Hadi Rusadi 051198807 T3 MKWU4101.683
Hadi Rusadi 051198807 T3 MKWU4101.683
NIM: 051198807
Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada tempat
yang telah disediakan:
1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan
manusia cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan
hati (tawadzu’).
َّوِلَيْع َلَم اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َاَّنُه اْلَح ُّق ِم ْن َّرِّبَك َفُيْؤ ِم ُنْو ا ِبٖه َفُتْخ ِبَت َلٗه ُقُلْو ُبُهْۗم َو ِاَّن َهّٰللا َلَهاِد اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاٰل ى ِص َر اٍط
ُّم ْسَتِقْيٍم
Artinya : dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa Al-Qur'an
itu benar dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya.
Dan sesungguhnya, Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus.
2. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS
Al-Hajj/22: 54!
Ada tiga rangkaian yang tidak terpisahkan, ilmu pengetahuan, iman yang kokoh
dan hati yang tunduk. Dalam Islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling
berkait. Artinya bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang
kokoh, dan sebagai bukti bahwa iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu
tunduk (kepada kebenaran yang bersumber dari petunjuk Allah SWT). Inilah
trilogi yang tidak terpisahkan sehingga budaya akademik yang ingin dibangun
oleh Islam bukan sekedar menjadikan manusia cerdas, tetapi juga manusia yang
selain cerdas juga memiliki kehangatan iman yang disertai kerendahan hati
(tawadzu')
Sebuah tradisi akademis yang hanya mengasah kecerdasan otak maka hanya akan
melahirkan robot-robot yang tidak memiliki empati terhadap sesama. Sebaliknya
budaya akademis yang terlalu menitik beratkan pembangunan keimanan dengan
mengesampingkan rasionalitas akan melahirkan manusia-manusia yang gagap
bahkan gagal menghadapi tantangan zaman. Juga sebaliknya orang-orang yang
cerdas akalnya, kokoh : imannya, tetapi tidak disertai kerendahan hati hanya akan
melahirkan manusia-manusia tinggi hal yang tidak peduli terhadap sekelilingnya.
Maka” budaya akademik yang ingin dibangun oleh Al-Qur'an adalah yang
menggabungkan ketiganya.
Dari ayat tersebut terlihat bahwa Islam menuntut kepada manusia untuk
mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam setiap tindakannya. Inilah yang dalam
era modem sering disebut dengan budaya akademik. Termasuk dalam konteks ini
Islam tidak mentolerir tindakan pemaksaan dan anarkisme dalam mengajak
manusia menuju jalan Allah. Yang harus dilakukan adalah dengan pendekatan
rasional dengan cara yang bijak.
ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ُك ْم َاْن ُتَؤ ُّد وا اَاْلٰم ٰن ِت ِآٰلى َاْهِلَهۙا َو ِاَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َاْن َتْح ُك ُم ْو ا ِباْلَع ْد ِل ۗ ِاَّن َهّٰللا ِنِعَّم ا َيِع ُظُك ْم ِبٖه ۗ ِاَّن
َهّٰللا َك اَن َسِم ْيًع ۢا َبِص ْيرًا
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو َاِط ْيُعوا الَّرُسْو َل َو ُاوِلى اَاْلْم ِر ِم ْنُك ْۚم َفِاْن َتَناَز ْعُتْم ِفْي َش ْي ٍء َفُر ُّد ْو ُه ِاَلى ِهّٰللا
َو الَّرُسْو ِل ِاْن ُكْنُتْم ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخْيٌر َّو َاْح َس ُن َتْأِوْياًل
2. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59!
Dari dua ayat di atas para ulama kemudian merumuskan tentang konsep politik
yang diajarkan oleh Islam (Al-Qur’an). Konsep tersebut meliputi empat macam:
a. Kewajiban untuk menunaikan amanah.
b. Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil.
c. Perintah taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri.
d. Perintah untuk kembali kepada Al-guran dan as-Sunnah.
َك َم ٓا َاْر َس ْلَنا ِفْيُك ْم َر ُسْو اًل ِّم ْنُك ْم َيْتُلْو ا َع َلْيُك ْم ٰا ٰي ِتَنا َو ُيَز ِّك ْيُك ْم َو ُيَع ِّلُم ُك ُم اْلِكٰت َب َو اْلِح ْك َم َة َو ُيَع ِّلُم ُك ْم َّم ا َلْم َتُك ْو ُنْو ا َتْع َلُم ْو َۗن
3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam
QS An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah
al-hanîf.
Artinya : siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas
berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi
kesayangannya
2. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’
(4): 125 tersebut!
al-Din yang sering diterjemahkan dengan agama secara kebahasaan berarti
hubungan antara dua pihak di mana yang pertama mempunyai kedudukan lebih
tinggi dari yang kedua. Menurut Al-Raghib, Al-Mufradat, seluruh kata yang
menggunakan huruf-huruf dal, ya’ dan nun seperti dain yang berarti utang atau
dina yadinu yang berarti menghukum atau taat, kesemuanya menggambarkan
adanya dua pihak yang melakukan interaksi seperti yang digambarkan di atas.
Juga ungkapan ( الاقره في ا لدينTidak ada paksaan dalam din/agama) yang terdapat
dalam surat al-Bagarah (2): 256. Kata al-Din tersebut mengisyaratkan agama
dalam pengertiannya yang paling luas, yang mencakup aspek-aspek praktis dari
amalan ibadah serta muamalah, maupun ajaran-ajaran agama.
َم اَك اَن ِاْبٰر ِهْيُم َيُهْو ِد ًّيا َّو اَل َنْص َر اِنًّيا َّو ٰل ِكْن َك اَن َحِنْيًفا ُّم ْس ِلًم ۗا َو َم ا َك اَن ِم َن اْلُم ْش ِر ِكْيَن
Artinya : Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi Dia adalah seorang yang lurus(201) lagi berserah diri (kepada Allah) dan
sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.
4. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67 tersebut?
Secara etimologis al-hanif berarti “condong dari kesesatan kepada istigamah”
bentuk jamaknya adalah hunafa’, Kemudian arti tersebut berkembang menjadi
“Orang yang condong kepada kebenaran, kepada Allah, kepada tauhid. Dengan
begitu al-hanafiyyat merupakan kumpulan kecenderungan yang terdapat dalam
fitrah manusia. Artinya, fitrah manusia merupakan himpunan dari kecenderungan-
kecenderungan kepada kebenaran dan kepada (agama) Allah.