


dilakukan pada suhu ruang (25oC). Reaksi tersebut berlangsung lebih lambat
10 kali lipat, jika reaksi tersebut dilakukan pada 𝑇 = 10°𝐶. Hitung nilai energi
pengaktifan reaksi isomerisasi tersebut.

Pada suhu 10 oC, reaksi berlangsung 10 kali lebih lambat dibandingkan pada
𝑟(10℃) 1
suhu 25 oC sehingga dapat dikatakan 𝑟(25℃)
= 10
. Laju reaksi sebanding
𝑘(10℃) 1
dengan nilai k, maka dapat dituliskan 𝑘(25℃)
= 10
. Selanjutnya besarnya
energi aktivasi dapat dihitung menggunakan persamaan Arrhenius.

Anda mungkin juga menyukai