Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Unduh sebagai docx, pdf, atau txt
Anda di halaman 1dari 4

Tugas 3.

Pendidikan Agama Islamn

Nama: Hadi Rusadi

NIM: 051198807

Bacalah soal berikut dengan cermat, kemudian saudara jawab dan diunggah pada tempat
yang telah disediakan:
1. Budaya akademik yang ingin dibangun oleh Islam, bukan sekedar menjadikan
manusia cerdas, tetapi juga manusia yang memiliki kekuatan iman dan kerendahan
hati (tawadzu’).

1. ayat dan terjemah QS Al-Hajj/22: 54!

‫َّوِلَيْع َلَم اَّلِذ ْيَن ُاْو ُتوا اْلِع ْلَم َاَّنُه اْلَح ُّق ِم ْن َّرِّبَك َفُيْؤ ِم ُنْو ا ِبٖه َفُتْخ ِبَت َلٗه ُقُلْو ُبُهْۗم َو ِاَّن َهّٰللا َلَهاِد اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا ِاٰل ى ِص َر اٍط‬
‫ُّم ْسَتِقْيٍم‬

Artinya : dan agar orang-orang yang telah diberi ilmu, meyakini bahwa Al-Qur'an
itu benar dari Tuhanmu lalu mereka beriman dan hati mereka tunduk kepadanya.
Dan sesungguhnya, Allah adalah pemberi petunjuk bagi orang-orang yang
beriman kepada jalan yang lurus.

2. Jelaskan keterkaitan ilmu pengetahuan, iman, dan hati yang tunduk menurut QS
Al-Hajj/22: 54!
Ada tiga rangkaian yang tidak terpisahkan, ilmu pengetahuan, iman yang kokoh
dan hati yang tunduk. Dalam Islam ketiganya tidak boleh dipisahkan dan saling
berkait. Artinya bukti seseorang memiliki pengetahuan adalah imannya yang
kokoh, dan sebagai bukti bahwa iman tersebut adalah kokoh maka hatinya selalu
tunduk (kepada kebenaran yang bersumber dari petunjuk Allah SWT). Inilah
trilogi yang tidak terpisahkan sehingga budaya akademik yang ingin dibangun
oleh Islam bukan sekedar menjadikan manusia cerdas, tetapi juga manusia yang
selain cerdas juga memiliki kehangatan iman yang disertai kerendahan hati
(tawadzu')
Sebuah tradisi akademis yang hanya mengasah kecerdasan otak maka hanya akan
melahirkan robot-robot yang tidak memiliki empati terhadap sesama. Sebaliknya
budaya akademis yang terlalu menitik beratkan pembangunan keimanan dengan
mengesampingkan rasionalitas akan melahirkan manusia-manusia yang gagap
bahkan gagal menghadapi tantangan zaman. Juga sebaliknya orang-orang yang
cerdas akalnya, kokoh : imannya, tetapi tidak disertai kerendahan hati hanya akan
melahirkan manusia-manusia tinggi hal yang tidak peduli terhadap sekelilingnya.
Maka” budaya akademik yang ingin dibangun oleh Al-Qur'an adalah yang
menggabungkan ketiganya.

3. iskan ayat dan terjemah Q.S. Al-Baqarah/2: 111!

ۗ ‫ُقْل َهاُتْو ا ُبْر َهاَنُك ْم ِاْن ُكْنُتْم ٰص ِدِقْيَن‬


Artinya :Katakanlah, “Tunjukkan bukti kebenaranmu jika kamu orang yang
benar.”

4. Jelaskan pengertian budaya akademik menurut Q.S. Al-Baqarah/2: 111!


Bukti kebenaran yang diminta oleh ayat tersebut bukan untuk kepentingan Allah
karena Allah tidak perlu bukti apapun atas apa yang dilakukan manusia. Bukti
tersebut diminta oleh Allah untuk manusia, karena yang perlu bukti adalah
manusia. Kesan yang dapat ditangkap dari ayat tersebut adalah jangan sampai
manusia menyangkut prinsip-prinsip kehidupannya hanya mendasarkan kepada
klaim-klaim yang tidak berdasar, melainkan harus didasarkan kepada bukti yang
jelas hasil dan pemikiran yang rasional dan obyektif

Dari ayat tersebut terlihat bahwa Islam menuntut kepada manusia untuk
mengedepankan rasionalitas ilmiah dalam setiap tindakannya. Inilah yang dalam
era modem sering disebut dengan budaya akademik. Termasuk dalam konteks ini
Islam tidak mentolerir tindakan pemaksaan dan anarkisme dalam mengajak
manusia menuju jalan Allah. Yang harus dilakukan adalah dengan pendekatan
rasional dengan cara yang bijak.

2. Prinsip-prinsip dalam kehidupan politik dijelaskan langsung dalam QS An-Nisaa’/4:


58-59 dan tugas amanah bagi siapa saja yang memegang kekuasaan politik dijelaskan
dalam QS Al-Baqarah/2:151.

1. Tuliskan ayat dan terjemah QS. An-Nisaa’/4: 58-59

‫ِاَّن َهّٰللا َيْأُم ُر ُك ْم َاْن ُتَؤ ُّد وا اَاْلٰم ٰن ِت ِآٰلى َاْهِلَهۙا َو ِاَذ ا َح َك ْم ُتْم َبْيَن الَّناِس َاْن َتْح ُك ُم ْو ا ِباْلَع ْد ِل ۗ ِاَّن َهّٰللا ِنِعَّم ا َيِع ُظُك ْم ِبٖه ۗ ِاَّن‬
‫َهّٰللا َك اَن َسِم ْيًع ۢا َبِص ْيرًا‬
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْٓو ا َاِط ْيُعوا َهّٰللا َو َاِط ْيُعوا الَّرُسْو َل َو ُاوِلى اَاْلْم ِر ِم ْنُك ْۚم َفِاْن َتَناَز ْعُتْم ِفْي َش ْي ٍء َفُر ُّد ْو ُه ِاَلى ِهّٰللا‬
‫َو الَّرُسْو ِل ِاْن ُكْنُتْم ُتْؤ ِم ُنْو َن ِباِهّٰلل َو اْلَيْو ِم اٰاْل ِخ ِۗر ٰذ ِلَك َخْيٌر َّو َاْح َس ُن َتْأِوْياًل‬

Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada


yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaikbaiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha mendengar lagi Maha melihat (58). Hai orang-orang yang beriman, taatilah
Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu
berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-
guran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan
hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya
(59).

2. Sebutkan empat konsep dasar kehidupan politik menurut QS. An-Nisaa’/4: 58-59!
Dari dua ayat di atas para ulama kemudian merumuskan tentang konsep politik
yang diajarkan oleh Islam (Al-Qur’an). Konsep tersebut meliputi empat macam:
a. Kewajiban untuk menunaikan amanah.
b. Perintah untuk menetapkan hukum dengan adil.
c. Perintah taat kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri.
d. Perintah untuk kembali kepada Al-guran dan as-Sunnah.

3. Tuliskan ayat dan terjemah QS. Al-Baqarah/2: 151!

‫َك َم ٓا َاْر َس ْلَنا ِفْيُك ْم َر ُسْو اًل ِّم ْنُك ْم َيْتُلْو ا َع َلْيُك ْم ٰا ٰي ِتَنا َو ُيَز ِّك ْيُك ْم َو ُيَع ِّلُم ُك ُم اْلِكٰت َب َو اْلِح ْك َم َة َو ُيَع ِّلُم ُك ْم َّم ا َلْم َتُك ْو ُنْو ا َتْع َلُم ْو َۗن‬

Artinya: Sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu)


Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-
ayat Kami kepada kamu dan mencucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-
kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui.

4. .Jelaskan secara ringkas amanah-amanah mendasar bagi pemegang kekuasaan


politik menurut QS. Al-Baqarah/2: 151!
Dalam ayat tersebut jelas diungkapkan bahwa tugas Nabi SAW sebagai pemegang
kekuasaan politik saat itu di Madinah dan di samping seorang Rasul, di antaranya
adalah untuk mencerdaskan umat dan membangun mental Spiritual sehingga
menjadi pribadi-pribadi yang tangguh yang pada gilirannya diharapkan dapat
menunaikan tugas-tugas kekhalifahan manusia di muka bumi yaitu membangun
bumi yang makmur untuk kemaslahatan bersama.
Bertolak dari pandangan di atas kita mendapat gambaran yang cukup jelas bahwa
amanat yang dipikul oleh orang-orang yang memegang kekuasaan politik tidaklah
ringan. Karena di samping dua tugas tersebut yang juga tidak kalah pentingnya
adalah amanat yang berkaitan dengan usaha membangun tata sosial yang lebih
menyejahterakan. Dalam Islam inilah hikmah terbesar yang terkandung dalam
ajaran membayar zakat yaitu, kemakmuran hendaklah tidak hanya dinikmati
segelintir orang melainkan dapat didistribusikan kepada setiap warga yang
memang membutuhkan. Dan yang diberi wewenang untuk mengatur itu semua
adalah pemegang kekuasaan politik.
Dalam konteks inilah agama kembali memberikan dorongan kepada siapa saja
yang hendak dan atau memegang kekuasaan politik untuk selalu memperhatikan
dan membangun sebuah sistem yang dapat menjamin kemaslahatan semua warga
atau rakyat yang telah memberikan amanat kepadanya. Inilah yang kemudian
dirumuskan dalam poin selanjutnya yaitu perintah untuk menetapkan hukum
dengan adil Inilah yang akan dibahas dalam tulisan di bawah ini.

3. Agama Islam sesuai dengan fitrah interaksi manusia sebagaimana dijelaskan dalam
QS An-Nisaa’ (4): 125 melalui istilah al-Dîn dan QS. Ali Imran (3): 67 melalui istilah
al-hanîf.

1. ayat dan terjemahan QS An-Nisaa’ (4): 125!


‫َو َم ْن َاْح َس ُن ِد ْيًنا ِّمَّم ْن َاْس َلَم َو ْج َهٗه ِهّٰلِل َو ُهَو ُم ْح ِس ٌن َّو اَّتَبَع ِم َّلَة ِاْبٰر ِهْيَم َحِنْيًفاۗ َو اَّتَخ َذ ُهّٰللا ِاْبٰر ِهْيَم َخ ِلْياًل‬

Artinya : siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas
berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti
agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi
kesayangannya

2. Sebutkan dengan pihak mana saja fitrah interaksi manusia pada QS An-Nisaa’
(4): 125 tersebut!
al-Din yang sering diterjemahkan dengan agama secara kebahasaan berarti
hubungan antara dua pihak di mana yang pertama mempunyai kedudukan lebih
tinggi dari yang kedua. Menurut Al-Raghib, Al-Mufradat, seluruh kata yang
menggunakan huruf-huruf dal, ya’ dan nun seperti dain yang berarti utang atau
dina yadinu yang berarti menghukum atau taat, kesemuanya menggambarkan
adanya dua pihak yang melakukan interaksi seperti yang digambarkan di atas.
Juga ungkapan ‫( الاقره في ا لدين‬Tidak ada paksaan dalam din/agama) yang terdapat
dalam surat al-Bagarah (2): 256. Kata al-Din tersebut mengisyaratkan agama
dalam pengertiannya yang paling luas, yang mencakup aspek-aspek praktis dari
amalan ibadah serta muamalah, maupun ajaran-ajaran agama.

3. Tuliskan ayat dan terjemahan QS. Ali Imran (3): 67!

‫َم اَك اَن ِاْبٰر ِهْيُم َيُهْو ِد ًّيا َّو اَل َنْص َر اِنًّيا َّو ٰل ِكْن َك اَن َحِنْيًفا ُّم ْس ِلًم ۗا َو َم ا َك اَن ِم َن اْلُم ْش ِر ِكْيَن‬

Artinya : Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan
tetapi Dia adalah seorang yang lurus(201) lagi berserah diri (kepada Allah) dan
sekali-kali bukanlah Dia Termasuk golongan orang-orang musyrik.

4. Apakah yang dimaksud dengan al-hanafiyyat pada QS. Ali Imran (3): 67 tersebut?
Secara etimologis al-hanif berarti “condong dari kesesatan kepada istigamah”
bentuk jamaknya adalah hunafa’, Kemudian arti tersebut berkembang menjadi
“Orang yang condong kepada kebenaran, kepada Allah, kepada tauhid. Dengan
begitu al-hanafiyyat merupakan kumpulan kecenderungan yang terdapat dalam
fitrah manusia. Artinya, fitrah manusia merupakan himpunan dari kecenderungan-
kecenderungan kepada kebenaran dan kepada (agama) Allah.

Anda mungkin juga menyukai